Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN SAINS SD/MI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


“SAINS SD/MI”
Dosen Pembimbing: Misnawati, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Rizqi M.U : PM.02.221.1103


2. Mira Indriani : PM.02.221.1063
3. Ema Tiyana : PM.02.221.1027
4. Zubaidah : PM.02.221.1134

STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami nikmat iman, Islam, sehat dan lain sebagainya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam selayaknya kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman Jahiliyah yang penuh dengan
kegelapan ilmu.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu untuk memenuhi tugas mata
kuliah materi SAINS SD/MI tentang model pembelajaran sains MI/SD yang
diampu oleh ibu Misnawati, M.Pd
Semoga dengan tugas makalah ini dapat membuka wawasan tentang ilmu
sains/ipa dalam model pembelaarannya . Segala kritik dan saran yang positif kami
harapkan dari pembaca makalah ini.
Akhir kata terimakasih atas perhatiannya dan kami mohon maaf apabila
terdapat salah kata selama dalam penulisan makalah .

Rimbo Bujang, Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

3. Tujuan Penulisan............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Model Pembelajaran.................................................... 3

2. Ciri-Ciri dari Model Pembelajaran................................................ 4

3. Jenis Atau Model- Model Pembelajaran Sains MI/SD.................. 5

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................... 14

2. Saran.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di
dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat
pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga
siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka

setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan

konsep dan cara-cara pengimplementasian model – model pembelajaran

tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif

memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan

dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru

terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa

faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap

berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat

meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada

akhirnya tidak dapat memberi hasil yang besar terhadap pencapaian hasil

belajar siswa. Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai

calon pendidik akan membahas beberapa model – model pembelajaran

1
2

2. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud Model Pembelajaran ?

2. Apa ciri-ciri dari model pembelajaran ?

3. Apa saja Jenis Atau Model- Model Pembelajaran Sains MI/SD ?

3. Tujuan Penulisan.
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk menjawab semua
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah di atas, selain itu juga untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang sadd adz-
dzari’ah
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Model Pembelajaran.


Istilah model pembelajaran sangat dekat dengan pengertian strategi
pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada suatu strategi,  metode, dan teknik. Sedangkan istilah “strategi “
awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang
atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada
pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial,
pendidikan.1
Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam
pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari
benda yang sesungguhnya, seperti “globe” yang merupakan model dari bumi
tempat kita hidup. Dalam istilah selanjutnya model, istilah model digunakan
untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan “model belajar
mengajar” adalah kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran, serta para
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian, aktivitas belajar mengajar benar-benar merupakan kegiatan
bertujuan yang tersusun secara sistematis.

Dewey dalam Joyce dan Weil (1986) mendefinisikan model


pembelajaran sebagai “a plan or pattern that we can use to design face ti face
teaching in the classroom or tutorial setting and to shape instructional

1
Rusman .2010. “ Model – Model Pembelajaran “ ; Lewinanggung depok, kharisma putra Hal.
13-14.

3
4

material” (suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang
tatap muka di kelas, atau pembelajaran tambahan di luar kelas dan untuk
menajamkan materi pengajaran).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa :
a. Model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat
diisi oleh beragam muatan mata pelajaran, sesuai dengan karakteristik
kerangka dasarnya.
b.  Model pembelajaran dapat muncul dalam beragam bentuk dan variasinya
sesuai dengan landasan filosofis dan pedagogis yang melatar
belakanginya.

Arends (1997) menyatakan “the term teaching modelrefers to a


particular approach to instruction that includes its goals, syntax,
environment, and management system”  (istilah model pengajaran mengarah
pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungan, dan sistem pengelolaan).  Dengan demikian, maka model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan,
strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran dikelas, atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-
buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya,
Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.2

2. Ciri-Ciri dari Model Pembelajaran.


Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen
2
Rusman .2010. “ Model – Model Pembelajaran “ ; Lewinanggung depok, kharisma putra. Hal. 45
5

dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih
partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model
berpikir indukatif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir
induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar
dikelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki
kreatifitas dalam pembelajaran mengarang
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan :
1. urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax);
2. adanya prinsip-prinsip reaksi;
3. sistem sosial; dan
4. sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman
praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi:
1. Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur.
2. Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang
6. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman
model pembelajaran yang dipilihnya

3. Jenis Atau Model- Model Pembelajaran Sains MI/SD.


Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu  memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam
pemilihan  Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model
pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya  pada model pembelajaran
berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama
memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika
guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa
menggunakan bermacam – macam keterampilan, prosedur pemecahan
6

masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran berdasarkan masalah


dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran
dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerjasama diantara siswa – siswa. Dalam model pembelajaran
ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi
tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas – tugas tersebut
dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan
berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Tiap – tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran
kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia
meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi
para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal
kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap –
hadapan dengan guru. Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu
berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung
siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi
dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan
yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi
dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Jadi, pada prinsipnya
strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode
pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar
kepada para siswanya.

Pada saat ini banyak dikembangkan model – model pembelajaran.


Menurut penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang
paling tepat diantara model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal
tersebut diatas, maka perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut3 :

3
Suyadi .2012. “ Strategi Pembelajaran  Karakter“ ; Bandung ,Remaja Rosdakarya hal 10-12
7

1.      Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada.
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
2.      Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap
sesuai dengan materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat
menggabungkan beberapa model pembelajaran.
3.      Model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri
dan tidak disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak
efektif.
Oleh kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :
1. Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat
mengajarkannya, dan terampil dalam menggunakan alat peraga.
2. Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa
dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.
3. Menjaga agar para siswa “mencintai” kita, menyenangi materi yang kita
ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai guru
dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat
beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil
belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih  efektif dan
efisien d MI/SD..
Bruce Joyce dan Marsha Weil dalam Dedi Supriawan dan
A.Benyamin Surasega (1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu:
1. Model interaksi sosial
2. Model pengolahan informasi
3. Model personal humanistic
4. Model modifikasi tingkah laku.
Dengan demikian seringkali penggunaan istilah model pembelajaran
tersebut diidentifikasikan dengan strategi pembelajaran.
8

Keempat model pembelajaran tersebut dapat dilihat pada uraian berikut:


1. Model pemprosesan informasi
Teori belajar yang oleh gagne (1988)  di sebut dengan” information
processing learning “theor. Teori ini merupakan gambaran atau model dari
kegiatan di dalam otak manusia di saat memproses suatu informasi. Karena
nya teori belajar tadi disebut juga informaion processing model (model
pemrosesan informasi). Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi, terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal
individu. Kondisi internal yaitu keadaan dala diri individu yang diperluka
untuk mencapai hasil belajara dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan
yang memengaruhi indivdu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne, tahapan proses pembelajaran tersebut meliputi 8 fase
yakni:
1.      Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan
untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu
(motivasi intrinsic dan ekstrinsik).
2.      Pemahaman, individu menerima dan memahami informasi yang
diperoleh dari pembelajaran, pemahaman didapat melalui perhatian.
3.      Pemerolehan, indvidu memberikan makna atau mempersepsi segala
informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan
dalam memori siswa.
4.      Penahanan, menahan informasi atau hasil belajar agar dapat digunakan
untuk jangka panjang. Proses mengingat jangka panjang.
5.      Ingatan kembali, mengeluarkan kembali infromasi yang telah disimpan,
bila ada rangsangan.
6.      Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
7.      Perlakuan, perwujudan perubahan prilaku individu sebagai hasil
pembelajaran.
9

8.      Umpan balik individu memperoleh feedback dari prilaku yang telah


dilakukannya.4
2. Model Personal
Model personal bertolak dari pandangan kedirian atau selfe-hoot dari
individu. Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan
seseorang dapat memahami diri sendiri dengan baik, sanggup memikul
tanggung jawab untuk pendidikan, dan lebih kreatif untuk mencpai kualitas
hidup yang lebih baik. Penggunaan model-model pembelajaran dalam
persona, ini lebih memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan
berusaha menggalakan kemandirian yang prodiktif sehingga manusia menjadi
semakin sadar diri dan bertanggug jawab atas tujuan nya.
Menurut Charl Roger, manusia dilahirkan dengan potensi menuju atau
mengajar kesempurnaan. Jadi pembelajaran merupakan naluri manusia bahan
pembelajaran yang bermakna dan selaras dengan tujuan pembelajaran akan
mendorong peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran, dan
dianggapnya sebagai pembelajaran yang berkesan. Apabila bahan
pembelajaran menimbulkan perubaha struktur atau menjadi ancaman dan
kerisauan peserta didik, maka hal ini akan menjadikan sikapnya menentang
pembelajaran apabila peserta didik mengambil inisiatif dan melibatkan diri
sepenuhnya dalam aktifitas pembelajaran, maka hasil yanng diperoleh akan
sangat berkesan.
Dalam rumpun model personal ini terdapat empat model pembelajaran
yaitu :
a.       Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching)
b.      Model sinektik (synectics)
c.       Latihan kesadaran (awareness training)
d.      Pertemuan kelas (classroom meeting)
3. Model interaksi sosial
Model interaksi sosial pada hakikatnya bertolak dari pemikiran
pentingnya hubungan pribadi (interpersonal relationship) dan hubungan

4
Suyadi .2012. “ Strategi Pembelajaran  Karakter“ ; Bandung ,Remaja Rosdakarya. hal 15.
10

sosial, atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Dalam konteks


ini, proses belajar pada hakikatnya adalah mengadakan hukuman sosial dalam
pengertian peserta didik berinterkasi dengan peserta didik lain dan
berinterakasi dengan kelompoknya.
Langkah yang ditempuh guru dalam model ini adalah :
a.       Guru mengemukakan masalah dalam nentuk situasi sosial kepada para
perserta didik .
b.      Peserta didik dengan bimbingan guru menelusuri berbagai macam
masalah yang terdapat dalam situasi tersebut .
c.       Peserta didik dienri tugas atau permasalahan yang berkenaan dengan
situasi tersebut untuk dipecahkan, dianalisis, dan dikerjakan .
d.      Dalam memecahkan masalah belajarvtersebut peserta didik diminta
utnuk mendiskusikan nya.
e.       Peserta didik mrmbuat kesimpulan dari hasil diskusinya .
f.       Membahasa kembali hasill-hasil kegiatan nya .
Model interaksi sosial dapat digunakan antara lain dengan menggunakan
metode sosio drama atau bermain peran (roll playing). Keterlibatan peserta
didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi, terutama dalam bentuk
partisipasi daslam kelompoknya, partisipasi ini menggambarkan adanya
interaksi sosial diantara sesama peseeta didik dalam kelompok tersebut. Oleh
karena itu, model interksi sosial boleh dikatakan berorientasi pada peserta
didik dengan mengembangkan sikap demokratis, artinya sesama mereka
mampu saling menghargai, mereka meiliki perbedaan.
Model interaksi sosial di dasari oleh teori belajar Gestalt (field theory).
Model interaksi sosial menitik beratkan hubungan yang harmonis antara
indovidu dengan masyarakat (learning to live together). Teori pembelajaran
Gestalt dirintis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt Koffka
dan W. Kohler, mengadakan eksperimen mengenai pengamatan visual
dengan fenomena fisik. Percobaannya, yaitu memproyeksikan titik-titik
cahaya (keseluruhan lebih penting daripada bagian).
Aplikasi Teori Gestalt dalam pembelajaran adalah :
11

1. Pengalaman (insight/tilikan). Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya


memiliki kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan
unsur-unsur dalam suatu objek. Guru hendaknya mengembangkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam insight.
2. Pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait
dalam suatu ojek akan menunjang pembentukan pemahaman dalam proses
pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna
yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan
datang.
3. Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku disamping
adanya kaitan dengan SR-bond, juga terkait erat dengan tujuan yang
hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan
tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui
tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip ruang hidup (life space) dikembangkan oleh kurt lewin (teori
medan atau fieldtheory). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan atau
medan dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki
kaitan dengan situasi lingkungan dimana siswa berada (kontekstual).
1. Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai
berikut Kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan
berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara
mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill dalam
bidang akademik.
2. Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal
diri sendiri dari rasa tanggung jawab. Baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap kelompok.
3. Pemecahan masalah sosial atau sicial inquiri, bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial
dengan cara berfikir logis.
12

4. Bermain peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada


peseta didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi
tiruan.
4. Model Sistem Perilaku (Behavior)
Model behavioral menekankan pada perbuhana perilaku yang tampak
dari peserta didik, sehingga konsisten dengan dirinya. Sebagai bagian dari
teori stimulus respon, model behavirial menekankan bahwa tugas-tugas yang
harus diberikan dalam suatu rangkain kecil, berurutan, dan mengandung
prilaku tertentu.
Model ini bertitik tolak dari tori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangka sistem yang efisien utuk menurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan
(reinforcement) model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku
psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini
adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik efisien dan
berurutan .
Ada 4 fase dalam model modifikasi tingkah laku ini yaitu :
1. Fase mesin pengajaran .
2. Penggunaan media.
3. Pengajaran perprogram (linier dan branching).
4. Operant conditioning dan operant reinforcement .
Implementasi dari mode modifikasi tingkah laku ini adalah
meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak : guru selalu perhatian
terhadap tingkah laku belajar peserta didik ; modifikasi tingkah laku peserta
didik yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward sebagai
reinforcement pendukung; penerapan prinsip pembelajaran individual dalam
pembelajaran klasika
Itulah beberapa model pembelajaran sains MI/SD yang bisa d
paparkan dalam penjelasan ini,masih banyak lagi model-model pembelajaran
untuk sains MI/SD ..
13

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
14

Model belajar mengajar adalah kerangka konseptual dan prosedur yang


sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran, serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar.
Model-model yang dipilih untuk sains MI/SD agar efektif dan berjalan
lancar sebagai berikut ;
1. Model interaksi sosial
2. Model pengolahan informasi
3. Model personal humanistic
4. Model modifikasi tingkah laku

2. Saran.
Setiap guru harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran
yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif
di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat
pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga
siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman .2010. “ Model – Model Pembelajaran “ ; Lewinanggung depok,


kharisma putra
 Suyadi .2012. “ Strategi Pembelajaran  Karakter“ ; Bandung ,Remaja

Rosdakarya
 Majid,abdul.2013. “ Strategi pembelajaran”. Bandung Rosdakarya

Depdiknas. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar


Pembelajaran IPA SD/MI Jakarta.

http//sadidadalila.wordpress.com/22011/04/29/tahapan-pra pemebelajaran-
tindak-lamjut-dan-penyajian-pembelajaran/ [18 juni 2013].

15

Anda mungkin juga menyukai