Kata Pengantar..........................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................
Bab I Pendahuluan.....................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penelitian.............................................................................
D. Manfaat Penelitian...........................................................................
A. Rancangan Penelitian.......................................................................
1. Jenis Penelitian...........................................................................
2. Desain Penelitian........................................................................
B. Setting dan Subjek Penelitian..........................................................
1. Setting Penelitian.......................................................................
2. Subjek Penelitian........................................................................
C. Fokus Penelitian...............................................................................
1. Variabel Bebas...........................................................................
2. Variavel Terikat.........................................................................
D. Rancangan Tindakan........................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................
F. Teknik Analisis data dan Indikator Keberhasilan............................
1. Teknik Analisis Data..................................................................
2. Indikator keberhasilan................................................................
Daftar Rujukan..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan tidak hanya dari keluarga,
akan tetapi ada juga yang dinamakan pendidikan formal dan non formal.
Melalui pendidikan, dapat dikembangkan kepribadian dan keterampilan
peserta didik di dalam maupun di luar sekolah. Menurut Winataputra
(dalam Darmayoga dkk, 2013:2) Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam menghadapi dan mengantisipasi
kehidupan masyarakat di masa depan. Pendidikan juga berfungsi
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
lebih lanjut dalam dunia kerja / pendidikan tinggi, agar dapat menghadapi
dan mengantisipasi kehidupan di masa depan diperlukan sumber daya
manusia yang memiliki pemikiran logis, kreatif, inovatif, dan kemampuan
kerja sama yang efektif.
Saat ini, pendidikan menjadi sorotan di mata dunia. Dengan
semakin berkembangnya zaman dan semakin majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek), maka pendidikan terutama di Indonesia perlu
mengalami berbagai perubahan untuk mengimbangi lajunya kemajuan
iptek sekarang ini. Pendidikan tidak hanya semata mentransferkan ilmu
kepada peserta didik saja, akan tetapi bagaimana pendidikan itu dapat
diarahkan untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, mampu
bersaing dan yang terpenting memiliki budi pekerti yang luhur dan moral
yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi perubahan dan
persaingan dalam dunia pendidikan.
Guru merupakan agen perubahan sosial yang mengubah pola pikir,
sikap dan perilaku umat manusia kehidupan yang lebih baik, lebih
bermartabat dan lebih mandiri (Sulseni, 2016). Untuk itu guru harus
kompeten. Menurut Sudiarta terpuruknya kualitas pendidikan dan hasil
belajar siswa lebih banyak disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
penggunaan model, metode maupun strategi pembelajaran yang masih
bersifat tradisional dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan masing-masing. Oleh karena itu, hal tersebut diperlukan
sebuah model pembelajaran yang di mana melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran berlangsung dan bukan sekedar hafalan materi
pelajaran saja.
Model yang dapat digunakan guru yaitu model mind mapping.
Mind mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual
untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan
penelitian baru (Silberman, 2009). Pembelajaran dengan model mind
mapping tidak hanya menekankan pada kemampuan siswa untuk
mengingat. Siswa juga dituntut untuk aktif mencari materi sendiri, mencari
hubungan dari tiap ide, dan aktif menuangkan pikirannya dalam bentuk
grafis (Chusnul Nurroeni, 2013). Dengan demikian model pembelajaran
mind mapping tidak hanya berpusat pada guru, akan tetapi juga berpusat
pada siswa dan menyenangkan. Dengan penggunaan model pembelajaran
mind mapping diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mencapai
hasil pembelajaran yang maksimal. Adapun penelitian terdahulu yang
sejalan dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh Rahma cahyani
(2019) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping
terhadap hasil belajar Tematik Peserta Didik Kelas V Sd Negeri 4 Metro
Utara”. Hasil penelitiannya tersebut menyebutkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan model pembelajaran
mind mapping terhadap hasil belajar tematik peserta didik, pengaruhnya
dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan
kelas control.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Prahita, dkk (2014)
dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping
terhadap Hasil Belajar Ipa pada Siswa Kelas IV”. Berdasarkan hasil
penelitiannya, diketahui bahwa hasil belajar ipa siswa yang mengikuti
pembelajran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping
berada pada kategori tinggi (rata-rata sebesar 13,70), sedangkan hasil
belajar ipa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
konvensional berada pada tingkat kategori sedang (rata-rata sebesar
10,42).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berminat untuk mrngadakan
penelitian dengan judul “Analisis Model Pembelajaran Mind Mapping
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
Tematik”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap
hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar siswa
pada pembelajaran tematik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
Mind Mapping
2. Manfaat bagi guru
Terwujudnya rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
model pembelajaraan mind mapping dalam meningkatkan hasil
belajar siswa
Guru memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
3. Manfaat bagi sekolah
Diharapkan penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
bermanfaat baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan
pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya .
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran Mind Mapping
1. Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran Mind mapping merupakan suatu
model pembelajaran yang memerlukan kreatifitas seorang guru dan
siwa. Kreatifitas sangat penting untuk membuat perubahan yang
lebih baik dan dapat membuka peluang untuk memiliki inovasi-
inovasi baru. Mind mapping atau bisa disebut dengan peta pikiran
merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Tony Buzan. Menurut Tony Buzan (2009 : 4) Mind map adalah
alat pikir organisasional yang sangat hebat. Mind map adalah cara
termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-
pikiran kita.
Otak biasanya sering mengingat infomasi dalam bentuk
gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Mind mapping
dapat memudahkan untuk mengingat informasi dan dapat
menyeimbangkan kerja kedua belah otak. Menurut Elfis Pernando
dkk ( :3), mind mapping adalah cara untuk menempatkan informasi
yang diterima dengan memadukan ide-ide yang menarik kemudian
dituliskan menggunakan pemetaan pikiran dengan kata kunci atau
suatu gagasan dari suatu informasi, agar memudahkan seseorang
mengingat informasi dengan lebih mudah. Selain itu, menurut
Olivia (dalam Rahma Cahyani, 2019:22) mengemukakan bahwa
mind mapping merupakan bentuk catatan yang tidak monoton
karena mind mapping memadukan fungsi kerja otak secara
bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Dengan begitu,
akan terjadi keseimbangan kerja kedua belah otak. Otak dapat
menerima berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain-lain yang
berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan. Sedangkan informasi
yang berupa tulisan, urutan, penulisan, dan hubungan antar kata
berhubungan dengan fungsi otak kiri.
Solusi
Dengan menerapkan atau
menggmodel pembelajaran
Mind Mapping
Planning
Reflecting Acting
Observing
Siklus I
Planning
Observing
Siklus II
C. Fokus Penelitian
1. Variabel Bebas
Menurut Elfis Pernando dkk ( :3), mind mapping adalah cara
untuk menempatkan informasi yang diterima dengan memadukan ide-
ide yang menarik kemudian dituliskan menggunakan pemetaan
pikiran dengan kata kunci atau suatu gagasan dari suatu informasi,
agar memudahkan seseorang mengingat informasi dengan lebih
mudah.
2. Variable Terikat
Kegiatan belajar mengajar tidak akan terlepas dari adanya hasil
yang didapatkan melalui kegiatan pembelajaran itu sendiri karen aitu
pentingnya hasil belajar sebagai bahan evaluasi dari kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan pengajar, dalam pengambilan
hasil belajar terdapat beberapa aspek yang dapat dinilai sebgai aspek
hasil belajar yang dapat digunakan sebagai acuan evaluasi kegiatan
dan mencakup unsur yang dapat melihat hasil belajar peserta didik
dalam kegiatan.
D. Rancangan Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Rancangan penelitian tindakan
terdiri dari Prapenelitian (refleksi awal) dan penelitian tindakan siklus.
1. Prapenelitian (Refleksi Awal)
Prapenelitian merupakan refleksi awal penelitian tindakan
siklus dilakukan, yaitu:
a. Mengajukan permohonan izin kelapa sekolah SD Negeri 9
Beroangin untuk melakukan kegiatan penelitian di sekolah
tersebut
b. Menyiapkan instrumen pengumpulan data
c. Menyiapkan media pembelajaran
2. Penelitian Tindakan Siklus
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan dua
siklus.
a. Siklus I
1) Perencanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti ditahap perencanaan tindakan
adalah
a) Melakukan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi
kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran
b) Menetapkan tema pembelajaran yang akan diajarkan dan
merumuskan tujuan pembelajaran.
c) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk membuat
kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model mind mapping yang sesuai dengan
materi ajar dan tujuan pembelajaran.
d) Membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kurikulum 2013.
e) Menyiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan
digunakan selama proses pembelajaran di kelas.
f) Membuat lembar kerja siswa (LTS) berupa soal tes untuk
memperoleh data hasil belajar siswa.
2) Pelaksanaan tindakan
Pada siklus 1 diawali dengan kegiatan mengelola proses
pembelajaran tematik. Penerapan tindakan mengacu pada RPP
yang dibuat.
a. Mengondisikan ruang belajar bagi siswa dan kolaborator
b. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaransesuai dengan pembeajaran dalam
RPP melalui tahapan kegiatan awal kemudian kegiatan inti
yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi, dan kegiatan
konfirmasi.
c. kegiatan akhir untuk menarik kesimpulan, pemberian
tugas, dan informasi materi pembeajaran lebih lanjut.
3) Observasi (pengamatan)
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan selama proses
pembelajaran dari kegiatan awal hingga akhir, peneliti mengamati
siswa selama proses pembelajaran. Peneliti melakukan diskusi
dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau
kekurangan apa saja yang terdapat pada proses pembelajaran.
4) Refleksi
Guru mengadakan Refleksi dan evaluai. Berdasarkan hasil
refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan
2 siklus), yang setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan/tahap, yaitu:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)observasi, dan (4) refleksi,
dapat dilihat pada gambar.
b. Siklus II
Apabila penelitian belum menunjukkan keberhasilan, maka
perlu dilanjutkan pada siklus II.
1. Perencanaan Tindakan
a) Mendata kendala–kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah di laksanakan pada siklus I.
b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada
siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I.
c) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untk membuat
kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model mind mapping yang sesuai dengan
materi ajar dan tujuan pembelajaran.
d) Membuat pemetaan, Silabus dan Rencana Perbaikan (RPP)
yang sesuai dengan kurikulum 2013.
e) Menetapkan tema pembelajaran yang akan diajarkan dan
merumuskan tujuan pembelajaran
f) Menyiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan
digunakan selama proses pembelajaran di kelas.
g) Membuat lembar kerja siswa (LTS) berupa soal tes untuk
memperoleh data hasil belajar siswa.
h) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Ruang belajar ditata kembali agar lebih kondusif dari
keadaan pembelajaran siklus I
b. Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
dengan cara guru mengajak siswa berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
d. Guru melaksanakan kegiatan awal berupa penyampaian
apersepsi untuk memancing dan membangkitkan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan memberikan
stumulus rasa ingin tahu dengan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
e. Kemudian guru membagian lembar tugas siswa yang
dikerjakan secara individu.
f. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
g. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa.
3. Observasi
Seperti siklus sebelumnnya, pada tahap ini dilaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Kemudian melakukan diskusi
dengan guru kolaborasi untuk membahas tentang kelemahan
atau kekurangan apa saja yang terdapat pada proses pembelajaran.
4. Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan
melihat data observasi apakah proses pembelajaran yang
diterapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.
Data hasil pelaksanaan siklus I dan II kemudian dikumpulkan
untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian
tindakan kelas. Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang
diharapkan yaitu:
a. Guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan model
pembelajaran mind mapping dengan optimal sehingga
dapat merangsang, membimbing dan mengarahkan siswa
ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif.
b. Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelas V SD
Negeri 9 Beroangin.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelaaran
siswa dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.
Metode observasi dilakukan untuk mengambil data tentang aktivitas
siswa dan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Tes
Menurut Rahma Cahyani (2019:45) tes merupakan istilah yang
digunakan untuk mengukur sesuatu yang ingin diukur dengan tujuan
dan maksud tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (dalam Rahma
Cahyani, 2019:45) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar
tematik peserta didik pada ranah kognitif.
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
1. Teknik Analisis Data
Menurut Junia (2015:1411) analisis data dilakukan dalam
menerjemahkan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian
dengan menggunakan teknik analasis data. Dalam penelitian ini,
analisis data dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru
serta untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya
model pembelajaran mind mapping dalam kegiatan pembelajaran yang
berlangsung pada siklus I, II, dan III dengan menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
a) Analisis tes aktivitas guru dan siswa
f
P= x 100 %
N
Keterangan :
P = Presentasi aktivitas guru dan siswa
F = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor total
b) Analisis hasil belajar
Sebelum menganalisis hasil belajar, perlu dilakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dengan ketuntasan
minimal tes yaitu siswa mendapat nilai 75 atau lebih dari 75 dan
ketuntasan minimal 75 dan ketuntasan keseluruhan siswa
mencapai 80%.
M=
∑f
N
Keterangan :
M = Rata-rata kelas
∑ f = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Jumlah seluruh siswa
2. Indikator keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika
a) Data hasil aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
mencspsi keberhasilan lebih dari atau sama dengan 80%.
b) Siswa mencapai ketuntasan belajar, jika nilai tes individu siswa
lebih atau sama dengan 70 mencapai ketuntasan klasikal 80%
sedangkan rata-rata kelas hasil tes siswa mencapai lebih dari atau
sama dengan 80.
c) Dikatakan berhasil, apabila semua kendala yang ditemui berhasil
diatasi dengan baik.