Oleh :
ANITA
A1I117144
2019
1
Kata Pengantar
Segala puji penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan,
sehingga tugas membuat proposal penelitian yang berjudul “ Pengaruh Metode Kooperatif Tipe Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 2 Lapandewa pada Mata Pelajaran Matematika ” ini
bisa terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas Proposal ini masih banyak terdapat kekurangan
bahkan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
2
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . .
C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . .
A. Deskripsi Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .
a. belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Model Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Penelitian Relevan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
C. Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Merumuskan Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
Daftar Pustaka
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar dalam upaya memanusiakan
manusia adalah pendidikan. Pendidikan diamanatkan dalam konstitusi pada Pasal 31 Ayat (1)
yang menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (Hasil
Amandemen UUD 1945 Tahun 2002). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan
relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.Undang-undang Sistem Pendidikan RI Nomor 20
Tahun 2003 bertujuan bahwa semua peserta didik diharap menjadi manusia beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggungjawab. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan itu, di sekolah perlu dilaksanakan pembelajaran yang
komprehensif yang mengarah pada bagaimana kehidupan manusia pada masa kini maupun
masa depan ada dalam semua mata pelajaran.
Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit
dan tidak menarik bagi banyak peserta didik di sekolah. Hal ini berdampak buruk bagi hasil
belajar peserta didik. Adanya bukti dari hasil evaluasi pelajaran matematika tiap semester
maupun ujian akhir masih sering di bawah standart mata pelajaran lain. Keadaan ini sungguh
sangat memprihatinkan. Salah satu cara dalam mengatasi keadaan ini adalah bagaimana agar
peserta didik mampu berperan secara aktif dalam mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya untuk bisa memahami, mengerti, mengamati, merencanakan, melaksanakan,
mengkomunikasikan hasil dan lain sebagainya. Dalam mengelola pembelajaran di dunia
pendidikan diperlukan suatu keterampilan tertentu oleh guru untuk menyampaikan sesuatu
materi pelajaran. Keterampilan guru sangat diperlukan karena setiap peserta didik memiliki
kemampuan dan pemahaman yang berbeda sehingga peserta didik dapat menguasai materi
5
pelajaran sesuai dengan target yang telah ditetapkan kurikulum.Penyampaian materi oleh guru
supaya berhasil mencapai tujuannya perlu memperhatikan masalah yang paling penting
disamping materi pelajaran yaitu penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dan sering dijadikan bahan pembicaraan dalam dunia
pendidikan. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran kelas atau pembelajaran dalam totorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian
rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Situasi dan kondisi belajar yang tidak nyaman dan kurang variatif seperti penggunaan
metode ceramah yang kerap digunakan guru, minimnya penggunaan media, dan lain-lain juga
semakin memperparah keadaan. Rasa tidak suka yang dimiliki oleh peserta didik secara
otomatis menyebabkan motivasi belajar menurun dan mengakibatkan kesulitan untuk
memahami pelajaran Matematika semakin bertambah. Jika diadakan evaluasi para peserta didik
6
merasa kesulitan/bahkan tidak mengerti sama sekali, sehingga pada akhirnya peserta didik
menyimpulkan bahwa mata pelajaran Matematika sulit dan menjenuhkan. Oleh karena itu,
seorang guru harus pandai-pandai memilih model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang di atas, guna meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Matematika, maka penulis bemaksud mengadakan penelitian dengan judul "
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkantan Hasil Belajar
Siswa SMPN 2 Lapandewa pada Mata Pelajaran Matematika "
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
1. Bagaimana pengaruh model kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatkan hasil belajar siswa
SMPN 2 Lapandewa pada mata pelajaran Matematika?
2. Bagaimana hasil belajar Matematika pada Peserta Didik SMPN 2 Lapandewa setelah
digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
C. Tujuan Penelitian
7
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan belajar peserta didik SMPN 2
Lapandewa pada mata pelajaran Matematika
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa yang mengalami
kemampuan belajar rendah pada mata pelajaran matematika
2. Bagi guru. Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan guru dapat mengetahui
metode-metode belajar yang sesuai untuk siswa pada mata pelajaran matematika sehingga
guru dapat menerapkan metode belajar yang tepat pada pembelajaran matematika
3. Bagi peneliti. Hasil penelitian ini memberikan bekal, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
sebagai calon guru untuk menjalani profesinya sebagai seorang guru. Dengan demikian, anak
didik yang dibinanya nanti dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam proses belajar
mengajar matematika
BAB II
KAJIAN TEORI
8
A. Deskripsi Teori
a. Belajar
Gagne dalam Susanto (2014: 1) menyatakan belajar adalah suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dimaknai sebagai
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. Sunaryo dalam Komalasari (2010: 2) menyatakan belajar merupakan suatu
kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang
ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
b. Pembelajaran
9
2. Model Pembelajaran
Menurut Suprijono (2015: 65) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Joyce dan Weill dalam Huda
(2014: 73) mendefinisikan model pengajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum, mendesain materi-materi intruksional, dan memandu proses pengajaran di
ruang kelas atau di setting yang berbeda.
Bern dan Erickson dalam Komalasari (2010: 62) mengemukakan bahwa cooperative learning
(pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan
menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Slavin dalam Komalasari (2010: 62) menjelaskan keberhasilan belajar dari kelompok
tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara
berkelompok.
Ada beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif. Isjoni (2013: 73) membagi model
pembelajaran kooperatif menjadi beberapa variasi, yaitu Student Team Achievement Division (STAD),
Jigsaw, Teams- Games-Tournaments (TGT), Group Investigation (GI), Rotating Tri Exchange, Group
Resume. Komalasari (2010: 62) membagi pembelajaran kooperatif menjadi beberapa model atau tipe,
yaitu Number Head Together (NHT), Cooperatif Script, Group Investigation, Think Pair Share (TPS),
10
Jigsaw, Snow Ball Throlling, Team Game Tournament(TGT), Think-Talk-Writte (TTW) dan Two Stay Two
Stray (TS-TS).
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di
Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins
(Fathurrohman, 2015: 62). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan
materi tersebut pada anggota kelompok yang lain, sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun
sosial siswa sangat diperlukan.
Model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw merupakan salah satu model
pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative
Learning Teknik Jigsaw dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok terstruktur.
Yang termasuk di dalam struktur itu adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
11
Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau membantu di antara sesama
dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan-bahan
pelajaran.
Menurut Anita Lie (2008:18) dalam bukunya Cooperative Learning Teknik Jigsaw , bahwa
model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok
yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap Cooperative Learning Teknik Jigsaw.
Untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong- royong yaitu :
(1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar
(2) Kelompok di betuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
(3) Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku jenis kelamin beragam
(4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu (Trianto, 2007:47)
12
Seperti yang diungkapkan oleh Anita Lie dalam Rusman (2014, h. 218) bahwa,
pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara
heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan tanggung jawab secara
mandiri. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative
Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,
pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk
secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota
dengan sesama manusia yang akan sangat bermamfaat bagi kehidupan diluar
sekolah.pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
dan pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam
pemberlajaran cooperative tipe jigsaw ini siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun
sebagai guru.
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah untuk mengajarkan kepada
siswa untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan
ini penting dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar
dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di mana masyarakat secara
budaya semakin beragam.
13
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Menurut Rusman (2008 : 205) model pembelajaran jigsaw ini dikenal juga dengan
kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang
berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai team
ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu
di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Prosedur atau langkah-
langkah pembelajaran cooperative pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai
berikut :
1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-pokok materi pelajaran
sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama pada tahapan ini adalah
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa
bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran cooperative bisa dilakukan melalui tes atau kuis,
yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian
kemmapuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan
kelompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya dalam Rusman (2014, h. 213), Hasil akhir setiap
siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai
sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam
kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.
4) Pengakuan tim, adalah peetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paling
berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat
memotivasi tim untuk berprestasi lebih baik lagi.
Berikut ini beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan guru dalam penerapan
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw:
1) Melakukan menbaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topictopik permasalahan
untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.
2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapat topic permasalahan yang sama bertemu
dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik
permasalahan tersebut.
14
3) Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil yang di
dapat dari hasil diskusi tim.
B. Penelitian Relevan
Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Jaya (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun
Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan ada pengaruh
penerapan pengaruh model pembelajaran tipe jigsaw terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu melihat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa. Namun terdapat perbedaan pada mata pelajaran
dan subjek penelitian yaitu pada penelitian tersebut mengambil mata pelajaran geografi dan sampel
siswa SMA kelas XI, sedangkan peneliti mengambil mata pelajaran matematika dan sampel siswa
SMPN 2 Lapandewa
2. Satyawan (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pokok Kubus Dan Balok Kelas VIII MTs
15
Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011”. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII MTs. Assyafi’iyah Gondang. Penelitian
tersebut memiliki kesamaan terhadap penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaannya yaitu
kedua penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan mengambil mata
pelajaran matematika.
C. Kerangka Berpikir
16
siswa. Hal tersebut karena kurang adanya sarana dan prasarana di ruang kelas seperti layar LCD,
maupun model pembelajaran. Selama proses pembelajaran, penggunaan model pembelajaran
yang konvensional menyebabkan siswa kurang antusias terhadap pelajaran yang disampaikan
oleh guru, beberapa siswa ada yang mengobrol dengan teman disampingnya, ada juga siswa
yang sibuk bermain handphone saat guru mengajukan pertanyaan seputar materi yang
disampaikan, banyak siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan guru, dan tidak ada
siswa yang bertanya apabila ada materi yang belum jelas. Hal ini menyebabkan kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Oleh karena itu perlu adanya penerapan model pembelajaran yang lebih bervariasi,
salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dengan diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diharapkan akan membantu siswa agar lebih aktif dalam
belajar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menuntut siswa menjadi lebih aktif, karena adanya
interaksi antara siswa satu dengan siswa yang lain atau kelompok satu dengan kelompok yang
lain serta guru dengan siswa, diharapkan dari interaksi tersebut dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa.
D.Merumuskan Hipotesis
Berdasarkan kondisi peserta didik yang cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Matematika , maka penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatkan hasil belajar siswa SMPN 2
Lapandewa pada mata pelajaran Matematika. Adapun rumusan hipotesisnya sebagai berikut :
H0 : Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap peningkatan
hasil belajar siswa SMPN 2 Lapandewa pada mata pelajaran Matematika
H1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap
peningkatan hasil belajar siswa SMPN 2 Lapandewa pada mata pelajaran Matematika
17
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB, TK. Yrama
Widya. Bandung. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Djamarah dan Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta.Jakarta.
Gunawan, Muhamamad Ali. 2013. Statistik Penelitian Pendidikan. Parama Publishing. Yogyakarta.
Hamdayana, Jumanta. 2015. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Ghalia Indonesia.
Bogor.
Abu Hamid dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta, Jakarta: 1991.
18
Baharuddin, dkk, Teori Belajar & Pembelajaran, Malang: AR-Rusmedia, 2007.
Abustam Idrus, Rahman Asfah, Djaali, 2006 ; Pedoman Praktis Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah,. Badan Penerbit UNM.
19