Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKn DI SD/MI


Tugas Modul 9 dan 10 Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD
(PDGK4201)
Dengan Tutor Ibu Nurmalia Dewi, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Khoirun Nisa (856702791)
Siti Umayyah (856701919)
Merry Andani (856702817)
Halimah Tussakdia (856704953)
M. Agra Bima A (856702129)

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PROGRAM STUDI S1 PGSD 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul model pembelajaran pkn tematis di
kelas l, ll, dan lll SD/MI ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran kuliah pembelajaran PKn . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga pendengar. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN..........................................................................................................................1
D. MANFAAT.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I, II, DAN III SD/MI.....................2
B. MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI SD.................................................4
C. PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS PORTOFOLIO DI KELAS IV, V, DAN
VI 8
D. LANGKAH -LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO.................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................................14

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang
pembelajarannya adalah pembentukan warga negara, memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pembelajaran PKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis,
rasional dan kreatif dalam menanggapi berbagai macam isu kewarganegaraan.
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat.
Melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa diharapkan dapat
menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, bersedia, dan sadar
akan hak dan kewajibannya. Demikian, kelak siswa diharapkan dapat menjadi
pribadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti
kemajuan teknologi modern.
B. RUMUSAN MASALAH
Model pembelajaran apa yang tepat untuk pembelajaran PKn SD/MI di kelas
rendah dan kelas tinggi?
C. TUJUAN
Guru memiliki pemahaman dan wawasan yang luas dan komprehensif tentang
langkah-langkah dan model-model pembelajaran PKn di SD/MI.
D. MANFAAT
Guru memiliki kemampuan merancang pembelajaran kreatif dan partisipatif serta
menerapkan model-model pembelajaran yanguntuk PKn di SD kelas I, II, III, IV, V,
dan VI.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I, II, DAN III SD/MI


1. Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema
tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai
kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa
mata pelajaran. Untuk kelas-kelas rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler
diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau
menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau
antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat
terbentuk keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam suatu atau beberapa
mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial
anak. Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu holistik, bermakna, otentik,
dan aktif. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. (Poerwadarminta, 1983).
Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum tematis adalah
kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan
area isi, keterampilan, dan sikap.
Pappas dan Kiefer (1995) melaporkan bahwa model pembelajaran tematik
sangat cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran tematik, yaitu:
a. pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan menjadi lebih
bermakna dan utuh.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain
alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan
yang ada di lingkungan.
c. Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak.

d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema


(Alunan, dkk., 2004)

2
Kekuatan/keunggulan pembelajaran tematik:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa.
b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d. . Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahannya yang
dihadapinya.a
e. Menumbuhkan Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama,
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran sbb:
a. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap
mata pelajaran.
b. Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensikompetensi
tersebut untuk setiap kelas dan semester.
c. Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik.
d. Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema.
e. Menyusun silabus berdasarkan matrik/ jaringan tema pembelajaran tematik.
f. Menyusun rencana pembelajaran tematik.
6 langkah pembelajaran tematik menurut Dyah Sriwilujeng (2006), yaitu:
a. Membuat/memilih tema.
b. Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai
dengan tema dan membagi alokasi waktu.
c. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang
telah dibuat).
d. Membuat pengelompokan jaringan indikator.
e. Melakukan penyusunan silabus.
f. Penyusunan rencana pembelajaran (RPP)

3
B. MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI SD
Dilihat dari cara memadukan konsep/materi, keterampilan, topik dan unit
tematiknya terdapat 10 model atau cara untuk merencanakan pembelajaran terpadu
yaitu fragmented, connected, nested, sequented, shared, webbing, threated,
integrated, immersed dan networked. Dari sepuluh cara/model tersebut yang sering
digunakan dalam pembelajaran di SD hanya 3 yaitu:
1. Model Webbed
Model ini paling coock diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar kelas
rendah mengapa demikian? Karena pada tahap ini siswa pada umumnya masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, perkembangan fisiknya tidak bisa
dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Model webbed sering disebut juga dengan jaring laba-laba yaitu model
pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang
berkecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Dalam
model webbed tema dapat dijadikan sebagai pengikat pembelajaran dalam satu
mata pelajaran atau antar mata pelajaran.
Dalam mengimplementasikan model pembelajaran tematik ini ada beberapa
tahapan kegiatan yang mesti dilakukan guru yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian. Tahap perencanaan meliputi, langkah-langkah
perencanaan pembelajaran terpadu yaitu menetapkan pembelajaran yang akan
dipadukan, mempelajari kompetensi dasar setiap mata pelajaran, membuat atau
memilih tema membuat matrik atau Bagan hubungan kompetensi dasar dengan
tema/topik, membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik atau
jaringan tema, menyusun silabus dan menyusun rencana pembelajaran tematik.
Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, merupakan kegiatan guru dalam
membelajarkan siswa dengan menggunakan pendekatan, metode, dan pola
pembelajaran tertentu yang dapat dipilah menjadi kegiatan persiapan,
pembukaan, kegiatan inti dan penutup.
Tahap ketiga yaitu tahap terakhir dalam prosesnya pembelajaran yaitu tahap
penilaian, merupakan kegiatan guru untuk menilai proses dan hasil belajar siswa
yang meliputi prosedur, jenis, bentuk dan alat penilaian.

4
Kegiatan guru dalam tahap pelaksanaan dan penilaian biasanya sudah
dirumuskan secara terperinci dalam rencana pembelajaran/biasa disebut RPP.
2. Model Connected
Model connected (berhubungan) dilandasi anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
Misalnya saja butir-butir pembelajaran ideologi Pancasila, hukum dan
ketatanegaraan atau materi tentang hak dan kewajiban, ketertiban, demokrasi
dapat dipayungkan pada mata pelajaran PKn.
Dalam model ini guru perlu menata butir-butir pembelajaran dan proses
pembelajaran secara tematis karena pembentukan pemahaman, keterampilan dan
pengalaman secara utuh tidak berlangsung secara otomatis.
Kelebihan Model Keterhubungan (Connected)
Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh
gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan
terus-menerus.
1. Bagi Guru
Guru dapat melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg
digabungkan sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai
kemampuan tersebut. Guru dapat menghubungkan ide-ide dalam satu disiplin
ilmu.
2. Bagi Siswa
Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah
peserta didik memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang
studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai
kekurangan sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran
tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar
bidang studi.

5
2. Bagi Siswa
Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit
kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus.
Dalam mengolah suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa kesulitan
untuk memadukan topik-topik, konsep-konsep, maupun ide-ide dalam satu
mata pelajaran, walaupun guru sudah berusaha memadukannya sesuai
dengan karakteristik disiplin ilmu
3. Model Integrated
Menurut Fogarty (1991:76) pembelajaran terpadu model integrated merupakan
pendekatan belajar mengajar yang memadukan empat atau lebih mata pelajaran
dengan memprioritaskan konsep-konsep, ketrampilan-ketrampilan atau sikap
yang dapat dipadukan dari masing-masing mata pelajaran yang bertolak dari
tema sentral.
Model integrated merupakan model pemaduan sejumlah tema/topik
pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya lama dalam
sebuah topik atau tema tertentu. Dalam model ini perlu adanya tema sentral
dalam pemecahan suatu masalah yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu.
Prinsip Dasar Model Pembelajaran Integrated Menurut Ujang Sukandi, dkk
(2001:109), pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan
dunia siswa, dan ada kaitannya dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam
dari beberapa materi pelajaran.
Menurut Ujang Sukandi, dkk. secara umum prinsip-prinsip pembelajaran
terpadu dengan diklasifikasikan menjadi :
a. Prinsip penggalian tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran
terpadu. Tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan dengan
menjadi target utama dalam pembelajaran. Dalam penggalian tema ini
terdapat beberapa persyaratan, diataranya:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, dan mudah untuk dipadukan
dengan banyak mata pelajaran.

6
2. Tema harus bermakna dan tema tersebut harus memberikan bekal
untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4. Tema yang berkembang harus mewadahi sebagian besar minat anak.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
serta harapan masyarakat (asas relevansi).
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.
b. Prinsip pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran akan optimal apabila guru mampu menempatkan
dirinya dalam keseluruhan proses sebagai fasilitator dan moderator. Menurut
Prabowo [2000], bahwa guru dapat berlaku sebagai berikut:
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi
pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c. Prinsip Evaluasi
Terdapat beberapa langkah-langkah positif dalam pelaksanaan evaluasi yang
tedapat pada pembelajaran terpadu ini, diantaranya:
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (Self
evaluation/ self assesment ) di samping bentuk evaluasi lainnya.
d. Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (Nurturant effect) yang penting bagi pelaku secara sadar
belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru di tuntut agar mampu
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara
tuntas tujuan-tujuan pembelajaran.

7
C. PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS PORTOFOLIO DI KELAS IV,
V, DAN VI
1. Konsep dan Hakekat Pembelajaran Portofolio
Pembelajaran portofolio adalah sebua inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai
wujud nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio
mengandalkan keaktifan siswa untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan
antara tekstual dengan kontekstual di bawah bimbingan guru guna memperoleh
sebuah pengalaman langsung yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh
masingmasing kelompok siswa dengan masalah yang dipilihnya.
Langkah- langkah yang harus ditempuh oleh siswa maupun guru :
1. Mengidentifikasi masalah - masalah kebijakan Publik di Masyarakat
2. Memilih masalah untuk kajian kelas
3. Mengumpulkan informasi tentang
4. masalah yang akan dikaji kelas
5. Membuat portofolio kelas
6. Menyajikan portofolio
7. Merefleksi pada pengalaman belajar
8. Mengidentifikasi masalah- masalah kebijakan public dalam masyarakat.
9. Memilih masalah untuk kajian kelas
10. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji
kelas 11.Membuat portofolio kelas
12. Menyajikan portofolio
13. Merefleksi pada pengalaman belajar
Portofolio adalah kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang
menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik
yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas
antar kelompok dalam kelas atau antar kelas dan bahkan antar sekolah.
Portofolio kelas akan berisi pernyataan- pernyataan tertulis, peta, grafik,
photography, dan karya seni asli.

8
D. LANGKAH -LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Center for
Civic Education (2002:55 -7b) sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah yang ada dalam masyarakat. Dalam tahap ini terdapat
3 kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa yaitu diskusi kelas, diskusi
kelompok, dan tugas pekerjaan rumah.
2. Memilih masalah untuk kajian kelasLangkah-langkah yang dilakukan adalah
mengkaji informasi yang dikumpulkan yang dianggap paling penting dan
mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka
kaji dengan cara memilih satu masalah.
3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas Langkah-
langkahnya yaitu mengidentifikasi sumber-sumber informasi, tinjau ulang
pedoman untuk memperoleh dan mendokumentasi informasi, tinjau ulang
pedoman untuk memperoleh dan mendokumentasi informasi, dan pengumpulan
informasi.
4. Mengembangkan portofolio kelas Langkah -langkah pada tahap ini menurut
buku panduan guru “Kami Bangsa Indoneisa ...” Proyek Kewarganegaraan
(2000:12) :
Model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi,
juga dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. Adapun seksi/tahapan dalam
sebuah portofolio adalah ;
1. Seksi penayangan, bagian ini memuatrangkuman masalah secara tertulis,
penyajian masalah dengan grafik, dan identifikasi sumber -sumber informasi.
2. Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan -bahan yang paling baik
untuk didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.
Dalam menyelenggarakan show case, guru sebagai pihak penyelenggara
hendaknya melakukan hal -hal sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan

9
Refleksi Pengalaman Belajar
Merefleksi maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yang baru saja
dilakukan siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini
siswa diajak untuk melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar.
Tujuan dari refleksi ini yaitu untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan
datang dan meningkatkan kinerja siswa. Panduan untuk merefleksi pengalaman siswa
dengan beberapa pertanyaan -pertanyaan berikut:
a. Melalui kerja sama dengan teman - teman sekelas, apakah yang telah saya
pelajari secara pribadi tentang cara-cara membuat suatu
kebijakan untuk mengatasi masalah?
b. Apakah yang telah kelas kami pelajari tentang cara- cara membuat
suatu kebijakan untuk mengatasi masalah melalui pembuatan
portofolio?
c. Keterampilan apa yang telah saya pelajari melalui kegiatan ini?
d. Apa keuntungan bekerja dalam tim?
e. Apakah kerugian bekerja dalam tim?
f. Apakah yang telah kami lakukan dengan baik?
g. Bagaimanakah saya dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?
h. Bagaimanakah kami dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?
i. Apakah yang kami ingin lakukan secara berbeda, seandainya kami
membuat portofolio lain pada masa yang akan datang?
Hasil refleksi pengalaman belajar tersebut dimasukkan sebagai bab kelima pada
portofolio seksi dokumentasi. Oleh karena hasil refleksi tersebut didasarkan atas
refleksi individual dan refleksi kelas maka hasil refleksi diletakkan secara terpisah.
Dengan demikian, refleksi hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan
Kewarganegaraan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Mengembangkan sifat pembawa atau karakter siswa berupa tanggung jawab
individu, disiplin diri, sopan dan jujur serta berani, menghormati hak-hak orang
lain dan hukum, berpikir terbuka dan kritis, negoisasi dan kompromi, ketekunan,
dan berpikir kemasyarakatan.
b. Temuan kunci yang bisa didiskusikan lebih lanjut, yaitu siswa yakin bahwa
mereka bisa berbuat sesuatu di masyarakat yang berbeda dengan kebiasaan yang
selama ini mereka jalani di kelas, siswa belajar bagaimana pemerintah bekerja

1
untuk kepentingan masyaraka,; siswa mengembangkan komitmen untuk menjadi
warga masyarakat yang baik, siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan, siswa dapat mempelajari masalah -masalah yang
dihadapi masyarakat sekitarnya, siswa dapat bekerja secara kelompok.

1
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema
tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai
kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa
mata pelajaran. Untuk kelas-kelas rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler
diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau
menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau
antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat
terbentuk keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam suatu atau beberapa
mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial
anak. Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu holistik, bermakna, otentik, dan
aktif.
Pembelajaran portofolio adalah : Sebuah Inovasi dalam pembelajaran PKn
sebagai wujud nyata dari pembelajaran kontekstual. Langkah – langkah Model
Pembelajaran Portofolio Sbb: 1. Mengidentifikasi masalah yang ada dalam
masyarakat. 2. Memilih masalah untuk kajian kelas. 3. Mengumpulkan
informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas. 4. Mengembangkan
portofolio kelas.
Dalam model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif,
berpartisipasi juga dapat bekerja sama dengan siswa lainnya. Walaupun setiap
kelompok mempunyai tugas yang berbeda – beda, tetapi mereka harus berbagi
informasi dan pemikiran sehingga setiap kelompok dapat melengkapi tugasnya
dan dapat mengetahui kemajuan – kemajuan dari masing – masing kelompok.
B. SARAN
Menurut pendapat kami kelompok 5 ada banyak model pembelajaran guna
untuk mencapai kopetensi yang baik. dengan adanya model pembelajaran
seperti tematik,tematis dan pembelajaran portofolio. Jadi sebagai pendidik
seorang guru di harapkan untuk bisa lebih professional. Karena jika hanya

1
mengandalkan materi tanpa di kembangkan kembali masih kurang efektif
mengingat setiap siswa memiliki pola pemikiran dan karakteristik yang
beragam.

1
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for learning, teaching, and
assesing. a revision of Bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Addison
Wesley Longman.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Model Pembelajaran Tematik dan Terpadu untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SM4/MA
(Laparan Penelitihan). Puskur — Lemlit UPI.
Dasim Budimansyah. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung:
Ganesindo.
(2003). Makalah Model Penilaian Berbasis Portofolio dalam PKn. Jakarta : Hotel
Graha Dinar Cisarua.
Modul PDGK 4201/Pembelajaran PKn di SD. Modul 9 dan 10.

Anda mungkin juga menyukai