Anda di halaman 1dari 6

MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS

DI KELAS I,II DAN III SD/MI

DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 3:

1. MUHSININ (855732967)
2. MARCHIANA DWI LESTARI (855731435)
3. MELISASTIYANI (855729604)
4. MEI RIYANI AMZIR (855726354)
5. MITHA APRIYANI (855732981)

UPBJJ BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
1. MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I,II DAN III SD/MI
A. LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TEMATIS PKN SD/MI
1. Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai
titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus di
capai dari satu mata pelajaran atau beberapa pelajaran. Untuk kelas –kelas rendah, (I,II dan
III) kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pemblajaran terpadu. Pembelajaran
terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau mebhubungkan tema atau topik
yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran pada suatu kurikulum
sekolah. Keterkaitan ini dapat terbentuk keterkaitan materi dari kompetensi dasar dalam suatu
atau beberapa mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial
anak. Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta,1983). Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum tematis adalah
kurukulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemanduan area isi,
keterampilan dan sikap. Menurut Pappas dan Kiefer ( 1995) melaporkan bahwa model
pembelajara tematik sangat cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran tematik, yaitu:
a. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajatran
menjadi lebih bermakna dan utuh
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangka antara lain
alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada
di lingkungan
c. Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak
d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan di capai dari pada tema (Alunan,
dkk 2004)
Kekuatan/ keunggulan pembelajaran tematik, antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa
b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permassalahannya yang di
hadapi
e. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik


Langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata
pelajaran
b. Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut
untuk setiap kelas dan semester
c. Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik
d. Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema
e. Menyusun silabus berdasarkan matrik/ jaringan tema pembelajaran tematik
f. Menyusun rencana pembelajaran tematik

Terdapat 6 langkah pembelajaran tematik menurut Dyah Sriwilujeng (2006), yaitu:


1. Membuat / memilih tema
2. Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan
tema dan membagi alokasi waktu
3. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang
telah dibuat)
4. Membuat pengelompokan jaringan indikator
5. Melakukan penyusunan silabus
6. Menyusun rencana pembelajaran.

2. MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI SD


Pembelajaran tematis merupakan salah satu model pembelajaran terpadu. Karakteristik model
pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna, otentik, danaktif. Oleh karena itu,
pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk sekolah dasar karena pada jenjang ini
siswa menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi
pemilihan yang artificial.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata


pelajaran atau materi pokok yang terkait secara harmonis anda dapat memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Hal yang dipadukan di sini adalah materi
atau bahan ajar sebagai upaya agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Pengembangan materi ini hendaknya disesuaikan dengan kedalaman dan keluasan materi
pada tahap perkembangan siswa, kesesuaian materi dengan lingkungan atau kurikulum.

Materi dalam kurikulum dapat dikembangkan dengan memperhatikan tahap perkembangan


siswa, kesesuaian materi dengan lingkungan atau kebutuhan setempat. Pengembangan materi
ini dapat dilakukan,antara lain dengan membuat jaringan topik/tema, membuat bagan arus
kegiatan, dan mengembangkan jaringan lintas kurikulum.

Dilihat dari cara memadukan konsep/materi, keterampilan, topik, dan unit tematiknya,
terdapat 10 model atau cara merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu :
a) Fraggmented
b) Connected
c) Nested
d) Seguented
e) shared
f) webbing
g) threated
h) integrated
i) immersed
j) networked (Robin Fogarty (1991).

Dari kesepuluh caratersebut ada model yang dapat dan sering digunakan dalam sekolah dasar,
antara lain webbed, connected, dan integrated.
Di antara ketiga model tersebut, yang paling cocok diterapkan dalam pembelajaran di sekolah
dasar kelas rendah adalah model Webbed. Mengapa demikian? Pada tahap ini siswa pada
umumnya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, perkembangan fisiknya tidak
bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.

a) MODEL WEBBED
Model "webbed" sering disebut jaring laba-laba adalah model pembelajaran yang
dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan dapat disampaikan
melalui beberapa mata pelajaran. Tema dalam model ini dapat dijadikan pengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Oleh karena
itu, model Bertolak dari ini pada dasarnya merupakan bentuk perpaduan yang bertolak dari
pendekatan tematis inter atau antar mata pelajaran dalam mengintegrasikan bahan dan
kegiatan pembelajaran. Tema sebagai sentral dijadikan sebagai landas tumpu penyampaian isi
pembelajaran interdisipliner maupun antar disipliner.

Dalam menerapkan model ini, guru dituntut secara serius dan mendalam untuk memahamı
dan memilih tema esensial yang memiliki keterkaitan materi yang dapat dipadukan.
Sebenarnya bagi guru sekolah dasar (terutama guru kelas) tidak akan banyak menemui
kendala karena sudah terbiasa mengajar berbagai mata pelajaran sehingga sudah paham betul
tentang butir-butir materi setiap mata pelajaran.

Bagaimana langkah-langkah pembelajarannya? Setelah Anda menetapkan mata pelajaran


yang akan dipadukan, kemudian pelajarilah kompetensi dasar dan indikator pada kelas dan
semester yang sama dari setiap mata pelajaran. Setelah itu buatlah tema untuk
mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan Semester, dan
buatlah jaringan kompetensi dasar/indikator yang menggambarkan hubungan dengan tema.
Contoh tema mata pelajaran atau materi PKn yang bisa dihubungkan dengan mata pelajaran
lain di antaranya hidup hemat, bangga bertanah air Indonesia, hidup tertib/disiplin, dan
kemajemukan.

Seandainya Anda mengambil tema "bangga bertanah air Indonesia", maka dapat
dikembangkan jaringan indikatornya seperti berikut:

b) MODEL CONNECTED
Model connected (berhubungan) dilandasi anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat di
payungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Misalnya, butir-butir pembelajaran ideologi
Pancasila, hukum, dan ketatanegaraan atau materi tentang hak dan kewajiban, ketertiban,
demokrasi dapat dipayungkan pada mata pelajaranPKn. Dalam model ini, guru perlu menata
butir-butir pembelajaran dan proses pembelajaran secara tematis karena pembentukan
pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tidak berlangsung secara otomatis.

c) MODEL INTEGRATED
Model "integrated" merupakan model pemaduan sejunmlah tema (topik) pembelajaran
darimata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya lama dalam sebuah tema/topik tertentu.
Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap
yang dituntut dalam pembelajaran sehingga perlu adanya pengintegrasian multi diplin. Dalam
model ini, butir- butir pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa hingga dapat dimanfaatkan
untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda. Oleh
karena itu, perlu adanya tema sentral dalam pemecahan. Suatu masalah yang dapat ditinjau
dari berbagai disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai