Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “BILANGAN PRIMA,BILANGAN
BERPANGKAT,PERSEN,RASIO,DAN PROPORSI ”

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Pengertian bilangan


prima,berpangkat,persen,rasio,proporsi,serta contohnya. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang bilangan prima,bilangan
berpangkat,persen,rasio,dan proporsi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. .

Palembang,7 Maret 2020

Penyusun

Egi Kurniawan

Nadia Putriani

Intan Nabila

Siti Rohma
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1,1. Latar Belakang ................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3. Tujuan Pembahasan ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Bilangan prima……………………………………........................................
B. Bilangan berpangkat..........................................................................................
C. Persen ……………………….........................................................................
D. Rasio …………………………………………………..................................
E. Proporsio ………………………………………………..................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk


atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu.

Bertitik tolak dari tujuan pembalajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan
dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran dan
pembentukan sikap anak memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam diri pribadi
setiap anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal ini
tentang pengerjaan perpangkatan dan akar bilangan pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan
menjadi faktur kesulitan begi

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu bilangan prima?


2. Apa saja bilangan prima?
3. Apa yang di maksud bilangan berpangkat ?
4. Apa yang dimaksud dengan persen, rasio, dan proporsi?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui apa itu bilangan prima


2. Mengetahui apa itu bilangan berpangkat,persen, rasio, dan proporsi
3. Mengetahui sifat sifat yang ada terdapak dari proporsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bilangan Prima

Bilangan prima adalah bilangan asli yang bernilai lebih dari 1 dan mempunyai 2 faktor
pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.

Dengan menggunakan pengertian bilangan angka prima tersebut, kita dapat memahami
bahwa angka 2 dan 3 merupakan bilangan prima, karena hanya bisa dibagi dengan angka satu
dan angka itu sendiri.

Adapun angka 4 tidak termasuk bilangn prima karena ia bisa dibagi dengan angka tiga buah
angka: 1, 2, dan 4. Padahal bilangn prima hanya bisa dibagi dengan 2 angka.

Sepuluh bilangan angka prima pertama pada sistem bilangan yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,
29.

Angka-angka yang tidak termasuk bilangan prima disebut dengan istilah bilangan komposit.

Bilangan komposit yaitu bilangan yang dapat dibagi dengan lebih dari dua angka.

Materi Faktor Prima

Faktor Prima adalah bilangan angka prima yang terkandung dalam faktor dari suatu bilangan.

Cara untuk mencari faktor prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan menggunakan
pohon faktor. Contohnya adalah sebagai berikut:

Pada gambar tersebut, disajikan proses pemfaktoran dengan menggunakan pohon faktor untuk
mengetahui faktor prima dari suatu bilangan.

Pada contoh didapatkan hasil bahwa:


 Angka 14 memiliki faktor prima 2 x 7
 Angka 40 memiliki faktor prima 2 x 2 x 2 x 5

Cara tersebut dapat dilakukan pada berbagai angka lain. Langkah yang diperlukan yaitu:

 Bagi angka tersebut dengan bilangan prima 2.


 Jika sudah tidak bisa dibagi dengan angka 2, kamu melanjutkan dengan membagi dengan
angka 3.
 Jika sudah tidak bisa dibagi dengan angka 3, kamu melanjutkan dengan membagi dengan
angka 5.
 Dan seterusnya kamu melanjutkan membagi dengan bilangan angka prima selanjutnya,
sampai angka tersebut habis dibagi.

Angka 1 tidak termasuk dalam bilangan angka prima karena angka 1 tersebut hanya bisa
dibagi dengan angka 1. Itu artinya, angka 1 hanya bisa dibagi dengan 1 angka. Bukan 2 angka
seperti pada bilangan angka prima. Hal tersebutlah yang mengakibatkan angka 1 tidak termasuk
dalam bilangan prima, dan bilangan angka prima pun dimulai dari angka 2.

Contoh Bilangan Prima

Bilangan-bilangn prima disajikan berkelompok:

 Bilangan angka prima di bawah 100


 Bilangan angka prima 3 digit
 Bilangan angka prima 4 digit
 Bilangan angka prima terbesar

Bilangan prima di bawah 100

2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, 97

Bilangan prima 3 digit (di atas 100)

101, 103, 107, 109, 113, 127, 131, 137, 139, 149, 151, 157, 163, 167, 173, 179, 181, 191, 193,
197, 199, 211, 223, 227, 229, 233, 239, 241, 251, 257, 263, 269, 271, 277, 281, 283, 293, 307,
311, 313, 317, 331, 337, 347, 349, 353, 359, 367, 373, 379, 383, 389, 397, 401, 409, 419, 421,
431, 433, 439, 443, 449, 457, 461, 463, 467, 479, 487, 491, 499, 503, 509, 521, 523, 541, 547,
557, 563, 569, 571, 577, 587, 593, 599, 601, 607, 613, 617, 619, 631, 641, 643, 647, 653, 659,
661, 673, 677, 683, 691, 701, 709, 719, 727, 733, 739, 743, 751, 757, 761, 769, 773, 787, 797,
809, 811, 821, 823, 827, 829, 839, 853, 857, 859, 863, 877, 881, 883, 887, 907, 911, 919, 929,
937, 941, 947, 953, 967, 971, 977, 983, 991, 997
Bilangan angka prima 4 digit (di atas 1000)

1009, 1013, 1019, 1021, 1031, 1033, 1039, 1049, 1051, 1061, 1063, 1069, 1087, 1091, 1093,
1097, 1103, 1109, 1117, 1123, 1129, 1151, 1153, 1163, 1171, 1181, dan seterusnya.

Bilangan angka prima yang paling besar

Sebenarnya tidak ada istilah bilangan prima yang paling besar, karena pada dasarnya angka
itu tidak berhingga. Sehingga jika ada suatu bilangan prima yang nilainya sangat besar, maka
dipastikan ada angka lagi yang berada di tingkatan atasnya.

B. BILANGAN BERPANGKAT

Bilangan berpangkat merupakan suatu bilangan yang berguna untuk menyederhanakan


penulisan serta penyebutan suatu bilangan yang mempunyai faktor-faktor perkalian yang sama.
Bilangan berpangkat adalah perkalian berulang.
CONTOH:
3×3×3×3×3 = 35
Cara membacanya:
35 = tiga pangkat 5

Jenis – jenis bilangan berpangkat


1. Bilangan berpangkat positif

beberapa sifat dari bilangan berpangkat positif, diantaranya ialah sebagai berikut ini:

1. am  x an  = am+n


2. am  : an  = am-n ,  untuk m>n dan b ≠ 0
3. (am)n  = amn
4. (ab)m  = am  bm
5. (a/b)m  = am/bm  , untuk b ≠ 0

2. Bilangan berpangkat negative

Adapun beberapa sifat bilangan berpangkat negatif, antara lain ialah sebagai berikut:

Jika a∈R, a ≠ 0, dan n merupakan bilangan bulat negatif, maka:

a-n = 1/an atau an = 1/ a-n


3. Bilangan berpangkat nol

Sehingga sifat dari bilangan berpangkat nol (0) yaitu “Jika nilai a merupakan bilangan
riil serta a tidak sama dengan 0, maka a0 = 1″

Sifat – sifat bilangan berpangkat

1) Pangkat bulat positif

Rumus: an = a × a × a × … × a

2) Pangkat bulat negative

Rumus: a-m = (1/a)m

3) Pangkat nol

Rumus: Untuk a bilangan real serta a ≠ 0, maka a0 = 1.

4) Pangkat pecahan

Rumus:

a merupakan bilangan real dan a ≠ 0, m, n merupakan bilangan bulat positif maka didefinisikan
menjadi:

am/n = (a1/n)m

Misalkan a merupakan bilangan real dengan a > 0,

p/n dan m/n merupakan bilangan pecahan n ≠ 0, maka:

(am/n) = (ap/n) = (a)m+p/nApabila a merupakan bilangan real dengan a > 0, sehingga:

m/n dan p/q bilangan pecahan q, n ≠ 0, maka:

(am/n) = (ap/q) = (a)m/n+p/q

Operasi bilangan berpangkat

 Bilangan negatif dipangkatkan dengan pangkat ganjil maka akan menghasilakn bilangan
negatif.
 Bilangan negatif dipangkatkan dengan pangkat genap maka akan menghasilkan hasilnya
bilangan positif.
 Perkalian bilangan berpangkat yang bilangan pokoknya sama, maka pangkatnya akan
dijumlahkan.
 Pembagian bilangan berpangkat yang bilangan pokoknya sama, maka pangkatnya akan
dikurangkan.
 Sebuah bilangan berpangkat apabila dipangkatkan lagi, maka pangkatnya akan menjadi
dikalikan.

Sifat bilangan berpangkat

1)sifat perkalian bilangan berpangkat

Rumus: am x an = am+n

2)Sifat pembagian bilangan berpangkat

Rumus: am : an = am-n

3)Sifat perpangkatan bilangan berpangkat

Rumus: (am)n = amxn

4)Sifat perpangkatan suatu perkalian dua bilangan

Rumus: (a x b)m = am x bm

5)Sifat perpangkatan suatu pembagian dua bilangan

Rumus: (a : b)m = am : bm

6)Sifat perpangkat bilangan nol

Rumus:

1. ao = 1
2. 0n = 0
3. 0o = tak terdefinisi

Bentuk akar

Bentuk akar adalah bentuk lain untuk menyebutkan suatu bilangan yang berpangkat.
Simbol akar “√” pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Jerman yang bernama
Christoff Rudoff.

Di dalam bukunya dengan judul Die Coss. Simbol tersebut dipilih sebab mirip dengan huruf
” r ” yang mana diambil dari kata “radix”, yang merupakan bahasa latin bagi akar pangkat dua.
Sebagaimana bilangan berpangkat yang mempunyai beberapa sifat-sifat, bentuk dari akar pun
juga mempunyai beberapa sifat, diantaranya yakni:

1. √a2 = a
2. √a x b = √a x √b ; a ≥ 0 dan b ≥ 0
3. √a/b = √a/√b ; a ≥ 0 dan b ≥ 0

Contoh soal bilangan berpangkat:

4.Tentukan sekaligus nyatakan dengan pangkat positif bilangan berpangkat di bawah ini:

1/ 6(a + b)-7 = ….

Jawab:

1/ 6(a + b)-7 = = 1/6 (a+b)7

5.Nyatakan dengan pangkat negatif bilangan berpangkat di bawah ini:

x1y2 / 2z6 = …

Jawab: x1y2 / 2z6 = 2-1x-1z-6 / y-2, dengan x ≠ 0 dan z ≠ 0.

6. 5(x2 – y2)(x2 – y2)0


7. 3x + 2 y / (3x + 2y)0

Jawab:

6.5(x2 – y2)(x2 – y2)0 = 5(x2 – y2) x 1 = 5(x2 – y2), dengan x2 – y2  ≠ 0

7.3x + 2 y / (3x + 2y)0 = 3x + 2y / 1 = 3x + 2y, dengan 3x + 2y ≠ 0

C. BILANGAN PERSEN
Pecahan yang penyebutnya 100 di sebut persen. Kata persen berarti seperseratus

(per seratus).Jadi 43% =

Mengubah persen, bilangan desimal, dan pecahan


Mengubah bilangan desimal, persen, dan pecahan akan lebih mudah dilakukan jika kita
menggunakan metode langkah demi langkah .
Mengubah bilangan desimal menjadi persen
Untuk mengubah desimal menjadi persen:
1. Geserlah tanda koma dua tempat ke kanan.
2. Tuliskan tanda persennya.
Mengubah persen menjadi bilangan desimal
Untuk mengubah persen menjadi bilangan desimal :
1. Hilangkan tanda persennya.
2. Geserlah tanda koma dua tempat ke kiri . (kadang – kadang perlu menambahkan nol).
Contoh 1:Ubahlah menjadi bilangan desimal
(a) 24% (b) 7% (c) 250

(a) 24% = 0,24


(a) 7% = 0,07
(b) 250% = 2,50 = 2,5
Mengubah pecahan menjadi persen
Untuk mengubah pecahan menjadi persen :
1. Ubahlah menjadi bilangan desimal .
2. Ubahlah bilangan desimal menjadi persen.

Contoh 2: Ubahlah menjadi persen

(a) 0,5 (b) 0,4 (c) 2,5 (d)0,05

(a) = 0,5 = 50%

(b) = 0,4 = 40%


(c) = 2,5 = 250%

(d) = 0,05 = 5%

Mengubah persen menjadi pecahan


Untuk mengubah persen menjadi pecahan :
1. Hilangkan tanda persennya .
2. Tulislah kedalam bentuk seperseratusan.
3. Sederhanakan jika perlu.
Contoh 3:Ubahlah menjadi pecahan
(a)13% (b) 70% (c) 45% (d) 130%

(a)13%=

(b)70%= =

(c) 45%= =

(d)130%= = =1

Persamaan – persamaan penting

= 0,01 = 1% = 0,33 = 33 %

= 0,1 = 10% = 0,66 = 66 %

= = 0,2 = 0,20 = 20% = 0,125 = 0,12 = 12 %

= 0,3 = 0,30 = 30% = 0,375 = 0,37 = 37 %

= = 0,4 = 0,40 = 40% = 0,625 = 0,62 = 62 %


= = 0,5 = 0,50 = 50% = 0,875 =0,87 = 87 %

= = 0,6 = 0,60 = 60% = 0,16 = 16 %

= 0,7 = 0,70 =70% = 0,83 = 83 %

= = 0,8 = 0,80 = 80 % 1 = 1,00 =100%

= 0,9 = 0,90 = 90% 2 = 2,00 = 200%

= = 0,25 =25% 3 = 3,5 = 3,50 = 350%

= = 0,75 = 75%

Penerapan persen
Persen bisa di gunakan dalam berbagai jenis soal dan situasi . Penerapan – penerapan
berikut ini adalah jenis paling dasar .

Mencari persen sebuah bilangan


Untuk menemukan persen sebuah bilangan , ubahlah persen menjadi pecahan atau
desimal (mana yang paling mudah menurutmu) dan kalikanlah. Ingatlah:
Kata dari berarti mengalikan.
Contoh 4:Carilah persen dari bilangan – bilangan berikut ini.
a) Berapakah 20% dari 80%? b) Berapakah 15% dari 50%

c)Berapakah % dari 18? d) Berapakah 70% dari 20?

a) Menggunakan Pecahan,

20% dari 80 = x = = 16

Menngunakan Desimal,
20% dari 80 = 0,20 x 80 =16,00 = 16
b)Menggunakan Pecahan,

15% dari 50 = x = = 7,5

Menggunakan Desimal,
15% dari 50 = 0,15 x 50 = 7,5
c)Menggunakan Pecahan

% dari 18 = x 18 = x 18 = =

Menggunakan Desimal,

% dari 18 = 0,005 x 18 = 0,09

Catatan: = : = x =

d)Menggunakan Pecahan,

70% dari 20 = x = = 14

Mencari berapa persen sebuah bilangan dari bilangan yang lain


Metode yang digunakan untuk mencari berapa persen sebuah bilangan dari bilangan yang lain
disebut metode pembagian. Untuk menggunakan metode ini, bagilah bilangan sebelum kata
dari dengan bilangan sesudahnya. Kemudian ubahlah jawabannya menjadi persen.
Contoh : Carilah persentasenya.
a) 10 adalah berapa persen dari 50?

 10/50 = 1/5 ( sama-sama dibagi 10 )


= 1/5 x 100% = 20%

b) 15 adalah berapa persen dari 60?

 15/60 = 1/4 ( sama-sama dibagi 15 )


1/4 x 100% = 25%
D. RASIO
Rasio adalah perbandingan antara 2 besaran atau lebih. Dalam menghitung rasio harus
menggunakan satuan yang sama, apabila terdapat perbedaan maka harus dilakukan penyamaan
satuan terlebih dahulu. Secara umum rasio dilambangkan dengan atau a:b, dimana b ≠ 0.
Contoh :
 Dikelas 6 terdapat 40 siswa, siswa laki laki berjumlah 15 orang, siswa perempuan 25
orang. Berapa perbandingan siswa laki-laki dan siswa perempuan ?
Jawab : siswa laki-laki : siswa perempuan
15 : 25 ( sama-sama dibagi 5 )
3 : 5
Jadi, Perbandingan siswa laki-laki dan siswa perempuan adalah 3:5

E. PROPORSI
Proporsi adalah pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Proporsi
artinya jumlah/frekuensi dari suatu sifat tertentu disbanding dengan seluruh populasi dimana
sifat tersebut didapatkan. Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.
Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan dengan 100%.
Dua rasio dikatakan proporsional jika dn hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya
ekuivalen.
PROPORSI = X 100%
Sifat-sifat Proporsi :
1. Sifat 1
Untuk setiap bilangan rasional a/b dan c/d, dengan a≠0 dan c 0, a/b jika dan hanya jika b/a=d/c
2. Sifat 2
Untuk sebarang bilangan-bilangan rasional a/b dan c/d, dengan c10, a/b = c/d jika dan hanya jika
a/c = b/d.
Contoh : Di dalam sebuah pabrik mobil, perakitan mobil-mobil menggunakan robot-robot. Jika
3 robot dapat merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit, berapa banyak mobil dapat dirakit oleh 14
robot dalam waktu 45 menit jika semua robot mempunyai kemampuan kerja yang sama?
Jawab : Jika 3 robot merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit,maka 3 robot dapat merakit 17/10
mobil dalam 1 menit. Akibatnya,1 robot merakit 1/3 x 17/10 atau 17/30 mobil dalam waktu 1
menit. Jika 14 robot merakit n mobil dalam waktu 45 menit,maka 14 robot merakit n/45 mobil
dalam 1 menit. Dengan demikian 1 robot merakit 1/14 x n/14 atau n/(14x45) mobil dalam waktu
1 menit. Karena setiap robot mempunyai kemampuan yang sama,kita mempunyai proporsi
n/(14x15) = 17/30. Persamaan ini dengan mudah kita selesaikan dan kita peroleh n = 357, atau
357 mobil.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Bilangan prima adalah bilangan asli yang bernilai lebih dari 1 dan mempunyai 2 faktor
pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.

Dengan menggunakan pengertian bilangan angka prima tersebut, kita dapat memahami
bahwa angka 2 dan 3 merupakan bilangan prima, karena hanya bisa dibagi dengan angka satu
dan angka itu sendiri.

Adapun angka 4 tidak termasuk bilangn prima karena ia bisa dibagi dengan angka tiga buah
angka: 1, 2, dan 4. Padahal bilangn prima hanya bisa dibagi dengan 2 angka.Sepuluh bilangan
angka prima pertama pada sistem bilangan yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29.

Faktor Prima adalah bilangan angka prima yang terkandung dalam faktor dari suatu bilangan.
Cara untuk mencari faktor prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan menggunakan
pohon faktor.

Bilangan-bilangn prima disajikan berkelompok:

 Bilangan angka prima di bawah 100


 Bilangan angka prima 3 digit
 Bilangan angka prima 4 digit
 Bilangan angka prima terbesar

Bilangan berpangkat merupakan suatu bilangan yang berguna untuk menyederhanakan


penulisan serta penyebutan suatu bilangan yang mempunyai faktor-faktor perkalian yang sama.

Pecahan yang penyebutnya 100 di sebut persen. Kata persen berarti seperseratus (per
seratus).
Rasio adalah perbandingan antara 2 besaran atau lebih. Dalam menghitung rasio harus
menggunakan satuan yang sama, apabila terdapat perbedaan maka harus dilakukan penyamaan
satuan terlebih dahulu. Secara umum rasio dilambangkan dengan atau a:b, dimana b ≠ 0.
Proporsi adalah pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Proporsi
artinya jumlah/frekuensi dari suatu sifat tertentu disbanding dengan seluruh populasi dimana
sifat tersebut didapatkan. Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.
Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan dengan 100%.
Dua rasio dikatakan proporsional jika dn hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya
ekuivalen.

B. SARAN

Mengingat pentingnya pelajaran Matematika karena Mtematika termasuk pelajaran yang di


ujikan dalam Ujian Nasional untuk itu penulis menyarankan bagi mereka yang mendapat nilai
di bawah KKM untuk:

a. Siswa harus rajin berlatih berhitung agar mendapat nilai yang maksimal.

b. Berlatih mengerjakan soal-soal.

c. Selalu aktif dalam pembelajaran Matematika.

d. Mengerjakan tugas yang di berikan dan rajin belajar.

Karena kita tidak ada ruginya dalam belajar Matematika dan juga untuk mendapatkan nilai
yang kita inginkan dan juga jika kita mau berlatih dan berusaha semua kata sulit itu bisa di
atasi, tingkatan prestasi dan belajar andadalam pelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA

https://saintif.com/bilangan-prima/

http://asrofiimam6.blogspot.com/?m=1

Bobrow, Jerry. 2004. Matematika Dasar dan Pra-Aljabar. Bandung: Pakar Raya.

https://www.yuksinau.id/bilangan-berpangkat/

SOAL
1. Tentukan faktor prima dari 45!
2. Ubahlah menjadi persen
(a)0,55 (b)0,02 (c)3,21 (d)0,004
3. Dikelas 5 SD Sukamaju ada 15 siswa laki laki dan 20 siswa perempuan, nyatakan banyaknya
siswa laki laki dan perempuan tersebut sebagai rasio?
4. Pada sebuah took swalayan 7 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 10.000,-. Ditoko
swalayan lain 21 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 30.000,-. Pada toko swalayan mana
harga jeruk super yang lebih murah?
5. Hasil Perkalian dari 43 x 42 adalah ?

BILANGAN PRIMA,BILANGAN
BERPANGKAT,PERSEN,RASIO,DAN PROPORSI
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7
KELAS : 2J
1. EGI KURNIAWAN (2019143381)
2. NADIA PUTRIANI (2019143390)
3. INTAN NABILA (2019143397)
4. SITI ROHMA (2019143386)
DOSEN PENGAMPU : TANZIMAH,M.Pd

PRODI PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai