PENSKORANNYA
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Hamida (1930201142)
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
membahas tentang “Instrumen Non Tes Ranah Afektif dan Teknik Penskorannya”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh Karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah tentang “Instrumen Non Tes Ranah Afektif dan Teknik Penskorannya”
Kelompok 7
II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ................................................................................................... 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
A, Supratiknya. 2018. Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Nontes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
3
3) Tingkat Valuing; Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau
sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen.
4) Tingkat Organization; Pada tingkat organization, nilai satu dengan
nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan dan mulai
membangun system nilai internal yang konsisten.
5) Tingkat Characterization; Tingkat ranah afektif tertinggi adalah
characterization nilai.2
2
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
4
3) Konsep Diri
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap
kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas
konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep
diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep
diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dałam suatu
daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
4) Nilai
Nilai mmerupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan,
atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya
dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah
keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu
pada keyakinan. Target nilai cendenmg menjadi ide, target nilai dapat juga
berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan
dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau
rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.
5) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan
diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau
melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan
dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang
berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan
keyakinan seseorang.3
3
Nofijanti, Lilik. Baihaqi, M. dkk. 2019. Evaluasi Pembelajaran paket. Surabaya: lapis
PGMI.
5
Instrumen penilaian afektif meliputi lembar pengamatan sikap,
minat, konsep diri, nilai, dan moral. Berikut ini langkah dalam
mengembangkan instrumen penilaian afektif, yaitu:
1. Spesifikasi Instrumen
Ditinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran
ranah afektif, yaitu instrumen (l) sikap, (2) minat, (3) konsep diri, (4) nilai,
dan (5) moral.
2. Skala Instrumen Penilaian Afektif
Skala yang sering digunakan dalam instrumen penelilaian afektif
adalah Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik. Contoh
Skala Thurstone: Minat Terhadap Pelajaran Geografi.
7 6 5 4 3 2 1
6
2. Pelajaran Matimatika Sulit
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
a b c d e f g
Menyenangkan Membosankan
Sulit Mudah
Bermanfaat Sia-sia
Menantang Menjemukan
Banyak Sedikit
3. Telaah Instrumen
7
panjang kalimat pertanyaan/pernyataan sudah tepat sehingga tidak
menjemukan untuk dibaca/dijawab.4
4. Merakit Instrumen
7. Perbaikan Instrumen
4
Suharsimi Arikunto. 2016. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
5
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
8
namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Untuk itu butir pertanyaan
instrumen harus diperbaiki. Perbaikan termasuk mengakomodasi saran-
saran dari responden ujicoba. Instrumen sebaiknya dilengkapi dengan
pertanyaan terbuka.
8. Pelaksanaan Pengukuran
2 38 sampai 35 Tinggi/baik
9
3 20 sampai 27 Rendah/kurang
Keterangan:
Tabel 3 menujukkan minat atau sikap kelas terhadap suatu mata pelajaran.
Dalam pengukuran sikap atau minat kelas diperlukan informasi tentang
minat atau sikap setiap peserta didik terhadap suatu objek, seperti mata
pelajaran. Hasil pengukuran minat kelas untuk semua mata pelajaran
berguna untuk membuat profil minat kelas. Jadi satuan pendidikan akan
memiliki peta minat kelas dan selanjutnya dikaitkan dengan profil prestasi
belajar. Umumnya peserta didik yang berminat pada mata pelajaran
tertentu prestasi belajarnya untuk mata pelajaran tersebut baik.6
10. Observasi
6
Purwanto. 2018. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
10
E. Teknik dan Instrumen Non Tes
Instrumen penilain non tes adalah alat yang digunakan oleh guru untuk
menilai hasil belajar siswa dengan tanpa “menguji” melainkan dengan teknik
lain.
1) Angket
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti: sikap terhadap materi
pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut:
7
Purwanto, M. Ngalim. 2015. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
11
3) Rating Scale
4) Rubrik
5) Check List
Check list adalah untuk menyatakan ada atau tidak adanya suatu usnur,
komponen, karakteristik atau kejadian dlam suatu peristiwa, tugas atau satu
kesatuan yang kompleks.
6) Sosiometri
Teknik penilaian non tes umumnya untuk menilai kepribadian peserta didik
secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, ucapan,
riwayat hidup dan lain-lain. Kelebihan non tes adalah sifatnya lebih komprehensif
artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga
tidak hanya untuk menilai aspek dari kogniti, tetapi juga aspek afektif.
1) Observasi
8
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2016. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
12
fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai alat
evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkahlaku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Observasi atau pengamatan
dapat dilakukan dalam berbagai cara. Berdasarkan cara dan tujuan, observasi
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
13
langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada
orang tuannya atau kepada temanya.
a) Perumusan tujuan
c) Penyusunan kisi-kisi
e) Lembaran penilaian
Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
4) Riwayat hidup
Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data
pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan
mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dpat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang
dinilai.
F. Teknik Penskorannya
Misal dari insrumen untuk mengukur minat siswa yang telah berhasil
dibuat ada 10 butir. Jika rentangan yang dipakai adlah 1 sampai 5, maka skor
terendah seorang siswa adalah 10, yakni dari 10 x 1 dan skor tertinggi sebesar
50, yakni dari 10 x 5. Dengan demikian, medianya adalah (10 + 50)/2 atau
sebesar 30. Jika dibagi 4 kategori, maka skala 10– 20 termasuk tidak berminat,
21 sampai 303 kurang berminat, 31–40 berminat, dan skala 41–50 sangat
berminat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas yaitu
pendidik sebaiknya mengetahui berbagai macam teknik dalam pengolahan dan
pengonversian hasil evaluasi dengan memanfaatkan metode penilaian acuan
norma dan acuan patokan serta pendidik mampu menangani peserta didiknya
dalam proses.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2016. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
16