Anda di halaman 1dari 21

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Model- Model Pembelajaaran


Dosen Pengampu : Rizal Kailani, M.Pd.

Oleh:
Hanifatul Maspupah202402003
Syarofatul hasanah

Siti Saadah

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) TARBIYATUN NISA
SENTUL – KAB. BOGOR
2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohohan ke alam yang penuh
ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Makalah ini berjudul ”Model
pembelajaran tematik terpadu ” dan disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Model
model pembelajaran. Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Rizal Kailani, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah model model
pembelajaran, yang senantiasa membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami. Kami juga
berterima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dan ide yang luar biasa
dalam mendukung penyelesaian makalah ini.
            Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan dan masih jauh dari
kata sempurna dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada
pembaca guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang materi yang kami sampaikan
dalam makalah ini.

Sentul, 2 desember 2021

Penulis 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………......................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………………..
A. Pengertian Pembelajaran Tematik……………………………………………………...
B. Hakikat Pembelajaran tematik………………………………………………………….
C. Ragam Model Pembelajaran Tematik…………………………………………………..
D. Nila-Nilai Islami Dalam Pembelajaran Tematik……………………………………….
E. Model, Metode Dan Pendekatan Pembelajaran Yang Terintegrasi Dengan Nilai-Nilai
Islami…………………………………………………………………………………...

BAB III ANALISIS KAJIAN………………………………………………………………….


1. Pembelajaran Terpadu …………………………………………………………………
2. Ragam Model Pembelajaran Tematik …………………………………………………

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………….. ..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas I, II &
III) berada dalam rentangan usia dini. Pada usia dini, seluruh aspek perkembangan
kecerdasan anak (IQ, EQ dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat luar biasa cepat
sehingga usia ini sering disebut usia emas (golden age) dalam perkembangan
anak.Dalam aspek perkembangan kognitif (berdasarkan teori/tahap
perkembangan kognitif Piaget), menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri
dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya,  setiap
anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang
ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap berbagai obyek yang ada
dalam lingkungannya.
Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses
asimilasi(menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan
akomodasi (proses memanfaatkan konsep dalam pikiran untuk menafsirkan obyek).
Proses belajar anak tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta-fakta, tetapi
merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman
yang lebih utuh. Belajardimaknai sebagai proses interaksi dari anak dengan
lingkungannya. sejalan dengan tahapan perkembangan dan karakteristik cara anak
belajar tersebut,maka pendekatan pembelajaran siswa SD kelas-kelas awal adalah
pembelajaran tematik.
B.Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian model pembelajaran terpadu!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis model pembelajaran tematik beserta kelemahan dan
keunggulannya!
3. Jelaskan pentingnya nilai-nilai islam dalam pembelajaran tematik!
C.Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui makna model pembelajaran terpadu
2. Agar mengetahui jenis-jenis model pembelajaran tematik beserta kelemahan dan
keunggulannya.
3. Agar mengetahui pentingnya nilai-nilai islam dalam pembelajaran tematik.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub
pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum
(DEPDIKBUD, 1990: 3). Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada
pengembangan perkembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat
pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan
siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya. Adapun soekamto dkk (dalam
nurulwati, 2000:10) mengemukakan dari maksud model pembelajaran adalah :’’kerangka
konseptual yang melukiskan prsedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk menggapai tujuan belajar tertentu ,dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar
mengajar .’’dengan demikian aktivitas pembelajaran benar benar merupakan kegiatan yang
bertujuan terata secara sistematis ,hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh eggen
dan kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk
mengajar
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi ,metode atau
prosedur . model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi ,metode atau  prosedur ,ciri ciri tersebut ialah
1.  Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pemb elajaran
yang akan di capai )
3. Tingkahlaku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil dan
4. Lingkungan bvelajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai .
(Kardi dan Nur ,2000:9)
Selain ciri ciri khusus pada suatu model pembelajaran , menurut Nieveen (1999), suatu
model pembelajaran dikatan baik jika memenuhi kriteria sebagfai berikut :
 Sahih (valid)
 Praktis
 Efektif
B.Hakikat Pembelajaran Tematik
Sebelum kita membahas tentang model pembelajaran, terlebih dahulu akan kita kaji
apakah yang dimaksud dengan model? Secara menyeluruh model dimaknakan sebagai suatu
objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata
dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensip (Meyer, W. J.,1985:2).
Sebagai contoh, model pesawat terbang. Contoh lain adalah ilmu politik, opini public
diibaratka sebagai sebuah pendulum sebab ia berubah-rubah tiap periodiknya dari kiri ike
kanan begitu terus berkelanjutan. Secara terminologi, kita dapat mengatakan bahwa
pendulum adalah sebuah model untuk opini publik.
Dalam matematika kita juga mengenal istilah model matematika yaitu sebuah model
yang bagian bagiannya terdiri dari konsep matematik, seperti ketetapan (konstanta),
variable, fungsi, persamaan, pertindaksamaan, dan sebagainya (meyer, W. J., 1985:2).
Sebagai contoh model matematika gerak parabola, model matematika gerak jatuh bebas dan
sebagainya (Trianto, 2008:1).
C.Ragam Model Pembelajaran Tematik
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model
pembelajaran terpadu, seperti :
1. fragmented (penggalan),
2. connected  (keterhubungan),
3. nested  (sarang),  sequenced  (pengurutan), 
4. squered (pengurutan)
5. shared (irisan),  webbed (jaring laba-laba),
6. webbed (jarring laba-laba)
7. threaded  (bergalur), 
8. integrated (terpadu), 
9. immersed (terbenam),
10. networked (jaringan kerja).
Model-model tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

1.Fragmented (Penggalan)
Model  Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara
mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan
oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran
memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata
pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda
dari setiap guru.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep
yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan
bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang
diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
2.Connected  (Keterhubungan)
Model Connected  adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan
topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam
satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari
pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk
menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk
merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara
global jadi terabaikan.
3.Nested (Sarang)
Model Nested  adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah
materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan
mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta
memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan
keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih
ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan
lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep
suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan
menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan
tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas
yang telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain
memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap
mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa
mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-
gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat
mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan
pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
4.Sequenced (Pengurutan)
Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun
kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya.
Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari
keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang
diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling
mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topik, guru memiliki
keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang
sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic
yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi
dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model ini adalah perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi
agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan
konsep yang lainnya.

5.Shared (Irisan)
Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau
keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan
atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap.
Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema.  Model ini berbeda dengan model
sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap
menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi
satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam,
siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk
menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini adalah untuk menyusun rencana model pembelajaran ini
diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra
untuk mendiskusikannya.
6.Webbed (Jaring Laba-laba)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan
keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas
pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan
tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah melihat bagaimana
kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan, kemudahan untuk
lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk dapat dilaksanakannya model
pembelajaran ini.
Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal
sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan
sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan
dan pengembangan materi pelajaran.

7.Threaded (Bergalur)
Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada
metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi.
Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata
pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari  problem solving. Seperti
komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi
sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini
merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini
disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana
seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era
globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni
sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superor dapat memiliki kekuatan
transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu
ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten
antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan
strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.
8.Integrated (Keterpaduan)
Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan
cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang
saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus
menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam
satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran
bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan
hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi
guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang
ideal di lingkungan sekolah “integrated day” 
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan
banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan
dan mencari tema.
9.Immersed (Terbenam)
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu
kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap
mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD,
SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran
yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya.
Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi
pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih
kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4
SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat
terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat
kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.
Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa
yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
10.Networked (Jaringan Kerja)
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan
seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata
pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran
radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa
memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin
tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu
atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul
secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat
hambatan dalam mencari sumber.
Tentu saja dari model-model pembelajaran terpadu seperti yang telah dikemukakan oleh
Robin Forgarty dan Jacobs diatas, tidak semuanya tepat diterapkan disekolah dasar
Indonesia. Menurut hasil pengkajian tin pengebangan PGSD (1997), terdapat tiga model
pembelajaran terpadu yang nampaknya paling cocok atau tepat diterapkan disekolah dasar
kita, yaitu model jarring laba-laba(webbing),model keterhubungan (connected) edan nodel
keteroaduan (integrated).
Dibawah ini diuraikan ketiga model pembelajaran terpadu tersebut beserta kelebihan
dan kelemahan pada pelaksanannnya.
1.Model jarring laba-laba
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan ini mulai dengan pendekatan tema yang kemudian
dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan
mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat
berkembang dengan sendirinya.

Kekuatan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah sebagai berikut:


 Adanya factor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat dimnati.
 Model jarring laba-laba relative lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman .
 Model ini mempermudah per4encanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kedalam
semua bidang isi pelajaran
Kelemahan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba sebagai berikut:
 Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah
menyeleksi tema.
 Adanya kecendrungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya
berguna secara artificial didalam perencanaan kurikulum.
 Guru dapat menjaga misi kurikulum.
 Dalam pembeljaran guru lebih focus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
2.Model keterhubungan (Connected)
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topik,
satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugs yang dilakukan dalam satu hari
dengan tugas-tugas yang dilakukan dihari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam
satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya didalam satu
mata pelajaran.

Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:


 Dengan mengikatkan ide-ide dalam satu mata pelajaran,siswa memilikim keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
 Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus menerus sehingga terjadi
internalisasi.
 Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki dan mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan
memudahkan transfer atau pemindahan ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah.
 Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:
 Berbagain mata pelajaran didalam model ini tetap terpisah dan Nampak tidak terkait,
walaupun hubungan dibuat secara eksplisit anata mata pelajaran (interdisiplin).
 Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
 Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintegrasikan ide-ide dalam suatu mata
pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih
global dengan matapelajaran lain.
3.Model keterpaduan (integrated)
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar
mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan
cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang
saling tumpang tindih didalam beberapa mata pelajaran. Beberapa dengan model jarring
laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan pengembangannya sebagi langkah awal maka
dalam model keterpaduan temayang terkait dan bertumpang tindih merupakan hal yang
terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.
Pertama guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu
semester dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan
dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih diantara berbagai
mata pelajaran.
 Kekuatan model keterpaduan antara lain:
 Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan diantara
berbagai mata pelajaran.
 Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap
pengetahuan dan keahlian.
 Mampun membangun motivasi.
Kelemahan model keterpaduan antara lain:
 Model ini model yang sangat sulit diterapkan secara penuh.
 Model ini menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap
dan keterampilan yang sanagt diprioritaskan.
 Model ini menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakuakn, baik
dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
D.Nilai-nilai Islami Dalam Pembelajaran Tematik
1. Pentingnya Integrasi Nilai-nilai Islami pada Proses Belajar Mengajar
Bertolak dari rumusan UU Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 tahun 2003 pasal
339, yang mengisyaratkan bahwa tujuan pendidikan Indonesia mengarahkan warganya
kepada kehidupan yang beragama. Maka sebagai salah satu bentuk realisasi dari UU
Sisdiknas tersebut, Integrasi adalah alternatif yang harus di pilih untuk menjadikan
pendidikan lebih bersifat menyeluruh (integral-holistik). Gagasan integrasi (nilai-nilai
islami [agama] dan umum) ini bukanlah sebuah wacana untuk meraih simpatik akademik,
melainkan sebuah kebutuhan mendesak yang harus dijalankan sebagai pedoman pendidikan
yang ada, mengingat pendidikan selama ini dipengaruhi oleh dualisme yang kental antara
ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum/ sekuler yang menyebabkan dikotomi ilmu,
sebagaimana dipaparkan di atas.
Bukti nyata dari kebutuhan adanya panduan dan model integrasi ilmu ini ditunjukan dengan
diselenggarakannya berbagai seminar nasional berkenaan dengan reintegrasi ilmu, sampai
pada kebijakan dari pemerintah, seperti kebijakan integrasi madrasah ke dalam sistem
pendidikan nasional dalam UUSPN No. 2 tahun 1989, madrasah mengalami perubahan
“sekolah agama” menjadi “sekolah umum bercirikan  khas islam”.
Pengintegrasian madrasah ke dalam sistem pendidikan nasional menemukan titik
puncaknya pada awal 2000, setelah Presiden RI ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid yang
mengubah struktur kementrian pendidikan dari “Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menjadi “Departemen Pendidikan Nasional”. Berdasarkan Hal itu Abdurrahman Wahid
menggulirkan ide “pendidikan satu atap” sistem pendidikan nasional dan memiliki status
serta hak yang sama. Inilah yang diharapkan dan mengakhiri dikotomi “pendidikan umum”
dan “pendidikan Islam”.
Sejarah menunjukan, sudah sejak lama sebelum Istilah Integrasi memposisikan   diri
dalam memberikan kerangka normatif Nilai-nilai Islami pada pembelajaran, sebelumnya
bahkan sampai saat ini gagasan Islamisasi Sains menjadi Jargon yang mendapat sambutan
luar biasa dari cendikiawan Muslim, mulai Al-Maududi 1930-an, S.H. Nasr, Naquib Al-
Attas dan Ja’far Syaikh Idris tahun 1960-1970-an; Ismail Al-Faruqi tahun 1980-an; sampai
pada Ziauddin Sardar. Islamisasi sains tersebut tidak lain adalah sebuah reintegrasi ilmu,
dalam menangkal ilmu (sekuler) yang disertai isme-isme yang datang dari luar yang belum
tentu sesuai dengan peredaran darah dan tarikan nafas yang kita anut, yang akhir-akhir ini
dikenal istilah integrasi.
Sebagai hasil kebutuhan tersebut, untuk tingkat Universitas, akademisi ataupun
umum misalnya terbit buku Integrasi Ilmu; sebuah rekonstruksi holisitk karangan Mulyadi
Kertanegara, yang diharapkan menjadi buku daras untuk UIN walaupun masih bersifat
umum. Melacak jejak Tuhan: Tafsir Islami atas Sains karangan Mehdi Golshani yang
sekarang menjadi hak paten milik negara  dan oleh Diknas diedarkan kelembaga pendidikan
SMP dan SMA. Bahkan secara revolusioner Armahedi Mahzar menerbitkan  Revolusi
Integralisme Islam: ‘Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami’, 2004.  Inilah
beberapa alasan mendasar pentingnya integrasi untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Dalam lingkup mikro, masih minimnya panduan Integrasi Nilai-nilai Islami pada
proses pembelajaran di sekolah baik model, metode, ataupun pendekatan pembelajaran,
dirasa perlu [kalau bukan harus] untuk menginterpretasikan kembali seluruh materi
pelajaran sekolah dengan muatan-muatan nilai yang Islami. Tujuan kurikulum pendidikan
Islami tidak semata-mata mendorong anak didik untuk mampu berkomunikasi tanpa
bimbingan orang lain dan sekaligus dapat memecahkan masalah dengan baik, akan tetapi
lebih sebagai jiwa atau ruh dari pendidikan itu. Sebagaimana pendidikan yang diajarkan
Rasulullah Muhammad saw., yang lebih mengutamakan akhlak bagi ummatnya “li
utammima makarim al-akhlak“.
Tujuan pendidikan nilai pada dasarnya membantu mengembangkan kemahiran
berinteraksi pada tahapan yang lebih tinggi serta meningkatkan kebersamaan dan
kekompakan interaksi atau apa yang disebut Piaget sebagai ekonomi interaksi atau menurut
Oser dinyatakan dengan peristilahan kekompakan komunikasi. Tujuan pendidikan nilai tidak
dapat tercapai tanpa aturan-aturan, indoktrinasi atau pertimbangan prinsip-prisnip belajar.
Namun sebaliknya, dorongan moral komponen pembentukan struktur itu sangat penting.
Oleh karena itu, pendidik seharusnya tidak hanya sekedar membekali dan menjejali siswa
dengan pengetahuan tentang tujuan serta analisis dari hubungan antara tujuan dengan alat
(W. Sumpeno, 1996:27).
Pentingnya integrasi pendidikan nilai tersebut menjadi satu kerangka normatif dalam
merumuskan tujuan pendidikan Islam.
Sebagaimana diungkapkan Ali Asraf bahwa tujuan pendidikan Islam:
1. Pertama, mengambangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam dan
mengembangkan pemahaman rasional mengenai Islam dalam konteks kehidupan
modern.
2. Kedua,  membekali anak didik dengan berbagai kemampuan pengetahuan dan kebajikan,
baik pengetahuan praktis, kesejahteraan, lingkungan sosial, dan pembangunan nasional.
3. Ketiga, mengembangkan kemampuan pada diri anak didik untuk menghargai dan
membenarkan superioritas komparatif kebudayaan dan peradaban Islam di atas semua
kebudayaan lain.
4. Keempat,  memperbaiki dorongan emosi melalui pengalaman imajinatif, sehingga
kemampuan kreatif dapat berkembang dan berfungsi mengetahui norma-norma Islam
yang benar dan yang salah.
5. Kelima, membantu anak yang sedang tumbuh untuk belajar berpikir secara logis dan
membimbing proses pemikirannya dengan berpijak pada hipotesis dan konsep-konsep
pengetahuan yang dituntut.
6. Keenam, mengembangkan, menghaluskan, dan memperdalam kemampuan komunikasi
dalam bahas tulis dan bahasa latin (asing).

E.Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran yang Terintegrasi dengan Nilai-nilai


Islami
Pemberian nilai-nilai Islami pada proses pembelajaran tentunya harus melalui etika
dan pola pembelajaran yang sistematis mengikuti model, metoda, pendekatan sebagai
bentuk strategi belajar mengajar yang digunakan sehingga tujuan dapat tercapai secara
maksimal. Dibawah ini diuraikan beberapa model, metode dan pendekatan pembelajaran
terpadu dalam pembelajaran.
a. Model-model Pembelajaran Terpadu
Achmad (2002:14) sebagaimana pendapat yang dikutipnya dari Fogarty (1991)
mengungkapkan bahwa terdapat 10 model pembelajaran terpadu yang dikelompokan
menjadi tiga tipe model:
 Tipe Pertama, yaitu model pembelajaran terpadu dalam satu bidang studi  (model
Fragmented, Connected, dan Nested).
 Tipe kedua, yaitu model pembelajaran terpadu antar bidang studi (model Sequened,
Shared, Webbed, Threaded, dan Integrated).
 Tipe ketiga, yaitu model pembelajaran terpadu dalam faktor diri siswa  (model Immersed
dan Networked)
Berdasarkan tipe model-model diatas, model yang sesuai dengan tema disini adalah
model tipe kedua, jenis modelnya adalah model Threaded dan Integrated.
Threaded merupakan model keterpaduan yang menghubungkan atau mengaitkan secara
mendasar sehingga terdapat benang merah yang dapat menghubungkan dan dikembangkan
lebih luas.
Integated adalah model keterpaduan yang bertitik tolak pada persamaan topik/
konsep yang terjadi dari berbagai bidang yang dapat dirumuskan menjadi satu.
BAB III
ANALISIS KAJIAN

1. Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan


beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau
sub pokok bahasan atau bidang studi
2. Ragam Model Pembelajaran Tematik
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model
pembelajaran terpadu, seperti :
1. 1.fragmented (penggalan),
2. 2.connected  (keterhubungan),
3. 3.nested  (sarang),  sequenced  (pengurutan), 
4. 4.squered (pengurutan)
5. 5.shared (irisan),  webbed (jaring laba-laba),
6. webbed (jarring laba-laba)
7. threaded  (bergalur), 
8. integrated (terpadu), 
9. immersed (terbenam),
10. networked (jaringan kerja).
3. Pentingnya nilai-nilai islam dalam pembelajaran tematik
kurikulum pendidikan islam tidak bisa hanya mengutamakan agama tetapi mengabaikan
pengetahuan umum. Begitu juga sebaliknya, kurikulum di lembaga pendidikan islam tidak
bisa mengutamakan pengetahuan umum saja dan mengabaikan pendidikan agamanya. Jadi
antara pengetahuan umum dan agama harus seimbang. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan strategi pembelajaran yang bisa mengintegrasikan antara pengetahuan umum
dengan nilai-nilai agama islam. Dan strategi yang dapat dijadikan sebagai pilihan adalah
pembelajaran tematik.
BAB IV
PENUTUP

A. kesimpulan
stilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi ,metode atau
prosedur . model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi ,metode atau  prosedur ,ciri ciri tersebut ialah
5.  Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya
6. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pemb elajaran
yang akan di capai )
7. Tingkahlaku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil dan
8. Lingkungan bvelajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai .
(Kardi dan Nur ,2000:9)
Selain ciri ciri khusus pada suatu model pembelajaran , menurut Nieveen (1999), suatu
model pembelajaran dikatan baik jika memenuhi kriteria sebagfai berikut :
 Sahih (valid)
 Praktis
 Efektif
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub
pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum
(DEPDIKBUD, 1990: 3). Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada
pengembangan perkembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat
pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan
siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Secara menyeluruh model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan
untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah
bentuk yang lebih komprehensip (Meyer, W. J.,1985:2). Sebagai contoh, model pesawat
terbang. Contoh lain adalah ilmu politik, opini public diibaratka sebagai sebuah pendulum
sebab ia berubah-rubah tiap periodiknya dari kiri ike kanan begitu terus berkelanjutan.
Secara terminologi, kita dapat mengatakan bahwa pendulum adalah sebuah model untuk
opini publik.
Dalam matematika kita juga mengenal istilah model matematika yaitu sebuah model yang
bagian bagiannya terdiri dari konsep matematik, seperti ketetapan (konstanta), variable,
fungsi, persamaan, pertindaksamaan, dan sebagainya (meyer, W. J., 1985:2). Sebagai
contoh model matematika gerak parabola, model matematika gerak jatuh bebas dan
sebagainya (Trianto, 2008:1).
B. Saran
Model pembelajaran tematik ini lebih bermakna, bermakna di sini berarti bahwa siswa
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah di pahami nya. Dan model
pembelajaran tematik ini merupakan model pembelajaran yang di katakan komprehensif,
karena di memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Trianto.2010.Mengembangkan model pembelajaran tematik .Jakarta : Prestasi pustaka


Cuncun,Siti kurnia .2011.Skripsi.Upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
melalui pendekatan tematik .Bandung
Hernawan,Heri A .2008.Buku pembelajaran terpadu SD.Universitas terbuka
Hernawan, Heri A dan Resmini ,Novi .2009.Pembelajaran Terpadu
(Tematik).Jakarta :Direktorat Jendral Pendidikan Islam dan Departemen Agama RI

Anda mungkin juga menyukai