PEMBELAJARAN PKn DI SD
MODUL 9 DAN 10
Oleh:
NAMA : ANIS MUBASIROH
NIM : 856233799
MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
POKJAR : SITIUNG
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran bentuk ini
peserta didik belajar melalui pemahaman dan pembiasaan perilaku yang terkait pada kehidupannya. Tujuan
akhir dari pembelajaran tematik adalah berkembangnya potensi peserta didik secara alami sesuai dengan usia
dan lingkungannya.
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral
pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran
atau beberapa mata pelajaran.
Adapun yang dimaksud pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaiktan atau menghubungkan tema
atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Melaui siste
pembelajaran terpadu, memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Secara definitif kurikulum tematis adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Selanjutnya, Wolfinger (1994) dan
Suwigyo, (1996) menjelaskan bahwa pemaduan tersebut didasarkan pada pertimbangan rasional, antara lain:
a. Kebanyakan masalah dan pengalaman termasuk di dalamnya pengalaman belajar bersifat interdispliner
b. Untuk memahami, mempelajari, dan memecahkanya diperlukan multiskill
c. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam pemecahan masalah
d. Memudahkan siswa membuat hubungan antarskematika dan transfer pemahaman antarkonteks
e. Demi efisiensi
f. Adanya tuntutan keterlibatan siswa yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.
Tema dalam pembelajaran tematis merupakan sentral kajian pembelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Peran tema dimaksudkan agar:
Secara umum, langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antaramata pelajaran sebagai berikut:
a. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran
b. Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan
semester
d. Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik atau jaringan tema
Pandangan lain dikemukakan oleh Dyah Sriwilujeng, (2006) yang mengajukan 6 langkah tematik antarmata
pelajaran di SD/MI, yakni sebagai berikut
a. Membuat/memilih tema
b. Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan tema dan membagi
alokasi waktu
KEGIATAN BELAJAR 2
Dilihat dari cara memadukan konsep/materi, keterampilan, topik, dan unit tematiknya, terdapat 10 model atau
cara merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu (1) fragmented; (2) connected; (3) nested; (4) seguented; (5)
shared; (6) webbing; (7) threated; (8) integrated; (9) immersed; dan (10) networked (Robin Fogarty (1991). Dari
kesepuluh cara tersebut ada beberapa cars atau model yang dapat dan sering digunakan dalam pelajaran
disekolah dasar, antara lain webbed, connected, dan integrated. Diantara ketiga model tersebut, yang paling
cocok diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar kelas rendah adalah model Webbed. Karena pada tahap
ini siswa pada umumnya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, perkembangan fisiknya tidak bisa
dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Model pembelajaran yang akan diuraikan
disini adalah model webbed, model connected dan integrated.
A. MODEL WEBBED
Model webbed sering disebut jaring laba-laba, adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk
mengajarkan tema tertentu yang berkecendrungan dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Model
ini pada dasarnya merupakan bentuk perpaduan yang bertolak dari pendekatan tematis inter atau antarmata
pelajaran dalam mengintegrasikan bahan dan kegiatan pembelajaran.
Guru dituntut secara serius dan mendalam untuk memahami dan memilih tema esensial yang memiliki
keterkaitan materi yang dapat dipadukan. Sebenarnya guru sekolah dasar tidak akan banyak menemui kendala
karena sudah terbiasa mengajar berbagai mata pelajaran sehingga paham betul tentang butir-butir materi setiap
pelajaran.
B. MODEL CONNECTED
Model cennecetd (berhubungan) dilandasi anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada
induk mata pelajaran tertentu. Dalam model ini, guru perlu menata butir-butir pembelajaran dan proses
pembelajaran secara tematis karena pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tidak
berlangsung secara otomatis.
C. MODEL INTEGRATED
Model integrated merupakan model pemaduan sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata pelajaran yang
berbeda tetapi esensinya lama dalam sebuah tema/topik tertentu. Adanya tumpang tindih beberapa konsep,
ketrampilan, dan sikap yang dituntut dalam pembelajaran sehingga perlu adanya pengintegrasian multididiplin.
Dalam model ini, butir-butir pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa hingga dapat dimanfaatkan untuk
menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda.
KEGIATAN BELAJAR 1 & 2
MODUL 10 - MODEL PEMBELAJARAN PKN
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIS DI KELAS I, II DAN III
PKn SD BERBASIS SD / MI
PORTOFOLIO DI KELAS IV, - MODEL PEMBELAJARAN PKN SD
V, DAN VI BERBASIS PORTOFOLIO KE
KELAS IV, V, VI
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud nyata dari
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan siswa untuk terjun ke lapangan
guna menghubungkan antara tekstuak dengan kontekstual di bawah bimbingan guru guna memperoleh sebuah
pengalaman langsung yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh masing-masing kelompok siswa dengan
masalah yang dipilihnya. Portofolio adalah kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang
menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji,
baik dalam kelompok kecil maupun kelas (antarkelompok dalam kelas atau antarkelas dan bahkan
antarsekolah). Portofolio kelas berisi hal-hal, seperti pernyataan-pernyataan tertulis, peta, grafik, photography,
dan karya seni asli.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Center for Civic Education (2002: 55-7b),
yaitu sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi Masalah yang Ada dalam Masyarakat. Dalam tahap ini terdapat 3 kegiatan utama yang
dilakukan oleh siswa, yaitu (a) diskusi kelas, (b) diskusi kelompok, dan (c) tugas pekerjaan rumah.
2. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengkaji informasi yang dikumpulkan yang dianggap paling penting
dan mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji dengan cara memilih satu
masalah.
3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang Akan Dikaji oleh Kelas.
Langkah-langkahnya, yaitu mengidentifikasi sumber-sumber informasi, tinjau ulang pedoman untuk
memperoleh dan mendokumentasi informasi, dan pengumpulan informasi.
4. Mengembangkan Portofolio.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam tahap ini menurut buku panduan guru “Kami Bangsa Indonesia...
“ Proyek Kewarganegaraan (2000: 12), yaitu (a) kelas dibagi ke dalam empat kelompok, (b) guru mengulas
tugas-tugas rincianny untuk portofolio, (c) gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim portofolio, (d)
gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim peneliti, (e) membuat portofolio.
Kegiatan Belajar 2
Model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi, juga dapat bekerjasama
dengan siswa lainnya. Adapun tahapan dalam sebuah portofolio adalah sebagai berikut. 1. Seksi penayangan,
bagian ini memuat rangkuman masalah secara tertulis,penyajian masalah dengan grafik, dan identifikasi
sumber-sumber informasi.
2. Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan-bahan yang paling baik untuk didokumentasikan atau
memberi bukti penelitiannya. Dalam menyelenggarakan show case, guru sebagai pihak penyelenggara
hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Persiapan b. Pelaksanaan
Merefleksi maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yang baru saja dilakukan siswa, baik secara
perorangan maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini siswa diajak untuk melakukan evaluasi tentang apa
dan bagaimana mereka belajar. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk belajar menghindari kesalahan di masa
yang akan datang dan meningkatkan kinerja siswa.