Anda di halaman 1dari 105

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN


TEMATIK MUATAN BAHASA INDONESIA
TEMA 4 DI KELAS II MIN 1 ENDE

Oleh :
ASMIRAN, S.Pd

BIDANG STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim,
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT) Pada Pembelajaran Tematik Muatan Bahasa Indonesia
Tema 4 Di Kelas II MIN 1 Ende”
Proposal penelitian tindakan kelas ini kami susun untuk memenuhi salah
satu tugas Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makasar Tahun 2022. Dalam penyususnan proposal
penelitian tindakan kelas ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah mebantu sehingga penulisan in selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal tindakan kelas ini jauh
dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mebangun dari
semua pihak selalu penulis harapkan.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 3

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 5

A. Model Pembelajaran...................................................................... 5

1. Pengertian model pembelajaran ........................................... 5

2. Model pembelajaran kooperatif ........................................... 6

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together ............................................................................... 7

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered head Together ..................................................... 8

B. Hasil Belajar .................................................................................. 8

1. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 8

2. Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar ........................................ 10

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar............. 12

iii
4. PembelajaranTematik ......................................................... 12

a. Pengertian Pembelajaran tematik ................................ 12

b. Karakteristik Pembelajaran tematik ............................ 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 14

A. Rancangan Penelitian ....................................................................... 14

B. PelaksanaanPenelitianTindakan Kelas ............................................... 18

C. Pengumpulan Data .............................................................................. 20

D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 21

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 21

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................... 25

A. Deskripsi PTK .................................................................................... 25

B. Analisis Data ...................................................................................... 53

C. Pembahasan ........................................................................................ 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 59

A. Kesimpulan ......................................................................................... 59 .

B. Saran ................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 61

LAMPIRAN ................................................................................................................... 63

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan dan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik.
Keberhasilan proses belajar mengajar dalam pendidikan dipengaruhi oleh
berbagai aspek pendukung. Selain guru dan siswa sebagai pemeran utama dalam
proses belajar mengajar penerapan strategi pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran juga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran tersebut. Pengelolaan
kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan
pembelajaranpun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Dalam
proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa
penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara
tepat dan penuh arti.
strategi pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran
tertentu yang diterapkan di dalam sebuah kelas agar tujuan atau kompetensi dari hasil
belajar yang diterapkan dapat tercapai secara efektif dan efesien. Dalam proses
belajar mengajar, guru dan strategi pembelajaran sangat berperan penting guna untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai, khususnya dalam pembelajaran TEMATIK kelas
rendah. Untuk itu, guru harus menguasai model yang baik dan mampu memilih
strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan konsep mata pelajaran yang
disampaikan, penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajara sangat perlu karena
untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
optimal.
Salah satu alternatif pengembangan strategi pembelajaran adalah
menerapkan pembelajaran kooperatif dimana siswa akan belajar secara
berkelompok dan semua siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung
jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama
baiknya. Dalam karya ilmiah ini strategi pembelajaran yang ingin penulis terapkan
ialah strategi pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu
1
salah satu strategi pembelajaran dimana para siswa akan bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5orang pada setiap kelompok yang
bertujuan untuk saling membantu dalam mempelajari dan menjawab materi yang
berkaitan.
Penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
menuntut siswa berperan aktif selama proses pembelajarn dimana siswa akan
berinteraksi dengan siswa lainnya. Siswa tidak hanya menerima materi yang
disajikan oleh pendidik, akan tetapi siswa akan berusaha memahami sendiri
dengan cara bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya untuk mencari
jawaban atas suatu pertanyaan atau tentang materi yang berkaitan yang sedang
diajarkan oleh pendidik.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang penulis lakukan di kelas
II Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ende pada saat proses belajar mengajar berlangsung,
menunjukkan bahwa pada pembelajaran tematik masih menggunakan metode
pembelajaran ceramah yang disertai dengan tanya jawab. Dalam proses pembelajaran
terlihat bahwa siswa memiliki minat yang rendah terhadap pembelajaran tematik. Hal
ini diketahui dari aktifitas siswa selama proses pelajaran berlangsung dan hasil
belajar siswa yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal. Selama proses
pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang aktif dan belum mampu untuk
mengeluarkan ide-ide mereka, sehingga mereka hanya dapat mendengarkan dan
menerima penjelasan dari guru. Sebagian siswa sibuk sendiri dengan teman
sebangkunya serta bermain-main ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa
juga tidak bertanya saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, sehingga guru
sulit mengetahui apakah siswanya sudah paham atau belum terhadap materi yang
diberikan. Hal ini mengakibatkan berkurangnya keinginan siswa untuk mengikuti
pembelajaran TEMATIK yang mengakibatkan menurunnya prestasi siswa yang
dapat dilihat melalui hasil belajar siswa.
Dengan demikian, berdasarkan observasi rendahnya partisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ende.
disebabkan beberapa faktor, yaitu:
1. Kurangnya media pendukung proses pembelajaran.
2. Strategi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa hanya
menerima apa yang disampaikan dan tidak berperan aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung.
2
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang mampu meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran, upaya yang dapat dilakukan adalah
menerapkan suatu model pembelajaran, salah satunya yaitu model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran NHT adalah suatu model
pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab
atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima
antara satu dengan yang lainnya (Susanto, 2014, hlm.227).
Dalam proses belajar mengajar siswa menjadi tujuan utama yang harus
diperhatikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Berhasil atau tidaknya
pembelajran bergantung pada guru dan cara guru tersebut menyampaikan materi.
Oleh sebab itu, penerapan media yang tepat akan sangat membantu keberhasilan
pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di
atas, penulis ingin melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT) Pada Pembelajaran Tematik Muatan Bahasa Indonesia Tema 4 di Kelas II
MIN 1 Ende.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka penelitian ini berfokus pada
penggunaan strategi pembelajaran Numbered head together (NHT) pada
pembelajaran Tematik muatan Bahasa Indonesia dalam meningkatkan prestasi
belajar pada siswa kelas II MIN 1 Ende.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu
peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan. Uraian latar belakang masalah
tersebut dapat penulis rumuskan sebagai berikut : Bagaimana peningkatan Hasil
belajar siswa kls II MIN 1 Ende dengan menggunakan strategi pembelajaran
Numbered Heads Together pada pembelajaran TEMATIK (muatan Bahasa
Indonesia) ?

3
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini sebagai berikut : Untuk mengetahui Peningkatan hasil belajar
siswa kelas II setelah menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads
Together.

E. Manfaat penelitian
1. Secara Teoritis
Dari penelitian tersebut, diharapkan dapat mengungkap bagaimana
proses penetapan strategi pembelajaran di II MIN 1 Ende, sehingga hasil
penelitian tersebut memberikan sumbangan baru dalam bidang Pembelajaran
Tematik (Muatan Bahasa Indonesia).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan menambah Khasanah pemikiran dan pengetahuan
penulis dalam bidang penerapan strategi pembelajaran dalam bidang
pendidikan.
b. Bagi Guru
1. Guru dapat memperoleh wawasan serta gambaran baru mengenai strategi
pembelajaran number head together.
2. Dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
3. Proses belajar mengajar semakin menyenangkan.
4. Meningkatkan kualitas dan kreatifitas guru dalam pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1. Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan yang
berkaitan dengan strategi.
2. Sebagai bahan refrensi, masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam
melakukan supervisi agar kegiatan belajar mengajar lebih optimal dan
hasil belajar siswa meningkat.
3. Menciptakan kerjasama antara peneliti dengan sekolah untuk kemajuan
sekolah dalam bidang Pendidikan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran
1. Pengertian model pembelajaran
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus
mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai
ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Model pembelajaran
memiliki berbagai definisi, salah satunya dapat dilihat dari penjelasan di bawah
ini.
Model pembelajaran adalah landasan praktis pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operational di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan juga sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan
memberi petunjuk kepada guru di kelas. ( Agus Suprijono.2010, hal, 45-46)
Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupun tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan di gunakan, termasuk pula di
dalam nya tujuan-tujuan, tahap-tahap dalam kegiatan, lingkungan dalam
pembelajaran, dan terakhir pengelolaan kelas. (Agus Suprijono, 2010, hal 46)
Joice dan Well mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu pola
atau rencana yang sudaah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
pada pembelajaran dikelasnya.
Menurut Nur M dalam Trianto (2007:6), model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yaitu sebagai berikut :
a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pengembagannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilakukan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran ini dapat
tercapai.
5
Dengan adanya berbagai bentuk model pembelajaran diharapkan guru dapat
memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan
diajarkan kepada siswa, sehingga dengan model pembelajaran yang tepat proses
pebelajaran dapat tercapai.
2. Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan
kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri
dari 3 sampai 5 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
(Abdul Majid, 2013, hal 174).
Fase Pembelajaran Kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran dan memotivasi pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa
siswa belajar
Fase 2 Guru menyampikan informasi kepada siswa
Menyampaikan informasi baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks
Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan siswa membentuk kelompok belajar dan membetu
dalam kelompok-kelompok setiap kelompok agar melakukan perubahan
belajar yang efisian
Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membantu dan membimbing pada saat mereka mengerjakan tugas
kelompok dalam bekerja dan
belajar
Fase 5 Guru mengetes kemampuan materi siswa dan
Evaluasi mengevaluasi hasil belajar siswa atau kelompok
atau mempersetasikan hasil kerjanya
Fase 6 Guru memberikan cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar kelompok atau
individu

6
Pada hakikatnya kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru.Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap
lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menyiapkan tugas dan pertanyaan-
pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah tersebut.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together


Model pembelajaran Numbered Head Together merupakan bagian dari
model pembelajaran kooperatif learning. Teknik numbered head together ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993). Teknik ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat. Selain itu pula, teknik ini juga mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini merupakan pembelajaran
yang dapat dilakukan dengan teknik games atau pemberian kuis kepada
peserta. Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Number Heads Together)
menurut Lie (Yulianni 2008: 14), adalah suatu teknik yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat. Adapun langkah-langkah dan teknik belajar mengajar
Numbered Heads Together, yaitu:
a. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan pelajaran dengan membuat Rencana
Pelaksaan Pembelajaran (RPP), lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b. Pembentukan Kelompok
Guru memberi nomor kepala pada siswa yang dikelompokan yang
beranggotakan 4 sampai 5 orang.
c. Diskusi Masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagi LKS kepada setiap siswa sebagai
bahan uang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap siswa berpikir bersama
untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. Pertanyaan dapat
bervariasi dari spesifik sampai yang bersifat umum.
1. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
7
2. Memberi kesimpulan
3. Memberikan penghargaan

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered head


Together
Setiap pembelajaran yang menggunakan model, pendekatan dan metode,
atau teknik, tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan. Begitu juga dengan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togetether. Dari beberapa
keterangan dapat diinformasikan bahwa yang menjadi kelebihan dan kelemahan
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan :
a. Setiap pesrta didik menjadi siap semua
b. Dapat melakukan diskusi dalam kelompoknya dengan sungguh-sungguh
c. Siswa dapat mengajari teman nya yang belum bisa
d. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.
e. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka.
2. Kekurangan :
a. Ada kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru .(Anita Lie,
2002 hal.61)

B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran.
Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan
belajar.
Menurut gegne dan driscoll(1988: 36) di dalam buku ekawarna
(2010:40) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa
(learner‟s performance).
Dick dan Reiser (1998:11) mengemukakan bahwa hasil yaitu kemapuan-
kemampuan yang dimilik siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri
8
atas empat macam , yakni : pengetahuan,keterampilan intelektual, keterampilan
motorik dan sikap. (Ekawana, 2010, hal 41)
Menurut Arikunto (1990:102) di dalam buku Ekawarna. (2010:41) yang
dimaksud hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Hasil belajar merupakan perubahan pada tingkah laku yang diukur dalam
bentuk sikap keterampilan dan pengetahuan untuk memperoleh suatu hasil dalam
proses pembelajaran yang dicapai dengan baik. Dalam kegiatan nelajar mengajar
disekolah anak yang berhasil mencapai tujuan secara instruksional itu berarti
telah mengalami perubahan lewat pengetahuan dan keterampian yang telah
disalurkan oleh peserta didik.
Karena hasil belajar siswa berbeda-beda sesuai tingkat kemampuannya.
Maka peranan guru sangat strategis untuk memacu anak dalam memahami materi
pembelajaran melalui penggunaan media atau metode yang tepat sesuai dengan
materi yang disampaikan sehingga hasil belajarnya lebih maksimal.
Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan siswa setelah menerima proses interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar dapat diketahuai kegiatan evaluasi
yang bisa membuktikan data yang menunjukan kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Berdasarkan tujuan
dan ruang lingkupnya, Tes hasil belajar dapat digolongkan ke dalam jenis
penelitian sebagai berikut :
a) Tes formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
b) Tes sumatif. Penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diadakan selama satu
semester. Atau satu tahun pelajaran, tujuannya adalah untuk menetapkan
tingkat taraf kbeerhasilan belajar siswa dalam satu priode belajar tertentu.
Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun
peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah (Djamaran, 2002, hal
120).

9
Dengan melihat data yang terdapat dalam format pembelajaran dan
presesnsi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut, dapat
diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

2. Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar


a.) Fungsi Penilaian Hasil Belajar
1) Alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan instruksional atau tujuan
pembelajaran.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajarsiswa,strategi
mengajar guru dan lain-lain.
3) Sebagai dasar dalam menyususn kemajuan belajar siswa pada wali
murid.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-niaiprestasi yang dicapainya.
b.) Tujuan Penilaian Hasil Belajar
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau pelajarn
yang ditempuhnya. Dengan hal tersebut guru dapat menegtahui posisi
kemampuan siswa sibandingkan siswa lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di
sekolah, yaitu seberapa efektif dalam mengubah tingkah laku siswa
kearah tujuan pembelajaran yang diinginkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penelitian, yaitu perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program endidikan dan pengajaran serta
strategi pelaksanaanya.
4) Sebagai pertanggungjawaban dari sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan yang dimaksud
meliputi pemerintah, masyarakat, dan wali murid (Hasbullah, 1996,
hal.04)
Menurut (Benyamin S.Bloom Dalam Nana Sudjana, 2011, hal, 22)
Mengklasifikasikan hasil belajar ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah ini menjadi objek dalam hasil belajar,
adapun penjabaran mengenai tiap ranah antara lain sebagai berikut :
10
1. Ranah kognitif
Kognitif merupakan subtaksonomi yang mengungkap kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat “pengetahuan” sampai ke tingkat “evaluasi”.
Tujuan dari ranah kognitif sendiri berorientasi kepada kemampuan berfikir,
mencakup kemampuan intelekutal yang lebih sederhana, yaitu
kemampuan mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah dan
menuntut siswa untuk menghubungkan serta menggabungkan gagasan,
metode, atau prosesdur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut. Dari ketiga ranah yang disebutkan, ranah kogitif menjadi
ranah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. (Nana
Sudjana,2011, hal. 22-23)
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, sehingga
sukar dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sulit dibandingkan dengan
hasil belajar ranah kognitif. Karakteristik ranah afektif yang penting
diantaranya mencakup watak prilaku sepeti sikap, minat, konsep diri, nilai dan
moral yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatau.
(Mimin haryati 2008, hal. 38-40)
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik merupakan suatu kawasan yang berorientasi pada
keterampilan motorik yang berkaitan dengan anggota tubuh, atau
tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
(Martinis Yamin 2003, hal. 37)
Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Tujuan-tujuan psikomotorik adalah tujuan-tujuan yang banyak
berkenaan dengan aspek keterampilan motorik atau gerak dari peserta didik.
(Iskandar dan Dadang Sunendar, 2001, Hal. 205)
Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk aspek psikomotorik
dimana kebanyakan siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

11
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar ada dua macam yaitu :
a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang
sedang belajar.
1) Faktor Jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan faktor tubuh.
2) Faktor Psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat bakat,
motivasi, kematangan, dan kesepian.
3) Faktor kelelahan yang dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang
belajar.
1) Keadaan keluarga berupa cara orangtua mendidik, relasi anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan perhatian
keluarrga.
2) Keadaan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan fasilitas pendukung
lainya.
3) Keadaan masyrakat mencakup kegiatan dalam masyarakat, teman
bergaul, dan lingkungan teteangga.

4. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memnungkinkan
siswa, baik secara individu maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistic, bermakna dan
autentik.
Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang terpadu yang
menggunakan pendekatan autentik yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
(Rusman 2013,hal. 254)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai pelajaran
12
kedalam satu tema yang disesuaikan dengan perkembangan siswa. Isi atau
muatan materi pembelajaran tematik dihubungkan dengan pengalaman siswa
secara langsung sehingga pembelajaran lebih kontekstual dengan dunia nyata.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Anak didik sebagai pusat pembelajaran
Anak didik sebagai pelaku utama pendidikan, seua arah dan tujuan
pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan anak didik, sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi yang dibutuhkan minat
motivasinya.
2. Memberikan pengalaman langsung
Anak didik diharapkan mengalami sendiri proses pembelajaran dan
persiapan sampai produknya. Hal demikian hanya terjadi bilamana anak
didik dihadapkan pada situasi yang nyata yang tidak lain adalah
lingkungan anak didik sendiri.
3. Menghilangkan batas pemisah antar mata pelajaran
Sesuai dengan karakter pembelajaran tematik yang teringrasi maka
pemisahan atara berbagai mata pelajaran menjadi tidak jelas. Mata
pelajaran disajikan dalam satu unit atau tema, dan dalam satu unit atau
mengandung banyak mata pelajaran, dalam arti bahwa satu unit atau tema
ditinjau dari berbagai porspektif mata pelajaran.
4. Flkesibel (Huwes)
Pembelajaran tematik terpadu dilakukan dengan menghubung-hubungkan
antar pengetahuan yang satu dengan yang lain, atau menghubungkan
antara pengalaman yang satu dengan yang lain, bahkan menghubung-
hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengalaman dan
sebaliknya.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. (Nursalam 2003, hal, 81).
Hal itu juga dikatakan oleh Sarwono (2006) desain penelitian bagaikan
sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan
tidak mempunyai pedoman yang jelas.
Desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau
classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan terhadap perilaku dan tindakan muncul di dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dilaksanakan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, serta untuk memahami aspek-
aspek yang berkenaan dengan peserta didik dan lingkungan yang ada di
sekitar kelas. Bukan pada input kelas (silabus, materi dan lain-lain) atau
output (hasil belajar). Penelitian tindakan kelas (PTK) harus tertuju atau
mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas. (Suharsimi, Suhardjono,
Supardi, 2012, hal. 58).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentuk penelitian
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
(Salahudin, 2011, hal, 227). Menurut Wiriatmaja Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan
kondisi praktik belajar mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri,
mereka dapat mencoba sebuah gagasan

14
perbaikan dalam praktik pembelajaran, dan melihat pengeruh nyata dari
upaya perbaikan tersebut. Dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action
Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Ada
tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu : Penelitian,
Tindakan, dan Kelas (Rukaesih, 2016, hal, 172-173). Ada tiga pengertian
yang dapat diterangkan yaitu :
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan
atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas, ada tujuan penyerta yang
dapat dicapai sekaligus berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan
selama proses penelitian tindakan kelas (PTK) berlangsung.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda-beda, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan,
Refleksi.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas II MIN 1 Ende, Kab. Ende,
Provinsi Nusa tenggara Timur pada pembelajaran Tematik (Muatan Bahasa
Indonesia) menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Head Together). Adapun siswa yang akan menjadi subjek
penelitian berjumlah 25 orang.
3. Waktu Lamanya Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 pekan sejak sejak mulai kegiatan
persiapan hingga pelaksanaan tindakan, dengan rincian sebagai berikut :

15
a. Refleksi awal dari hasil investigasi terhadap kelas yang menjadi subyek
PTK. Pada kegiatan ini peneliti melaksanakan studi dokumentasi dan
wawancara.
b. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 06 Desember 2022
c. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2022
d. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2022
e. Analisis data dilaksanakan ssetelah selesai dilaksanakan semua siklus
yaitu sampai siklus III
f. Pelaporan disusun pada akhir siklus III
4. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas II MIN 1 Ende, Kab. Ende,


Provinsi Nusa tenggara Timur, alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga
didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
a) Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga
maupun efisien waktu.
b) Situasi sosial, sebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki
lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan
pihak sekolah sehingga mendapatkan izin secara informal pada tahun
ajaran 2022/2023 Semester Ganjil.
5. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini di desain untuk dua siklus dimana
masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, refleksi, dan. dalam penelitian ini direncanakan sebanyak tiga
siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Siklus satu terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kemudian pada siklus
ke II tidak beda jauh dengan siklus pertama prosenya pun sama
kemudian dilaksanakan ujian siklus I dab II. Hasil pengamatan dan
refleksi pada siklus I dan II diadakan perbaiakan/pengamatan proses
pembelajaran siklus III. Dengan melaksanakan perencanaan kembali,
pelaksanaan pengamatan dan refleksi selanjutnya melakukan ujian pada
siklus III, yang mana dari ketiga siklus tersebut telah menunjukan hasil
belajar yang meningkat. Sehingga meningkatkan keterampilan menulis

16
deskripsi pada siswa. Prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
Siklus pertama dalam penelitian kelas ini terdiri dari tiga
pertemuan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
atau observasi dan refleksi .
a) Perencanaan
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan
penelitian tindakan kelas (PTK), antara lain:
1) Penelitian melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan di sampaikan kepada siswa
melalui model kooperatif tipe numbered head together (NHT)
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Membuat lembar observasi guru dan siswa
4) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian
tindakan kelas
5) Menyususn alat evaluasi pembelajaran
b) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan adalah yang dilakukan secara sadar dan terkendali,yang
merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Dalam
proses pembelajaran dalam tindakan siklus pertama ini dalah
proses pembelajaran dikelas melalui model kooperatif tipe
numbered head together
c) Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar
siswa,serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi
dalam mengimplementasikan pmbelajaran yang dilakasanakan
saat implementasi berlangsung, dalam hal ini
Peneliti sebagai observer dan guru sebagai pengajar. Pengamatan
yang dilakukan adalah :
1) Hasil belajar siswa
2) Keaktifan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
3) Lingkungan kegiatan pembelajarsan
17
d) Refleksi
Refleksi adalah memikirkan sesuatu, refleksi merupakan analisis
hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus I,
dalam tahap ini data- data yang diperoleh direfleksi untuk melihat
apakah hasil yang dicapai sudah memenuhi kriteria keberhasilan
penelitian atau belum.
Kekekrangan-kekurangan dalam siklus ini akan diperbaiki pada
tahap selanjutnya
b. Siklus II
Pada siklus II ini juga terdiri empat kali pertemuan melalui tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut:
1) Perencanaan
Dimana peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan
hasil refleksi pada siklus pertama.
2) Pelaksanaan
Tindakan dimana melaksanakan pembelajaran berdasarkan
rencana pembelajaran hasil refleksi berdasarkan siklus pertama
dengan pembelajaran pada tema menyayangi tumbuhan dan
hewan.
3) Pengamatan dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap
aktivitas pembelajaran.
4) Refleksi
Yaitu upaya melihat kembali mengorganisasi, kembali
menganalisis, kembali mengklarifikasi dan kembali
mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.
c. Pada siklus III pada dasarnya dilakukan sama dengan siklus 1 dan
siklus II, hanya diadakan perbaikan-perbaikan untuk menutupi
kelemahan atau kekurangan pada siklus I dan siklus II.
B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilaksanakan selama Tiga siklus, mulai dari tanggal 06 Desember
2022 hingga 26 Desember 2022. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan
dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus II dan Hasil refleksi siklus II
digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus III.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
18
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, sebelum melakukan penelitian,
penulis terlebih dahulu melakukan beberapa persiapan awal, yaitu:
a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum
melaksanakan penelitian adalah melakukan observasi setelah mengurus
surat observasi.
b. Menyusun kisi-kisi untuk instrumen penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik.
e. Setelah instrumen penelitian dan RPP disusun, langkah selanjutnya adalah
melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan uji coba di
kelas yang akan digunakan untuk penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahapan kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengadakan tindakan di
kelas. Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut: Melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik Tema Hidup Bersih dan Sehat.
3. Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Pada
tahap ini, dilakukan kolaborasi antara peneliti dan observer untuk mengisi
lembar observasi aktivitas siswa. Observasi atau pengamatan merupakan
upaya pengambilan informasi. Dalam kegiatan observasi peneliti
menggunakan sarana utama indera penglihatan. Untuk mengetahui apakah
proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan skenario yang telah
disusun bersama, perlu dilakukan evaluasi. Selain itu juga bertujuan untuk
mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan.
4. Tahap Refleksi
Setelah tahapan pelaksanaan kegiatan berhasil dilakukan, tahapan selanjutnya
adalah mengolah hasil penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan, yaitu:
a. Menganalisis data lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, aktifitas
mengajar guru dan hasil belajar siswa. Pada setiap siklusnya dengan
menggunakan uji statistik
b. Melakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian berdasarkan
hasil statistik yang telah dilakukan. Pada tahap ini peneliti beserta guru
19
menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan sehingga dapat diketahui kekurangan yang ada pada siklus I.
Hasil analisis ini kemudian akan digunakan untuk merencanakan tindakan
pada siklus II dan Siklus III.
C. Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan adalah alat bantu yang dipilih dan digunkan oleh
penelitian dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Berdasarkan definisi tersebut suatu tehnik berfungsi menjaring data-data
hasil penelitian. Teknik pengumpulan data memegang peranan yang sangat
strategis dan penting dalam menetukan kualitas suatu penelitian karena validitas
atau keabsahan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh mutu atau
validitas instrument yang digunakan. Data berikut adalah penjelasan mengenai
teknik pengumpulan data.
a) Catatan lapangan adalah bahwa catatan yang tertulis merupakan sesuatu
yang di dengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data. Kegunaanya adalah untuk memperoleh gambaran
konkrit tentang kejadian dilapangan. untuk mengetahui seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran di pergunakan untuk melakukan
pengamatan terhadap perubahan hasil belajar siswa serta mendiskripsikan
proses pembelajaran yang dilakukan.
b) Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan
pembelajaran. Wawamcara dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.adapun maksud
mengadakan wawancara antara lain, untuk mengkonstruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
tentang situasi social ( Iskandar 2012, hal, 217)
c) Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting dan berguna bagi
sumber data, bukti,informasi kealamiahan yang sukar di peroleh, sukar
ditemukan dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh
pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Dokumen ini dipergunakan
untuk mencatat informasi-informasi yang bersifat ilmiah.
20
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih
baik, lebih cermat dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. (Arikunto
2010, hal, 203) Dalam penelitian ini alat yang digunakan dalam mengumpulkan
data antara lain sebagai berikut :
a. IPD Observasi : Menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur
tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tematik di kelas
b. IPD Wawancara : Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap tentang pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Togerher.
c. IPD Tes : menggunakan lembar kerja atau butir soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.
d. IPD Dokumentasi : menggunakan lembar hasil pengamatan, silabus, RPP

E. Teknik Analisis Data


Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution di dalam
Sugiyono, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan
hasil penelitian. Namun dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan
selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Sugiyono
(2012, hal.336).
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan, maka penelitiakan melanjutkan pertanyaan
berikutnya sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data yang dianggap
kredibel. Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono, mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam
penelitian ini analisis dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek
kegiatan penelitian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
21
mengajar juga membutuhkan data yakni hasil, adakah peningkatan minat
masing-masing siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran oleh peneliti, pada
data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (2014, hal, 17)
menyebutkan bahwa teknik analisis data dalam peneltian kualitatif meliputi :
1. Pengumpulan Data
Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis.Langkah ini melibatkan
transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan
atau memilah-milah dan menyusun data tersebut kedalam jenis-jenis
yang berbeda tergantung pada sumber informasi.
2. Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tak perlu dan mengorganisasikan data-data
yang telah di reduksi memberikan gambaramn yang lebih tajam tentang
hasil pengamatan menjadi tema.
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik, network, cart, atau
grafis. Pada penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, tabel, bagan dan hubungan antar kategori. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, dan tersusun sehingga
akan semakin mudah dipahami.
4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verivication)
Kesimpulan merupakan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila
tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan
berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil
observasi aktifitas siswa pada hasil observasi dapat dihitung melalui :
Persentase respon siswa= x 100%
Dimana: A = Proporsi siswa yang memilih (aktif ) B =
Jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian:
1 = kurang baik
2 = cukup baik
22
3 = baik
4 = baik sekali
5 = Sangat baik sekali
Hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut
Trianto (2011, hal. 63) :
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Sedangkan Hasil belajar Siswa diberikan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sebagai berikut :
KKM ≤ 73 = Tidak Tuntas
KKM ≥ 73 = Tuntas

Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada


masing masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan (Asep Jihad dan
Abdul Haris 2008, hal, 166)
Keterangan:
B = Jumlah Butiran dijawab dengan Benar
N = Banyak Butiran Soal Nilai.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus Nana
Sudjana (2009, hal.109):
Keterangan:
Σx : Jumlah semua nilai siswa
Σn : Jumlah siswa
X : Nilai rata-rata

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan keberhasilan penelitian
tindakan ini ditandai adanya perubahan kearah perbaikan, baik terkait dengan
suasana belajar dan pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut, untuk memberikan
makna terhadap keberhasilan setelah pelaksanaan digunakan kriteria evaluasi bersifat
absolute nya itu suatu tindakan dibandingkan dengan standar minimal yang telah
ditentukan. Apabila hasil tindakan sesuai dengan standar minimal yang telah
23
ditentukan, maka tindakan dinyatakan berhasil dengan baik. (Djamarah dan Zain
1996, hal, 22). Adapun standar minimal yang ditentukan adalah 70% dari jumlah
siswa dapat mengikuti proses belajar dengan baik dan telah mencapai nilai rata-rata
kelas 80.

24
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi PTK
Penelitian ini dilasanakan pada tanggal 06 Desember 2022. Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu pertemuan,
dimana satu pertemuan pemberian tindakan selama proses pembelajaran siklus
setiap pertemuannya terdiri dari 4x35 menit. Tindakan pembelajaran yang
dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Setelah
melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan
tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dikelas II Madrasah
Ibtidaiyah Negeri ( MIN) Ende.
1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan pembelajaran yang
dimulai pada tanggal 06 Desember 2022. Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan
yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanan Siklus I
Pada Tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu : menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang tema 4 Hidup Bersih dan Sehat
sub tema 1 Hidup Bersih dan Sehat di rumah yang akan dipelajari dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, menyusun dan
mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan, mempersiapkan lembar
observasi keterlaksanaan proses pembelajaran, dan mempersiapkan
lembar wawancara.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang
akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tahap pelaksanaan siklus I. Pelaksanaan tindakan penelitian

25
dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakan untuk
mengukur hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan
selama 4x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan tema 4 Hidup Bersih dan
Sehat sub tema 1 Hidup Bersih dan Sehat di rumah. Berikut ini deskripsi
pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 06 Desember 2022 pada pukul
07.30. Materi yang akan disampaikan adalah Bahasa Indonesia dan
Matematika.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran Guru memberi salam dan mengajak salah
satu siswa untuk memimpin doa. (PPK-Kualitas Karakter Religius
dan Kualitas Karakter Mandiri). Guru mengkondisikan siswa dan
mengecek kehadiran siswa dan memeriksa kerapihan pakaian. (PPK-
Kompetensi Kreatif dan Strategi pembelajaran). Siswa diberi
pertanyaan apersepsi (menunjukkan gambar kegiatan Dayu di sekolah
melalui slide power point) “Dan motivasi untuk semangat belajar
dalam meraih cita-cita dan menjaga kesehatan. (PPK-Kualitas
Karakter Integritas, PPK Literasi Digital ). Guru menyampaikan
tema dan tujuan pembelajaran serta skenario pembelajaran secara
umum (termasuk tata cara penggunaan model pembelajaran NHT).
(PPK-Kompetensi Komunikasi)
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang heterogen. (PPK-
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(2) Siswa diberi nomor kepala sesuai model pembelajaran yang
digunakan. Setiap anggota dalam satu kelompok diberi nomor
kepala yang berbeda. Misalnya, kelompok 1, diberi nomor kepala
nomor 1 sampai 5. (PPK-Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis)
(3) Siswa diberi kartu respon untuk memberi tanggapan terhadap
jawaban yang dipresentasekan
(4) Siswa mengamati isi teks yang dibacakan berkaitan dengan
lingkungan sehat di sekolah dengan bahasa lisan (dapat dibantu
26
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman)
secara disampaikan oleh guru dengan mengamati slide power
point di layar yang telah disediakan. (PPK Literasi Digital-
Penerapan TPACK-Memahami materi pembelajaran)
(5) Siswa diberi pertanyaan oleh guru dan LKPD Kegiatan 1 tentang
menganalisis teks yang berkaitan dengan lingkungan sehat di
sekolah dengan bahasa lisan. (PPK-Penerapan TPACK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(6) Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan
yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(7) Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk melaporkan hasil
pengamatan sederhana tentang lingkungan sehat menggunakan
bahasa Indonesia Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa lain
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(8) Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. ( PPK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(9) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi bangun datar
berdasarkan banyak sisi, sudut, dan titik sudut. . (PPK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(10) Siswa mengerjakan LKPD Kegiatan 2 dan menjawab
pertanyaan guru tentang materi bangun datar berdasarkan banyak
sisi, sudut, dan titik sudut. (PPK-Penerapan TPACK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(11) Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang
pertanyaan yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).

27
(12) Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk menjawab
pertanyaan. Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa lain
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(13) Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa.
(PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
(14) Siswa dibagikan Instrumen Penilaian (Muatan Bahasa
Indonesia) yang dikerjakan secara mandiri.
c) Penutup
(1) Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah
dilakukan. (PPK-Kualitas Karakter Gotong Royong)
(2) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. (PPK-Kualitas karakter mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
(3) Siswa mengerjakan soal – soal penilaian harian yang diberikan
oleh guru. PPK-Kompetensi karakter mandiri, Kompetensi
kreatifitas).
(4) Menyampaikan pesan moral dan kesan serta tindak lanjut dan
menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya. (PPK-Kualitas
karakter mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(5) Siswa memimpin doa dan memberikan salam. (PPK-Kualitas
karakter religius)
c. Hasil Observasi
Tabel 4.1
Hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT Siklus I
No. Indikator atau aspek yang dinilai Skor
Berbuat sesuatu untuk memahami materi
1 pelajaran dengan penuh keyakinan
a. Berlatih (misalnya mencoba sendiri soal- 2
soal pelajaran dengan penuh keyakinan)
b. Berfikir Kreatif (misalnya) mencoba
28
memecahkan masalah – masalah pada latihan
soal yang mempunyai variasi berbeda dengan 2
contoh yang diberikan).
c. Berfikir kritis (misalnya mampu menemukan
kejanggalan, kelemahan, atau kesalahan yang 3
dilakukan orang lain dalam menyelesaikan
soal atau tugas)
Mempelajari, dan mengamati sendiri bagaimana
memperoleh situasi pengetahuan. 2
a. Membangun pengetahuannya sendiri
berdasarkan pengalamannya
b. Melakukan pengamatan atau penyelidikan 2
c. Membaca dengan aktif ( missal dengan pena
ditangan untuk menggaris bawahi atau 3
membuat catatan kecil pada buku
2 pembelajaran)

Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas


yang diberikan oleh guru kepadanya .
a. Mengerjakan segala sesuatu tugas yang 3
diberikan guru dengan kemampuannya.
3 b. Mampu menyelesaikan permasalahan- 3
permasalahan soal yang diberikan oleh
guru padanya. 3
c. Tidak meminta bantuan dan mencontek
siswa lainnya.
Belajar dalam kelompok
a. Mengeluarkan pendapat dengan baik dan 2
percaya diri.
b. Mencari tahu tentang materi pembelajaran
yang belum diketahui oleh kelompoknya 2
secara berkelompok.
4 c. Menanggapi materi yang sedang dipelajari 2
menurut pemahamannya
d. Bekerja sama dalam kelompok untuk 3
membuat soal atau mengajukan masalah
e. Mendengar pendapat orang lain 3
Mencoba sendiri konsep- konsep tertentu
a. Aktif dalam menyelesaikan soal-soal 2
beberapa konsep tertentu
b. Menggali pengetahuannya untuk menemukan 3
konsep-konsep yang sedang dipelajari
5 c. Secara aktif terlibat langsung dalam proses 2
pembelajaran
29
Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan
dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau
6 penampilan.
a. Siswa mampu mengulas kembali materi yang 3
sudah dipelajari dengan baik dan benar
b. Mampu mengeluarkan hasil pikiran dan
penemuannya melalui penampilannya 3
didepan kelas
c. Mampu mempersentasikan secara lantang 3
didepan kelas
Jumlah 51
Rata-Rata (%) 2.55%

Keterangan :
1. : Sangat Kurang Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Sebagaimana ditunjukan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa Hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran tematik sedikit mengalami peningkatan
yaitu mendekati cukup baik yaitu dengan presentase rata-ratanya 2,55%,
namun masih terdapat beberapa kekurangan yaitu berfikir kritis (misalnya
mampu menemukan kejanggalan, kelemahan, atau kesalahan yang dilakukan
orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas), selain itu siswa juga kurang
dapat dalam bekerja sama dalam kelompok untuk membuat soal atau
mengajukan masalah.

Tabel 4.2
Hasil observasi aktivitas mengajar guru dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Siklus I)
No. Fase Tingkah Laku Guru Skor
Orientasi siswa a. Guru memasuki kelas tepat 4
1 kepada masalah waktu
b. Guru menjelaskan tujuan 4
pembelajaran.
c. Guru memotivasi siswa agar 4
30
terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yangdipilih.
d. Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan 3
pengamatan terhadap fenomena
yang terkait dengan KD
yang akan dikembangkan
Menanya dan a. Guru membantu siswa 4
2 Memunculkan untuk mendefinisikan tugas
Masalah belajar yang berhubungan dengan
masalah.
b. Guru mendorong siswa untuk
merumuskan suatu masalah 3
terkait dengan fenomena yang
diamatinya masalah itu
dirumuskan berupa pertanyaan
yang bersifat problematis.
Menalar dan a. Guru mendorongsiswa 3
3 mengungkapkan untukmengumpulkan informasi
data yang relevan.
b. Guru membimbingsiswa 3
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan atas
masalahbaik secara individu
maupunkelompok
Mengasosiasi a. Guru meminta siswa untuk 4
4 dan Merumuskan melakukan analisis data dan
jawaban merumusan jawaban terkait
dengan masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
b. Guru membantu siswa 4
dalam merumuskan jawaban.
Mengkomunikas a. Guru memfasilitasi siswa untuk 4
5 ikan mempersentasikan jawaban
atas permasalahan yang
mereka rumuskan sebelumnya.
b. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi 4
terhadap proses pemecahan
masalah yang dilakukan.
Jumlah 56
Rata-rata (%) 3,6%

31
Keterangan :
1 : Sangat Kurang Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas
guru pada proses pembelajaran tematik pada siklus I sudah cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari presentase setiap itemnya. Tetapi masih terdapat item yang
menunjukan aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan. Hal ini
berdampak pada siswa dalam melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan atas masalah.
Tabel 4.3
Hasil Belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Siklus
I)
Keterangan
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
KKM ≥ 73
Abid
Tidak
1. Mahardika 0 10 10 10 10 10 10 10 0 0 70
Tuntas
Hadiwinata
Adiba Putri Tidak
2. 0 10 0 10 0 0 10 10 10 0 50
Kasmin Tuntas
Akram Arsyart
3. 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Aksamala
Albi Tsaqib Tidak
4. 0 10 0 0 0 0 10 10 10 10 50
Luthfi Tuntas
Bilqis Faiha Tidak
5. 0 0 10 10 0 10 0 10 10 10 60
Rafda Tuntas
Dzakira Latifa
6. 0 10 10 10 10 10 10 10 0 10 80 Tuntas
Zahra
Tidak
7. Ekawati 0 0 0 0 10 10 10 0 10 0 40
Tuntas
Haidar Almairi Tidak
8. 0 10 10 10 10 10 10 0 0 0 60
Tsaqib Tuntas
Hatim Men Tidak
9. 10 0 0 0 0 10 10 10 10 10 60
Mbake Tuntas
Indana Tidak
10. 0 0 0 10 10 10 10 0 0 10 50
Raqiqah Tuntas
Kahil Hafidz
11. 10 10 10 0 0 10 10 10 10 10 80 Tuntas
Rasyidin

32
Kasih Khairina Tidak
12. 10 0 0 0 10 10 10 10 0 10 60
Jannah Tuntas
Muhammad Tidak
13. 0 0 10 10 10 10 10 10 10 0 70
Zayyan Tuntas
Muhammad Tidak
14. 0 10 10 10 10 10 10 0 0 0 60
Al-Fatih Tuntas
Muhammad Tidak
15. 10 0 0 0 0 10 10 10 10 0 50
Rafli Tuntas
Muhammad Tidak
16. 0 0 0 0 10 10 10 0 10 0 40
Syawal.S Tuntas
Nafisha
Tidak
17. Nurfatih 10 10 0 0 10 10 10 10 10 0 70
Tuntas
Ardana
Najwa Arung
18. 10 10 10 10 0 10 10 10 10 10 90 Tuntas
Saujana
Nazzira
Tidak
19. Syafrudin 10 0 0 0 10 0 10 10 10 10 60
Tuntas
Achmad
Ningrum Puja
20. 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 80 Tuntas
Kartika
Reyner Arkana Tidak
21. 0 0 0 0 10 10 10 0 10 0 40
Liwantara Tuntas
Siami Wahyu Tidak
22. 10 0 0 0 0 10 10 10 10 0 50
Setyaningrum Tuntas
Tidak
23. Taufik 10 10 0 0 10 10 10 10 10 0 70
Tuntas
Yumna
Tidak
24. Charlotte 0 0 0 0 10 10 10 0 10 0 40
Tuntas
Melandre
Tidak
25. Zaidan 10 10 0 0 0 0 10 0 10 10 50
Tuntas
Jumlah 1510 Tidak
skor rata rata 60,4 Tuntas

Keterangan :
KKM ≤ 73 = Tidak Tuntas
KKM ≥ 73 = Tuntas

Adapun hasil Belajar siswa siklus I dengan tema Hidup Bersih dan Sehat dan
sub tema Hidup Bersih dan Sehat di rumah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terdapat pada tabel diatas Hasil Belajar
siswa berada pada kategori “Tidak Tuntas” yaitu dengan skor rata- ratanya
60,4. Dimana sudah terlihat siswa yang semulanya Nilainya Tidak tuntas
tetapi sudah ada yang mengalami peningkatan nilai dalam proses

33
pembelajaran. Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan hasil
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada
observasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penemuan
masalah dalam tindakan baik yang berasal dari guru maupun siswa, sudah
dapat diidentifikasi dan dijawab oleh siswa sesuai dengan kemampuan
masing-masing siswa dalam kelompoknya.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan tindakan dan
tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakuakan pada siklus I sudah mengalami peningkatan nilai
dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada saat observasi. Hal ini
terlihat dari hasil belajar siswa sudah terlihat memenuhi indikator yang
telah ditetapkan, setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan
menggunakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan
dan observasi, diketahui hasil belajar siswa pada siklus I dalam kategori
Tidak Tuntas, yaitu sudah mencapai 60,4.
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan hasil belajar yang
lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada saat observasi.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik
kelas II meningkat.
Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran tematik melalui model pembelajaraan kooperatif
tipe NHT pada siklus I, adalah sebagai berikut:
a) Pada saat proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan
pertama, sudah sedikit siswa yang tampak berbicara sendiri dengan
teman, tidak menyimak penjelasan guru dan masih tergantung pada
teman yang pintar.
b) Sudah banyak siswa mampu mengemukakan pendapat berupa
pertanyaan dan jawaban secara baik sesuai dengan pemahamannya.
c) Sebagian besar siswa sudah tampak aktif, namun masih tedapat
beberapa siswa yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.
d) Terdapat siswa yang masih belum berani dalam mengemukakan
pendapat berupa pertanyaan dan jawaban, sehingga hasil belajar
kurang baik dan masih terdapat kesalahan.
34
Selain itu, berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan
aktifitas mengajar guru masih terlihat adanya beberapa kekurangan. Dalam
proses pembelajaran pada siklus I yaitu:
a) Dalam berfikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan,
kelemahan, atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam
menyelesaikan soal atau tugas).
b) Dalam bekerja sama dalam kelompok untuk membuat soal atau
mengajukan masalah .
Namun setelah mulai terlihat hasil belajar siswa selama pembelajaran
kelompok dalam kategori “mendekati baik”, peneliti akan melakuakan
siklus II dimana akan diterapkan pembelajaran tematik melalui media
Kartu Respon Jawaban siswa. Disini yang akan direncanakan adalah
merevisi RPP, dengan memperjelas lembar kegiatan dan belajar secara
individu diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan pembelajaran
yang dimulai pada tanggal 13 Desember 2022. Dalam pelaksanaan siklus II
kegiatan yang dilakuakn meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
a. Tahap Perencnaan Siklus II
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu : menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang tema “Hidup Bersih dan Sehat” sub tema
Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah, menyusun dan mempersiapkan bahan
ajar yang akan diajarkan, mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan
proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan
yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan tindakan
dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakkan. siklus II untuk
mengukur hasil hasil belajar siswa selama proses pemebelajaran yang

35
dilakukan 4x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub tema Hidup Bersih
dan Sehat di Tempat Bermain.
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Materi yang akan disampaikan adalah Bahasa
Indonesia (Menganalis Teks Bacaan berkaitan dengan Lingkungan
Sehat),dan Matematika (Bangun datar berdasarkan banyak sisi, sudut, dan
titik sudut).
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru Guru memberi salam dan mengajak
salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru memberi salam dan
mengajak salah satu siswa untuk memimpin doa. (PPK-Kualitas
Karakter Religius dan Kualitas Karakter Mandiri). Guru
mengkondisikan siswa dan mengecek kehadiran siswa dan memeriksa
kerapihan pakaian. (PPK-Kompetensi Kreatif dan Strategi
pembelajaran). Siswa diberi pertanyaan apersepsi (menunjukkan
gambar kegiatan Dayu di sekolah melalui slide power point) “Dan
motivasi untuk semangat belajar dalam meraih cita-cita dan menjaga
kesehatan. (PPK-Kualitas Karakter Integritas, PPK Literasi Digital )
Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta skenario
pembelajaran secara umum (termasuk tata cara penggunaan model
pembelajaran NHT). (PPK-Kompetensi Komunikasi)).
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang heterogen. (PPK-
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(2) Siswa diberi nomor kepala sesuai model pembelajaran yang
digunakan. Setiap anggota dalam satu kelompok diberi nomor
kepala yang berbeda. Misalnya, kelompok 1, diberi nomor kepala
nomor 1 sampai 5. (PPK-Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis)
(3) Siswa diberi kartu respon untuk memberi tanggapan terhadap
jawaban yang dipresentasekan
(4) Siswa mengamati isi teks yang dibacakan berkaitan dengan
lingkungan sehat di sekolah dengan bahasa lisan (dapat dibantu
36
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman)
secara disampaikan oleh guru dengan mengamati slide power point
di layar yang telah disediakan. (PPK Literasi Digital-Penerapan
TPACK-Memahami materi pembelajaran)
(5) Siswa diberi pertanyaan oleh guru dan LKPD Kegiatan 1 tentang
menganalisis teks yang berkaitan dengan lingkungan sehat di
sekolah dengan bahasa lisan. (PPK-Penerapan TPACK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(6) Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan yang
diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi
mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(7) Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk melaporkan hasil
pengamatan sederhana tentang lingkungan sehat menggunakan
bahasa Indonesia Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa lain
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(8) Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. ( PPK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(9) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi bangun datar
berdasarkan banyak sisi, sudut, dan titik sudut. . (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(10) Siswa mengerjakan LKPD Kegiatan 2 dan menjawab
pertanyaan guru tentang materi bangun datar berdasarkan banyak
sisi, sudut, dan titik sudut. (PPK-Penerapan TPACK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(11) Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang
pertanyaan yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(12) Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk menjawab
pertanyaan. Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
37
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa lain
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(13) Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(14) Siswa dibagikan Instrumen Penilaian (Muatan Bahasa
Indonesia) yang dikerjakan secara mandiri.
c) Kegiatan Penutup
(1) Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah
dilakukan. (PPK-Kualitas Karakter Gotong Royong)
(2) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. (PPK-Kualitas karakter mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
(3) Siswa mengerjakan soal – soal penilaian harian yang diberikan oleh
guru. PPK-Kompetensi karakter mandiri, Kompetensi kreatifitas).
(4) Menyampaikan pesan moral dan kesan serta tindak lanjut dan
menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya. (PPK-Kualitas
karakter mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(5) Siswa memimpin doa dan memberikan salam. (PPK-Kualitas
karakter religius)

c. Hasil Observasi Siklus II


Tabel 4.4
Hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT Siklus II
No. Indikator atau aspek yang dinilai Skor
Berbuat sesuatu untuk memahami materi
1 pelajaran dengan penuh keyakinan
a. Berlatih (misalnya mencoba sendiri soal-
soal pelajaran dengan penuh keyakinan) 3
b. Berfikir Kreatif (misalnya) mencoba
memecahkan masalah – masalah pada
latihan soal yang mempunyai variasi
berbeda dengan contoh yang diberikan). 3
38
c. Berfikir kritis (misalnya mampu
menemukan kejanggalan, kelemahan, atau
kesalahan yang dilakukan orang lain dalam 3
menyelesaikan soal atau tugas)
Mempelajari, dan mengamati sendiri bagaimana
memperoleh situasi pengetahuan. 3
a. Membangun pengetahuannya sendiri
2 berdasarkan pengalamannya
b. Melakukan pengamatan atau 3
penyelidikan
c. Membaca dengan aktif ( missal dengan 3
pena ditangan untuk menggaris bawahi atau
membuat catatan kecil pada buku
pembelajaran)

Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas


yang diberikan oleh guru kepadanya .
a) Mengerjakan segala sesuatu tugas yang 3
diberikan guru dengan kemampuannya.
3 b) Mampu menyelesaikan permasalahan- 3
permasalahan soal yang diberikan oleh guru
padanya. 3
c) Tidak meminta bantuan dan mencontek
siswa lainnya.
Belajar dalam kelompok
a. Mengeluarkan pendapat dengan baik dan 3
percaya diri.
b. Mencari tahu tentang materi pembelajaran
yang belum diketahui oleh kelompoknya 3
secara berkelompok.
4 c. Menanggapi materi yang sedang dipelajari 3
menurut pemahamannya
d. Bekerja sama dalam kelompok untuk 4
membuat soal atau mengajukan masalah
e. Mendengar pendapat orang lain 4
Mencoba sendiri konsep- konsep tertentu
a. Aktif dalam menyelesaikan soal-soal 3
beberapa konsep tertentu
b. Menggali pengetahuannya untuk menemukan 4
konsep-konsep yang sedang dipelajari
5 c. Secara aktif terlibat langsung dalam proses 4
pembelajaran
Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan
dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau
39
6 penampilan.
a. Siswa mampu mengulas kembali materi yang 3
sudah dipelajari dengan baik dan benar
b. Mampu mengeluarkan hasil pikiran dan
penemuannya melalui penampilannya 3
didepan kelas
c. Mampu mempersentasikan secara lantang 3
didepan kelas
Jumlah 64
Rata-Rata (%) 3,2%

Keterangan :
1 : Sangat Kurang Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran tematik sudah mengalami peningkatan
dari siklus I hal ini dapat dibuktikan presentase rata-rata siklus II sebesar
2,55% dari siklus I yaitu presentase rata-ratanya sebesar 3,2%.

Tabel 4.5
Hasil observasi aktivitas mengajar guru dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Siklus II)
No. Fase Tingkah Laku Guru Skor
Orientasi siswa a. Guru memasuki kelas tepat 4
1 kepada masalah waktu
b. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran. 4
c. Guru memotivasi siswa agar
terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yang 4
dipilih.
d. Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap 4
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
dikembangkan

40
Menanya dan a. Guru membantu siswa
2 Memunculkan untuk mendefinisikan tugas 4
Masalah belajar yang berhubungan
dengan masalah.
b. Guru mendorong siswa untuk
merumuskan suatu masalah
terkait dengan fenomena yang
diamatinya masalah itu 4
dirumuskan berupa pertanyaan
yang bersifat problematis.
Menalar dan a. Guru mendorongsiswa untuk 4
3 mengungkapkan mengumpulkan informasi yang
data relevan.
b. Guru membimbingsiswa
melaksanakan eksperimen 4
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan atas
masalahbaik secara individu
maupun kelompok
Mengasosiasi dan a. Guru meminta siswa untuk 4
4 Merumuskan melakukan analisis data dan
jawaban merumusan jawaban terkait
dengan masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
b. Guru membantu siswa 4
dalam merumuskan jawaban.
Mengkomunikasi a. Guru memfasilitasi siswa untuk 4
5 kan mempersentasikan jawaban atas
permasalahan yang mereka
rumuskan sebelumnya.
b. Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi 4
terhadap proses pemecahan
masalah yang dilakukan.
Jumlah 48
Rata-rata (%) 4%
Keterangan :
1 : Sangat Kurang Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas


guru pada proses pembelajaran tematik pada siklus II mengalami peningkatan
41
dalam menciptakan suasana belajar yang dapat mengaktifkan siswa, hal ini
dapat dilihat dari presentase setiap itemnya. Hal ini terlihat dari presentasenya
dari 3,6% meningkat pesat menjadi 4%. Guru sudah mengajar dengan baik
sesuai dengan tahapan pembelajaran menggunakan media pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
Tabel 4.6
Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Siklus
II)
Keterang
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor an KKM
≥ 73
Abid Mahardika
1. 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Hadiwinata
2. Adiba Putri Kasmin 10 10 10 10 10 0 10 10 10 0 80 Tuntas
Akram Arsyart
3. 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Aksamala
4. Albi Tsaqib Luthfi 10 10 10 10 0 0 10 10 10 10 80 Tuntas

5. Bilqis Faiha Rafda 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 Tuntas

6. Dzakira Latifa Zahra 0 10 10 10 10 10 10 10 0 10 80 Tuntas

7. Ekawati 10 0 10 0 10 10 10 10 10 10 80 Tuntas
Haidar Almairi
8. 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80 tuntas
Tsaqib
9. Hatim Men Mbake 10 10 10 0 0 10 10 10 10 10 80 Tuntas

10. Indana Raqiqah 10 10 10 10 10 10 10 0 0 10 80 Tuntas


Kahil Hafidz
11. 10 10 10 10 0 10 10 10 10 10 90 Tuntas
Rasyidin
Kasih Khairina
12. 10 10 0 10 10 10 10 10 0 10 80 Tuntas
Jannah
13. Muhammad Zayyan 10 0 10 10 10 10 10 10 10 10 90 Tuntas

14. Muhammad Al-Fatih 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas

15. Muhammad Rafli 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas


Muhammad
16. 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0 80 Tuntas
Syawal.S
Nafisha Nurfatih
17. 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Ardana
Najwa Arung
18. 10 10 10 10 0 10 10 10 10 10 90 Tuntas
Saujana

42
Nazzira Syafrudin
19. 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80 Tuntas
Achmad
Ningrum Puja
20. 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 80 Tuntas
Kartika
Reyner Arkana
21. 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Liwantara
Siami Wahyu
22. 10 10 10 10 0 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Setyaningrum
23. Taufik 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 Tuntas
Yumna Charlotte
24. 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0 80 Tuntas
Melandre
25. Zaidan 10 10 10 10 10 0 10 0 10 10 80 Tuntas
Jumlah 2030
Tuntas
skor rata rata 81,2

Keterangan :
KKM ≤ 73 = Tidak Tuntas
KKM ≥ 73 = Tuntas

Adapun hasil observasi siswa dalam proses pembelajaran siswa akhir


siklus II tema Hidup Bersih dan Sehat dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada tabel diatas skor hasil belajar
siswa sebesar 2030 dengan rata-rata skornya 81,2 dan ini meningkat secara
signifikan dari siklus I dimana jumlah skor yang diperoleh dengan rata-rata
skornya 60,4.
c. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah melalui tahap pelaksanaan tindakan dan
tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari
siklus I. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa telah memenuhi indikator
yang telah ditetapkan, setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi
dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan
tindakan dan observasi, diketahui hasil hasil belajar siswa pada siklus II
dalam kategori Tuntas, yaitu mencapai Rata-Rata 81,2. Berdasarkan hasil
refleksi tersebut penelitian pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena
sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan,
43
yaitu adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dan adanya peningkatan
hasil belajar siswa ke dalam kategori Tuntas yaitu dengan Rata-Rata 81,2
peneliti akan melakuakan siklus III dimana akan diterapkan pembelajaran
tematik melalui media Kartu Respon Jawaban siswa.
3. Pelaksanaan Penelitian Siklus III
Pelaksanaan siklus III dilaksanakan selama satu kali pertemuan pembelajaran
yang dimulai pada tanggal 26 Desember 2022. Dalam pelaksanaan siklus III
kegiatan yang dilakuakn meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
a. Tahap Perencnaan Siklus III
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu : menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang tema “Hidup Bersih dan Sehat” sub tema
Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Bermain, menyusun dan
mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan, mempersiapkan lembar
observasi keterlaksanaan proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus III
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan
yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan tindakan
dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakkan. siklus II untuk
mengukur hasil hasil belajar siswa selama proses pemebelajaran yang
dilakukan 3x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub tema Hidup Bersih
dan Sehat di Tempat Bermain.
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Materi yang akan disampaikan adalah Bahasa
Indonesia (Menganalis Teks Bacaan berkaitan dengan Lingkungan
Sehat),dan Matematika (Ruas Garis yang Membatasi Bangun Ruang).
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru Guru memberi salam dan mengajak
salah satu siswa untuk memimpin doa.Selanjutnya Guru
mengkondisikan siswa dan mengecek kehadiran siswa dan memeriksa
kerapihan pakaian. Siswa diberi pertanyaan apersepsi (menunjukkan
44
gambar kegiatan Dayu di Tempat Bermain melalui slide power point)
“Dan motivasi untuk semangat belajar dalam meraih cita-cita dan
menjaga kesehatan. Guru menyampaikan tema dan tujuan
pembelajaran serta skenario pembelajaran secara umum (termasuk tata
cara penggunaan model pembelajaran NHT).
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang heterogen. (PPK-
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(2) Siswa diberi nomor kepala sesuai model pembelajaran yang
digunakan. Setiap anggota dalam satu kelompok diberi nomor
kepala yang berbeda. Misalnya, kelompok 1, diberi nomor kepala
nomor 1 sampai 5. (PPK-Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis)
(3) Siswa diberi kartu respon untuk memberi tanggapan terahadap
jawaban yang dipresentasikan
(4) Siswa mengamati isi teks yang dibacakan berkaitan dengan
lingkungan sehat dengan bahasa lisan (dapat dibantu dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman) secara
disampaikan oleh guru dengan mengamati slide power point di
layar yang telah disediakan. (PPK Literasi Digital-Penerapan
TPACK-Memahami materi pembelajaran)
(5) Siswa diberi pertanyaan oleh guru dan LKPD Kegiatan 1 tentang
menganalisis teks yang berkaitan dengan lingkungan sehat di
tempat bermain dengan bahasa lisan. (PPK-Penerapan TPACK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(6) Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan yang
diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi
mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(7) Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk melaporkan hasil
pengamatan sederhana tentang lingkungan sehat menggunakan
bahasa Indonesia. Jika tidak menjawab bias dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa lain
45
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(8) Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. ( PPK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(9) Siswa menyimak penjelasan guru tentang ruas garis yang
membatasi model bangun ruang. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(10) Siswa mengerjakan LKPD Kegiatan 2 secara berkelompok
dan menjawab pertanyaan guru tentang materi ruas garis yang
membatasi model bangun ruang. (PPK-Penerapan TPACK-
Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis)
(11) Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang
pertanyaan yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(12) Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk menjawab
pertanyaan. Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa lain
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
(13) Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi
berpikir kritis).
(14) Siswa dibagikan instrumen penilaian PTK dengan muatan
Bahasa Indonesia yang dikerjakan secara mandiri

c) Kegiatan Penutup
(1) Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah
dilakukan. (PPK-Kualitas Karakter Gotong Royong)

46
(2) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. (PPK-Kualitas karakter mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
(3) Siswa mengerjakan soal – soal penilaian harian yang diberikan
oleh guru. PPK-Kompetensi karakter mandiri, Kompetensi
kreatifitas).
(4) Menyampaikan pesan moral dan kesan serta tindak lanjut dan
menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya. (PPK-Kualitas
karakter mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
(5) Siswa memimpin doa dan memberikan salam. (PPK-Kualitas
karakter religius)
c. Hasil Observasi Siklus III
Tabel 4.7
Hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT Siklus III

No. Indikator atau aspek yang dinilai Skor


Berbuat sesuatu untuk memahami materi
1 pelajaran dengan penuh keyakinan
a) Berlatih (misalnya
mencoba sendiri soal- soal pelajaran 4
dengan penuh keyakinan)
b) Berfikir Kreatif
(misalnya) mencoba memecahkan masalah
– masalah pada latihan soal yang 4
mempunyai variasi berbeda dengan contoh
yang diberikan).
c) Berfikir kritis (misalnya mampu 4
menemukan kejanggalan, kelemahan, atau
kesalahan yang dilakukan orang lain dalam
menyelesaikan soal atau tugas)
Mempelajari, dan mengamati sendiri bagaimana
memperoleh situasi pengetahuan.
a) Membangun pengetahuannya sendiri 4
2 berdasarkan pengalamannya
b) Melakukan pengamatan atau
penyelidikan 4
c) Membaca dengan aktif ( missal dengan
pena ditangan untuk menggaris bawahi atau 4
47
membuat catatan kecil pada buku
pembelajaran)

Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas


yang diberikan oleh guru kepadanya .
a) Mengerjakan segala sesuatu tugas yang 4
diberikan guru dengan kemampuannya.
3 b) Mampu menyelesaikan permasalahan- 4
permasalahan soal yang diberikan oleh guru
padanya. 4
c) Tidak meminta bantuan dan mencontek
siswa lainnya.
Belajar dalam kelompok
a) Mengeluarkan pendapat dengan baik dan 4
percaya diri.
b) Mencari tahu tentang materi pembelajaran
yang belum diketahui oleh kelompoknya 4
secara berkelompok.
4 c) Menanggapi materi yang sedang dipelajari 4
menurut pemahamannya
d) Bekerja sama dalam kelompok untuk 4
membuat soal atau mengajukan masalah
e) Mendengar pendapat orang lain 4

Mencoba sendiri konsep- konsep tertentu


a) Aktif dalam menyelesaikan soal-soal 4
beberapa konsep tertentu
b) Menggali pengetahuannya untuk menemukan 4
konsep-konsep yang sedang dipelajari
5 c) Secara aktif terlibat langsung dalam proses 4
pembelajaran
Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan
dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau
6 penampilan.
a) Siswa mampu mengulas kembali materi yang 4
sudah dipelajari dengan baik dan benar
b) Mampu mengeluarkan hasil pikiran dan
penemuannya melalui penampilannya 4
didepan kelas
c) Mampu mempersentasikan secara lantang 4
didepan kelas
Jumlah 80
Rata-Rata (%) 4%

48
Keterangan :
1. : Sangat Kurang Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas


siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus II hal
ini dapat dibuktikan presentase rata-rata siklus III sebesar 4% dari siklus II
yaitu presentase rata-ratanya sebesar 3,2%.

Tabel 4.8
Hasil observasi aktivitas mengajar guru dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Siklus III)
No. Fase Tingkah Laku Guru Skor
Orientasi siswa a) Guru memasuki kelas tepat 5
1 kepada masalah waktu
b) Guru menjelaskan tujuan 5
pembelajaran.
c) Guru memotivasi siswa agar
terlibat dalam kegiatan 5
pemecahan masalah yangdipilih.
d) Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap fenomena
yang terkait dengan KD 5
yang akan dikembangkan
Menanya dan a) Guru membantu siswa 5
2 Memunculkan untuk mendefinisikan tugas
Masalah belajar yang berhubungan dengan
masalah.
b) Guru mendorong siswa untuk
merumuskan suatu masalah 5
terkait dengan fenomena yang
diamatinya masalah itu
dirumuskan berupa pertanyaan
yang bersifat problematis.
Menalar dan a) Guru mendorongsiswa untuk 5
49
3 mengungkapkan mengumpulkan informasi yang
data relevan.
b) Guru membimbingsiswa
melaksanakan eksperimen untuk 5
mendapatkan pemecahan/penjela
san atas masalahbaik secara
individu maupun kelompok
Mengasosiasi dan a) Guru meminta siswa untuk 5
4 Merumuskan melakukan analisis data dan
jawaban merumusan jawaban terkait
dengan masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
b) Guru membantu siswa 5
dalam merumuskan jawaban.
Mengkomunikasi a) Guru memfasilitasi siswa untuk 5
5 kan mempersentasikan jawaban atas
permasalahan yang mereka
rumuskan sebelumnya.
b) Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap 5
proses pemecahan masalah yang
dilakukan.
Jumlah 60
Rata-rata (%) 5%
Keterangan :
1 : Sangat Kurang Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas


guru pada proses pembelajaran tematik pada siklus III mengalami
peningkatan dalam menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari presentase setiap itemnya. Hal ini
terlihat dari presentasenya menjadi 5%. Guru sudah mengajar dengan baik
sesuai dengan tahapan pembelajaran menggunakan media pembelajaran
kooperatif tipe NHT.

50
Tabel 4.9
Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Siklus
III)
Keteran
gan
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
KKM ≥
73
Abid Mahardika
1. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Hadiwinata
Adiba Putri
2. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Kasmin
Akram Arsyart
3. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Aksamala
4. Albi Tsaqib Luthfi 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas

5. Bilqis Faiha Rafda 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas


Dzakira Latifa
6. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Zahra
7. Ekawati 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Haidar Almairi
8. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Tsaqib
9. Hatim Men Mbake 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas

10. Indana Raqiqah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas


Kahil Hafidz
11. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Rasyidin
Kasih Khairina
12. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Jannah
Muhammad
13. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Zayyan
Muhammad Al-
14. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Fatih
15. Muhammad Rafli 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Muhammad
16. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Syawal.S
Nafisha Nurfatih
17. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Ardana
Najwa Arung
18. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Saujana
Nazzira Syafrudin
19. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Achmad
Ningrum Puja
20. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Kartika
Reyner Arkana
21. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Liwantara

51
Siami Wahyu
22. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Setyaningrum
23. Taufik 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Yumna Charlotte
24. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Melandre
25. Zaidan 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Tuntas
Jumlah 2500
Tuntas
skor rata rata 100

Keterangan :
KKM ≤ 73 = Tidak Tuntas
KKM ≥ 73 = Tuntas

Adapun hasil observasi siswa dalam proses pembelajaran siswa akhir


siklus III tema Hidup Bersih dan Sehat dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada tabel diatas skor hasil belajar
siswa sebesar 2500 dengan rata-rata skornya 100 dan ini meningkat secara
signifikan dari siklus II dimana jumlah skor yang diperoleh dengan rata-
rata skornya 81,2.
c. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah melalui tahap pelaksanaan tindakan dan
tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan pada siklus III sudah mengalami
peningkatan dari siklus II. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa telah
memenuhi indikator yang telah ditetapkan, setelah peneliti dan guru
berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data yang diperoleh
dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil hasil
belajar siswa pada siklus III dalam kategori Tuntas, yaitu mencapai Rata-
Rata 100. Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus III
dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan
tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya peningkatan aktivitas belajar
siswa dan adanya peningkatan hasil belajar siswa ke dalam kategori
Tuntas yaitu dengan Rata-Rata 100 maka pemberian tindakan pada
penelitian diakhiri pada siklus III.

52
B. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut berupa
hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas mengajar guru, dan
Hasil belajar siswa. Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan
teknik observasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
presentase sebesar 2,55% , sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
presentase sebesar 3,2%, dan pada siklus III diperoleh rata-rata presentase
sebesar 4%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tematik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Hasil observasi aktifitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata
presentasenya sebesar 3,6%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
presentasenya sebesar 4%, dan pada siklus III diperoleh rata-rata presentase
sebesar 5%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru
dalam mengelola kelas sehingga mampu meningkatkan Hasil belajar siswa.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan Hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
3. Sedangkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data melalui hasil
belajar siswa adalah sebagai berikut: perolehan skor hasil belajar siswa pada
tes akhir siklus I sebesar 60,4 dengan kategori Tidak Tuntas, pada tes akhir
siklus II diperoleh skor hasil belajar siswa sebesar 81,2 dengan kategori
Tuntas, dan pada tes akhir siklus III diperoleh skor hasil belajar siswa sebesar
100 dengan kategori Tuntas.
Hal ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi
bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran menunjukan aktivitas belajar siswa belum begitu
optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar siswa setelah
dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dan terjadi peningakatan lagi
pada aktivitas belajar siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada
siklus III. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

53
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam
melakukan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas
mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang
diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan obsever sebagai
bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang
telah dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada
siklus berikutnya, hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Presentase aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT

Aktifitas Belajar
Skor Kriteria
Siswa
Siklus I 2,55% Kurang Baik

Siklus II 3,20% Cukup Baik

Siklus III 4% Baik

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.10 terjadi peningkatan hasil


belajar siswa dari siklus I, siklus II ke siklus III. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II
MIN 1 Ende. Adapun presentase Hasil belajar siswa dari siklus I, siklus
II ke siklus III disajikan pada diagram berikut ini:

54
Aktifitas Belajar Siswa

4%

3,20%

2,55%

0 0 0

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

Skor Kriteria

Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Sedangkan hasil observasi aktifitas mengajar guru yang diperoleh


pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Presentase aktivitas mengajar guru dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT

Aktifitas Mengajar
Skor Kriteria
Guru
Siklus I 3,60% Cukup Baik

Siklus II 4% Baik

Siklus III 5% Sangat Baik

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.11 terjadi peningkatan mengajar


guru dari siklus I, siklus II ke siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa guru
mengalami perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran tematik
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai
upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas Kelas II
MIN 1 Ende.

55
Adapun presentase aktivitas mengajar guru pada siklus I, siklus II ke
siklus III disajikan pada diagram berikut ini:

Aktifitas Mengajar Guru

5%

4%
3,60%

0 0 0

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

Skor Kriteria

Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Tabel 4.12
Skor hasil belajar siswa kelas II dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT

Hasil Belajar Siswa Skor Kriteria

Siklus I 60,4 Tidak Tuntas

Siklus II 81,2 Tuntas

Siklus III 100 Tuntas

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 dapat dilihat adanya


peningkatan skor hasil belajar siswa dari skor awal siklus I, siklus II ke
siklus III dengan peningkatan skor sebesar 20,8 (Siklus I ke siklus II) dan
18,8 (siklus II ke siklus III) peningkatan hasil belajar belajar siswa kelas
II ini menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan.

56
Adapun presentase keaktifan belajar siswa kelas II pada siklus I,
siklus II ke siklus III disajikan pada diagram berikut ini:

Hasil Belajar SIswa

100

81,2

60,4

0 0 0

SKOR KRITERIA

Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

C. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas, dapat terlihat hasil sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT pada Kelas II MIN 1 Ende. Pembelajaran pada penelitian ini sudah
dilaksanakan dengan mengikuti tahapan pelaksanaan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini telah menunjukkan
hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran tematik di
Kelas II MIN 1 Ende. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar
siswa dan guru, karena proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT melatih hasil belajar siswa dalam berkelompok maupun
individu dengan bantuan beberapa media sehingga membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini lebih menekankan
kepada hasil belajar siswa untuk berfikir dan mengidentifikasi sebuah

57
permasalahan yang dilihat nyata tanpa harus keluar kelas yang disesuaikan
dengan materi pembelajaran. Jadi pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri dan
guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran.
2. Selain itu dilihat hasil observasi selama penelitian pada kelas Kelas II MIN 1
Ende, terlihat sangat jelas bagaimana hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini. Seperti terlihat
bahwa hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II
ke siklus III , hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 2,55%
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 3,2%, dan mengalami
peningkatan pada siklus III menjadi 4%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,
hal ini serupa terjadi pada hasil belajar siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil
hasil belajar siswa siklus I di peroleh skor hasil belajar siswa sebesar 60,4
dengan kategori “Tidak Tuntas “, Siklus II skor hasil belajar siswa meningkat
menjadi 81,2 dengan kategori “Tuntas”, dan Siklus III skor hasil belajar siswa
meningkat menjadi 100 dengan kategori “Tuntas”. Berdasarkan analisis Hasil
belajar siswa siklus I, siklus II dan siklus III, hasil belajar siswa Kelas II MIN
1 Ende mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkat
hasil belajar siswa Kelas II MIN 1 Ende.
3. Adapun dampak yang diperoleh siswa dari diterapkannya model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu siswa yang semula hasil belajarnya rendah dan
malas mengikuti proses pembelajaran kini sudah terlihat aktif dan
mengakibatkan hasil belajar yang baik pula saat pembelajaran tematik
berlangsung, siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru
sekarang sudah berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang ajukan
oleh guru dan sesama siswa, siswa yang awalnya malas dalam melakukan
pengamatan dengan baik, siswa sekarang lebih aktif dalam menyelesaikan soal-
soal dan terlihat langsung dalam proses pembelajaran, dan siswa yang
semulanya takut bahkan malu-malu saat disuruh mempresentasikan hasil
diskusi kelompok maupun individunya sekarang sudah berani dan percaya diri
dalam mempresentasikan hasil jawabannya. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT ini dapat mengoptimalkan pembelajaran tematik dikelas II
MIN 1 Ende.
58
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal
tersebut dapat dilihat pada setiap siklusnya.
Pada siklus I skor nilai hasil belajar siswa 60,4 dengan kategori Tidak
tuntas, dengan jumlah siswa yang Tuntas sebanyak 5 siswa, dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 20 siswa. pada siklus II terdapat peningkatan dengan skor nilai
hasil belajar siswa menjadi 81,2 dengan kategori Tuntas dengan semua siswa
sebanyak 25 siswa Tuntas menyelesaikan hasil belajarnya, Dan meningkat sangat
signifikan pada siklus III dengan skor nilai hasil belajar siswa menjadi 100 dengan
kategori Tuntas, dengan semua siswa sebanyak 25 siswa Tuntas menyelesaikan
hasil belajarnya.
Dampak yang diperoleh siswa dari diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu siswa yang semulanya hasil belajarnya rendah dan
malas mengikuti proses pemebelajaran sekarang sudah telihat aktif saat
pembelajaran tematik berlangsung, siswa yang jarang bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru sekarang sudah berani untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru, siswa yang semulanya malas dalam melakukan pengamatan
dalam materi pembelajaran sekarang sudah mulai terbiasa untuk melakukan
pengamatan dengan baik, siswa sekarang lebih aktif dalam menyelesaikan soal-
soal dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, dan siswa yang semula
takut bahkan malu-malu saat disuruh mempresentasekan hasil diskusi
kelompoknya maupun individunya sekarang sudah berani dan percaya diri dalam
mempresentasikan hasil jawabannya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT ini dapat mengoptimalkan pembelajaran tematik di kelas II MIN 1
Ende.

59
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomondasikan saran kepada guru
sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas II MIN 1 Ende
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran tematik. Jadi fokus pembelajaran dapat lebih
tertuju kepada siswa untuk memperoleh pengetahuannya secara langsung
melalui pengalaman dan konteks nyata di sekitar siswa dan tanpa harus keluar
kelas untuk melihat langsung yang ada cukup dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, yang dibuat sesuai dengan materi yang
akan dipelajari.
2. Disarankan kepada guru kelas sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan
rencana pemebelajaran, media pembelajaran, metode maupun model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari selain itu guru
kelas juga harus lebih kreaktif dalam menyampaikan materi karena dengan
lengkapnya alat pembelajaran tersebut, agar tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai maupun dapat terwujud dengan baik.
3. Penulis menyarankan kepada guru kelas dan siswa hendaknya menyadari
bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda yang
diharapkan kemampuan itu untuk dapat diasah terus dengan cara mengikuti
proses pembelajaran dengan baik, dan mampu mengeluarkan pendapat saat
pembelajaran berlangsung agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT,
bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini,
namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat kekurangan-
kekurangan, baik dalam sistematis penupenulisan maupun bentuk kata-kata.

60
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Abimanyu, Soli Samad Sulaiman. 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:
Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.
Ahmad Susanto. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group)
Alviansyah, Iknatia. 2018. “ NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS III SEKOLAH DASAR “. 2 ( 1 ).
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta; Diva Pres.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Dick, Walter dan Reiser, Robert A. 1989. Planning effective instruction.
Boston: Allyn and Bacon
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada Press
Gagn e, R.A. dan Driscoll, M.P. ( 1988). Essential of Learning for Instruction. Ne w
Jersey: Prent ice Hall Inc.
Iskandarwassid, dan H. Dadang Sunendar. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajawali Pers
Milles dan Hubberman. 2014. Model Analisis Data. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007
Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

61
NN. 2009. Skripsi Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT.
https://ww.docstoc.com/docs.
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Rahmat. 2009. Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif.
http://ww.blogspot.com.html.
Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitiatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Spencer, Kagen. (1993). Cooperative Learning. San Juan Capistrano, Kagan Cooperative
Learning.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabela
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto, 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif, Berorientasi. Kontruktifistik.
Jakarta; Prestasi Pustaka Publisher.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press

62
LAMPIRAN
1. RPP
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
2. INSTRUMEN PENILAIAN
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
3. FOTO KEGIATAN PTK
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

NAMA : ASMIRAN, S.Pd.

ROMBEL 11 - MI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MIN 1 Ende


Tema/Subtema/Pembelajaran : 4. Hidup Bersih dan Sehat / 1. Hidup Bersih
dan Sehat di Rumah / 1
Kelas / Semester : II - C / 1
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan bapak ibu guru, teman-teman, dan semua warga
sekolah.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Mengenal kosakata dan konsep tentang 3.4.1 Menganalisis (C4) isi teks yang
lingkungan sehat dan lingkungan tidak dibacakan berkaitan dengan
sehat di lingkungan sekitar serta cara lingkungan sehat menggunakan
menjaga kesehatan lingkungan dalam bahasa lisan (dapat dibantu dengan
bahasa Indonesia atau bahasa daerah kosakata bahasa daerah untuk
melalui teks tulis, lisan, dan visual membantu pemahaman)

4.4 Menyajikan penggunaan kosakata bahasa 4.4.1 Menemukan (P3) kosakata yang
Indonesia yang tepat atau bahasa daerah berkaitan dengan lingkungan sehat
hasil pengamatan tentang lingkungan sehat berdasarkan teks yang dibacakan
dan lingkungan tidak sehat di lingkungan
sekitar serta cara menjaga kesehatan
lingkungan dalam bentuk teks tulis, lisan,
dan visual.
Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menjelaskan ruas garis dengan 3.9.1 Menganalisis (C4) ruas garis yang
menggunakan model konkret bangun membatasi model bangun datar
datar dan bangun ruang.
4.9 Mengidentifikasi ruas garis dengan 4.9.1 Mengidentifikasi (P2) ruas garis yang
menggunakan bangun datar dan membatasi model bangun datar
bangun ruang.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menganalisis (C4) isi teks yang dibacakan berkaitan
dengan lingkungan sehat menggunakan bahasa lisan (dapat dibantu dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman) dengan tepat.
2. Melalui bermain tebak kata, siswa dapat menemukan (P3) kosakata yang berkaitan
dengan lingkungan sehat berdasarkan teks yang dibacakan secara benar.
3. Dengan mengamati gambar, siswa dapat menganalisis (C4) ruas garis yang
membatasi model bangun datar dengan tepat.
4. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi (P1) ruas garis yang membatasi
model bangun datar secara tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. SBdP : Menyanyikan Lagu Anak Sesuai Panjang dan Pendek Bunyi
2. Bahasa Indonesia : Menganalis Teks Percakapan tentang Hidup Bersih dan Sehat
3. Matematika : Menganalisis Ruas Garis pada Bangun Datar

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Cooperatif Tipe Numbered Heads Togethers (NHT)
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, penugasan, ceramah interaktif.
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak salah satu siswa untuk
memimpin doa. (PPK-Kualitas Karakter Religius dan
Kualitas Karakter Mandiri)
2. Guru mengkondisikan siswa dan mengecek kehadiran siswa
dan memeriksa kerapihan pakaian. (PPK-Kompetensi Kreatif
dan Strategi pembelajaran)
3. Siswa diberi pertanyaan apersepsi (menunjukkan gambar 10 menit
kegiatan Dayu di rumah melalui slide power point) “
 Apa saja kegiatan Dayu dan keluarga?
 Apakah kamu setuju dengan kegiatan mereka?
 Pernahkah kamu melakukan kegiatan seperti Dayu di
rumahmu?
 Kegiatan apa saja yang pernah kamu lakukan?

Dan motivasi untuk semangat belajar dalam meraih cita-cita


dan menjaga kesehatan. (PPK-Kualitas Karakter Integritas,
PPK Literasi Digital )
4. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta
skenario pembelajaran secara umum (termasuk tata cara
penggunaan model pembelajaran NHT). (PPK-Kompetensi
Komunikasi)
Kegiatan Inti 1. Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang heterogen.
(PPK-Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
2. Siswa diberi nomor kepala sesuai model pembelajaran yang
digunakan. Setiap anggota dalam satu kelompok diberi nomor
kepala yang berbeda. Misalnya, kelompok 1, diberi nomor
kepala nomor 1 sampai 5. (PPK-Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
3. Siswa menyimak penjelasan tentang perbedaan panjang 110 Menit
pendeknya bunyi pada lagu anak disampaikan oleh guru
dengan mengamati slide power point di layar yang telah
disediakan. (PPK Literasi Digital-Penerapan
TPACK-Memahami materi pembelajaran)
4. Siswa menyanyikan lagu anak “Membuang Sampah” secara
bergantian dalam kelompok sesuai nomor kepala yang
ditunjuk oleh guru (PPK- Kompetensi komunikasi,
Kompetensi berpikir kritis, Kompetensi kreatifitas).
5. Siswa diberi pertanyaan oleh guru dan LKPD Kegiatan 1
tentang isi percakapan semut dan lebah yang berkaitan dengan
hidup sehat. (BS hal.5) (PPK-Penerapan TPACK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir
kritis).
6. Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan
yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
7. Siswa bermain tebak kata dan menemukan kosakata yang
berkaitan dengan lingkungan sehat yang dipandu guru
berdasarkan nomor kepala. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
8. Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk menjawab
pertanyaan. Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa
lain untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
(PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
9. Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
10. Siswa mengamati gambar di slide power point lalu
menganalisis ruas garis yang membatasi model bangun datar
dengan tepat. (PPK Literasi Digital-Penerapan
TPACK-memahami materi pembelajaran)
11. Siswa bermain lompat dan mengambil bangun datar yang
didapat oleh ketua kelompoknya kemudian menjelaskan
berapa ruas garis yang membatasi model bangun datar.
(PPK-Penerapan TPACK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
12. Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
13. Siswa dibagikan soal evaluasi yang kemudian dikerjakan
secara perorangan.
Penutup 1. Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilakukan. (PPK-Kualitas Karakter Gotong Royong)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. (PPK-Kualitas karakter mandiri,
Kompetensi berpikir kritis) 20 menit
3. Siswa mengerjakan soal – soal penilaian harian yang diberikan
oleh guru. PPK-Kompetensi karakter mandiri, Kompetensi
kreatifitas).
4. Menyampaikan pesan moral dan kesan serta tindak lanjut dan
menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.
(PPK-Kualitas karakter mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
5. Siswa memimpin doa dan memberikan salam. (PPK-Kualitas
karakter religius)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

NAMA : ASMIRAN, S.Pd.

ROMBEL 11 - MI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MIN 1 Ende


Tema/Subtema/Pembelajaran : 4. Hidup Bersih dan Sehat / 2. Hidup Bersih
dan Sehat di Sekolah / 1
Kelas / Semester : II - C / 1
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia dan Matematika
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan bapak ibu guru, teman-teman, pegawai tata usaha
dan seluruh warga sekolah.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Mengenal kosakata dan konsep tentang 3.4.1 Menganalisis (C4) isi teks yang
lingkungan sehat dan lingkungan tidak dibacakan berkaitan dengan
sehat di lingkungan sekitar serta cara lingkungan sehat dengan bahasa lisan
menjaga kesehatan lingkungan dalam (dapat dibantu dengan kosakata
bahasa Indonesia atau bahasa daerah bahasa daerah untuk membantu
melalui teks tulis, lisan, dan visual. pemahaman).
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata bahasa 4.4.1 Melaporkan (P3) hasil pengamatan
Indonesia yang tepat atau bahasa daerah sederhana tentang lingkungan sehat
hasil pengamatan tentang lingkungan sehat menggunakan bahasa Indonesia
dan lingkungan tidak sehat di lingkungan
sekitar serta cara menjaga kesehatan
lingkungan dalam bentuk teks tulis, lisan,
dan visual.
Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menjelaskan bangun datar dan bangun 3.10.1 Membedakan (C4) bangun datar
ruang berdasarkan ciri-cirinya. berdasarkan banyak sisi, sudut, dan
titik sudut
4.10 Mengklasifikasi bangun datar dan 4.10.1 Mengelompokkan (P3) bangun datar
bangun ruang berdasarkan ciri-cirinya. berdasarkan banyak sisi, sudut, dan
titik sudut

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menganalisis (C4) isi teks yang dibacakan berkaitan
dengan lingkungan sehat dengan bahasa lisan (dapat dibantu dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman) secara tepat.
2. Melalui penugasan, siswa dapat melaporkan (P3) hasil pengamatan sederhana tentang
lingkungan sehat menggunakan bahasa Indonesia yang tepat.
3. Dengan berpedoman pada ciri setiap bangun datar, siswa dapat membedakan (C4)
bangun datar berdasarkan banyak sisi, sudut, dan titik sudut dengan benar.
4. Dengan berpedoman pada ciri setiap bangun datar, siswa dapat mengelompokkan
(P3) bangun datar berdasarkan banyak sisi, sudut, dan titik sudut dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia : Menganalis Teks Bacaan berkaitan dengan Lingkungan Sehat
2. Matematika : Bangun datar berdasarkan banyak sisi, sudut, dan titik sudut

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Cooperatif Tipe Numbered Heads Togethers (NHT)
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, penugasan, ceramah interaktif.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak salah satu siswa untuk
memimpin doa. (PPK-Kualitas Karakter Religius dan
Kualitas Karakter Mandiri)
2. Guru mengkondisikan siswa dan mengecek kehadiran siswa
dan memeriksa kerapihan pakaian. (PPK-Kompetensi Kreatif
dan Strategi pembelajaran)
3. Siswa diberi pertanyaan apersepsi (menunjukkan gambar 10 menit
kegiatan Dayu di sekolah melalui slide power point) “
 Apa yang dilakukan Dayu dan taman-teman?
 Apakah kamu setuju dengan kegiatan mereka?
 Pernahkah kamu melakukan kegiatan seperti Dayu dan
teman-temannya?
 Bagaimana perasaanmu setelah melakukan kegiatan itu?

Dan motivasi untuk semangat belajar dalam meraih cita-cita


dan menjaga kesehatan. (PPK-Kualitas Karakter Integritas,
PPK Literasi Digital )
4. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta
skenario pembelajaran secara umum (termasuk tata cara
penggunaan model pembelajaran NHT). (PPK-Kompetensi
Komunikasi)
Kegiatan Inti 1. Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang heterogen.
(PPK-Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
2. Siswa diberi nomor kepala sesuai model pembelajaran yang
digunakan. Setiap anggota dalam satu kelompok diberi nomor
kepala yang berbeda. Misalnya, kelompok 1, diberi nomor
kepala nomor 1 sampai 5. (PPK-Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
3. Siswa diberi kartu respon untuk memberi tanggapan terhadap 85 Menit
jawaban yang dipresentasekan
4. Siswa mengamati isi teks yang dibacakan berkaitan dengan
lingkungan sehat di sekolah dengan bahasa lisan (dapat
dibantu dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu
pemahaman) secara disampaikan oleh guru dengan mengamati
slide power point di layar yang telah disediakan. (PPK Literasi
Digital-Penerapan TPACK-Memahami materi
pembelajaran)
5. Siswa diberi pertanyaan oleh guru dan LKPD Kegiatan 1
tentang menganalisis teks yang berkaitan dengan lingkungan
sehat di sekolah dengan bahasa lisan. (PPK-Penerapan
TPACK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
6. Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan
yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
7. Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk melaporkan
hasil pengamatan sederhana tentang lingkungan sehat
menggunakan bahasa Indonesia Jika tidak menjawab bisa
dilempar ke siswa lain dengan nomor kepala berbeda. Dan juga
siswa yang menjawab benar pertanyaan guru, dapat
memanggil nomor kepala siswa lain untuk menjawab
pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
8. Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
9. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi bangun datar
berdasarkan banyak sisi, sudut, dan titik sudut. .
(PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
10. Siswa mengerjakan LKPD Kegiatan 2 dan menjawab
pertanyaan guru tentang materi bangun datar berdasarkan
banyak sisi, sudut, dan titik sudut. (PPK-Penerapan
TPACK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
11. Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan
yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
12. Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk menjawab
pertanyaan. Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa
lain untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
(PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
13. Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
14. Siswa dibagikan Instrumen Penilaian (Muatan Bahasa
Indonesia) yang dikerjakan secara mandiri.
Penutup 1. Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilakukan. (PPK-Kualitas Karakter Gotong Royong)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. (PPK-Kualitas karakter mandiri,
Kompetensi berpikir kritis) 10 menit
3. Siswa mengerjakan soal – soal penilaian harian yang diberikan
oleh guru. PPK-Kompetensi karakter mandiri, Kompetensi
kreatifitas).
4. Menyampaikan pesan moral dan kesan serta tindak lanjut dan
menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.
(PPK-Kualitas karakter mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
5. Siswa memimpin doa dan memberikan salam. (PPK-Kualitas
karakter religius)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

NAMA : ASMIRAN, S.Pd.

ROMBEL 11 - MI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MIN 1 Ende


Tema/Subtema/Pembelajaran : 4. Hidup Bersih dan Sehat / 3. Hidup Bersih
dan Sehat di Tempat Bermain / 1
Kelas / Semester : II - C / 1
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia dan Matematika
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan bapak ibu guru, teman, dan semua warga sekolah.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Mengenal kosakata dan konsep tentang 3.4.1 Menganalisis (C4) isi teks yang
lingkungan sehat dan lingkungan tidak dibacakan berkaitan dengan
sehat di lingkungan sekitar serta cara lingkungan sehat menggunakan
menjaga kesehatan lingkungan dalam bahasa lisan (dapat dibantu dengan
bahasa Indonesia atau bahasa daerah kosakata bahasa daerah untuk
melalui teks tulis, lisan, dan visual. membantu pemahaman)
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata bahasa 4.4.1 Melaporkan (P3) hasil pengamatan
Indonesia yang tepat atau bahasa daerah sederhana tentang lingkungan sehat
hasil pengamatan tentang lingkungan sehat menggunakan pedoman isi teks yang
dan lingkungan tidak sehat di lingkungan telah dibaca.
sekitar serta cara menjaga kesehatan
lingkungan dalam bentuk teks tulis, lisan,
dan visual.
Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menjelaskan ruas garis dengan 3.9.1 Menentukan (C3) ruas garis yang
menggunakan model konkret bangun datar membatasi model bangun ruang.
dan bangun ruang.
4.9 Mengidentifikasi ruas garis dengan 4.9.1 Mengidentifikasi (P2) ruas garis
menggunakan model konkret bangun datar yang membatasi model bangun
dan bangun ruang. ruang.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menganalisis (C4) isi teks yang dibacakan berkaitan
dengan lingkungan sehat menggunakan bahasa lisan (dapat dibantu dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman) secara tepat.
2. Melalui penugasan, siswa dapat melaporkan (P3) hasil pengamatan sederhana tentang
lingkungan sehat menggunakan pedoman isi teks yang telah dibaca dengan benar.
3. Dengan mengamati berbagai bentuk bangun ruang, siswa dapat menentukan (C3) ruas
garis yang membatasi model bangun ruang dengan benar.
4. Dengan mengamati gambar model bangun ruang, siswa dapat mengidentifikasi (P2)
ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia : Menganalis Teks Bacaan berkaitan dengan Lingkungan Sehat
2. Matematika : Ruas Garis yang Membatasi Bangun Ruang

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Cooperatif Tipe Numbered Heads Togethers (NHT)
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, penugasan, ceramah interaktif.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak salah satu siswa untuk
memimpin doa. (PPK-Kualitas Karakter Religius dan
Kualitas Karakter Mandiri)
2. Guru mengkondisikan siswa dan mengecek kehadiran siswa
dan memeriksa kerapihan pakaian. (PPK-Kompetensi Kreatif
dan Strategi pembelajaran)
3. Siswa diberi pertanyaan apersepsi (menunjukkan gambar 10 menit
kegiatan Dayu di Tempat Bermain melalui slide power point) “
 Kegiatan apa yang dilakukan Dayu dan teman-teman?
 Menurutmu, mengapa mereka perlu melakukan kegiatan itu?
 Apakah kamu setuju dengan kegiatan yang mereka lakukan?
Dan motivasi untuk semangat belajar dalam meraih cita-cita
dan menjaga kesehatan. (PPK-Kualitas Karakter Integritas,
PPK Literasi Digital )
4. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta
skenario pembelajaran secara umum (termasuk tata cara
penggunaan model pembelajaran NHT). (PPK-Kompetensi
Komunikasi)
Kegiatan Inti 1. Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang heterogen.
(PPK-Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
2. Siswa diberi nomor kepala sesuai model pembelajaran yang
digunakan. Setiap anggota dalam satu kelompok diberi nomor
kepala yang berbeda. Misalnya, kelompok 1, diberi nomor
kepala nomor 1 sampai 5. (PPK-Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
3. Siswa diberi kartu respon untuk memberi tanggapan terahadap 110 Menit
jawaban yang dipresentasikan
4. Siswa mengamati isi teks yang dibacakan berkaitan dengan
lingkungan sehat dengan bahasa lisan (dapat dibantu dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman) secara
disampaikan oleh guru dengan mengamati slide power point di
layar yang telah disediakan. (PPK Literasi Digital-Penerapan
TPACK-Memahami materi pembelajaran)
5. Siswa diberi pertanyaan oleh guru dan LKPD Kegiatan 1
tentang menganalisis teks yang berkaitan dengan lingkungan
sehat di tempat bermain dengan bahasa lisan.
(PPK-Penerapan TPACK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
6. Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan
yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
7. Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk melaporkan
hasil pengamatan sederhana tentang lingkungan sehat
menggunakan bahasa Indonesia. Jika tidak menjawab bisa
dilempar ke siswa lain dengan nomor kepala berbeda. Dan juga
siswa yang menjawab benar pertanyaan guru, dapat
memanggil nomor kepala siswa lain untuk menjawab
pertanyaan berikutnya. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
8. Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
9. Siswa menyimak penjelasan guru tentang ruas garis yang
membatasi model bangun ruang. (PPK-Kompetensi
komunikasi, Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir
kritis).
10. Siswa mengerjakan LKPD Kegiatan 2 secara berkelompok dan
menjawab pertanyaan guru tentang materi ruas garis yang
membatasi model bangun ruang. (PPK-Penerapan
TPACK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis)
11. Siswa diberi waktu untuk berpikir bersama tentang pertanyaan
yang diajukan oleh guru. (PPK-Kompetensi komunikasi,
Kompetensi mandiri, Kompetensi berpikir kritis).
12. Guru memanggil nomor kepala tertentu untuk menjawab
pertanyaan. Jika tidak menjawab bisa dilempar ke siswa lain
dengan nomor kepala berbeda. Dan juga siswa yang menjawab
benar pertanyaan guru, dapat memanggil nomor kepala siswa
lain untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
(PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
13. Siswa dibimbing guru diberi penguatan jawaban siswa. (
PPK-Kompetensi komunikasi, Kompetensi mandiri,
Kompetensi berpikir kritis).
14. Siswa dibagikan instrumen penilaian PTK dengan muatan
Bahasa Indonesia yang dikerjakan secara mandiri.
Penutup 1. Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilakukan. (PPK-Kualitas Karakter Gotong Royong)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. (PPK-Kualitas karakter mandiri,
Kompetensi berpikir kritis) 20 menit
3. Siswa mengerjakan soal – soal penilaian harian yang diberikan
oleh guru. PPK-Kompetensi karakter mandiri, Kompetensi
kreatifitas).
4. Menyampaikan pesan moral dan kesan serta tindak lanjut dan
menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.
(PPK-Kualitas karakter mandiri, Kompetensi berpikir kritis)
5. Siswa memimpin doa dan memberikan salam. (PPK-Kualitas
karakter religius)

G. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Prosedur Penilaian : Tes awal (-), tes proses tanya jawab selama pembelajaran, tes
akhir (soal penilaian kerja ).
2. Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PTK

Tes Multiple Choice


1. Soal & Kunci Jawaban Siklus 1 (RPP 1)
2. Soal & Kunci Jawaban Siklus 2 (RPP 2)
3. Soal & Kunci Jawaban Siklus 3 (RPP 3)

NAMA : ASMIRAN, S.Pd

ASAL MADRASAH : MIN 1 ENDE

PPG MI ROMBEL : 11 (SEBELAS)

LPTK : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PPG BATCH 3
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022

INSTRUMEN PTK RPP 1


(SIKLUS 1, 2 DAN 3)
A. Tugas Muatan Bahasa Indonesia (Pengetahuan)
Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Perhatikan gambar di bawah ini

Berdasarkan gambar alat kebersihan apa saja yang dapat digunakan untuk
membersihkan lingkungan rumah …
a. Pisau, palu, dan sapu lidi
b. Sapu lidi, kain pel, dan kemoceng
c. Sapu lidi, kemoceng, dan masker
2. Perhatikan kata-kata berikut ini!
1.rajin
2.lantai
3.menyapu
4. Andi
Agar menjadi kalimat yang benar, susunan kata yang tepat adalah …
a. 1 – 3 – 4 – 2
b. 3- 2 – 1 – 4
c. 4 – 1 – 3 – 2
3. Amati gambar berikut!

Laporan yang sesuai dengan di atas adalah …


a. Semua yang kotor memenuhi meja dapur. Dapur yang kotor dan berantakan sisa
makanan belum dibuang dan piring bersih belum dicuci
b. Semua barang kotor memenuhi meja dapur. Dapur terlihat kotor dan
berantakan sisa-sisa makanan telah dibuang pada tempatnya
c. Dapur terlihat kotor dan berantakan. Sisa makanan belum dibuang dan piring
kotor belum dicuci. Benda-benda kotor memenuhi meja dapur
4. Membersihkan rumah adalah perbuatan yang …
a. bermanfaat
b. sia-sia
c. berbahaya
5. Cermatilah lirik lagu “Membuang sampah di bawah ini.
Jangan membuang sampah dimana-mana
Jagalah kebersihan dilingkunganmu
Sampah di rumahmu sampah di halaman
Sapu dan bersihkan buang di tempatnya.
Kita diminta untuk …
a. Membuang sampah dimana-mana
b. Menjaga kebersihan di lingkungan rumah
c. Membuang sampah di lingkungan rumah
6. Perhatikan susunan huruf berikut ini!
K E B E … S I H A N
Huruf yang tepat untuk melengkapi susunan huruf di atas adalah …
a. N
b. R
c. T

Perhatikan gambar di bawah ini

7. Apa yang dilakukan anak pada gambar di atas …


a. Menyapu rumah
b. Menyiram tanaman
c. Merapikan mainan
8. Sampah yang menumpuk bisa menjadi …
a. Wadah uang
b. Sarang kuman
c. Hiasan rumah
9. Contoh rumah yang bersih adalah …
a. Memiliki banyak hiasan
b. Tidak ada sampah yang berserakan
c. Memiliki pajangan foto yang banyak
10. Bacalah teks berikut ini!
Saskia memiliki tetangga bernama Bayu. Rumah Saskia dan Bayu saling berdekatan.
Walaupun berdekatan, keadaan lingkungan rumah Saskia dab Bayu sangat berbeda.
Lingkungan rumah Saskia bersih, sedangkan lingkungan rumah Bayu kotor.
Sikap yang sebaiknya dilakukan Saskia adalah …
a. Membiarkan lingkungan rumah Bayu tetap kotor
b. Menghina Bayu karena lingkungan rumahnya kotor
c. Menasehati Bayu agar membersihkan lingkungan rumahnya
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN PTK RPP 1
(SIKLUS 1)

A. Kunci Jawaban Soal Muatan Bahasa Indonesia

No. Kunci Jawaban Ket

1 B

2 C

3 C

4 A

5 B

6 B

7 A

8 B

9 B

10 C
INSTRUMEN PTK RPP 2
(SIKLUS 2)

A. Tugas Muatan Bahasa Indonesia (Pengetahuan)


I. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Menjaga kebersihan sekolah merupakan kewajiban ....
a. Murid saja
b. Guru saja
c. Semua warga sekolah

Perhatikan gambar berikut untuk mengerjakan soal no 2-3

2. Berdasarkan gambar alat kebersihan apa saja yang dapat digunakan untuk
membersihkan lingkungan rumah …
a. Ember, palu, dan sapu lidi
b. Kain pel, sapu, dan kemoceng
c. Sapu lidi, kemoceng, dan masker
3. Apa tang dilakukan anak-anak pada gambar diatas
a. Menyapu rumah
b. Membersihkan kelas secara bersama-sama
c. Menyapu halaman
Bacalah wacana dibawah ini untuk menjawab soal no 4-5

4. Apa judul dari wacana diatas


a. Aku malu punya pekarangan sekolah yang kotor
b. Sekolahku indah
c. Sekolahku Sejuk
5. Apa yang mengakibatkan siswa banyak yang sakit …
a. Membuang sampah pada tempatnya
b. Membuang sampah sembarangan
c. Tidak membuang sampah
6. Kelas yang bersih bisa mendukung siswa untuk belajar dengan …
a. Nyaman dan tenang
b. Tidak teratur
c. Tentram
7. Saling bantu membantu membersihkan kelas termasuk perbuatan yang …
a. Tercela
b. Terpuji
c. Terlarang
8. Cara menjaga kebersihan di sekolah dapat dilakukan dengan cara …
a. Piket kebersihan
b. Belajar bersama
c. Lomba berhitung
9. Apakah perbuatan anak dibawah ini perlu kita tiru …
a. Tidak perlu ditiri
b. Perlu ditiru
c. Buang saja

10. Sekolah adalah tempat untuk menuntut …


a. Ilmu
b. Berbelanja
c. Bermain
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN PTK RPP 2
(SIKLUS 2)

A. Kunci Jawaban Soal Muatan Bahasa Indonesia

No. Kunci Jawaban Ket

1 C

2 B

3 B

4 A

5 B

6 A

7 B

8 A

9 A

10 A
INSTRUMEN PTK RPP 3
(SIKLUS 3)

A. Tugas Muatan Bahasa Indonesia (Pengetahuan)


I. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Bacaan berikut untuk soal no 1 dan 2

Tempat Bermain Yang Bersih


Tempat bermain merupakan salah satu tempat yang kita butuhkan. Di sana kita bisa
bermain dengan teman-teman. Tempat bermain juga bisa dijadikan tempat belajar dan
rekreasi. Oleh sebab itu, kebersihannya harus kita jaga dengan baik. Tempat bermain
yang bersih bebas dari sampah. Jika tempat bermain bersih, pengunjung akan akan
sehat. Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Oleh sebab itu , jika ingin sehat, kita harus
menciptakan lingkungan yang bersih.

Apa judul wacana di atas …


a. Rekreasi
b. Tempat Bermain Yang Bersih
c. Wisata
2. Kebersihan adalah pangkal ..... oleh sebab itu, jika ingin sehat, kita harus
menciptakan lingkungan yang bersih
a. Kesehatan
b. Iman
c. Kumuh
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
1. Udara karena banyak debu dan asap
2. Sampah banyak bertebaran
3. Sumber air tidak bersih
4. Saluran air tidak lancar sehingga air menggenang
5. Tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan subur sehingga lingkungan menjadi
gersang
Pernyataan –pernyataan diatas merupakan ciri-ciri lingkungan…
a. Sekitar
b. Hutan
c. Tidak sehat
4. Perhatikan gambar di bawah ini!

Laporan sesuai dengan gambar di atas adalah …


a. Bayu dan teman-teman membersihkan tempat bermain secara bersama-sama.
Setelah selesai membersihkan, tempat bermain menjadi bersih dan terhindar
dari penyakit. Kemudian Bayu dan teman-temannya mulai bermain bersama-
sama dengan riang gembira.
b. Tempat bermain terlihat kotor. Halaman terlihat kotor dan berantakan. Sampah-
sampah berserakan. Bayu dan teman-temannya tidak membersihkan tempat
bermain.
c. Halaman tempat bermain terlihat kotor dan berantakan. Sampah-sampah
berserakan. Bayu dan teman-temannya tidak membersihkan tempat bermain.
5. Salah satu contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan cinta lingkungan agar tetap
sehat adalah …
a. Membuang sampah sembarangan
b. Mengumpulkan sampah organik dengan non organik pada tempat yang sama
c. Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah maupun rumah
6. Bacalah wacana di bawah ini!
Kesehatan dan Keselamatan Ketika Bermain Perlu Diperhatikan
Sebelum bermain Bayu dan teman- temannya membersihkan tempat
bermain. Jika ada sampah dan kotoran hewan mereka membersihkannya dahulu.
Kotoran hewan jika terinjak dapat membuat kaki gatal. Kaki yang gatal akan
membuat kegiatan terganggu.Keselamatan dalam bermain juga harus diperhatikan.
Jika ada benda tumpul atau benda tajam harus disingkirkan. Misalnya saja duri atau
potongan kayu yang tajam. Duri dan potongan kayu yang tajam dapat melukai kaki.
Kegiatan bermain pun akan terganggu. Oleh sebab itu, kesehatan dan keselamatan
bermain harus selalu diperhatikan
Berdasarkan wacana diatas, apa alasan Bayu dan teman-temannya membersihkan
tempat bermain terlebih dahulu …
a. Nyaman dan keselamatan
b. Supaya kelihatan bersih
c. Supaya kaki tetap bersih
7. Perhatikan susunan huruf berikut ini!
K E ... E L A M A T A N
Huruf yang tepat untuk melengkapi susunan huruf di atas adalah …
a. B
b. S
c. A
Perhatikan kosa kata dibawah ini untuk menjawab soal no 8-10

8. Kosa kata dari bersih yaitu …


a. Teratur baik
b. Bebas dari penyakit
c. Bebas dari kotoran
9. Kosa kata dari Sehat yaitu …
a. Bebas dari penyakit
b. Teratur baik
c. Bebas dari kotoran
10. Kosa kata dari Rapi yaitu …
a. Bebas dari kotoran
b. Teratur baik
c. Bebas dari penyakit
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN PTK RPP 3
(SIKLUS 3)

A. Kunci Jawaban Soal Muatan Bahasa Indonesia

No. Kunci Jawaban Ket

1 B

2 A

3 C

4 A

5 C

6 A

7 B

8 C

9 A

10 B
3. FOTO PENELITIAN

SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3

Anda mungkin juga menyukai