Anda di halaman 1dari 30

Analisis Model Pembelajaran Mind Mapping dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................

Bukti Scan Judul Proposal........................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................

Bab I Pendahuluan.....................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penelitian.............................................................................
D. Manfaat Penelitian...........................................................................

Bab II Kajian Teori....................................................................................

A. Model Pembelajaran Mind Mapping................................................


1. Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping.......................
2. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran
Mind Mapping............................................................................
3. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping.........
B. Hasil Belajar.....................................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar............................................................
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar......................
3. Prinsip-Prinsip Hasil Belajar......................................................
C. Pembelajaran Tematik......................................................................
1. Pengertian Pembelajaran Tematik.............................................
2. Tujuan Pembelajaran Tematik...................................................
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik..........................................
4. Materi Pembelajaran tematik.....................................................
D. Hipotesis Penelitian..........................................................................
E. Kerangka Berpikir............................................................................
F. Penelitian yang Relevan
Bab III Metodologi Penelitian...................................................................

A. Rancangan Penelitian.......................................................................
1. Jenis Penelitian...........................................................................
2. Desain Penelitian........................................................................
B. Setting dan Subjek Penelitian..........................................................
1. Setting Penelitian.......................................................................
2. Subjek Penelitian........................................................................
C. Fokus Penelitian...............................................................................
1. Variabel Bebas...........................................................................
2. Variavel Terikat.........................................................................
D. Rancangan Tindakan........................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................
F. Teknik Analisis data dan Indikator Keberhasilan............................
1. Teknik Analisis Data..................................................................
2. Indikator keberhasilan................................................................

Daftar Rujukan..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan tidak hanya dari keluarga,
akan tetapi ada juga yang dinamakan pendidikan formal dan non formal.
Melalui pendidikan, dapat dikembangkan kepribadian dan keterampilan
peserta didik di dalam maupun di luar sekolah. Menurut Winataputra
(dalam Darmayoga dkk, 2013:2) Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam menghadapi dan mengantisipasi
kehidupan masyarakat di masa depan. Pendidikan juga berfungsi
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
lebih lanjut dalam dunia kerja / pendidikan tinggi, agar dapat menghadapi
dan mengantisipasi kehidupan di masa depan diperlukan sumber daya
manusia yang memiliki pemikiran logis, kreatif, inovatif, dan kemampuan
kerja sama yang efektif.
Saat ini, pendidikan menjadi sorotan di mata dunia. Dengan
semakin berkembangnya zaman dan semakin majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek), maka pendidikan terutama di Indonesia perlu
mengalami berbagai perubahan untuk mengimbangi lajunya kemajuan
iptek sekarang ini. Pendidikan tidak hanya semata mentransferkan ilmu
kepada peserta didik saja, akan tetapi bagaimana pendidikan itu dapat
diarahkan untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, mampu
bersaing dan yang terpenting memiliki budi pekerti yang luhur dan moral
yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi perubahan dan
persaingan dalam dunia pendidikan.
Guru merupakan agen perubahan sosial yang mengubah pola pikir,
sikap dan perilaku umat manusia kehidupan yang lebih baik, lebih
bermartabat dan lebih mandiri (Sulseni, 2016). Untuk itu guru harus
kompeten. Menurut Sudiarta terpuruknya kualitas pendidikan dan hasil
belajar siswa lebih banyak disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
penggunaan model, metode maupun strategi pembelajaran yang masih
bersifat tradisional dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan masing-masing. Oleh karena itu, hal tersebut diperlukan
sebuah model pembelajaran yang di mana melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran berlangsung dan bukan sekedar hafalan materi
pelajaran saja.
Model yang dapat digunakan guru yaitu model mind mapping.
Mind mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual
untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan
penelitian baru (Silberman, 2009). Pembelajaran dengan model mind
mapping tidak hanya menekankan pada kemampuan siswa untuk
mengingat. Siswa juga dituntut untuk aktif mencari materi sendiri, mencari
hubungan dari tiap ide, dan aktif menuangkan pikirannya dalam bentuk
grafis (Chusnul Nurroeni, 2013). Dengan demikian model pembelajaran
mind mapping tidak hanya berpusat pada guru, akan tetapi juga berpusat
pada siswa dan menyenangkan. Dengan penggunaan model pembelajaran
mind mapping diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mencapai
hasil pembelajaran yang maksimal. Adapun penelitian terdahulu yang
sejalan dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh Rahma cahyani
(2019) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping
terhadap hasil belajar Tematik Peserta Didik Kelas V Sd Negeri 4 Metro
Utara”. Hasil penelitiannya tersebut menyebutkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan model pembelajaran
mind mapping terhadap hasil belajar tematik peserta didik, pengaruhnya
dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan
kelas control.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Prahita, dkk (2014)
dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping
terhadap Hasil Belajar Ipa pada Siswa Kelas IV”. Berdasarkan hasil
penelitiannya, diketahui bahwa hasil belajar ipa siswa yang mengikuti
pembelajran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping
berada pada kategori tinggi (rata-rata sebesar 13,70), sedangkan hasil
belajar ipa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
konvensional berada pada tingkat kategori sedang (rata-rata sebesar
10,42).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berminat untuk mrngadakan
penelitian dengan judul “Analisis Model Pembelajaran Mind Mapping
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
Tematik”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap
hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar siswa
pada pembelajaran tematik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
 Meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
Mind Mapping
2. Manfaat bagi guru
 Terwujudnya rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
model pembelajaraan mind mapping dalam meningkatkan hasil
belajar siswa
 Guru memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
3. Manfaat bagi sekolah
 Diharapkan penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
bermanfaat baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan
pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya .
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran Mind Mapping
1. Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran Mind mapping merupakan suatu
model pembelajaran yang memerlukan kreatifitas seorang guru dan
siwa. Kreatifitas sangat penting untuk membuat perubahan yang
lebih baik dan dapat membuka peluang untuk memiliki inovasi-
inovasi baru. Mind mapping atau bisa disebut dengan peta pikiran
merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Tony Buzan. Menurut Tony Buzan (2009 : 4) Mind map adalah
alat pikir organisasional yang sangat hebat. Mind map adalah cara
termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-
pikiran kita.
Otak biasanya sering mengingat infomasi dalam bentuk
gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Mind mapping
dapat memudahkan untuk mengingat informasi dan dapat
menyeimbangkan kerja kedua belah otak. Menurut Elfis Pernando
dkk ( :3), mind mapping adalah cara untuk menempatkan informasi
yang diterima dengan memadukan ide-ide yang menarik kemudian
dituliskan menggunakan pemetaan pikiran dengan kata kunci atau
suatu gagasan dari suatu informasi, agar memudahkan seseorang
mengingat informasi dengan lebih mudah. Selain itu, menurut
Olivia (dalam Rahma Cahyani, 2019:22) mengemukakan bahwa
mind mapping merupakan bentuk catatan yang tidak monoton
karena mind mapping memadukan fungsi kerja otak secara
bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Dengan begitu,
akan terjadi keseimbangan kerja kedua belah otak. Otak dapat
menerima berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain-lain yang
berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan. Sedangkan informasi
yang berupa tulisan, urutan, penulisan, dan hubungan antar kata
berhubungan dengan fungsi otak kiri.

2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Mind Mapping


a. Kelebihan
Menurut Tony Buzan (2009 : 6) mind map dapat
membantu kita untuk :
1) Merencana
2) Berkomunikasi
3) Menjadi lebih kreatif
4) Menghemat waktu
5) Menyelesaikan masalah
6) Memusatkan perhatian
7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
8) Mengingat dengan lebih baik
9) Belajar lebih cepat dan efisien
10) Melihat “gambar keseluruhan”
11) Menyelamatkan pohon !
Menurut Michael Michalko (dalam Tony Buzan, 2009 :
6) mind map akan :
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari kekusutan mental
3) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah
5) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan
perincian
6) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu
kita membandingkannya.
Adapun kelebihan mind mapping yang lainnya yaitu
dikemukkan oleh Swadarma (dalam Rahma Cahyani, 2019:23)
yakni sebagai berikut :
1) Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan
2) Memaksimalkan sistem kerja otak
3) Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin
banyak ide dan informasi yang dapat disajikan
4) Memacu kreativitas, sederhana dan mudah dikerjakan
5) Sewaktu-waktu dapat me_recall data yang ada dengan
mudah
6) Menarik dan mudah tertankap mata (eye catching)
7) Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah.
b. Kekurangan
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran pun
pasti memiliki kelemahannya masing-masing. Adapun
kelemahan model pebelajaran mind mapping menurut Rahma
Cahyani (2019:25) yaitu :
1) Tidak seluruh peserta didik dapat belajar
2) Tidak seluruh peserta didik dapat mengikuti belajar
dengan mind mapping karena hanya peserta yang aktif
yang dapat memahaminya.
Sedangkan menurut Warseno (Rahma Cahyani,
2019:24) kekurangan dari mind mapping antara lain :
1) Hanya peserta didik yang aktif terlibat
2) Tidak sepenuhnya peserta didik belajar
3) Mind mapping bervariasi sehingga pendidik akan
kewalahan dalam memeriksa mind mapping peserta didik.
3. Langkah - Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping
Setiap model pembelajaran memiliki langkah – langkah
penerapannya atau pelaksanaannya dama pembelajaran. Menurut
Shoimin (dalam Rahma Cahyani, 2019:25) menyatakan bahwa
langkah pembelajaran mind mapping sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Pendidik menyajikan materi sebagaimana biasa
c. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah
kelompok berpasangan dua orang
d. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi
yang baru diterima dari pendidik dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Seluruh peserta didik secara bergiliran / diacak
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya, sampai sebagian peserta didik sudah
menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Pendidik mengulangi / menjelaskan kembali materi yang
sekiranya belum dipahami peserta didik
g. Kesimpulan / penutup.
Sedangkan menurut Sani (dalam Rahma Cahyani, 2019:26)
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan mind
mapping sebagai berikut :
a. Pendidik menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Pendidik mengemukakan konsep / permasalahan yang akan
ditanggapi oleh peserta didik, sebaiknya permasalahan yang
mempunyai alternative jawaban
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d. Tiap kelompok mencatat alternative jawaban hasil diskusi
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya, pendidik mencatat di papan dan mengelompokkan
sesuai kebutuhan pendidik.
f. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan
alternative jawaban yang telah didiskusikan
g. Peserta didk diberi kesempatan menjelaskan pemetaan
berpikirnya
h. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan
pendidikmemberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Kegiatan belajar mengajar tidak akan terlepas dari adanya
hasil yang didapatkan melalui kegiatan pembelajaran itu sendiri
karen aitu pentingnya hasil belajar sebagai bahan evaluasi dari
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan pengajar, dalam
pengambilan hasil belajar terdapat beberapa aspek yang dapat
dinilai sebgai aspek hasil belajar yang dapat digunakan sebagai
acuan evaluasi kegiatan dan mencakup unsur yang dapat melihat
hasil belajar peserta didik dalam kegiatan. Menurut Elfis pernando
dkk ( :3) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiiki seseorang setelah ia mengalami pengalaman belajarnya
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, kategori hasil
belajar yang digunakan adalah category taksonomi bloom, yang
membagi penilaian ke dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Menurut Sukmah Rahmatdani dkk (2017:381) hasil
belajar adalah sesuatu yanhg dicapai atau diperoleh siswa berkat
adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan
dalam bentuk penugasan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada
diri individu pengaruh terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai askep kehidupan sehingga
Nampak para diri individu perubahan tingkah laku secara
kuantitatif. Hasil belajar pun di kemukakan oleh Nana Sudjana
(dalam Sukmah Rahmatdani dkk, 2017:381) mengatakan bahwa
“hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya “.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi atas 2 yaitu
faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan faktor
eksternal yang berasal dari luar siswa. Ada beberapa pendapat para
ahli mengenai faktor-faltor yang mempegaruhi hasil belajar, seperti
yang dikemukakan oleh Sri Anitah W, dkk (dalam Elfis Pernano
dkk, :3) menyatakan, a. faktor dari dalam diri siswa yang
berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan,
minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan
serta kebiasaan siswa, b. faktor dari luar siswa yang mempengaruhi
hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik.
Sedangkan menurut Sukmah Rahmatdani dkk (2017:382) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor
internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal
yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
3. Prinsip-prinsip hasil belajar
Menurut Sukmah Rahmatdani dkk (2017) ada 9 poin
prinsip-prinsip hasil belajar yaitu valid / sahih, objektif, transparan
atau terbuka, adil, terpadu, menyeluruh, sistematis, akuntabel, dan
beracuan kriteria.
a. Valid / Sahih
Untuk mengukur kompetensi diperlukan suatu alat
dan harus dinilai dengan seharusnya.
b. Objektif
Dalam menilai hasil belajar siswa hendaklah dinilai
seobjektifitas mungkin tanpa dipengaruhi oleh
subjektivitas
c. Transparan / Terbuka
Penilaian hasil belajar harus terbuka dan tidak boleh
ditutup-tutupi yang berkaitan dengan prosedur
penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan hasil belajar.
d. Adil
Penilaian hasil belajar tidak boleh saling dibedakan
karena perbedaan agama atau latar belakang dan lain-
lain.
e. Terpadu
Penilaian hasil belajar tidak bisa dipisahkan dengan
pembelajaran.
f. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Penilaian hasil belajar harus mencakup semua aspek
kompetensi, baik aspek kognitif, psikomotorik
maupun afektif.
g. Sistematis
Penilaian hasil belajar harus terstruktur, terencana
sesuai dengan langkah-langkah baku.
h. Akuntabel
Diperlukan pertanggungjawaban seorang oendidik
dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa.
i. Beracuan Kriteria
Penilaian hasil belajar harus beracuan kepada kriteria
pencapaian kompetesi yang telah ditetapkan.
C. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang menggambungkan beberapa mata pelajaran ke
dalam satu topic atau tema dan sub topic atau subtema yang saling
berkaitan. Menurut bab tanpa () menyatakan bahwa pembelajaran
tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan
aspek pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap, serta pemikiran
dalam sebuah materi pelajaran menggunakan tema atau topic.
Sedangkan menurut Majid (dalam bab tanpa) menjelaskan bahwa
pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
2. Tujuan pembelajaran tematik
Adapun tujuan dari pembelajaran tematik menurut Rahma
Cahyani (2019:15) yaitu memusatkan perhatian peserta didik,
memudahkan peserta didik dalam memahami materi, serta
mengembangkan berbagai keterampilan peserta didik. Tujuan
pembelajaran tematik juga memudahkan pendidik dalam
mempersiapkan dan menyajikan bahan ajar yang efektif.
Sedangkan menurut Trianto (dalam Rahma Cahyani, 209:15)
yaitu :
a) Meningktkan pemahaman konsep yang dipelajarinyasecara
bermakna
b) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi
c) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan
d) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti
bekerjasama, toleransi, komunikasi, serta menghargai
pendapat orang lain.
3. Karakteristik pembelajaran tematik
Karakteristik pembelajaran tematik berpusat pada peserta
didik, pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas,
mengembangkan kemampuan berkomunikasi peserta didik,
fleksibel,menggunakan prinsip belajar sambil bermain, serta
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik .
4. Materi Pembelajaran tematik kelas V tema 7 peristiwa dalam
kehidupan subtema 1 peristiwa kebangsaan masa penjajahan. Pada
tema dan subtema ini, terdiri dari dua mata pelajaran yang
dibagungkan yaitu mata pelajaran ips dan ipa. Pembahasan pada
mata pelajaran ips yaitu berkaitan dengan peristiwa kedatangan
bangsa barat. Kemudian pada pembelajaran ipa, dibahas tentang
sifat-sifat benda.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka diatas dapat dirumuskan hipotesis
penelitian tindakan kelas adalah apabila dalam proses pembelajaran siswa
di kelas guru menerapkan model pembelajaran mind mapping dengan
melaksanakan langkah-langkah secara tepat, dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran tematik.
E. Kerangka Berpikir

Rendahnya Hasil Belajar


Siswa

Aspek Guru Aspek Siswa


1. Metode mengajar guru 1. Siswa kurang
masih tradisional memahami materi
2. Guru tidak menggunakan pelajaran
model pembelajaran saat 2. Siswa merasa bosan
mengajar dalam belajar
3. Guru melibatkan siswa 3.
dalam prose kegiatan
belajar mengajar

Solusi
Dengan menerapkan atau
menggmodel pembelajaran
Mind Mapping

Dengan diterapkannya model


pembelajaran Mind Mapping
diharapkan dapat menigkatkan
hasil belajar siswa.
F. Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Nama Jurnal Tahun Hasil


Rahma Cahyani Pengaruh skripsi 2019 Terdapat pngaruh yang
1. Model positif dan signifikan
Pembelajaran pada penerapan model
Mind pembelajaran mind
Mapping mapping terhadap hasil
terhadap Hasil belajar tematik peserta
Belajar didik. pengaruhnya
Tematik dapat dilihat dari
Peserta Didik perbedaan hasil belajar
Kelas V SD antara kelas eksperimen
Negeri 4 dan kelas control.
Metro Utara
2. 1. I Wayan Pengaruh e-Journal 2013 Hasil penelitian
2. Darmayoga Implementasi Program menunjukkan bahwa
2. I Wayan metode Mind Pascasarjana 1. Penelitian ini
membuktikan bahwa,
Lasmawan. Mapping Universitas
hasil belajar IPS
3. A.A.I.N. terhadap Hasil Pendidikan siswa yang mengikuti
metode pembelajaran
Marhaeni Belajar Ips Ganesha
Mind Mapping
ditinjau dari berbeda secara
signifikan dengan
Minat Siswa
hasil belajar siswa
kelas IV SD yang mengikuti
pembelajaran
Sathya Sai
konvensional. Hal ini
Denpasar dapat dilihat dari
Analisis Varians
terhadap hasil belajar
menunjukkan bahwa
ditemukan harga
Fhitung = 20,50
harga ini signifikan
pada taraf 5%. Lebih
lanjut dapat dilihat
bahwa hasil belajar
IPS siswa yang
mengikuti metode
pembelajaran Mind
Mapping berbeda
dengan kemampuan
hasil belajar IPS
siswa yang mengikuti
metode pembelajaran
konvensional. Rata-
rata skor hasil belajar
IPS siswa yang
mengikuti metode
pembelajaran Mind
Mapping adalah
73,05 sementara rata-
rata skor hasil belajar
siswa yang mengikuti
metode pembelajaran
konvensional adalah
60,63.
2. Setelah diadakan
pengendalian
terhadap minat
belajar didapatkan
nilai F = 30,27 harga
ini signifikan pada
taraf 5%. Dengan
demikian dapat
disimpulkan bahwa,
setelah diadakan
pengendalian
terhadap minat
belajar terdapat
perbedaan secara
signifikan hasil
belajar IPS siswa
yang mengikuti
metode pembelajaran
Mind Mapping
dengan hasil belajar
IPS siswa yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional. .
3. Besarnya pengaruh
yang diberikan oleh
variabel pengendali
terhadap hasil belajar
IPS nampak jelas
pada sumbangan
eketifnya. Kontribusi
minat terhadap hasil
belajar IPS pada
siswa yang mengikuti
metode pembelajaran
Mind Mapping
sebesar 21,44%.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran mind mapping pada pembelajaran tematik.
Menurut Rochiati Wiraatmaja (dalam Acep Yoni dkk, 2017 : 165-166)
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat
pengaruh nyata dari upaya itu. Dalam melakukan penelitian tindakan
kelas ini, peneliti bekerjasama dengan guru sekaligus wali kelas di
kelas .
2. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas berbentuk 3 siklus merupakan
model PTK dari Kemmis dan M. Taggtat. Setiap siklus terdiri atas
empat tahapaan yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan
(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

Planning

Reflecting Acting

Observing
Siklus I

Planning
Observing

Siklus II

Berikut pembahasan lebih rinci mengenai tahapan-tahapan dari


penelitian tindakan kelas:
a. Perencanaan Tindakan (planning)
Perencanaan tindakan dimulai dari mengidentifikasi
masalah dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan seperti
prasurvei, mennetukan tujuan pembelajaran, membuat rencana
pembelajaran, merancang instrumen, membuat lembar observasi
dan alat evaluasi untuk setiap pertemuan. Rancangan yang akan
dilaksanakan mengacu pada model pembelajaran mind mapping.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran di
kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran yaitu RPP di
mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti hingga kegiatan akhir. Di
mana dalam melaksanakan pembelajaran di kelas menggunakan
model pembelajaran mind mapping sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya.
c. Observasi (observing)
Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh observer
secara simultan (bersamaan pada saat pelajaran berlangsung).
Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh satu orang
pengamata lain yang ikut mengamati jalannya pembelajaran
berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan oleh
peneliti.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil data dengan
mendiskusikannya dengan para guru atau guru wali kelas
mengenai hasil pengamatan yang dilakukan, kekurangan-
kekurangannya demi mencapai keberhasilan peneliti dan untuk
mmpertimbangkan perencanaan pembelajaran siklus selanjutnya.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 9
Beroangin yang terletak di jalan Beroangin, Kelurahan
Mangallekanang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.
2. Waktu Penelitian
Peneitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020 dari bulan Oktober sampai November 2019.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri 9 Beroangin. Jumlah siswa kelas V adalah 16 orang yang
terdiri dari 6 laki-laki dan 10 perempuan pada tahun 2019/2020.

C. Fokus Penelitian
1. Variabel Bebas
Menurut Elfis Pernando dkk ( :3), mind mapping adalah cara
untuk menempatkan informasi yang diterima dengan memadukan ide-
ide yang menarik kemudian dituliskan menggunakan pemetaan
pikiran dengan kata kunci atau suatu gagasan dari suatu informasi,
agar memudahkan seseorang mengingat informasi dengan lebih
mudah.
2. Variable Terikat
Kegiatan belajar mengajar tidak akan terlepas dari adanya hasil
yang didapatkan melalui kegiatan pembelajaran itu sendiri karen aitu
pentingnya hasil belajar sebagai bahan evaluasi dari kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan pengajar, dalam pengambilan
hasil belajar terdapat beberapa aspek yang dapat dinilai sebgai aspek
hasil belajar yang dapat digunakan sebagai acuan evaluasi kegiatan
dan mencakup unsur yang dapat melihat hasil belajar peserta didik
dalam kegiatan.
D. Rancangan Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Rancangan penelitian tindakan
terdiri dari Prapenelitian (refleksi awal) dan penelitian tindakan siklus.
1. Prapenelitian (Refleksi Awal)
Prapenelitian merupakan refleksi awal penelitian tindakan
siklus dilakukan, yaitu:
a. Mengajukan permohonan izin kelapa sekolah SD Negeri 9
Beroangin untuk melakukan kegiatan penelitian di sekolah
tersebut
b. Menyiapkan instrumen pengumpulan data
c. Menyiapkan media pembelajaran
2. Penelitian Tindakan Siklus
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan dua
siklus.
a. Siklus I
1) Perencanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti ditahap perencanaan tindakan
adalah
a) Melakukan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi
kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran
b) Menetapkan tema pembelajaran yang akan diajarkan dan
merumuskan tujuan pembelajaran.
c) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk membuat
kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model mind mapping yang sesuai dengan
materi ajar dan tujuan pembelajaran.
d) Membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kurikulum 2013.
e) Menyiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan
digunakan selama proses pembelajaran di kelas.
f) Membuat lembar kerja siswa (LTS) berupa soal tes untuk
memperoleh data hasil belajar siswa.
2) Pelaksanaan tindakan
Pada siklus 1 diawali dengan kegiatan mengelola proses
pembelajaran tematik. Penerapan tindakan mengacu pada RPP
yang dibuat.
a. Mengondisikan ruang belajar bagi siswa dan kolaborator
b. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaransesuai dengan pembeajaran dalam
RPP melalui tahapan kegiatan awal kemudian kegiatan inti
yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi, dan kegiatan
konfirmasi.
c. kegiatan akhir untuk menarik kesimpulan, pemberian
tugas, dan informasi materi pembeajaran lebih lanjut.
3) Observasi (pengamatan)
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan selama proses
pembelajaran dari kegiatan awal hingga akhir, peneliti mengamati
siswa selama proses pembelajaran. Peneliti melakukan diskusi
dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau
kekurangan apa saja yang terdapat pada proses pembelajaran.
4) Refleksi
Guru mengadakan Refleksi dan evaluai. Berdasarkan hasil
refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan
2 siklus), yang setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan/tahap, yaitu:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)observasi, dan (4) refleksi,
dapat dilihat pada gambar.

b. Siklus II
Apabila penelitian belum menunjukkan keberhasilan, maka
perlu dilanjutkan pada siklus II.
1. Perencanaan Tindakan
a) Mendata kendala–kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah di laksanakan pada siklus I.
b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada
siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I.
c) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untk membuat
kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model mind mapping yang sesuai dengan
materi ajar dan tujuan pembelajaran.
d) Membuat pemetaan, Silabus dan Rencana Perbaikan (RPP)
yang sesuai dengan kurikulum 2013.
e) Menetapkan tema pembelajaran yang akan diajarkan dan
merumuskan tujuan pembelajaran
f) Menyiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan
digunakan selama proses pembelajaran di kelas.
g) Membuat lembar kerja siswa (LTS) berupa soal tes untuk
memperoleh data hasil belajar siswa.
h) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Ruang belajar ditata kembali agar lebih kondusif dari
keadaan pembelajaran siklus I
b. Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
dengan cara guru mengajak siswa berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
d. Guru melaksanakan kegiatan awal berupa penyampaian
apersepsi untuk memancing dan membangkitkan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan memberikan
stumulus rasa ingin tahu dengan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
e. Kemudian guru membagian lembar tugas siswa yang
dikerjakan secara individu.
f. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
g. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa.
3. Observasi
Seperti siklus sebelumnnya, pada tahap ini dilaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Kemudian melakukan diskusi
dengan guru kolaborasi untuk membahas tentang kelemahan
atau kekurangan apa saja yang terdapat pada proses pembelajaran.
4. Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan
melihat data observasi apakah proses pembelajaran yang
diterapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.
Data hasil pelaksanaan siklus I dan II kemudian dikumpulkan
untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian
tindakan kelas. Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang
diharapkan yaitu:
a. Guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan model
pembelajaran mind mapping dengan optimal sehingga
dapat merangsang, membimbing dan mengarahkan siswa
ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif.
b. Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelas V SD
Negeri 9 Beroangin.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelaaran
siswa dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.
Metode observasi dilakukan untuk mengambil data tentang aktivitas
siswa dan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Tes
Menurut Rahma Cahyani (2019:45) tes merupakan istilah yang
digunakan untuk mengukur sesuatu yang ingin diukur dengan tujuan
dan maksud tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (dalam Rahma
Cahyani, 2019:45) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar
tematik peserta didik pada ranah kognitif.
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
1. Teknik Analisis Data
Menurut Junia (2015:1411) analisis data dilakukan dalam
menerjemahkan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian
dengan menggunakan teknik analasis data. Dalam penelitian ini,
analisis data dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru
serta untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya
model pembelajaran mind mapping dalam kegiatan pembelajaran yang
berlangsung pada siklus I, II, dan III dengan menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
a) Analisis tes aktivitas guru dan siswa
f
P= x 100 %
N

Keterangan :
P = Presentasi aktivitas guru dan siswa
F = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor total
b) Analisis hasil belajar
Sebelum menganalisis hasil belajar, perlu dilakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dengan ketuntasan
minimal tes yaitu siswa mendapat nilai 75 atau lebih dari 75 dan
ketuntasan minimal 75 dan ketuntasan keseluruhan siswa
mencapai 80%.

M=
∑f
N
Keterangan :
M = Rata-rata kelas
∑ f = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Jumlah seluruh siswa
2. Indikator keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika
a) Data hasil aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
mencspsi keberhasilan lebih dari atau sama dengan 80%.
b) Siswa mencapai ketuntasan belajar, jika nilai tes individu siswa
lebih atau sama dengan 70 mencapai ketuntasan klasikal 80%
sedangkan rata-rata kelas hasil tes siswa mencapai lebih dari atau
sama dengan 80.
c) Dikatakan berhasil, apabila semua kendala yang ditemui berhasil
diatasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai