Disusun oleh :
Rindiani Darise
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi di Institut Agama
Islam Negeri Metro. Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk
menambah wawasan tentang Model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
ini. Namun, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)
3
B. Tujuan Model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT).........................................................................................5
C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Numbered Heads Together
NHT
5
D. Prinsip Model Pembelajaran Numbered Heads Together
NHT
...................................................................................................
6
E. Manfaat Model Pembelajaran Numbered Heads Together
NHT.........................................................................................12
F. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Numbered
Heads Together NHT...............................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
A. Latar Belakang BAB I
PEDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT)?
2. Apa tujuan dari model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)?
3. Bagaimana ciri-ciri dari model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)?
4. Bagaimana Langkah-Langkah pelaksanaan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)?
5. Apakah manfaat, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT)
2. Mengetahui tujuan dari model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)
3. Mengetahui ciri-ciri dari model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)
4. Mengetahui Langkah-Langkah pelaksanaan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)
5. Mengetahui manfaat, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membangkitkan motivasi siswa secara individual dalam mengemukakan
jawaban atau tanggapan secara lisan. Kemudian pada bagian akhir guru dan
siswa akan menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang ada.
Jadi guru dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran yang
dilakukan.
Proses pembelajaran yang efektif dapat tercapai apabila siswa turut aktif
dalam merumuskan masalah dan memecahkan masalah tersebut dengan
bimbingan seorang guru. Sadikin, A,. Saudagar, F,. & Muslim, F, 2018
(dalam Hakim, Yudiyanto, Sa’diah & Setiana, 2020: 13)
Penggunaan nomor pada kepala yang digunakan sebagai upaya untuk
membangkitkan motivasi siswa secara individual dalam mengemukakan
jawaban atau tanggapan secara lisan. Menurut Dewi, Huda, Hakim, Carolina,
dan Sari (2020: 368) Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Sebab,
anak didik yang tidak mempunyai inovasi dalam belajar tidak akan mungkin
melakukan kegiatan pembelajaran. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang dari
luar tetapi motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang. Dengan demikian,
seorang siswa akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorong, seperti
adanya penerapan metode pemodelan yang mampu meningkatkan motivasi
dan pemahaman konsep anak didik.
Hasil belajar akan lebih bermakna jika pada saat belajar diikuti dengan
sikap dan motivasi yang kuat, belajar dengan sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab. Agar sikap, motivasi, kesungguhan belajar dan tanggung
jawab dapat terjaga maka iklim belajar yang mengrah perlu diciptakan
(Hakim, 2015: 3).
Motivasi sangat diperlukan untuk mendorong siswa dalam belajar, oleh
karena itu diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk membangkitkan
motivasi belajar dari setiap siswa. Model pembelajaran Numbered Head
Together ini cocok untuk membangkitkan motivasi tersebut khususnya dalam
mengemukakan pendapatnya.
4
B. Tujuan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
1. Hasil belajar akademik struktur
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik terhadap
tugas-tugas akademik. Model pembelajaran NHT akan menuntut siswa
untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akhirnya
memberikan sebuah suntikan semangat untuk ikut terlibat aktif dalam
KBM. Dengan adanya dorongan tersebut peserta didik akan semakin
meningkat kinerja, kemampuan serta keterampilannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.
2. Pengakuan adanya karagaman
Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan adanya
keberagaman. Di dalam model pembelajaran NHT, setiap siswa akan
dibagi ke dalam beberapa kelompok yang dihuni oleh berbagai jenis
siswa dari berbagai latar belakang. Keberagaman ini tentunya akan
memberikan sebuah kesadaran kepada para peserta didik bahwa tidak
semua teman yang berada di sekitarnya memiliki kesamaan-kesamaan dari
berbagai hal.
3. Pengembangan katerampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial. Di dalam
kegiatan berkelompok, sudah pasti akan adanya kegiatan berdiskusi antar
siswa. Kegiatan diskusi ini setidaknya akan melatih keterampilan siswa
dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Proses ini pada
akhirnya akan melatih siswa.
C. Ciri-Ciri Model pembelajaran Numbered heads Together (NHT)
Menurut Ibrahim (dalam Siswanto dan Rechana, 2011) Numbered Heads
Together (NHT) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan
sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru
hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya:
1. Kelompok Heterogen
2. Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala yang berbeda-beda
3. Berpikir bersama
Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu
siapa yang akan mewakili kelompok tersebut.
5
D. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Beberapa konsep dasar yang merupakan dasar konseptual dalam
penggunaan cooperative learning termasuk tipe NHT. Adapun prinsip-prinsip
dasar tersebut menurut Stahl sebagaimana dikutip oleh Etin Solihatin,
meliputi sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, guru hendaknya
memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan
spesifik. Tujuan tersebut menyangkut apa yang diinginkan oleh guru
untuk harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Apakah kegiatan belajar siswa ditekankan pada
pemahaman materi pelajaran, sikap dan proses dalam bekerja sama,
ataukah keterampilan tertentu. Tujuan harus dirumuskan dalam bahasa
dan konteks kalimat yang mudah dimengerti oleh siswa secara
keseluruhan. Hal ini hendaknya dilakukan oleh guru sebelum kelompok
belajar terbentuk.
2. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
Guru hendaknya mampu mengkondisikan kelas agar siswa
menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan
kepentingan kelas. Oleh karena itu, siswa dikondisikan untuk mengetahui
dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya
menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat
pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan untuk dipelajari.
6
ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada
anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan guru.
4. Interaksi yang bersifat terbuka
Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung
dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru. Suasana belajar seperti itu akan membantu menumbuhkan
sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa
untuk memperoleh keberprestasian dalam belajarnya. Mereka akan saling
memberi dan menerima masukan, ide, saran, dan kritik dari temannya
secara positif dan terbuka.
5. Tanggung jawab individu
Salah satu dasar penggunaan cooperative learning dalam
pembelajaran adalah bahwa keberprestasian belajar akan lebih mungkin
dicapai secara lebih baik apabila dilakukan dengan bersama-sama. Oleh
karena itu, keberprestasian belajar dalam model belajar strategi ini
dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan
memberi apa yang telah dipelajarinya diantara siswa lainnya. Sehingga
secara individual siswa mempunyai dua tanggung jawab, yaitu
mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keberprestasian
dirinya dan juga bagi keberprestasian anggota kelompoknya sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
6. Kelompok bersifat heterogen
Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok
harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi
merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda.
Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai,
sikap, moral, dan perilaku siswa. Kondisi ini merupakan media yang
sangat baik bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan melatih
keterampilan dirinya dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
7
7. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja dalam
kelompok sebagai suatu kelompok kerja sama. Dalam interaksi dengan
siswa lainnya siswa tidak begitu saja bisa menerapkan dan memaksakan
sikap dan pendiriannya pada anggota kelompok lainnya. Pada kegiatan
bekerja dalam kelompok, siswa harus belajar bagaimana meningkatkan
kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi, bernegosiasi, dan
mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas
kelompok. Dalam hal ini guru harus membantu siswa menjelaskan
bagaimana sikap dan perilaku yang baik dalam bekerja sama yang bisa
digunakan oleh siswa dalam kelompok belajarnya. Perilaku-perilaku
tersebut termasuk kepemimpinan, pengembangan kepercayaan,
berkomunikasi, menyelesaikan masalah, menyampaikan kritik, dan
perasaan-perasaan sosial. Dengan sendirinya siswa dapat mempelajari dan
mempraktikan berbagai sikap dan perilaku sosial dalam suasana
kelompok belajarnya.
8. Tindak lanjut (follow up)
Setelah masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan
prestasi kerja siswa dalam kelompok belajarnya, termasuk juga
a. Bagaimana prestasi kerja yang diprestasikan
b. Bagaimana mereka membantu anggota kelompoknya dalam mengerti
dan memahami materi dan masalah yang dibahas
c. Bagaimana sikap dan perilaku mereka dalam interaksi kelompok
belajar bagi keberprestasian kelompoknya
d. Apa yang mereka butuhkan untuk meningkatkan keberprestasian
kelompok belajarnya di kemudian hari. Oleh karena itu, guru harus
mengevaluasi dan memberikan berbagai masukan terhadap prestasi
pekerjaan siswa dan aktivitas mereka selama kelompok belajar siswa
tersebut bekerja. Dalam hal ini, guru harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan ide dan saran, baik kepada siswa
8
lainnya maupun kepada guru dalam rangka perbaikan belajar dari
prestasinya di kemudian hari.
9. Kepuasan dalam belajar
Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup
untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilannya. Apabila siswa tidak memperoleh waktu yang cukup
dalam belajar, maka keuntungan akademis dari penggunaan cooperative
learning akan sangat terbatas. Perolehan belajar siswa pun sangat terbatas
sehingga guru hendaknya mampu merancang mengalokasikan waktu yang
memadai dalam menggunakan model ini dalam pembelajarannya.
Setiap siswa
dalam tim
mempunyai
nomor berbeda-
Guru membagi siswa beda,sesuai
menjadi dengan jumlah
Fase 1. Penomoran beberapa kelompok atau siswa di dalam
(Numbering) tim yang beranggotakan kelompok.
3-5 orang dan memberi
siswa nomor
9
yang sedang dipelajari pertanyaan
yang bervariasi dari yang
spesifik hingga bersifat
umum dan dengan tingkat
kesulitan yang bervariasi.
Misalnya “berapa jumlah
gigi orang dewasa?”
Siswa berpikir
bersama
untuk menemuk
an jawaban dan
menjelaskan
jawaban kepada
anggota dalam
timnya sehingga
semua anggota
Guru memberikan mengetahui
bimbingan bagi kelompok jawaban dari
Fase3. Berpikir Bers siswa yang masing-masing
ama (Heads Together) membutuhkan. pertanyaan.
-Setiap siswa
dari tiap
-Guru menyebut salah
kelompok yang
satu nomor tertentu .
bernomor sama
mengangkat
tangan dan
menyiapkan
Fase 4. Pemberian jawaban untuk
Jawaban (Answering) seluruh kelas
10
-Guru secara random Siswa yang
memilih kelompok yang nomornya
harus menjawab disebut guru
pertanyan tersebut dari kelompok
tersebut
mengangkat
tangan dan
berdiri untuk
menjawab
pertanyaan
11
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket
atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau
masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
12
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E, S,. Huda, N,. Hakim, N,. Carolina, H, S,. & Sari, T, M. (2020).
Penerapan Teknik Pemodelan Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Pemahaman Konsep Mahasiswa Pada Matakuliah Strategi Pembelajaran.
Seminar Nasional Pendidikan Fkip Unila, 368-373.
https://scholar.google.co.id/scholar?oi=bibs&cluster=92561237986357269
38&btnI=1&hl=id
Hakim, N., Yudiyanto, Y., Sa’diah, H., & Setiana, E. P. (2020). Manual Book
Biology Scientific Camp: Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis
Outdoor Approach. BIODIK, 6(1), 12-22.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8458
15