Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL DI SD

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Global”

DISUSUN OLEH:

BENEDICT GANUP RODOASI MALAU (1213311054)

SATRIA PERDANA HARAHAP (1213311063)

FAHRUL IDRIS PAKPAHAN (1213311064)

FELIANDO NOMENSEN (1213311073)

DOSEN PENGAMPU : YUSRA NASUTION, S.Pd., M.Pd


MATA KULIAH : PERSPEKTIF GLOBAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Perspektif
Global”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Yusra Nasution, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Perspektif Global yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Disini penulis berharap
dengan adanya makalah ini dapat memberikan maanfaat kepada semua pihak, khususnya bagi
pembaca unuk memperluas wawasan dan juga pengetahuan mengenai model-model
pembelajaran perspektif global di sekolah dasar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dalam laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang nantinya dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam pembuatan laporan kedepannya sehingga tidak ditemukan lagi kesalahan yang sama.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, April 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................2

C. Tujuan ..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran........................................................................................3

B. Model-Model Pembelajaran Perspektif Global di Sekolah Dasar ......................................4

1) Model Inkuiri ................................................................................................................4

2) Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique)...........................................5

3) Model Portofolio ...........................................................................................................7

4) Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)..............................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 10

B. Saran .............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perspektif global merupakan cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari sudut pandang kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia
ataupun internasional. Perspektif global merupakan materi pembelajaran yang berusaha untuk
membekali wawasan global dan keterampilan peserta didik di sekolah dasar untuk mampu
beradaptasi terhadap isu-isu global yang terjadi di lingkungan masyarakat baik lokal maupun
internasional dan para peserta didik mampu untuk beradaptasi dan bermasyarakat serta
menyesuaikan dengan perkembangan era globalisasi. Melalui pembelajaran perspektif global,
para peserta didik diarahkan, dilatih, dimbimbing dan dibantu untu menjadi seseorang yang baik
untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang
kondusif dan dapat membangkitkan gairah peserta didik agar mereka lebih bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai
oleh guru adalah keterampilan dalam merancang dan mengembangkan model pembelajaran,
yaitu keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk mengembangkan model pembelajaran
yang dapat memotivasi dan menggairahkan belajar peserta didik. Dengan menerapkan model
pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran perspektif global, diharapkan guru dapat
mengembangkan model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dan
kreatif dalam proses pembelajaran.
Dari penjelasan diatas, maka penulisan makalah ini akan membahas tentang model-
model pembelajaran perspektif global yang akan dipaparkan pada bab pembahasan.

1
B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
2. Apa sajakah model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
perspektif global di sekolah dasar ?

C. Tujuan

Dari pemaparan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran dalam pembelajaran perspektif global.
2. Untuk mengetahui model-model pembelajaran dalam pembelajaran perspektif global di
sekolah dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran

Model adalah sebuah tiruan atau konsepsi dari benda atau keadaan, situasi yang
sesungguhnya, sebagai gambaran atau contoh yang bermanfaat dalam pemecahan masalah.
Dengan demikian model merupakan sebuah situasi tiruan yang berupa konsep tertulis dari
sebuah situasi. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikansecara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik
pembelajaran. Konsep model pembelajaran menurut beberapa pendapat menyatakan bahwa
model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar, model pembelajaran dimaksudkan
sebagai gambaran atau konsepsi bagaimana sebuah pembelajaran dilakukan.
Trianto (2010), menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Kemudian Joyce dan Weil (2003) mengemukakan bahwa model pembelajaran
merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum,
kursus-kursus, rancangan unitpembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program
multi media, dan bantuan belajar melalui program komputer. Selain daripada itu Joyce dan Weill
(2000) juga mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa model
pembelajaran secara spesifik memuat tentang pola pola pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai pedoman pembelajaran.

3
B. Model-Model Pembelajaran Perspektif Global di Sekolah Dasar

1) Model Inkuiri
Model inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada
pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri adalah salah
satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat dipergunakan pada berbagai
jenjang pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan inkuiri di
dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada pandangan dasar bahwa dalam
model pembelajaran tersebut, siswa didorong untuk mencari dan mendapatkan informasi melalui
kegiatan belajar mandiri. Model inkuiri pada hakekatnya merupakan penerapan metode ilmiah
khususnya di lapangan Sains, namun dapat dilakukan terhadap berbagai pemecahan problem
sosial. Savage Amstrong mengemukakan bahwa model tersebut secara luas dapat digunakan
dalam proses pembelajaran Social Studies (Savage and Amstrong, 1996). Pengembangan strategi
pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sanagt sesuai dengan karakteristik materil
pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan mengembangkan tanggungjawab individu dan
kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai anggota masyarakat dan warganegara.

Langkah-langkah Inkuiri

Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam model inkuiri pada hakekatnya tidak
berbeda jauh dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh John Dewey
dalam bukunya “How We Think”. Langkah-langkah tersebut antara lain:

 Langkah pertama, adalah orientation, siswa mengidentifikasi masalah, dengan


pengarahan dari guru terutama yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
 Langkah kedua hypothesis, yakni kegiatan menyusun sebuah hipotesis yang dirumuskan
sejelas mungkin sebagai antiseden dan konsekuensi dari penjelasan yang telah diajukan.
 Langkah ketiga definition, yaitu mengklarifikasi hipotesis yang telah diajukan dalam
forum diskusi kelas untuk mendapat tanggapan.
 Langkah keempat exploration, pada tahap ini hipotesis dipeluas kajiannya dalam
pengertian implikasinya dengan asumsi yang dikembangkan dari hipotesis tersebut.

4
 Langkah kelima evidencing, fakta dan bukti dikumpulkan untuk mencari dukungan atau
pengujian bagi hipotesa tersebut.
 Langkah keenam generalization, pada tahap ini kegiatan inkuiri sudah sampai pada tahap
mengambil kesimpulan pemecahan masalah (Joyce dan Weil, 1980).

2) Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique)


VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pancapaian
pendidikan nilai. Djahiri (1979: 115) mengemukakan bahwa Value Clarification Technique,
merupakan sebuah cara bagaimana menanamkan dan menggali/ mengungkapkan nilai-nilai
tertentu dari diri peserta didik. Karena itu, pada prosesnya VCT berfungsi untuk:

 Mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai;


 Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun
yang negatif untuk kemudian dibina kearah peningkatan atau pembetulannya;
 Menanamkan suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa
sebagai milik pribadinya.

Dengan kata lain, Djahiri (1979: 116) menyimpulkan bahwa VCT dimaksudkan untuk
“melatih dan membina siswa tentang bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap
suatu nilai umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai warga masyarakat”.

Langkah Pembelajaran Model VCT

Berkenaan dengan teknik pembelajaran nilai Jarolimek merekomendasikan beberapa


cara, antara lain:

1. Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan evaluasi kelompok (group evaluation)

Dalam teknik evaluasi diri dan evaluasi kelompok pesertadidik diajak berdiskusi atau
tanya-jawab tentang apa yang dilakukannya serta diarakan kepada keinginan untuk perbaikan
dan penyempurnaan oleh dirinya sendiri:

 Menentukan tema, dari persoalan yang ada atau yang ditemukan peserta didik
 Guru bertanya berkenaan yang dialami peserta didik
 Peserta didik merespon pernyataan guru

5
 Tanya jawab guru dengan peserta didik berlangsung terus hingga sampai pada tujuan
yang diharapkan untuk menanamkan niai-nilai yang terkandung dalam materi tersebut.

2. Teknik Lecturing

Teknik lecturing, dilalukan guru gengan bercerita dan mengangkat apa yang menjadi
topik bahasannya. Langkah-langkahnya antara lain:

 Memilih satu masalah / kasus / kejadian yang diambil dari buku atau yang dibuat guru.
 Siswa dipersilahkan memberikan tanda-tanda penilaiannya dengan menggunakan kode,
misalnya: baik-buruk, salah benar, adil tidak adil, dsb.
 Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau kelompok kalau dibagi kelompok untuk
memberikan kesempatan alasan dan argumentasi terhadap penilaian tersebut.

3. Teknik menarik dan memberikan percontohan

Dalam teknik menarik dan memberi percontohan (example of axamplary behavior),


guru membarikan dan meminta contoh-contoh baik dari diri peserta didik ataupun kehidupan
masyarakat luas, kemudian dianalisis, dinilai dan didiskusikan.

4. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan

Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan, dalam teknik ini peserta didik dituntut
untuk menerima atau melakukan sesuatu yang oleh guru dinyatakan baik, harus, dilarang, dan
sebagainya.

5. Teknik tanya-jawab

Teknik tanya-jawab guru mengangkat suatu masalah, lalu mengemukakan pertanyaan-


pertanyaan sedangkan peserta didik aktif menjawab atau mengemukakan pendapat pikirannya.

6. Teknik menilai suatu bahan tulisan

Teknik menila suatu bahan tulisan, baik dari buku atau khusus dibuat guru. Dalam hal
ini peserta didik diminta memberikan tanda-tanda penilaiannya dengan kode (misal: baik –

6
buruk, benar – tidak-benar, adil – tidak-adil dll). Cara ini dapat dibalik, siswa membuat tulisan
sedangkan guru membuat catatan kode penilaiannya. Selanjutnya hasil kerja itu dibahas bersama
atau kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap penilaian.

3) Model Portofolio
Protofolio dalam pendidikan mulai dipergunakan sebagai salah satu jenis model
penilaian (Assesment) yang berbasis produk, yakni penilaian yang didasarkan pada segala hasil
yang dapat dibuat atau ditunjukan peserta didik, kemudian dihimpun dalam sebuah ‘map jepit’
(portofolio) untuk dijadikan bahan pertimbangan guru dalam memberikan asesmen otentik
terhadap kinerja peserta didik. Sapriya (Winataputra, 2002: 1.16) menegaskan bahwa:
“portofolio merupakan karya terpilih kelas/siswa secara keseluruhan yang bekerja secara
kooperatif membuat kebijakan publik untuk membahas pemecahan terhadap suatu masalah
kemasyarakatan”. Makna pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran Pengetahuan
Sosial adalah memperkenalkan kepada peserta didik dan membelajarkan mereka “pada metode
dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik” kewarganegaraan / kemasyarakatan.

Langkah-langkah Penbelajaran Portofolio

Secara teknis pendekatan portofolio dimulai dengan membagi peserta didik dalam kelas
ke dalam beberapa kelompok, lajimnya dilakukan menjadi 4 atau sesuai menurut keadaan dan
keperluannya. Berdasarkan urutannya, setiap kelompok membidangi tugas dan tanggungjawab
masing-masing, antara lain:

1. Kelompok portofolio-satu; Menjelaskan masalah, dalam tugasnya kelompok ini


bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah mereka pilih untuk dikaji
dalam kelas.
2. Kelompok portofolio-dua; Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk
memecahkan masalah, dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk
menjelaskan kebijakan saat ini dan atau kebijakan yang dirancang untuk memecahkan
masalah.
3. Kelompok portofolio-tiga; Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas,
dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik
tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta memberikan
pembenaran terhadap kebijakan tersebut.

7
4. Kelompok portofolio-empat; Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah (setempat)
dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya kelompok ini
bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang menujukkan bagaimana
warganegara dapat mempengaruhi pemerintah (setempat) untuk menerima kebijakan
yang didukung oleh kelas.ang apa yang telah dipelajari.

4) Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama.

Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:

 Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.


 Berpikir dan bertindak kreatif.
 Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
 Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
 Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
 Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat.
 Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya

Menurut Trianto (2010: 98) langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah


adalah sebagai berikut:

1. Orientasi siswa kepada masalah: guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan


logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang
dipilih.

8
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok: guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang


sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar, model pembelajaran dimaksudkan
sebagai gambaran atau konsepsi bagaimana sebuah pembelajaran dilakukan. Model
pembelajaran perspektif global di sekolah dasar saat ini adalah model pembelajaran yang
berpusat kepada peserta didik yang dapat membuat mereka menjadi peka terhadap isu-isu global
yang terjadi di lingkungannya. Model pembelajaran tersebut diantaranya adalah model
pembelajaran inkuiri, model pembelajaran VCT, model pembelajaran portofolio dan model
pembelajaran pemecahan masalah.

B. Saran

Dalam proses pembelajaran, ada banyak model-model pembelajaran yang dapat


diterapkan dalam proses pembelajaran perspektif global di sekolah dasar. Oleh sebab itu,
sebagau calon pendidik sangat diharapkan untuk mampu memilih dan merancang model-model
pembelajaran yang tepat bagi peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik
dan peserta didik akan lebih antusias dan mampu mengubah cara pandang peserta didik terhadap
isu-isu global.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., Chamalah, E., & Puspita, O. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Semarang: Unissula Press.

Dewi, C., & Ma'rufah, F. (2019). Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
Madiun: Unipma Press.

Handini, O. (2022). Pendidikan Perspektif Global Berwawasan Ke SD an. Banjarsari: Unisri


Press.

Hendracita, N. (2021). Model-Model Pembelajaran SD. Bandung: Multikreasi Press.

11

Anda mungkin juga menyukai