2
Shin, Fatimah. Pembelajaran Melalui Prosa, Puisi dan Drama. http://www academia.edu.
Perwatakan dalam cerita rekaan yang akan dijadikan materi
pengajaran hendaknya dipilih dari cerita-cerita yang disajikan
secara sederhana. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak dapat
dengan mudah menangkap sosok tokoh-tokoh cerita tersebut.
Demikian pula pesan-pesan yang terdpat dalam cerita tersebut
dengan mudah dapat ditangkap oleh para siswa.
e. Kesederhanaan Latar
Cerita rekaan yang akan diajarkan hendaknya memepertimbangkan
latar. Latar dalam cerita tidak berbeda jauh deng lingkungan
tempat tinggal mereka. Dengan demikian mereka merasa akrab
dengan suasana dalam cerita tersebut. Hal ini membantu
mempermudah pemahaman terhadap cerita, disebabkan mereka
telah merasa kenal dengan latar seperti itu, tidak berarti persis
sama.
f. Kejelasan Pusat Pengisahan
Pililah cerita rekaan yang pusat pengisahannya kosisten. Artinya
tidak banyak berganti fokus. Persoalannya, jika terlalau banyak
berganti fokus, hal ini akan menyulitkan anak-anak mengikuti jalan
cerita.
2. Pembelajaran Puisi
Puisi yang wujudnya sudah digambarkan di atas, dapat dijadikan
bahan pembelajaran yang bervariasi, umpamanya
a. Membaca nyaring tunggal
b. Membaca nyaring bersama
c. Membaca nyaring dengan music atau tepukan
d. Membaca nyaring dengan nyanyian atau senandung
e. Bermain kata atau sajak berantai
Itulah model pembelajaran puisi di kelas rendah. Adapun model
pembelajaran puisi yang lain yaitu sebagai berikut :
a. Bermain kata atau sajak
Berbeda dengan model-model yang lainnya, bermain kata atau
sajak saat ini tidak menggunakan puisi. Walaupun begitu
4
Rusyana, Yus, 1998. Bahasa dan sastra dalam gempitan pendidikan. Bandung: CV Dipenegoro.
pembelajaran tetap berhubungan dengan puisi. Kepada anak-anak
diperkenalkan salah satu unsurpuisi, yaitu rima atau sajak.
Permainan ini bertujuan membina penguasaan kosa kata, selain itu
tentu saja memahmi rima. Jalannya permainan yaitu :
1) Guru menjelaskan peraturan permainan
2) Permainan dibagi menjadi tiga regu (A, B, C)
3) Guru menuliskan tiga buah kata di papan tulis
4) Setiap anggota dari ketiga regu, satu persatu secarabergantian
maju kedepan untuk menuliskan kata-kata yang bersajak dengan
kata yang ditulis oleh guru di papan tulis
5) Permainan diakhiri setelah batas waktu yang disediakan habis
atau setelah para pemain tidak dapat menambah kata-kata
bersajak tersebut.
6) Regu yang dapat mengumpulkan kata paling banyak dinyatakan
sebagai pemenangnya.
b. Bahan Pembelajaran Puisi
Pembelajaran melalui puisipun memerlukan bahan terpilih agar
tujuan tercapai, juga dapat memenuhi kebutuhan anak-anak dan
proses pembelajaran berlangsung menyenagkan.
Sumardi, dkk (1985:20-23), memberikan rambu-rambu yang
harus dipertimbangkan sewaktu memilih bahan pembelajaran puisi
yaitu sebagai berikut :
1) Sesuai dengan lingkunagan anak didik
2) Sesuai dengan kelompok usia anak didik
3) Keragaman sajak
4) Kesesuaian sajak dengan peserta didik
Selai Sumardi, Narton (1983:323-324) yang menggeluti sastra
untuk anak-anak, mengemukakan criteria pemilihan puisi untuk
anak-anak sebagi berikut:
1) Puisi untuk anak-anak adalah puisi yang berisi kegwmbiraan dan
rima.
2) Puisi untuk anak-anak seharusnya mengutamakan bunyi bahasa
dan membangkitkan semangat bermai bahasa
3) Puisi untuk anak seharusnya memperbaiki ketajaman imajinasi
visual dan kesegaran kata-kata yang digunakan di dalam ragam
novel, untukmemperluas imajinasi mereka, dan melihat tau
mendengar kata-kata cara baru
4) Puisi untuk anak seharusnya menyajikan cerita sederhana dan
memperkenalkan tindakan yang dilakukan.
5) Puisiuntuk anak bukan yang ditulis dengan dugaan rendah
kepada anak-anak.
6) Tema harus menyenagkan anak-anak
7) Puisi seharusnya cukup baik dibaca ulang
E. Penutup
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan
semata-mata sebuah imitasi. Karya sastra adalah karya imajinasi penulis
yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Jenis sastra ada tiga, yaitu, prosa,
drama, dan puisi.
Sastra anak merupakan sastra yang sangat penting bagi seorang
anak. Karena sastra anak dapat memberikan pemahaman dan kesenangan
bagi seorang anak. Pembelajaran menulis sastra anak meliputi kegiatan
menulis puisi, prosa, dan drama anak-anak. Pembelajaran menulis sastra
anak perlu dikembangkan karena sangat bermanfaat bagi para siswa.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai arti yang cukup penting. Poin
yamg lebih penting lagi di dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
terutama adalah membaca. Karena ketika kita duduk dibangku SD, hal
pertama yang harus kita pelajari adalah membaca, kemudian kita akan
dapat menulis juga menghitung serta merangkai berbagai macam kalimat.
Jika begitu kita akan dapat membacakan karya-karya sastra. Sastra juga
sarana yng diberikan untuk mengembangkan kreatifitas anak di dalam
pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Yandi. 2015. Pembelajaran Apresiasi Puisi dan Prosa.
Rusyana, Yus. 1998. Bahasa dan sastra dalam gempitan pendidikan. Bandung: CV
Dipenegoro.
Shin, Fatimah. Pembelajaran Melalui Prosa, Puisi dan Drama. http://www
academia.edu.
Supriyadi, dkk. 1997. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia , Jakarta:
Universitas Terbuka, Departemen Pendikan dan Kebudayaan.
Yusi Rosdiana Dkk. 2007. Bahasa Dan Sastra Indonesia Di SD. Jakarta :
Unuversitas Terbuka.