Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN
LANGSUNG”

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Model Pembelajaran

Oleh:

KELOMPOK 4

 MUH. RISFAN ALAMSYAH (20700121081)

 AFRAH INTAN JAMALUDDIN (20700121072)

Dosen Pengampu:

Ibu Andi Ika Prasasti Abrar,


S.Si., M.Pd

PENDIDIKAN MATEMATIKA
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model
pembelajaran langsung” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Model
Pembelajaran. Selain itu, makalah ini bertujuan membantu siswa memahami
materi pembelajaran dengan memberikan penjelasan yang tepat dan contoh yang
relevan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Andi Ika Prasasti
Abrar, S.Si., M.Pd . selaku dosen mata kuliah Statistika Inferensial. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Samata, 20 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................5

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Defenisi Model Pembelajaran Langsung ................................................4

B. Landasan Teori Pembelajaran Langsung.................................................8

C. Sintaks Model Pembelajaran Lagsung. ...................................................9

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung...................17

BAB III PENUTUP.............................................................................................20

A. Kesimpulan...........................................................................................20

B. saran....................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang

Pendidikan saat ini, sedang mengalami kemajuan yang begitu pesat.


Komponen pendidikan yang membangun bidang pendidikan antara lain,tujuan
pendidikan, isi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan,lingkungan
pendidikan, peserta didik dan pendidik saat ini sudah begitu maju.Era globalisasi menjadi
tolok ukur bagi kualitas suatu bangsa. Semakin maju bidang pendidikannya maka
semakin baik pula kondisi suatu bangsa. Salahsatu komponen pendidikan yang saat ini
begitu berkembang adalah metode pendidikan. Metode pendidikan adalah suatu
cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Beberapa komponen
yang dilakukan oleh pendidik agar tercapainya tujuan pendidikan, dalam hal ini dapat
berupa pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran. Saat ini
sudah banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan untuk menerapkan
proses pembelajaran dikelas, antara lain Model Kooperatif(terdiri atas beberapa tipe),
NHT, TGT, PBL, PJBL, dan Konvensional. Padadasarnya penerapan model
pembelajaran dimaksudkan agar tujuan pembelajaran terhadap penguasaan materi ajar
dapat dipahami oleh peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang
merupakan model umum yang biasanya di terapkan disekolah-sekolah terutama di
Indonesia adalah model pembelajaran langsung. Huitt (1966) menyatakan bahwa
pembelajaran inisepenuhnya diarahkan oleh guru. Model pembelajaran langsung
berbeda dengan metode ceramah. Pembelajaran langsung dirancang khusus untuk
menujang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratifdan
pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah dantentunya
berdasarkan pada sintaks.

Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran yang dipakai
sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran tentu saja berorientasi
pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang akan diberikan pada siswa.
Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model penyajian materi
yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct instruction).

4
Istilah lain yang sering di pergunakan ialah pengajaran aktif, Master learning dan Explicit
Instruction (Nur, 2000:3).

Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pengetahuan


prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari
selangkah demi selangkah (Nur, 2000:4-5).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Model Pembelajaran Langsung?

2. Bagaimana Landasan Teori Pembelajaran Langsung?

3. Bagaimana sintaks Model Pembelajaran Langsung?

4. Apakah kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Langsung?

C. Tujuan

1. Mengetahui landasan model pembelajaran langsung.

2. Menjelaskan pengertian model pembelajaran langsung.

3. Menjelaskan sintaks model pembelajaran lagsung.

4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran langsung.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Model Pembelajaran Langsung


Model Pembelajaran berasal dari kata Model dan Pembelajaran. ”Model diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan” (Nur, 1996 : 78). Hakikat pembelajaran atau hakikat mengajar adalah
membentuk siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterapilan, nilai, cara berfikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar (Joyce dan Weil
dalam Nur, 1996 : 79). Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan dapat berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pendidik
dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah
demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends
(2001):”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and
knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model
is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang
dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan
dinamakan model pengajaran langsung.
Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan
balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan
balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan
penerapan teori perilaku tersebut.
Arends (1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically
designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative
knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion”. Artinya:
Model pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa
dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. Lebih lanjut Arends (2001)
6
menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps:
establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and
extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher
and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran
langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan
tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan
praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati
oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.
Jadi model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang
bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran
ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan
kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran
yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model
yang menarik bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, 1985
menyebut direct instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah ‘pengajaran
aktif’. Atau diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982.
Sedangkan oleh Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit
(explicit instruction).
Model pembelajaran langsung (Direct Instruction) merupakan suatu pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan tahap demi tahap. (Suyatno, 2009:73).
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan
mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya.
Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran
langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di
samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan
titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab
dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar
yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran
7
langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi,
walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau
direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2. Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung belangsung dan
berhasilnya pengajaran

B. Landasan Teori Pembelajaran Langsung

Teori pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori


belajar sosial.

1. Teori Behaviorisme

Dalam perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses


pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas (respon). Belajar
merupakan proses pelaziman (pembiasaan). Hasil pembelajaran yang diharapkan
adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan. Behaviorisme adalah pandangan
yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat
diamati, bukan dengan proses mental. Menurut kaum behavioris, perilaku adalah
segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung misalnya anak
membuat poster, guru tersenyum pada anak, murid mengganggu murid lain, dan
sebagainya. Proses mental didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan,
dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain. Meskipun kita
tidak bisa melihat pikiran, perasaan, dan motif secara langsung, semua itu adalah
sesuatu yang riil. Proses mental antara lain pemikiran anak tentang cara membuat
poster, perasaan senang guru terhadap muridnya, dan motivasi anak untuk
mengontrol perilakunya.(Santrock dalam Kasmaja, 2014).

Adapun kedudukan pendidik dalam kaitannya dengan teori pembelajaran langsung


adalah menyajikan stimulus tertentu yang dapat membangkitkan respon peserta
didik berupa hasil belajar yang diingingkan.

2. Teori Belajar Sosial

8
Menurut Trianto teori pembelajaran sosial memberikan penjelasan tentang
peran pengamatan dalam pembelajaran. Teori ini menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran perilaku dan penekanannya pada proses mental internal. Teori
pembelajaran sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, menyatakan bahwa
“sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah
pemodelan (modeling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah penting
pelatihan pada peserta didik dalam melatihkan keterampilan proses.

Berdasarkan kedua teori tersebut, model pembelajaran langsung menekankan


belajar sebagai perubahan perilaku. Jika behaviorisme menekankan belajar sebagai
proses stimulus respons, dan teori belajar sosial memiliki prinsip bahwa seseorang
dapatbelajar melalui pengamatan perilaku orang lain.

C. Sintaks Model Pembelajaran Lagsung.

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya


sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang
akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-
variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan
yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran.

Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus


dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan
melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber
belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan
pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan
yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya


sintaks/tahapan pembelajaran. Menurut suyatno, (2009) adapun sintaks model
pembelajaran ialah:

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.

Sebenarnya fase yang pertama dari model pengajaran langsung ini juga
dilakukan pada model-model pembelajaran yang lain, karena
9
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran adalah langkah pertama yang wajib dilakukan oleh
setiap guru.

Tujuan dari fase (langkah) pertama dari sintaks model pembelajaran


langsung (direct instruction) ini adalah untuk membuat perhatian siswa
menjadi terpusat pada pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga
mereka selanjutnya akan memiliki motivasi belajar yang baik dalam
mengikuti pembelajaran.

2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau


keterampilan.

Agar guru berhasil melaksanakan fase kedua dari sintaks model


pembelajaran langsung (direct instruction) ini, maka guru perlu
menerapkan teknik-teknik presentasi dan demonstrasi yang efektif. Fase
kedua sintaks model pembelajaran langsung ini (mempresentasikan dan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan) adalah fase yang
sangat krusial.

a. Mempresentasikan Pengetahuan dengan Jelas

Apabila guru menyajikan informasi (pengetahuan) dengan jelas, maka


dampaknya sangat besar terhadap proses pembelajaran pada siswa.
Penelitian telah banyak membuktikan hal ini. Biasanya, kemampuan
memberikan presentasi atau penyajian informasi yang jelas diperoleh
bersama waktu (pengalaman). Walaupun demikian, karena kemampuan
mempresentasikan informasi atau pengetahuan dengan jelas merupakan
sebuah keterampilan, maka ini dapat dipelajari dan dilatihkan oleh seorang
guru muda (pemula) yang belum berpengalaman.

Syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan
presentasi atau penyajian informasi adalah: (1) menguasai teknik /
keterampilan komunikasi dengan baik; dan (2) menguasai sepenuhnya isi
materi pembelajaran yang akan disajikan.

Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan
dan persiapan bila akan melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat
10
digunakan agar sukses melakukan presentasi:

a) Kejelasan tujuan dan poin-poin kunci.

Untuk mendapatkan hal ini, nyatakan tujuan presentasi dengan jelas.


Buat fokus pada sebuah titik (arah) dalam suatu waktu tertentu.
Selalu berhati-hati saat presentasi agar tidak menyimpang dari
pokok pembicaraan (presentasi).

b) Presentasi dilakukan step by step (selangkah demi selangkah)

Caranya, buat presentasi dalam langkah-langkah kecil yang


berurutan secara logis. Sajikan terlebih dahulu outline (kerangka
utama) bila bahan presentasi sangat kompleks.

c) Beri contoh kongkrit yang beragam dan pengulangan

Kejelasan presentasi dapat diperoleh melalui contoh kongkrit yang


beragam, yang mudah dipahami siswa. Bila perlu lakukan
pengulangan untuk poin-poin sulit.

d) Cek pemahaman siswa

Sebelum melanjutkan presentasi pada langkah berikutnya, pastikan


siswa telah paham langkah sebelumnya. Gunakan pertanyaan agar
siswa juga dapat memantau pemahaman mereka masing-masing.
Bila perlu minta siswa mengutarakannya dalam bahasa mereka
sendiri.

b. Mendemontrasikan Keterampilan

Mendemonstrasikan suatu keterampilan adalah ruh dari model


pembelajaran langsung yang berpegang pada Teori Belajar Sosial (Teori
Pemodelan Tingkah Laku). Asumsi dari teori belajar pemodelan tingkah
laku adalah, bahwasanya belajar dilakukan sesorang melalui proses
mengamati orang lain. Belajar dengan melakukan pemodelan (peniruan)
akan sangat mengehmat waktu, tenaga, biaya, bahkan menghindarkan
pebelajar dari bahaya. Pebelajar tidak perlu melakukan trial and error
(coba-coba dan gagal). Agar demonstrasi keterampilan yang dilakukan guru
sukses, maka guru perlu memperhatikan 2 hal berikut: (1) melakukan
11
demonstrasi keterampilan dengan benar; dan (2) berlatih sebelum
melakukan demonstrasi.

1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar

Agar implementasi model pengajaran langsung (direct instruction)


berhasil dilakukan guru harus mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar (akurat). Melakukan demonstrasi secara akurat bukan
hal yang mudah. Untuk itu perlu diperhatikan tahapan-tahapan
(komponen-komponen bagian) keterampilan secara urut dan logis.
Ini dapat dilakukan dengan analisis tugas (task analyisis) saat guru
merencanakan sebuah demonstrasi keterampilan yang rumit atau
kompleks.

2) berlatih sebelum melakukan demonstrasi

Latihan yang dilakukan guru untuk melakukan demonstrasi suatu


keterampilan akan membuat pelaksanaan demonstrasi sukses.
Latihan harus dilakukan oleh guru agar ia dapat yakin saat
mendemonstrasikan keterampilan tidak melakukan kesalahan.
Semakin sulit dan kompleks suatu keterampilan, semakin wajib guru
melakukan latihan. Telah banyak penelitian membuktikan, siswa
tidak dapat melakukan suatu keterampilan kompleks dengan baik
dikarenakan guru kurang tepat atau kurang baik saat melakukan
demonstrasi.

3. Membimbing Pelatihan

Fase ketiga sintak model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah


membimbing pelatihan. Guru harus memberikan latihan terbimbing kepada
siswa. Pada fase ini siswa tidak sekedar berlatih saja, tetapi siswa harus
berlatih di bawah bimbingan guru. Tujuan diberikan pembimbingan adalah
agar latihan yang dilakukan siswa dapat efektif. Setidaknya ada 4 (empat)
prinsip yang harus dipegang guru saat melakukan latihan terbimbing untuk
siswanya, yaitu:

a. Latihan Singkat Tapi Utuh

Suatu keterampilan yang baru dipelajari oleh siswa harus dilatihkan.


12
Keterampilan yang sulit atau kompleks perlu dilatihkan dengan cara
disederhanakan, dilakukan secara singkat, akan tetapi tetap utuh.

b. Keterampilan Harus Benar-Benar Dikuasai

Pada suatu keterampilan kompleks selalu terdapat sub keterampilan


prasyarat. Misalnya, ketika siswa belajar menggunakan mikroskop untuk
melakukan pengamatan objek-objek berukuran kecil, mereka terlebih
dahulu harus menguasai sub keterampilan bagaimana memfokuskan lensa
mikroskop. Siswa tidak akan dapat melakukan pengamatan dengan
mikroskop apabila lensa-lensa mikroskop belum fokus. Sub keterampilan
yang merupakan prasyarat bagi sub keterampilan selanjutnya harus
dilatihkan hingga benar-benar dikuasai oleh siswa. Bila tidak, sia-sia saja
guru melanjutkan untuk mengajarkan sub keterampilan berikutnya.

c. Latihan Berkelanjutan (Massed Practice) Dan Latihan Terdistribusi


(Distributed Practice)

Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali
kegiatan pembelajaran, keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai
sepenuhnya oleh siswa. Karena itu diperlukan latihan berkelanjutan
(massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya,
keterampilan menggunakan mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-
kegiatan belajar selanjutnya di sepanjang semester atau tahun
pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemahiran
mereka dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan membagi-
bagi latihan ke dalam segmen-segmen. Hal ini perlu dilakukan karena bila
suatu keterampilan kompleks diajarkan dalam tempo yang lama tanpa
berselang, maka siswa akan bosan. Akibatnya latihan yang diberikan tidak
lagi efektif.

d. Tahap Awal Latihan Sangat Penting

Perhatikan kemampuan siswa melakukan suatu keterampilan pada tahap-


tahap awal. Ini sangat penting karena siswa mungkin melakukannya tanpa
sadar. Guru perlu memperbaiki (membetulkan) kesalahan ini selagi masih
di tahap awal, supaya lebih mudah terkoreksi. Analoginya, lebih mudah

13
meluruskan batang bambu yang masih muda dibandingkan batang bambu
yang sudah tua. Sebelum keterampilan yang keliru itu menjadi begitu
terotomatisasi, maka akan lebih mudah memperbaikinya.

4. Mengecek Pemahaman dan Umpan Balik

Umpan balik amat diperlukan dan dilakukan pada fase keempat penerapan
model pembelajaran langsung (direct instruction). Pelatihan tidak akan
efektif tanpa umpan balik dari siswa. Guru harus menunjukkan di bagian
mana kekeliruan itu, lalu mendemonstrasikan kembali bagaimana
seharusnya keterampilan itu dilakukan. Selain itu guru juga harus
memberikan umpan balik positif, sehingga kemampuan melakukan
keterampilan yang sudah baik akan dipertahankan oleh siswa.

Pengecekan pemahaman dapat dilakukan guru dengan melontarkan


pertanyaan-pertanyaan. Siswa diminta menjawab berdasarkan bahasa dan
pemahaman mereka sendiri sehingga guru dapat mengetahui hasil
presentasi pengetahuan atau demonstrasi dan latihan-latihan yang telah
dilakukan.

5. Memberi Kesempatan Pelatihan Lanjutan dan Penerapan

Fase terakhir (kelima) dari sintaks model pembelajaran langsung adalah


memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan kepada siswa. Jenis
pelatihan lanjutan dan penerapan yang sering diberikan oleh guru adalah
pelatihan mandiri dalam bentuk penugasan rumah (PR). Melalui pelatihan
lanjutan siswa dapat berlatih secara mandiri untuk menerapkan
keterampilan yang baru diperolehnya. Pelatihan lanjutan sebenarnya juga
dimaksudkan sebagai perpanjangan waktu belajar di luar pembelajaran
yang telah diberikan oleh guru di kelas.

Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan
pelatihan lanjutan dan penerapan, yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses
pembelajaran; (b) memberi informasi kepada orang tua siswa; dan (c)
memberi umpan balik terhadap PR yang telah diberikan.

a. PR bukan lanjutan proses pembelajaran

Perlu dicatat, bahwa PR bukan kelanjutan dari sebuah proses pembelajaran


14
yang dilakukan di kelas. PR adalah latihan lanjutan, atau dapat juga
difungsikan sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa mengikuti
pembelajaran berikutnya.

b. Keterlibatan Orang Tua Siswa

Orang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam
PR yang diberikan oleh guru. Guru perlu memberi tahu apakah orang tua
membantu menjawabkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit ataukah hanya
sekedar memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi
sehingga siswa dapat menyelesaikan PR yang diberikan.

c. Umpan Balik Terhadap PR yang Telah Diberikan

Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah
siswa mengerjakan PR yang diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul
menelaahnya dengan baik, di mana kelebihan siswa dan di mana
kekurangan (kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya mencek
apakah siswa mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa
akan sadar bahwa ia tidak perlu serius mengerjakan PR: cukup
mengerjakan (yang penting mengerjakan) atau sekedar menuliskan sesuatu
di atas kertas, dan semuanya menjadi beres. Hasil telaah penting untuk
bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran berikutnya agar dapat
sukses.

Slavin (dalam Tasyamni, 2015), mengemukakan tujuh langkah spesifik dalam


sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada


siswa.

Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan
kinerja siswa yang diharapkan.

2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat.

Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap


pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

3. Menyampaikan materi pelajaran.


15
Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,
memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

4. Melaksanakan bimbingan.

Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk


menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.

Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.

6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik.

Guru memberikan review terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,


memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan
mengulang keterampilan jika diperlukan.

7. Memberikan latihan mandiri.

Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa
untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka
pelajari.

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk


diterapkan dalam pembelajaran:

1. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan
memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep
kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.

2. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang
memiliki struktur yang jelas dan pasti.

3. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-


keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat
pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).

4. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan


intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung
16
oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung
pada jawaban yang logis)

5. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk


dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan
penerapan.

6. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

7. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu


sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.

8. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk


memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau
independen.

9. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi
dengan penjelasan yang sangat terstruktur.

10. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat
pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan
pendekatan yang berpusat pada siswa.

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan yang


membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan
model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain mempunyai kelebihan-kelebihan
pada setiap model pembelajaran juga ditemukan keterbatasan-keterbatasan yang
merupakan kelemahannya.

Model pembelajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan


urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan


keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam


17
bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu
permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana
suatu pengetahuan dihasilkan.

4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui


ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk


mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

6. Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas


besar maupun kelas yang kecil.

7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.

9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.

10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

11. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.

12. Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir-butir


penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.

13. Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan


pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,
pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru.


Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan
pembelajaran menjadi kurang baik pula.

3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model
pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa
18
untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat


beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang
perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai
pembelajan siswa itu sendiri.

5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.


Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering
melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

19
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses


belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Adapun pembahasan tentang aspek-aspek perencanaan model pembelajaran


langsung ini meliputi: (1) merumuskan tujuan pembelajaran; (2) memilih materi
pembelajaran; (3) melakukan analisis tugas (task analysis); (4) merencanakan
alokasi waktu; dan (5) merencanakan pengaturan ruang kelas.

Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu 1)
Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa, 2) Mendemonstrasikan
Pengetahuan atau Keterampilan, 3) Menyediakan Latihan Terbimbing, 4)
Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik, 5) Memberikan
Kesempatan Latihan Mandiri.

2. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah walaupun model pembelajaran
langsung berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan
komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap harus menjamin keterlibatan siswa.

20

Anda mungkin juga menyukai