Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Makalah)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Matematika (SPM)

Dosen Pengampu: Dr. Hepsi Nindiasari, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Oktaviani Puspita Wardani

2225180053

3B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika” sebagai tugas individu
dosen Ibu Dr. Hepsi Nindiasari, S.Pd., M.Pd. mata kuliah Strategi Pembelajaran
Matematika.
Makalah ini berisikan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yang diterapkan pada pembelajaran matematika. Diharapkan makalah ini dapat
memperkaya referensi tentang model pembelajaran. Saya menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.

Serang, September 2019


Penyusun

Oktaviani Puspita Wardani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .......................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah ........................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ........... 4


2.2 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ..... 7
2.3 Penelitian Terdahulu Mengenai Pelaksanaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika ......... 10
2.4 Skenario Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
Pembelajaran Matematika ........................................................... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 17

3.1 Simpulan ..................................................................................... 17


3.2 Saran ........................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan aspek penting dan mendasar dalam pembangunan
Negara. Pelaksanaan pendidikan di sekolah meliputi guru yang berperan
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, yang diwujudkan dalam
kegiatan belajar mengajar. Pendidikan berperan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi masyarakat yang berkualitas dan
memiliki bekal ilmu untuk kepentingan hidup baik di masa sekarang
ataupun masa yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut tentunya
diperlukan pendidikan yang berkualitas, salah satunya dengan cara
memperbaiki sistem pembelajaran di kelas. Oleh karena itu setiap guru harus
mempunyai perencanaan pembelajaran yang baik dan matang sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar, terlebih lagi dalam pembelajaran
matematika.

Matematika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Di setiap


sudut kehidupan kita selalu menemukan hal yang berkaitan dengan
matematika. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus bisa
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dengan cara mengubah
atau menerapkan strategi pembelajaran yang dapat membuat suasana kelas
menjadi menyenangkan dan peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.
Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa matematika merupakan
pelajaran yang dianggap menakutkan padahal dalam kehidupan sehari-hari
kita banyak menjumpai hal yang berkaitan dengan matematika.

Pelajaran matematika yang berhubungan dengan bilangan-bilangan dan


rumus membuat peserta didik putus asa dan kurang termotivasi untuk
mempelajarinya. Tidak sedikit juga peserta didik yang kurang senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal matematika yang menurut

1
mereka sulit sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran di
kelas. Guru sebagai pendidik juga biasanya dalam pembelajaran matematika
hanya menjelaskan dan memberi soal latihan sehingga suasana kelas terasa
membosankan dan kurang adanya interaksi antar peserta didik yang
akhirnya membuat peserta didik tidak bersemangat untuk belajar.

Maka dari itu, pendidik harus mengubah metode pembelajaran matematika


yang biasanya berupa ceramah diganti dengan metode lain. Salah satu
alternatifnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Karena dengan metode ini peserta didik akan mampu berinteraksi
dengan peserta didik lain yang dapat mendorong pemikirannya dan
motivasinya untuk belajar matematika.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dari makalah ini
yaitu:
1) Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
2) Bagaimana tahapan pelaksanaan atau sintaks pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw?
3) Bagaimana hasil penelitian terdahulu mengenai model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika?
4) Bagaimana contoh skenario pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan dari makalah
ini yaitu:
1) Untuk mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2) Untuk memahami tahapan pelaksanaan atau sintaks pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
3) Untuk mengidentifikasi hasil penelitian terdahulu mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika

2
4) Untuk mengetahui contoh skenario pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam pembelajaran matematika

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


Sesuai dengan tujuan penulisan tersebut maka manfaat penulisan makalah
ini yaitu:
1) Untuk pendidik makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi mengenai
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajaran
matematika
2) Untuk mahasiswa makalah ini dapat memperdalam ilmu tentang model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajaran
matematika

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Pembelajaraan kooperatif berasal dari kata cooperative yang berarti
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Amargawati, 2017).

Menurut Rusman (dalam Rosyidah, 2016) model pembelajaran kooperatif


adalah bentuk kegiatan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

Slavin (dalam Amargawati, 2017) berpendapat bahwa pembelajaran


kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana kelompok belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat atau lima
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar.

Bern dan Erickson (dalam Rosyidah, 2016) mengemukakan bahwa


pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil
dimana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan model yang mengutamakan kerja sama


di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif ini juga dapat menciptakan saling ketergantungan antara siswa,
sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tapi
juga sesama siswa (Yamin dan Ansari dalam Syarifuddin, 2011).

4
Jadi, model pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk kegiatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang di mana siswa
bekerja dan belajar bersama dalam kelompok tersebut dan saling
ketergantungan antara yang satu dengan yang lain sehingga tercapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.

Dengan adanya model pembelajaran kooperatif diharapkan siswa mampu


meningkatkan hasil belajarnya dan meningkatkan hubungan antar kelompok
serta mengembangkan kemampuan sosialnya sebab dalam belajar kooperatif
memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi
dengan siswa yang lain dalam satu tim serta mampu. Diharapkan juga siswa
mampu meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya dirinya serta dapat
memiliki perasaan tenggang rasa dan peduli satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif sering kali disamakan dengan pembelajaran


kelompok padahal keduanya memiliki perbedaan dan dapat dilihat dalam
tabel berikut ini.
Belajar Kooperatif Belajar Kelompok
Memiliki beragam model dan Hanya memiliki satu model, yaitu
teknik beberapa siswa tergabung dalam
satu kelompok
Memiliki struktur, jumlah, dan Memiliki satu cara, yaitu
teknik tertentu menyelesaikan tugas tertentu
bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota Menimbulkan gejala
kelompok untuk berperan serta ketergantungan antar anggota
dalam penyelesaian tugas tertentu kelompok
Belajar kooperatif menggalang Sangat tergantung dari niat baik
potensi sosialisasi di antara setiap anggota kelompok
anggotanya

5
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar sekaligus memotivasi siswa dalam proses
pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Menurut Hamdayama (dalam Rusmartini, 2015) model kooperatif tipe


jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengajarkan siswa
belajar dalam kelompok kecil terdiri atas 4-5 orang dengan memperhatikan
keheterogenan dan bekerja sama positif. Setiap anggota bertanggung jawab
untuk mempelajari masalah tertentu dari materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain.

Lie (dalam Rosyidah, 2016) menyatakan bahwa pengertian model


pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model belajar kooperatif dengan
cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 6 siswa secara
heterogen, memberikan kesempatan siswa dapat bekerja sama, saling
ketergantungan positif di antara siswa dan siswa mampu bertanggung jawab
secara mandiri.

Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memerhatikan keheterogenan siswa dan setiap
siswa saling bekerja sama, saling ketergantungan positif, dan bertanggung
jawab atas dirinya sendiri dan kelompok.

Jigsaw pada awalnya dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson


dan teman-teman di Universitas Texas (1978). Kemudian teknik ini
diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson sebagai metode
pembelajaran kooperatif.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap


pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka harus siap memberikan

6
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain
(Amargawati, 2017). Sehingga siswa yang satu dengan yang lainnya saling
ketergantungan dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari
dan memahami materi yang ditugaskan.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat istilah


“kelompok asal” dan “kelompok ahli”. Kelompok asal merupakan kelompok
induk yang beranggotakan 4-6 orang dengan kemampuan yang bervariasi.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli dan dibentuk untuk
pembagian materi yang berbeda pada setiap anggotanya dan setiap anggota
harus dapat menguasai materi yang telah ditugaskan berdasarkan bahan
bacaan. Kemudian para ahli dari kelompok asal yang berbeda berkumpul
sesuai dengan materi yang sama dan berdiskusi serta saling membantu satu
sama lain tentang materi yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian para
ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompoknya mengenai materi yang telah dipelajari dan didiskusikan
sebelumnya bersama kelompok ahli. Selanjutnya di akhir pembelajaran,
siswa diberikan kuis secara individu yang mencakup semua materi yang
telah dibahas.

Tujuan dari tipe jigsaw adalah untuk mengembangkan kerja sama antar
siswa dalam kelompok, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai
materi secara mendalam yang mungkin tidak dapat diperoleh apabila
mencoba mempelajari materi sendiri.

2.2 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Sintaks pembelajaran kooperatif terdiri atas 6 fase dan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Fase
Indikator Perilaku Pendidik
Ke-
1. Present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyampaikan tujuan dan (standar kompetensi) yang ingin

7
mempersiapkan atau dicapai dan memotivasi peserta
memotivasi peserta didik didik serta memastikan bahwa
peserta didik siap belajar
2. Present information Mempresentasikan informasi
Menyajikan informasi kepada peserta didik secara verbal
3. Organize students to Memberikan penjelasan kepada
learning teams peserta didik mengenai tata cara
Mengorganisasikan peserta pembentukan kelompok belajar dan
didik ke dalam kelompok membantu setiap kelompok agar
belajar melakukan transisi yang efisien
4. Assist team work and study Membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok belajar selama peserta didik
belajar dan belajar mengerjakan tugasnya
5 Test on the materials Mengevaluasi hasil belajar peserta
Mengevaluasi didik mengenai materi yang telah
dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
6. Provide recognition Mempersiapkan cara untuk
Memberikan penghargaan menghargai usaha dan prestasi
individu maupun kelompok

Mengenai tahapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara rinci


dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Guru mengelompokkan peserta didik yang heterogen menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 anggota. Kelompok ini dinamakan
kelompok asal.
2) Setiap anggota pada masing-masing kelompok asal diberi tugas untuk
mempelajari sub materi tertentu yang akan dibahas.
3) Setiap anggota dari kelompok asal yang berbeda berkumpul dalam satu
sub materi yang sama. Kelompok ini dinamakan kelompok ahli.

8
4) Dalam kelompok ahli, peserta didik berdiskusi dan mengkaji sub materi
yang menjadi tanggung jawabnya.
5) Para ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan sub materi
yang sudah didiskusikan bersama kelompok ahli kepada anggota
kelompok asal.
6) Peserta didik dievaluasi secara individual mengenai semua materi yang
sudah dipelajari.
7) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru harus


berperan lebih aktif terutama dalam penyusunan rencana pembelajaran,
pengaturan pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan membuat tugas untuk
dikerjakan peserta didik bersama kelompoknya. Peran guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tipe jigsaw yaitu:
1) Fasilitator
Sebagai fasilitator guru harus memiliki sikap sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan
b. Membantu kegiatan pembelajaran dan menyediakan sumber atau
peralatan
c. Membantu siswa untuk mengungkapkan dan menjelaskan
keinginannya
d. Menjelaskan tujuan kegiatan pada setiap kelompok dan mengatur
penyebaran dalam pertukaran pendapat
2) Mediator
Guru memiliki peran sebagai penghubung dalam mengaitkan materi
pembelajaran yang sedang dibahas melalui pembelajaran kooperatif
dengan permasalahan yang konkret ditemukan di lapangan.
3) Director-Mediator
Guru memiliki peran dalam membimbing dan mengarahkan jalannya
diskusi namun tidak memberikan jawaban kepada peserta didik. Guru

9
juga berperan sebagai penyemangat peserta didik agar peserta didik aktif
dan berpartisipasi dalam diskusi.
4) Evaluator
Guru memiliki peran dalam menilai kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Selain penilaian hasil, penilaian pada proses pembelajaran
lebih ditekankan.

2.3 Penelitian Terdahulu Mengenai Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif


Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika
Berikut adalah beberapa hasil penelitian terdahulu dari beberapa artikel
terkait mengenai pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran matematika.
1) Artikel yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VII SMPN 1
Karangploso” oleh Dwi Ambar Amargawati pada tahun 2017 membahas
tentang penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VII SMPN 1
Karangploso mengenai penerapan model pembelajaran jigsaw untuk
meningkatkan hasil belajar matematika. Pada penelitiannya, Dwi Ambar
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dari hasil
penelitiannya, Dwi Ambar menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran jigsaw berpengaruh pada peningkatan kualitas hasil belajar
terbukti pada hasil nilai rata-rata kelas mulai dari pretes, siklus 1 dan
siklus 2. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus I, ada
peningkatan hasil belajar jika dibandingkan dengan hasil pretes yang
dilakukan sebelum siklus I. Nilai rata-rata pretes 62,88 dan hasil siklus I
nilai rata-rata meningkat menjadi 71,41 dengan nilai terendah 49 dan
nilai tertinggi 90. Batas nilai ketuntasan adalah 75. Jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 75 adalah 30 siswa, sedangkan siswa yang
memperoleh nilai ≤ 75 hanya 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa 78%
siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang diberikan.
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus 2, ada peningkatan hasil

10
belajar jika dibandingkan dengan hasil siklus 1. Nilai rata-rata siklus 2
yaitu 78,45 sekitar 30 siswa tuntas belajar atau 95%.
2) Artikel yang berjudul “Jigsaw Type of Cooperative Learning as a Means
of Improving High School-Student’s Mathematical Communication
Ability” oleh Ahmad dan Akhmad Jazuli pada tahun 2009 membahas
tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa SMA. Dari hasil
penelitiannya, Ahmad dan Akhmad menyimpulkan bahwa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa lebih baik daripada menggunakan model
pembelajaran konvensional. 60% siswa mengatakan bahwa mereka
senang diajar matematika menggunakan teknik jigsaw karena membuat
pembelajaran menjadi lebih dinamis, efektif, efisien, dan dapat
meningkatkan rasa percaya diri serta rasa solidaritas siswa.
3) Artikel yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri
Pucangan” oleh Eti Riana, Suhartono, dan Joharman pada tahun 2014
membahas tentang penelitian yang di lakukan pasa siswa kelas IV di
SDN Pucangan mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Pada penelitiannya, Eti, Suhartono, dan Joharman
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dari hasil
penelitiannya, mereka menyimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri Pucangan kecamatan Ambal kabupaten
Kebumen tahun ajaran 2013/2014. Hal itu terbukti dengan meningkatnya
hasil hasil belajar siswa setelah penelitian dilaksanakan. Sebelum
penelitian dilaksanakan, hasil belajar siswa tergolong rendah, dengan
rincian siswa dengan hasil belajar ≥ KKM (60) hanya sebanyak 51,61%
dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV, dengan rata-rata hasil belajar
siswa kelas IV sebesar 57,09. Setelah penelitian dilaksanakan, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh meningkatnya
rata-rata hasil belajar siswa kelas IV hingga mencapai 71,09 dan siswa

11
dengan hasil belajar siswa ≥ KKM mencapai 81,25% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas IV.
4) Artikel yang berjudul “Effect of Cooperative Learning on Secondary
School Students’ Mathematics Achievement” oleh Effandi Zakaria, Titi
Solfitri, Yusoff Daud, Zulkarnain Zainal Abidin pada tahun 2013
membahas tentang akibat dari pembelajaran kooperatif pada prestasi
matematika siswa SMP di Pekanbaru. Dari penelitiannya, mereka
menyimpulkan bahwa belajar kooperatif dapat meningkatkan prestasi
matematika dan meningkatkan rasa percaya diri.

Dilihat dari hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan model


pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika, dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu:


1) Siswa dapat berinteraksi dengan teman yang lainnya dan akan akan lebih
termotivasi untuk belajar
2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa
3) Mendorong siswa untuk aktif dan meningkatkan kemampuan sosial serta
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
4) Mengajarkan siswa untuk percaya pada kemampuan diri sendiri untuk
berpikir dan mencari informasi
5) Melatih kemampuan siswa dalam berbicara di depan umum
6) Membantu siswa belajar menghargai pendapat orang lain
7) Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih
dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya

Selain adanya kelebihan, terdapat juga kekurangan dari model pembelajaran


kooperatif tipe jigsaw, yaitu:

12
1) Siswa yang aktif cenderung lebih mendominasi diskusi dan cenderung
lebih mengontrol jalannya diskusi
2) Ada beberapa siswa yang mungkin segan untuk menyampaikan
pendapatnya
3) Sulit membentuk kelompok yang dapat bekerja sama dan harmonis
4) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah
cenderung akan kesulitan
5) Terlalu mengandalkan kemampuan dialektika
6) Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli terkadang tidak
sesuai antara kemampuan dengan kondisi yang harus dipelajari
7) Membutuhkan waktu yang lebih lama terlebih lagi apabila penataan
ruang kelas belum terkondisi dengan baik

2.4 Skenario Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran


Matematika
Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 menit
1. Mempersiapkan siswa
 Guru mengucapkan  Siswa menjawab salam, 2 menit
salam, melihat menyiapkan diri untuk
kesiapan siswa untuk belajar, dan
belajar, dan memberitahu teman
memeriksa kehadiran yang tidak hadir
siswa
 Guru menyampaikan  Siswa menyimak 3 menit
tujuan pembelajaran penjelasan guru
dan memberikan
apersepsi
2. Menyajikan informasi
 Guru menjelaskan  Siswa menyimak 5 menit
tentang materi yang penjelasan guru

13
akan dipelajari dan
model pembelajaran
yang akan digunakan
Kegiatan Inti 70 menit
3. Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok belajar
 Guru membagi siswa  Siswa membentuk 5 menit
menjadi 8 kelompok kelompok asal sesuai
asal yang terdiri atas 4 arahan guru
siswa yang heterogen
 Guru mengarahkan  Siswa berbagi tugas 2 menit
siswa untuk berbagi menjadi anggota
tugas menjadi anggota kelompok ahli di
kelompok ahli dalam kelompoknya masing-
setiap kelompok asal masing
 Guru mengarahkan  Siswa kelompok asal 5 menit
siswa untuk berkumpul dengan
membentuk kelompok kelompok ahli sesuai
ahli yang terdiri dari dengan materi yang
anggota kelompok asal menjadi tanggung
yang berbeda jawabnya
4. Membimbing dalam
diskusi kelompok
 Guru membagi  Siswa dalam kelompok 3 menit

Lembar Kerja Siswa ahli menerima Lembar


(LKS) mengenai Kerja Siswa (LKS) dari
kubus, balok, prisma guru sesuai dengan
dan limas kepada materi yang menjadi
kelompok ahli keahliannya
 Guru memberikan  Siswa mulai berdiskusi 20 menit

kesempatan siswa mengenai materi dan

14
berdiskusi mengenai LKS yang diberikan di
materi dan LKS yang dalam kelompok ahli
diberikan
 Guru memantau kerja  Siswa mengerjakan LKS 5 menit
setiap kelompok dan dan bertanya apabila ada
memberi kesempatan yang tidak mengerti
siswa untuk bertanya
jika mengalami
kesulitan
 Guru meminta para  Para anggota kelompok 20 menit
anggota kelompok ahli ahli kembali ke
untuk kembali ke kelompok asal dan
kelompok asal dan menyampaikan materi
menyampaikan materi yang sudah didiskusikan
yang sudah dalam kelompok ahli
didiskusikan dalam
kelompok ahli
5. Evaluasi
 Guru memberikan  Siswa mengerjakan 10 menit
soal-soal latihan yang soal- soal latihan yang
dikerjakan secara diberikan oleh guru
individu secara individu
Kegiatan Penutup 10 menit
6. Memberikan
penghargaan
 Guru memberikan skor  Kelompok terbaik 5 menit
kelompok berdasarkan mendapatkan reward
hasil rata-rata kuis
anggota kelompok dan
pemberian reward
kepada kelompok yang
memiliki rata-rata

15
tertinggi
 Guru membimbing  Siswa bersama dengan 2 menit
siswa untuk guru menyimpulkan
menyimpulkan pelajaran
pelajaran
 Guru meminta siswa  Siswa mengemukakan 2 menit
mengemukakan pendapat dari
pendapat dari pengalaman belajarnya
pengalaman belajarnya (refleksi)
(refleksi)
 Guru meminta siswa  Siswa memperhatikan 1 menit
untuk mempelajari arahan guru dan
materi berikutnya dan menjawab salam guru
menutup kelas dengan
mengucapkan salam

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan dalam pembahasan, berikut adalah
kesimpulan dari makalah ini.
1) Model pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk kegiatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya siswa dibentuk menjadi
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang di
mana siswa bekerja dan belajar bersama dalam kelompok tersebut dan
saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain sehingga
tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memerhatikan keheterogenan siswa dan
setiap siswa saling bekerja sama, saling ketergantungan positif, dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan kelompok.
3) Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat istilah
“kelompok asal” dan “kelompok ahli”. Dan tujuan dari tipe jigsaw
adalah untuk mengembangkan kerja sama antar siswa dalam kelompok,
keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai materi secara mendalam
yang mungkin tidak dapat diperoleh apabila mencoba mempelajari
materi sendiri. Peran guru dalam tipe jigsaw adalah sebagai fasilitator,
mediator, director-mediator, evaluator.
4) Dari hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika, disimpulkan
bahwa dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.

17
3.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran dari penulis mengenai model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
1) Guru atau peneliti yang hendak menerapkan metode ini seharusnya
dipersiapkan secara matang mengenai materi yang akan disampaikan
dan juga harus mampu mengkondisikan kelas sedemikian rupa agar
didapat hasil yang maksimal.
2) Hendaknya metode ini dapat diterapkan pada setiap pembelajaran yang
sesuai, karena selain dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar,
peserta didik juga akan mendapat variasi pembelajaran sehingga
mengurangi kejenuhan dan dapat meningkatkan motivasi serta semangat
peserta didik dalam belajar.
3) Guru harus memberikan ruang kepada peserta didik untuk
mengungkapkan pendapatnya, namun guru juga diharapkan tidak pasif
ketika dalam pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A., & Jazuli, A. (2009). Jigsaw Type of Cooperative Learning as a Means
of Improving High School-Students’ Mathematical Communication
Ability. EDUCARE, 1(2).
Amargawati, D. A. (2017). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMPN 1 KARANGPLOSO. CENDEKIA: Journal of
Education and Teaching, 11(1), 13-30.
Batubara, E. (2018). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Kelas V
SD Negeri 104204 Sambirejo Timur. Elementary School Journal, 8(1).
Haryati, S. (2017). Belajar & Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Malang: Graha Cendekia.
Mbacho, N. W. (2013). Effects of jigsaw cooperative learning strategy on
students’ achievement in secondary school mathematics in Laikipia East
District, Kenya (Doctoral dissertation, Egerton University).
Riana, E. (2014). PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS
IV SD NEGERI PUCANGAN. KALAM CENDEKIA PGSD KEBUMEN,
6(4).
Rosyidah, U. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6
Metro. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2).
Rusmartini, R. (2015). PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2
NAMBAHREJO. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika, 4(2).
Sari, C. P. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I pada
Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi di Kelas VII-B SMP

19
BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Syarifuddin, A. (2011). Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
dalam Pembelajaran. Ta’dib: Journal of Islamic Education (Jurnal
Pendidikan Islam), 16(02), 209-226.
Zakaria, E., Solfitri, T., Daud, Y., & Abidin, Z. Z. (2013). Effect of cooperative
learning on secondary school students’ mathematics achievement.
Creative Education, 4(02), 98.

20

Anda mungkin juga menyukai