Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD/MI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Materi dan Metodologi Pembelajaran IPS
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
Husnuz Zuhad (210103220015)
Sulfina Sufya (210103220002)

MAGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR
    
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Model Pembelajaran Tematik Terpadu” dengan baik, meskipun masih
tedapat kekurangan dalam menyusunnya. Tak lupa ucapan terima kasih kepada selaku
dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar yang telah
memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga makalah ini dapat
disusun yang nantinya akan berguna kepada pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat oleh penulis, dan sebagai
pedoman untuk pembuatan makalah yang selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Malang, 1 Desember 2022


Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Rumusan masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu............................................... 5

B. Karakteristik Model Pembelajaran Tematik Terpadu................................ 5

C. Fungsi, Tujuan dan Peran Model Pembelajaran Tematik Terpadu............ 7

D. Model-Model Pembelajaran Tematik Terpadu.......................................... 8

E. Penerapan Model Pembelajaran Tematik Terpadu pada Tingkat SD/MI. . 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 20

B. Saran.......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya, pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru atau
pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai
dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha-usaha
terencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar
dalam diri.1 Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau
meletakkan‖ dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehigga kata tithenai
berubah menjadi tema.
Menurut arti katanya tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu
yang telah ditempatkan.2 Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan. Pengertian secara luas, bahwa tema merupakan alat atau
wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.
Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep
secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran
yang melibatkan beberapa muatan pelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa.
Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu,
aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam
beberapa muatan pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.
Tematik intregatif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dan
mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman yang
bermakna. Sebenarnya tematik intregatif dalam kurikulum 2013 bukan hal baru untuk
jenjang sekolah dasar dan sederajatnya, karena pembelajaran pada kelas satu, dua,

1
Cecep Kustandi Dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual Dan Digital(Cet. 1;
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 5)
2
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 86.

1
2

dan tiga sudah diterapkan pembelajaran tematik. Abdul Majid memaparkan beberapa
pengertian pembelajaran tematik sebagai berikut:
a. Pembelajaran diawali dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan
untuk memahami gejala-gejala dan konsep-konsep baik dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
b. Pendekatan pembelajaran yang mengubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia riil di sekeliling dan sesuai rentang kemampuan dan
perkembangan anak.
c. Cara untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara simultan.
d. Satu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda digabungkan dengan
harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.3
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah
tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang sikap, pengetahuan, dan keterampilan.4
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin membahas lebih dalam mengenai
bagiaman model pembelajaran kurikulum tematik integratif dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagiamana model pembelajaran tematik terpadu?
2. Bagiamana karakteristik model pembelajaran tematik terpadu?
3. Bagaimana fungsi, tujuan dan peran model pembelajaran tematik terpadu?
4. Bagaimana model-model pembelajaran tematik terpadu?
5. Bagaimana Penerapan model pembelajaran tematik terpadu pada tingkat SD/MI?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran tematik terpadu?
2. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran tematik terpadu?
3. Untuk mengetahui fungsi, tujuan dan peran model pembelajaran tematik terpadu?
3
Abdul Majid, hlm. 86-87)
4
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah, hlm. 4
3

4. Untuk mengetahui model-model pembelajaran tematik terpadu?


5. Untuk mengetahui Penerapan model pembelajaran tematik terpadu pada tingkat
SD/MI?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran adalah kegiatan seorang anak untuk mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan. Tematik adalah konsep umum yang dapat mengumpulkan beberapa
bagian dalam satu hal.5 Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang menggunakan temauntuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikanpengalaman bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran terpadu di defenisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan
berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran
maupun satu mata pelajaran.6
Pembelajaran tematik memberi penekanan pada suatu tema yang spesifik yang
sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang
memadukan berbagai informasi.7Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan
belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam suatu tema untuk
memberikan suatu pengalaman bermakna bagi siswa. pengalaman bermakna
maksudnya anak memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui
pengelaman langsung dan menghubungkannya dngan konsep lain yang sudah mereka
pahami.8
Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum
2013 yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
peserta didik mendapatkan pengalaman bermakna.
Istilah tema dapat diartikan sebagai pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan.9 Penggunaan Tema dalam konteks pembelajaran
5
Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2019), hlm. 6.
6
Ibadullah Malawi dan Ani Kardawati, Pembelajaran Tematik (Jawa Timur: Media Grafika,
2017), hlm. 1
7
PERMENDIKBUD No. 57 Tahun 2014
8
DEPDIKBUD, Tim Pengembang PGSD
9
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), hlm. ix

4
5

merupakan alat atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep dan pengetahuan
kepada peserta didik secara utuh, sehingga melalui penggunaan tema dalam proses
pembelajran akan lebih memberi makna bagi kehidupan peserta didik terhadap apa
yang dipelajarinya. Dalam konteks pembelajaran dengan pola tematik ini, sebuah
tema dirumuskan dan diberikan dengan maksud untuk menyatukan dan
menyinergikan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, serta memperkaya aspek
sumber wawasan pengetahuan bagi peserta didik, sehingga membuat pembelajaran
lebih bermakna. Melalui pola ini, aspek sikap/perilaku, keterampilan, dan
pengetahuan dapat diperoleh secara komprehensif dan integratif dalam satu pokok
tema pembahasan. Keterpaduan pembelajaran pada pendekatan ini dapat dilihat dari
aspek waktu, isi kurikulum, dan aspek proses belajar-mengajar. 10 Hal tersebut sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, pembelajaran di kelas 1, 2, dan
3 Sekolah Dasar dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik.11
Menurut Sa’ud pembahasan mengenai dua istilah tematik terpadu, pada
prinsipnya, mempunyai kesamaan makna yang menunjukkan adanya keterpaduan,
sehingga pembelajaran tematik-integratif sering disebut dengan istilah pembelajaran
terpadu atau integrated teaching and learning. Dalam pandangan Subroto dan bahwa
pembelajaran tematik-integratif merupakan suatu pendekatan yang memadukan satu
atau beberapa mata pelajaran dalam pembelajaran dari suatu pokok bahasan, tema,
dan konsep tertentu yang dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan, tema, dan konsep
lain, yang dilakukan secara terencana, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan
dengan beragam pengalaman belajar anak sehingga pembelajaran yang dilakukan
menjadi lebih bermakna.12

Berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran tematik–integratif

menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan


10
Sanusi, Model Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013 di Madrasah
Ibtidaiyah, Elementary, Vol. 5 No. 2, 2017, hlm. 420.
11
Sanusi, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 420-421.
12
Sanusi, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 426.
6

tema tertentu untuk mengaitkan beberapa materi atau mata pelajaran. Pada konteks

ini, pemilihan tema hendaknya berkaitan erat dengan pengalaman nyata peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna bagi peserta didik.

B. Karakteristik Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Sebagai suatu model, pembelajaran tematik memiliki karakteristik tertentu,

diantaranya:13

a. berpusat pada siswa;

b. memberikan pengalaman langsung;

c. pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas;

d. menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran;

e. bersifat fleksibel;

f. hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa;

g. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Menurut Triyanto dalam buku model pembelajaran terpadu menerangkan

karakteristik pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:14

a. Holistic
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu

fenomena dari segala sisi, sehingga membuat siswa lebih arif dan bijaksana dalam

menyikapi fenomena yang ada dihadapan mereka.

b. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek memungkinkan

terbentuknya jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan (schemata) yang

akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa.


13
Rendy Nugraha Frasandy, Pembelajaran Tematik Integratif (Model Integrasi Mata Pelajaran
Umum SD/MI dengan Nilai Agama), Elementary, Vol. 5 No. 2, 2017, hlm. 310.
14
Rendy Nugraha Frasandy, Pembelajaran Tematik…., hlm. 310-311.
7

c. Otentik

Pembelajaran terpadu meungkinkan siswa memahami secara langsung

prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung.

d. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran

baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional guna tercapainya hasil

belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan

siswa sehingga termotivasi untuk terus belajar.

C. Fungsi, Tujuan dan Peran Pembelajaran Tematik MI/SD

Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta

didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema

serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan

materi yang nyata dan bermakna bagi peserta didik.


a. Tujuan pembelajaran tematik adalah:15
1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu.
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam da berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran
yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan
dalam konteks yang tema yang jelas.

15
Wahidumurni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses Pembelajaran
IPS di Sekolah/ Madrasah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2017), hlm. 36.
8

7. Guru dapat menghemat waktu, karna mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan.
8. Budi pekerti dapat di tumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai
budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondis
b. Peranan pembelajaran tematik yaitu16
1. Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic
tertentu
2. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
D. Model-Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Dalam Model Tematik Terpadu, hanya ada tiga model yang dikembangkan
atau dikenalkan di sekolah maupun lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di
Indonesia. Ketiga model tersebut adalah (1) model keterhubungan (connected), (2)
model jaring laba-laba (webbed) dan (3) model kerpaduan (integrated). Berikut
penjelasannya:17

1. Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba ( Webbed Model)


Pembelajaran model Webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya
dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi
keterhubungan berbagai bidang studi;

16
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm. 135.
17
Nazar, Model Pembelajaran Tematik Terpadu, Al-Azkiyah:Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD
Vol. 4 No. 1, 2019, hlm. 75-77.
9

a. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari model jaring laba-laba (Webbed) meliputi:
1) Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar
lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
2) Memudahkan perencanaan
3) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa dan,
4) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan
dan ide-ide berbeda yang terkait.
Selain kelebihan yang dimiliki, model Webbed juga memiliki beberapa
kekurangan antara lain;
1) Sulit dalam menyeleksi tema
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal dan,
3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari
pada pengembangan konsep.
b. Contoh Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model)
Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan
pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model
jaring laba-laba adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran
dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat
keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
2. Pembelajaran Terpadu Tipe Keterkaitan (Connected)
Model pembelajaran terpadu tipe connected atau keterhubungan pada
prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan, topik,
ide, kegiatan dalam suatu bidang studi. Model ini tidak melatih siswa untuk
melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena dalam model ini
keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja. Model ini
menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam satu
10

bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan, dengan
sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu.

a. Kelebihan
1) Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan
/indikator yang digabungkan; dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam
satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas
sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan
bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk
terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
3) Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada
indikator;
4) Siswa memperoleh gambaran secara siswa dapat mengembangkan konsep-
konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses
internalisasi.menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan
akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-
menerus;
5) Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep
yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara
bertahap.
b. Kekurangan
11

1) Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum


menggabungkan bidang-bidang pengembangan atau mata pelajaran yang
lain;
2) Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat
secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
3) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran
tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar
bidang studi.
4) Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
5) Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah
dilaksanakan secara mandiri.
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa
percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru
bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam
mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan
secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini
dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier.
Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih
kompleks.
3. Pembelajaran Terpadu Model Integrated (Terpadu)
Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang
menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan,
konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK,
Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan
pendekatan lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan
gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
12

a. Kelebihan
1) Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang
dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
2) Memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan
untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
3) Siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik
antar berbagai disiplin ilmu;
4) Memperluas wawasan dan apresiasi guru.
b. Kekurangan
1) Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan
tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan
di setiap bidang pengembangan;
2) Kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
3) Sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang
lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
4) Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan
guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
Dari ketiga model tersebut dapat disimpulkan bahwa, Model
keterhubungan, pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanya
keterhubungan konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi.
Pada model ini, siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut
pandang, karena pada model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang
studi saja.18
Model jaring laba laba (webbed) merupakan model dengan menggunakan
pendekatan tematik. Karena karakterik dari model ini adalah menggunakan

18
Nazar, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 77.
13

pendekatan tema maka dalam model ini, tema dijadikan sebagai pemersatu dari
beberapa mata pelajaran. Setelah tema ditemukan. Baru dikembangkan sub-sub
temanya dengan memperhatikan kaitanya dengan mata pebelajaran yang
dipadukan. Sedangkan model keterpaduan merupakan model yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi. Diupayakan penggabungan bidang studi dengan
cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan
sikap yang tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Model ini sulit di
laksanakan sepenuhnya mengingat sulitnya menemukan materi dari setiap bidang
studi yang benar-benar tumpang tindih dalam satu semester, dan sangat
membutuhkan keterampilan guru yang cukup tinggi dalam perencanaan dan
pelaksanaanya. 19
Berikut adalah model pembelajaran tematik integratif dengan
mengintegrasikan Nilai-Nilai Agama pada setiap mata pelajaran di Sekolah Dasar
atau Madrasah Ibtidaiyah.20
Kelas I : Tema 1 “Diriku” dengan Sub Tema Aku danTeman Baru

19
Nazar, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 77
20
Rendy Nugraha Frasandy, Pembelajaran Tematik…., hlm. 313.
14

No Mata Kompetensi Kompetensi yang dikembangkan Integrasi Nilai


Pelajar Dasar Sikap Pengetahu Keteram Agama
an an pilan
1 PPKn 1.2 Patuh, - Menget -Menyajik QS. An- Nisa:
Menunjukk Percaya ahui an 59 Perintah
an sikap diri, dan identitas kepada orang-
patuh aturan berani, memah diri, orang yang
15

agama displin ami - Mencoba beriman untuk


yang dianut dan cara melakuka mentaati Allah
dalam bekerja berkena n dan Rasul
kehidupan sama la perkenala serta
sehari-hari - Menget n dir ulil amri
di rumah ahui, diantara kamu
2.2 memah
Melaksana ami dan
kan aturan menera
yang pkan
berlaku pengeta
dalam huan
kehidupan tentang
sehari-hari identita
3.2 s teman
Mengidentif
ikasi aturan
yang
berlaku
dalam
kehidupan
sehari-hari
4.2
Menceritak
an
kegiatan
sesuai
dengan
aturan yang
berlaku
dalam
kehidupan
sehari hari
2 Bahas 3.3 - - Menget - Membaca QS. Al-Alaq
Menguraik ahui dan huruf 1-5 Perintah
a an menget penyusun kepada
lambang ahui unsur kata Rasulull
Indon bunyi penyusun -Menyusun ah untuk
esia vocal dan kata kata memba
konsonan menjadi ca dengan
dalam tata sebuah menyebut nma
bahasa kalimat Tuhan yang
Indonesia bermakn telah mencipt
atau bahasa a akan
daerah manusia, yang
3.9 Maha
Merinci Pemurah
kosa kata dengan
dan peranta
ungkapan, ra kalam
perkenalan
16

diri,
keluarga
dan orang-
orang
ditempat
tinggalnya
4.3
Melafazkan
bunyi vocal
dalam kata
bahasa
Indonesia
4.9
Mengguna
kan
kosakata
dan
ungkapan
yang tepat
untuk
perkenalan
diri,
keluarga
dan orang-
orang
disekitar
3 Matem 3.1 - - mengetahui Penerapan QS. Yunus: 5
Mencermati dan memah pengetah Allah menjadi
atika gagasan ami lamban uan kan matahari
pokok dan g bilangan tentang dan bulan
gagasan dari 1 lambang dengan
pendukung sampai 10 bilangan waktunya
yang dari 1 supaya
diperoleh sampai mengetahui
dari teks 10 untuk bilangan tahun
lisan, tulis membilan dan peritungan
atau g benda waktu
visual
4.1
Menata
informasi
yang
didapat
dari teks
berdasarkan
keterhubu
ngan antar
gagasan ke
dalam
kerangka
tulisan
17

4 PJOK 3.1 - Mengetah Mencoba QS. Al-


Memahami ui dan melakuk Anbiya/; 33
gerak memaham an Tentang
dasar i aturan gerakan penciptaan
lokomotor permainan lokomot siang dan
sesuai or malam, mataha
dengan melalui ri dan bulan
konsep permaina yang beredar
tubuh, n dalam garis
ruang, sederhan edarannya
usaha dan a
keterhubu
ngan
dalam
berbagai
bentuk
permainan
sederhana
4.1
Memprakti
kan gerak
dasar
lokomotor
sesuai
dengan
konsep
tubuh,
ruang,
usaha dan
keterhubu
ngan
dalam
berbagai
bentuk
permainan
sederhana
5 SBdP 3.2 Mengetah Melakuk QS. Mariyam:
Mengenal ui aturan an 3 Tentang
elemen permainan permaina berdoa kepada
music n, Allah dengan
melalui bernyany suara yang
lagu i, lembut
4.2 dan
Menirukan mengide
elemen nti
music fikasi
melalui warna
lagu suara.

E. Penerapan Model Pembelajaran Tematik-Integratif pada Tingkat SD/MI


18

Asfiati menuturkan jika penerapan model pembelajaran tematik-integratif

sebagai sebuah pendekatan menunjukkan adanya proses pembelajaran yang berupaya

mengintegrasikan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran ke dalam tema

tertentu dengan kata lain, tema dalam hal ini merupakan kata kunci dari penerapan

model pembelajaran ini.21 Setidaknya terdapat dua alasan mendasar terkait penerapan

pembelajaran tematik untuk kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar, yaitu perkembangan

psikologis anak dan pembelajaran bermakna dan perkembangan psikologis anak

terkait dengan cara belajar anak yang konkret, integratif, dan hierarkis.22

Konkret di sini mengandung makna sebagai proses belajar berangkat dari hal-

hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan diotak-atik, dengan

titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Integratif

mengandung makna adanya keterpaduan antara pengetahuan, keterampilan, dan

sikap. Secara hierarkis, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulal dari hal-

hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Maka dalam konteks ini

pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan belajar yang menggunakan

tema sebagai pengait berbagai mata pelajaran. Tema-tema pilihan yang disesuaikan

dengan kehidupan sehari-hari akan memudahkan peserta didik dalam memahami


materi pembelajaran. Dengan demikian peserta didik akan memperoleh pembelajaran

bermakna, yaitu pembelajaran yang memotivasi peserta didik untuk berpikir kreatif

dalam mengaitkan konsep konsep yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan hal itu, proses belajar aktif perlu diterapkan dalam pembelajaran

tematik sehingga peserta didik selalu termotivasi untuk mengembangkan kemampuan

kognitif, psikomotorik, dan afektifnya.23

21
Sanusi, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 426.
22
Depdiknas, 2006.
23
Sanusi, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 427.
19

Umar dkk menjelaskan bahwa salah satuncontoh sederhana dari

pengaplikasian pembelajaran melalui pendekatan tematik-integratif adalah, pelajaran

IPA untuk siswa SD/MI Kelas IV dengan tema: hemat energi, sub-tema: macam-

macam sumber energi. Di antara sumber energi adalah listrik. Melalui pendekatan

tematik-integratif, pembelajaran energi listrik memadukan materi IPA yang

menjelaskan tentang benda-benda yang termasuk memiliki energi listrik, sedangkan

pada pembahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu menguraikan susunan

kalimat yang baik dan benar dalam menyajikan sebuah laporan dari hasil pengamatan

tentang pemanfaatan bentuk energi listrik. Sedangkan materi Matematika

mengaplikasikan pemahaman persamaan ekspresi. Dalam konteks ini materi

Pendidikan Agama Islam dapat disajikan tentang ajaran agama yang berkaitan dengan

larangan berlebih-lebihan, larangan tentang perbuatan yang mubadzir dan lain

sebagainya. Inilah contoh sederhana dari pendekatan tematik-integratif yang

berorientasi pada pemahaman yang lebih komprehensif bagi peserta didik.24

24
Sanusi, Model Pembelajaran Tematik…., hlm. 427.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang telah dipahaminya.
Model keterhubungan, pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanya
keterhubungan konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi.
Pada model ini, siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut
pandang, karena pada model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang
studi saja. Model jaring laba laba (webbed) merupakan model dengan menggunakan
pendekatan tematik. Karena karakterik dari model ini adalah menggunakan
pendekatan tema maka dalam model ini, tema dijadikan sebagai pemersatu dari
beberapa mata pelajaran. Setelah tema ditemukan. Baru dikembangkan sub-sub
temanya dengan memperhatikan kaitanya dengan mata pebelajaran yang dipadukan.
Sedangkan model keterpaduan merupakan model yang menggunakan pendekatan
antar bidang studi. Diupayakan penggabungan bidang studi dengan cara menetapkan
prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang tumpang
tindih di dalam beberapa bidang studi. Model ini sulit di laksanakan sepenuhnya
mengingat sulitnya menemukan materi dari setiap bidang studi yang benar–benar
tumpang tindih dalam satu semester, dan sangat membutuhkan keterampilan guru
yang cukup tinggi dalam perencanaan dan pelaksanaanya.

20
21

B. Saran

Setelah menyusun dan mencari informasi dari model pembelajaran tematik

integratif ini sangatlah baik jika diterapkan dengan baik dan sesuai dengan ketetapan

yang ada dan disesuaiakan dengan kebutuhan peserta didik dalam mencapai hasil

belajar yang telah ditetapkan. Dengan begitu guru benar-benar dituntut untuk

menyusun dan medesain meodel ini sebaik dan sematang mungkin.


DAFTAR PUSTAKA

DEPDIKBUD, Tim Pengembang PGSD


Frasandy, Rendy Nugraha. Pembelajaran Tematik Integratif (Model Integrasi Mata
Pelajaran Umum SD/MI dengan Nilai Agama), Elementary, Vol. 5 No. 2,
2017.
Kustandi, Cecep Dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual Dan Digital.
Cet. 1; Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan. Pembelajaran Tematik SD/MI.
Yogyakarta: Samudra Biru, 2019.
Malawi, Ibadullah dan Ani Kardawati. Pembelajaran Tematik. Jawa Timur: Media
Grafika. 2017.
Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014.
Nazar. Model Pembelajaran Tematik Terpadu, Al-Azkiyah:Jurnal Ilmiah Pendidikan
MI/SD Vol. 4 No. 1, 2019.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Sanusi. Model Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013 di Madrasah
Ibtidaiyah, Elementary, Vol. 5 No. 2, 2017.
Umar, dkk. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif.
Yogyakarta: Deepublish, 2016.
Wahidumurni. Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses
Pembelajaran IPS di Sekolah/ Madrasah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media,2017.
Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,2009.

22
23

Anda mungkin juga menyukai