MODEL PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN
LANGSUNG”
Oleh:
KELOMPOK 4
Dosen Pengampu:
PENDIDIKAN MATEMATIKA
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model
pembelajaran langsung” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Model
Pembelajaran. Selain itu, makalah ini bertujuan membantu siswa memahami
materi pembelajaran dengan memberikan penjelasan yang tepat dan contoh yang
relevan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Andi Ika Prasasti
Abrar, S.Si., M.Pd . selaku dosen mata kuliah Statistika Inferensial. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................5
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Kesimpulan...........................................................................................20
B. saran....................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang
Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran yang dipakai
sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran tentu saja berorientasi
pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang akan diberikan pada siswa.
Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model penyajian materi
yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct instruction).
4
Istilah lain yang sering di pergunakan ialah pengajaran aktif, Master learning dan Explicit
Instruction (Nur, 2000:3).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Behaviorisme
8
Menurut Trianto teori pembelajaran sosial memberikan penjelasan tentang
peran pengamatan dalam pembelajaran. Teori ini menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran perilaku dan penekanannya pada proses mental internal. Teori
pembelajaran sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, menyatakan bahwa
“sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah
pemodelan (modeling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah penting
pelatihan pada peserta didik dalam melatihkan keterampilan proses.
Sebenarnya fase yang pertama dari model pengajaran langsung ini juga
dilakukan pada model-model pembelajaran yang lain, karena
9
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran adalah langkah pertama yang wajib dilakukan oleh
setiap guru.
Syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan
presentasi atau penyajian informasi adalah: (1) menguasai teknik /
keterampilan komunikasi dengan baik; dan (2) menguasai sepenuhnya isi
materi pembelajaran yang akan disajikan.
Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan
dan persiapan bila akan melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat
10
digunakan agar sukses melakukan presentasi:
b. Mendemontrasikan Keterampilan
3. Membimbing Pelatihan
Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali
kegiatan pembelajaran, keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai
sepenuhnya oleh siswa. Karena itu diperlukan latihan berkelanjutan
(massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya,
keterampilan menggunakan mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-
kegiatan belajar selanjutnya di sepanjang semester atau tahun
pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemahiran
mereka dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan membagi-
bagi latihan ke dalam segmen-segmen. Hal ini perlu dilakukan karena bila
suatu keterampilan kompleks diajarkan dalam tempo yang lama tanpa
berselang, maka siswa akan bosan. Akibatnya latihan yang diberikan tidak
lagi efektif.
13
meluruskan batang bambu yang masih muda dibandingkan batang bambu
yang sudah tua. Sebelum keterampilan yang keliru itu menjadi begitu
terotomatisasi, maka akan lebih mudah memperbaikinya.
Umpan balik amat diperlukan dan dilakukan pada fase keempat penerapan
model pembelajaran langsung (direct instruction). Pelatihan tidak akan
efektif tanpa umpan balik dari siswa. Guru harus menunjukkan di bagian
mana kekeliruan itu, lalu mendemonstrasikan kembali bagaimana
seharusnya keterampilan itu dilakukan. Selain itu guru juga harus
memberikan umpan balik positif, sehingga kemampuan melakukan
keterampilan yang sudah baik akan dipertahankan oleh siswa.
Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan
pelatihan lanjutan dan penerapan, yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses
pembelajaran; (b) memberi informasi kepada orang tua siswa; dan (c)
memberi umpan balik terhadap PR yang telah diberikan.
Orang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam
PR yang diberikan oleh guru. Guru perlu memberi tahu apakah orang tua
membantu menjawabkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit ataukah hanya
sekedar memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi
sehingga siswa dapat menyelesaikan PR yang diberikan.
Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah
siswa mengerjakan PR yang diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul
menelaahnya dengan baik, di mana kelebihan siswa dan di mana
kekurangan (kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya mencek
apakah siswa mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa
akan sadar bahwa ia tidak perlu serius mengerjakan PR: cukup
mengerjakan (yang penting mengerjakan) atau sekedar menuliskan sesuatu
di atas kertas, dan semuanya menjadi beres. Hasil telaah penting untuk
bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran berikutnya agar dapat
sukses.
Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan
kinerja siswa yang diharapkan.
4. Melaksanakan bimbingan.
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.
Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa
untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka
pelajari.
1. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan
memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep
kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
2. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang
memiliki struktur yang jelas dan pasti.
9. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi
dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
10. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat
pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
13. Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.
3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model
pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa
18
untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu 1)
Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa, 2) Mendemonstrasikan
Pengetahuan atau Keterampilan, 3) Menyediakan Latihan Terbimbing, 4)
Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik, 5) Memberikan
Kesempatan Latihan Mandiri.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah walaupun model pembelajaran
langsung berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan
komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap harus menjamin keterlibatan siswa.
20