Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “BILANGAN PRIMA,BILANGAN
BERPANGKAT,PERSEN,RASIO,DAN PROPORSI ”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. .
Penyusun
Egi Kurniawan
Nadia Putriani
Intan Nabila
Siti Rohma
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1,1. Latar Belakang ................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3. Tujuan Pembahasan ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Bilangan prima……………………………………........................................
B. Bilangan berpangkat..........................................................................................
C. Persen ……………………….........................................................................
D. Rasio …………………………………………………..................................
E. Proporsio ………………………………………………..................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Bertitik tolak dari tujuan pembalajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan
dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran dan
pembentukan sikap anak memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam diri pribadi
setiap anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal ini
tentang pengerjaan perpangkatan dan akar bilangan pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan
menjadi faktur kesulitan begi
1.3 TUJUAN
Bilangan prima adalah bilangan asli yang bernilai lebih dari 1 dan mempunyai 2 faktor
pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Dengan menggunakan pengertian bilangan angka prima tersebut, kita dapat memahami
bahwa angka 2 dan 3 merupakan bilangan prima, karena hanya bisa dibagi dengan angka satu
dan angka itu sendiri.
Adapun angka 4 tidak termasuk bilangn prima karena ia bisa dibagi dengan angka tiga buah
angka: 1, 2, dan 4. Padahal bilangn prima hanya bisa dibagi dengan 2 angka.
Sepuluh bilangan angka prima pertama pada sistem bilangan yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,
29.
Angka-angka yang tidak termasuk bilangan prima disebut dengan istilah bilangan komposit.
Bilangan komposit yaitu bilangan yang dapat dibagi dengan lebih dari dua angka.
Faktor Prima adalah bilangan angka prima yang terkandung dalam faktor dari suatu bilangan.
Cara untuk mencari faktor prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan menggunakan
pohon faktor. Contohnya adalah sebagai berikut:
Pada gambar tersebut, disajikan proses pemfaktoran dengan menggunakan pohon faktor untuk
mengetahui faktor prima dari suatu bilangan.
Cara tersebut dapat dilakukan pada berbagai angka lain. Langkah yang diperlukan yaitu:
Angka 1 tidak termasuk dalam bilangan angka prima karena angka 1 tersebut hanya bisa
dibagi dengan angka 1. Itu artinya, angka 1 hanya bisa dibagi dengan 1 angka. Bukan 2 angka
seperti pada bilangan angka prima. Hal tersebutlah yang mengakibatkan angka 1 tidak termasuk
dalam bilangan prima, dan bilangan angka prima pun dimulai dari angka 2.
2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, 97
101, 103, 107, 109, 113, 127, 131, 137, 139, 149, 151, 157, 163, 167, 173, 179, 181, 191, 193,
197, 199, 211, 223, 227, 229, 233, 239, 241, 251, 257, 263, 269, 271, 277, 281, 283, 293, 307,
311, 313, 317, 331, 337, 347, 349, 353, 359, 367, 373, 379, 383, 389, 397, 401, 409, 419, 421,
431, 433, 439, 443, 449, 457, 461, 463, 467, 479, 487, 491, 499, 503, 509, 521, 523, 541, 547,
557, 563, 569, 571, 577, 587, 593, 599, 601, 607, 613, 617, 619, 631, 641, 643, 647, 653, 659,
661, 673, 677, 683, 691, 701, 709, 719, 727, 733, 739, 743, 751, 757, 761, 769, 773, 787, 797,
809, 811, 821, 823, 827, 829, 839, 853, 857, 859, 863, 877, 881, 883, 887, 907, 911, 919, 929,
937, 941, 947, 953, 967, 971, 977, 983, 991, 997
Bilangan angka prima 4 digit (di atas 1000)
1009, 1013, 1019, 1021, 1031, 1033, 1039, 1049, 1051, 1061, 1063, 1069, 1087, 1091, 1093,
1097, 1103, 1109, 1117, 1123, 1129, 1151, 1153, 1163, 1171, 1181, dan seterusnya.
Sebenarnya tidak ada istilah bilangan prima yang paling besar, karena pada dasarnya angka
itu tidak berhingga. Sehingga jika ada suatu bilangan prima yang nilainya sangat besar, maka
dipastikan ada angka lagi yang berada di tingkatan atasnya.
B. BILANGAN BERPANGKAT
beberapa sifat dari bilangan berpangkat positif, diantaranya ialah sebagai berikut ini:
Adapun beberapa sifat bilangan berpangkat negatif, antara lain ialah sebagai berikut:
Sehingga sifat dari bilangan berpangkat nol (0) yaitu “Jika nilai a merupakan bilangan
riil serta a tidak sama dengan 0, maka a0 = 1″
3) Pangkat nol
4) Pangkat pecahan
Rumus:
a merupakan bilangan real dan a ≠ 0, m, n merupakan bilangan bulat positif maka didefinisikan
menjadi:
am/n = (a1/n)m
Bilangan negatif dipangkatkan dengan pangkat ganjil maka akan menghasilakn bilangan
negatif.
Bilangan negatif dipangkatkan dengan pangkat genap maka akan menghasilkan hasilnya
bilangan positif.
Perkalian bilangan berpangkat yang bilangan pokoknya sama, maka pangkatnya akan
dijumlahkan.
Pembagian bilangan berpangkat yang bilangan pokoknya sama, maka pangkatnya akan
dikurangkan.
Sebuah bilangan berpangkat apabila dipangkatkan lagi, maka pangkatnya akan menjadi
dikalikan.
Rumus: am x an = am+n
Rumus: am : an = am-n
Rumus: (a x b)m = am x bm
Rumus: (a : b)m = am : bm
Rumus:
1. ao = 1
2. 0n = 0
3. 0o = tak terdefinisi
Bentuk akar
Bentuk akar adalah bentuk lain untuk menyebutkan suatu bilangan yang berpangkat.
Simbol akar “√” pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Jerman yang bernama
Christoff Rudoff.
Di dalam bukunya dengan judul Die Coss. Simbol tersebut dipilih sebab mirip dengan huruf
” r ” yang mana diambil dari kata “radix”, yang merupakan bahasa latin bagi akar pangkat dua.
Sebagaimana bilangan berpangkat yang mempunyai beberapa sifat-sifat, bentuk dari akar pun
juga mempunyai beberapa sifat, diantaranya yakni:
1. √a2 = a
2. √a x b = √a x √b ; a ≥ 0 dan b ≥ 0
3. √a/b = √a/√b ; a ≥ 0 dan b ≥ 0
4.Tentukan sekaligus nyatakan dengan pangkat positif bilangan berpangkat di bawah ini:
1/ 6(a + b)-7 = ….
Jawab:
x1y2 / 2z6 = …
Jawab:
C. BILANGAN PERSEN
Pecahan yang penyebutnya 100 di sebut persen. Kata persen berarti seperseratus
(d) = 0,05 = 5%
(a)13%=
(b)70%= =
(c) 45%= =
(d)130%= = =1
= 0,01 = 1% = 0,33 = 33 %
= = 0,75 = 75%
Penerapan persen
Persen bisa di gunakan dalam berbagai jenis soal dan situasi . Penerapan – penerapan
berikut ini adalah jenis paling dasar .
a) Menggunakan Pecahan,
20% dari 80 = x = = 16
Menngunakan Desimal,
20% dari 80 = 0,20 x 80 =16,00 = 16
b)Menggunakan Pecahan,
Menggunakan Desimal,
15% dari 50 = 0,15 x 50 = 7,5
c)Menggunakan Pecahan
% dari 18 = x 18 = x 18 = =
Menggunakan Desimal,
Catatan: = : = x =
d)Menggunakan Pecahan,
70% dari 20 = x = = 14
E. PROPORSI
Proporsi adalah pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Proporsi
artinya jumlah/frekuensi dari suatu sifat tertentu disbanding dengan seluruh populasi dimana
sifat tersebut didapatkan. Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.
Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan dengan 100%.
Dua rasio dikatakan proporsional jika dn hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya
ekuivalen.
PROPORSI = X 100%
Sifat-sifat Proporsi :
1. Sifat 1
Untuk setiap bilangan rasional a/b dan c/d, dengan a≠0 dan c 0, a/b jika dan hanya jika b/a=d/c
2. Sifat 2
Untuk sebarang bilangan-bilangan rasional a/b dan c/d, dengan c10, a/b = c/d jika dan hanya jika
a/c = b/d.
Contoh : Di dalam sebuah pabrik mobil, perakitan mobil-mobil menggunakan robot-robot. Jika
3 robot dapat merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit, berapa banyak mobil dapat dirakit oleh 14
robot dalam waktu 45 menit jika semua robot mempunyai kemampuan kerja yang sama?
Jawab : Jika 3 robot merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit,maka 3 robot dapat merakit 17/10
mobil dalam 1 menit. Akibatnya,1 robot merakit 1/3 x 17/10 atau 17/30 mobil dalam waktu 1
menit. Jika 14 robot merakit n mobil dalam waktu 45 menit,maka 14 robot merakit n/45 mobil
dalam 1 menit. Dengan demikian 1 robot merakit 1/14 x n/14 atau n/(14x45) mobil dalam waktu
1 menit. Karena setiap robot mempunyai kemampuan yang sama,kita mempunyai proporsi
n/(14x15) = 17/30. Persamaan ini dengan mudah kita selesaikan dan kita peroleh n = 357, atau
357 mobil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bilangan prima adalah bilangan asli yang bernilai lebih dari 1 dan mempunyai 2 faktor
pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Dengan menggunakan pengertian bilangan angka prima tersebut, kita dapat memahami
bahwa angka 2 dan 3 merupakan bilangan prima, karena hanya bisa dibagi dengan angka satu
dan angka itu sendiri.
Adapun angka 4 tidak termasuk bilangn prima karena ia bisa dibagi dengan angka tiga buah
angka: 1, 2, dan 4. Padahal bilangn prima hanya bisa dibagi dengan 2 angka.Sepuluh bilangan
angka prima pertama pada sistem bilangan yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29.
Faktor Prima adalah bilangan angka prima yang terkandung dalam faktor dari suatu bilangan.
Cara untuk mencari faktor prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan menggunakan
pohon faktor.
Pecahan yang penyebutnya 100 di sebut persen. Kata persen berarti seperseratus (per
seratus).
Rasio adalah perbandingan antara 2 besaran atau lebih. Dalam menghitung rasio harus
menggunakan satuan yang sama, apabila terdapat perbedaan maka harus dilakukan penyamaan
satuan terlebih dahulu. Secara umum rasio dilambangkan dengan atau a:b, dimana b ≠ 0.
Proporsi adalah pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Proporsi
artinya jumlah/frekuensi dari suatu sifat tertentu disbanding dengan seluruh populasi dimana
sifat tersebut didapatkan. Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.
Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan dengan 100%.
Dua rasio dikatakan proporsional jika dn hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya
ekuivalen.
B. SARAN
a. Siswa harus rajin berlatih berhitung agar mendapat nilai yang maksimal.
Karena kita tidak ada ruginya dalam belajar Matematika dan juga untuk mendapatkan nilai
yang kita inginkan dan juga jika kita mau berlatih dan berusaha semua kata sulit itu bisa di
atasi, tingkatan prestasi dan belajar andadalam pelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
https://saintif.com/bilangan-prima/
http://asrofiimam6.blogspot.com/?m=1
Bobrow, Jerry. 2004. Matematika Dasar dan Pra-Aljabar. Bandung: Pakar Raya.
https://www.yuksinau.id/bilangan-berpangkat/
SOAL
1. Tentukan faktor prima dari 45!
2. Ubahlah menjadi persen
(a)0,55 (b)0,02 (c)3,21 (d)0,004
3. Dikelas 5 SD Sukamaju ada 15 siswa laki laki dan 20 siswa perempuan, nyatakan banyaknya
siswa laki laki dan perempuan tersebut sebagai rasio?
4. Pada sebuah took swalayan 7 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 10.000,-. Ditoko
swalayan lain 21 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 30.000,-. Pada toko swalayan mana
harga jeruk super yang lebih murah?
5. Hasil Perkalian dari 43 x 42 adalah ?
BILANGAN PRIMA,BILANGAN
BERPANGKAT,PERSEN,RASIO,DAN PROPORSI
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7
KELAS : 2J
1. EGI KURNIAWAN (2019143381)
2. NADIA PUTRIANI (2019143390)
3. INTAN NABILA (2019143397)
4. SITI ROHMA (2019143386)
DOSEN PENGAMPU : TANZIMAH,M.Pd
PRODI PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2019/2020