Anda di halaman 1dari 23

UNIT III

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK


1. Model keterhubungan/Terkait (Connected Model)
a. Pengertian

Menurut Trianto (2007), model pembelajaran terkait atau connected


model adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu pokok
bahasan dengan dengan pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep
dengan konsep yang lain, mengaitkan suatu keterlampilan dengan
keterampilan yang lain,dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan
hari yang lain atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya suatu
usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin
ilmu. (sukayati, 2004:6) Dengan demikian, model terhubung (connected)
merupakan model intigrasi inter bidang studi.
b. Keunggulan dan kelemahan

Trianto (2007) dan sukayati (2004) mengemukakan beberapa


keunggulan pembelajaran terpadu tipe connected antara lain sebagai
berikut:
1) Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep,
sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-
konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
2) Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci teris-menerus,
sehingga terjadilah proses interlisasi.
3) Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup
sehingga lebih dapat dicerna oleh siswa.
4) Kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan di dalam suatu bidang studi
memungkinkan siswa untuk da[at mengkonseptualisasi kembali dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.
5) Pembelajaran terpadu model terhubung tidak mengganggu kurikulum
yang sedang berlaku.
Kelemahan pembelajaran connected antara lain:
1) Masih kelihatan terpisahmya inter bidang studi.
2) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi pelajaran
tetap terpokus tanpa merentengkan konsep-konsep serta ide-ide antar
bidang studi.
3) Dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi
terabaikan.
c. Contoh Pembelajaran Model Keterhubungan /Terkait (Connected
Model)
1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini guru mencermati standar kompetensi


suatu mata pelajaran untuk menentukan keterkaitan antar kompetensi dasar
suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat kelas. Kemudian guru
menjabarkan standar kompetensi ke dalam indikator.
2) Tahap pelaksanaan
a) Metode/strategi
b) Skanario KBM (kegiatan Belajar Mengajar)
c) Kegiatan belajar mengajar
2. Model pembelajaran jaringan Laba-laba (Webbed Model)
a. Pengertian

Pembelajaran model webbed adalah pembelajaran yang


pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu yang menjadi
tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi. (sukayati, 2004:6)
b. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari model jaring laba-laba (webbed) seperti


dikemukakan Trianto (2007:44-45), meliputi:
1) Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk
belajar,
2) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman,
3) Memudahkan perencanaan,
4) Pendekatan tematik dapat mendekatkan siswa, dan
5) Memberikan kemudahan untuk anak didik dalam melihat kegiatan-
kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.

Selain kelebihan yang dimiliki, model webbed juga memiliki beberapa


kekurangan antara lain:
1) Sulit dalam menyeleksi tema
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal, dan
3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan
dari pada pengembangan konsep.
c. Cintoh Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed Model)

Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru


menyajikan pembelajaran dengan tema yang berhubungan antar mata
pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

1) Tahap Perencanaan

Langkah perancangan pembelajaran tematik adalah langkah-


langkah yang harus dilakukan guru dalam perancangan pembelajaran
yang berorientasi dalam pembelajaran tematik. Langkah persiapan
pembelajaran tematik meliputi pemetaan kompetensi dasar pada tema,
menetukan tema sentral, pemetaan pokok bahasan, penentuan alokasi
waktu, perumusan tujuan pembelajaran, penentuan alat dan media
pembelajaran, dan perencanaan evaluasi.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Metode/strategi
b) Sumber pendukung
c) Penilian
3) Integrasi Nilai-nilai Islan ke dalam pembelajaran tematik
a) Pentingnya Integrasi Nilai-nilai islam ke dalam pembelajaran
tematik
Di era globalisasi agama memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Di zaman modern ilmu pengetahuan dan teknologi
dipandang sebagai faktor dalam mencapai kemajuan bangsa karena
iptekmendatangkan kemajuan dan membuat kehidupan manusia lebih
muda dan convenient (nyaman). Akan tetapi, pada saat yang sama
masyarakat modern lebih cenderung kepada pendewaan terhadap materi.
Kecenderungan materialistik mendorong manusia dihadapkan pada
budaya kompetitif yang dapat berujung pada kekerasan dan kezaliman.
Di abad ke-21 lembaga pendidikan islam diharapkan dapat
menjadi pendidikan alternatif. Dalam era ilmu pengetahuan dan
teknologi agama sangat relevan bagi kehidupan manusia. Agama
menawarkan nilai-nilai yang dapat menciptakan keseimbangan sosial
dan mengeliminir segala bentuk permusan, kebencian, kekerasan, dan
eksploitasi manusia. Pentingnya agama di abad je-21 menjadi kekuatan
bagi lembaga pendidikan islam sebagai “banteng” moral-kultural bansa
indonesia sangat relevan dengan visi pengembangan pendidikan
nasional, yaitu mewujudkan manusia indonesia yang takwa dan
produktif.
Mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam pembelajaran tematik
memungkinkan siswa dapat mengintegrasikan ide-ide dalam inter bidang
studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah,
terutama dalam bingkai moralitas dan spritualisasi islam. Dengan adanya
hubungan atau kaitan antara gagasan dalam satu bidang studi, siswa-
siswa mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa
aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam.
b) Langkah-langkah Pengembangan Integrasi Nilai-nilai Islam dengan
Berbagai Mata Pelajaran.
1) Melakukan Analisis Kompetensi

Integrasi nilai-nilai islam dengan berbagai mata pelajaran dapat


dilakukan dengan melakukan analisis kompetensi dengan
mengidentifikasi bentuk-bentuk sikap. Menurut Ralph W. Tyler (2005)
identifikasi sikap dapat menggunakan matriks yang menghadapkan
pokok-pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran dengan sikap.

2) Mengembangkan Pengalaman Belajar Sebagai Sarana Menemukan


Sikap-sikap yang Bernilai Islami

Penglamana belajar bukan muatan mata pelajaran atau materi


pelajaran. Pengalaman belajar sebagaimana dijelaskan Tyler (2005: 74)
adalah interaksi antara pelajar dan kondisi eksternal di lingkungan di
mana siswa dapat bereaksi. Pengalaman belajar sangat bermanfaat untuk
mencapai tujuan pembelajaran, seperti mengembangkan keterampilan
berfikir, memperoleh informasi, dan membantu dalam mengembangkan
sikap sosial, misalnya, untuk menanamkan sikap bersyukur kepada orang
tua karena hak-hak yang diperoleh anak-anak, guru dapat memilih
pengalaman belajar refleksi untuk menyadari bimbingan orang tua dalam
pendidikan, atau membelikan permainan pada anak agar anak menikmati
rasa bahagia.
 Rangkuman
Secara umum model pembelajaran terpadu dalam dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu keterpaduan dalam suatu disiplin ilmu atau
pembelajaran terkait (connected), keterpaduan beberapa disiplin ilmu
atau pembelajaran jaring laba-laba (webbed), dan keterpaduan di dalam
dan beberapa disiplin ilmu (integrated). Dalam unit ini hanya dibahas
dua model, yaitu pembelajaran terkait dan jaring laba-laba.
UNIT VI
PEMETAAN TEMA
1. Pengertian Pemetaan Tema Dalam Pembelajaran Tematik

Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran


secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengingat keterkaitan antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada model pembelajaran ini guru
menyajikan pembelajaran dengan tema dan subtema yang disepakati dan
dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa memperoleh
pandanga dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang
berbeda-beda (sukayati, 2004: 204).
2. Cara Menetukan Tema

Pemataan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara, Namun demikian,


tidak ada cara yang terbaik untuk menentukan tema tetapi tergantung dari situasi
dan kondisi kelas, sekolah, guru, atau lingkungan sehingga prosedur
menentukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Menurut Tim Puskur dari Depertemen Pendidikan Nasional (2006)
menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, guru
mempelajari standar kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata
pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, guru
menentuka terlebih dahulu teme-teme mengikat keterpaduan, untuk menentukan
tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
Perbedaan antara cara pertama dan cara yang kedua terletak pada
penentuan tema. Cara yang pertama penentuan tema dilakukan setelah guru
melakukan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
indikator. Tema ditentukan setelah melihat keterhubungan antara kompetensi
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Sedangkan pada cara yang kedua guru menentukan tema terlebih dahulu
baru mencari keterhubungan antara tema dengan kompetensi dasar dengan
indikator dari berbagai mata pelajaran.
Apabila guru menentukan tema terlebih dahulu, giri bisa memilih tema dari:
a. Topik-topik dari kurikulum
b. Isu-isu
c. Masalah-masalah
d. Event-even khusus
e. Minat siswa
f. Literatur

Ada tiga model penetuan tema, yaitu:


1. Tema ditentukan oleh guru dan dikembangkan dalam sub-sub tema
2. Tema ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa
3. Tema ditentukan oleh siswa

3. Prinsip Pengembangan dan Pemilihan Tema


Menurut Tim Pusat Kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional dalam
menetapkan tema perlu memehatikan beberapa prinsip, yaitu:
a. Memerhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa.
b. Dari yang termudah menuju yang sulit.
c. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
d. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri
siswa.
e. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa,
termasuk minat dan kebutuhan.
4. Prosedur Pemetaan Tema

Pemetaan tema dilakukan untuk memeperoleh gambaran secara


menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

5. Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema


Pemetaan KD dan Indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan
sebagai berikut:
a. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Karena
pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang
diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan
mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
b. Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang
diajarkan di kelas 1-3.
c. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 1-3.
d. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam indikator.
UNIT V
HAKIKAT JARINGAN TEMA
1. pengertian jaringan tema
jaringan tema adalah salah satu kegiatan penting dalam pembelajaran tematik.
Jaringan tema adalah kegiatan ang menghubungkan kompetensi dasar dan indikator
dengan tema mempersatu (puskur balitbang Dep Dikdas, 2006). Sebelum membuat
jaringan tema, terlebih dulu harus diidentifikasi tema-tama yang akan digunakan dalam
pembelajaran tematik. Fungsi tema adalah untuk menghubungkan kompetensi dasar dan
indikator dari semua mata pelajaran yang diajar di kelas awal.
Oleh karena itu, dengan jaringan tema akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi
dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan
sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
2. langkah-lngkah membuat jaringan tema
a. Menentukan tema terlebih dahulu.
b. Mengidentifkasi kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
sesuai dengan tema.
c. Menghubungkan tema dengan kopetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata
pelajaran.
3. kriteri jaringan tema
Sebuah jaringan tema dapat dianggap baik jika memenuhi kriteri-kriteria tersebut
dian ataranya:
1. Simple. Jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan perencanaan
pembelajaran secara keseluruhan. Oleh Karena itu, jaringan tema dibuat
sessederhana mungkin dan tidak berbelit-belit dalam mengilustrasikan keterkaitan
antara tema dengan materi-materi yang terkait dengannya.
2. Sinkron. Pada dasarnya, jaringan tema terdiri dari dua komponen utama yaitu tema
pengikat dan materi-materi yang terkait dan bisa masuk kedalam cangkupannya.
Untuk menyusun jaringan tema yang baik, maka hal yang perlu diperhatikan
adalahsinkronisasi antara tema dengan materi-materi yang dijaring di dalamanya.
3. Logis. Selain sinkron, keterkaitan antara tema dengan materi yang diikat harus
logis.
4. Mudah dipahami. Jaringan tema yang baik adalah jaringan tema yang dapat
dipahami oleh semua orang. Dengan demikian, dapat menyusun dan
mengembangkan pembelajaran tematik dengan berpegangan pada jaringan tema
tersebut.
5. Terpadu. Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan subtansi yang ingin
disampaikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam pembuatan jaringan
tema, asas keterpaduan antara tema dan materi tidak bisa diabaikan. Pembuatan
jaringan tema diharapkan dapat menampilkan gambaran keterpaduan antara tema
dengan materi menjadi suatu bagian utuh yang akan dikembangkan menjadi
scenario pembelajaran tematik.
UNIT VI

RENCANA STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK


1. pengantar
Strategi pembelajaran diartikan sebagai rancangan, cara atau beberapa kegiatan
yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan secara khusus. Setiap strategoi
digunakan atas dasar asumsi bahwa dengan strategi pembelajaran tertentu praises belajar
mengajar lebih bergairah (aktif), lebih kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Sebagaiman telah disebutkan dalam unit sebelumnya bahwa pembelajaran tematik
berangkat dari tema tertentu, kemudia tema itu dielaborasi kepada berbagai asfek yang
saling berkaitan dengan mata pelajaran atau bidang studi tertentu, sehingga teme itu
membentuk suatu jaringan. Tema lingkungan yang terdapat di sekitar anak didik
minsalnya, terkait dengan berbagai masalah ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, humaniora maupun agama.
Dalam pembelajaran tematik masalah-masalah tersebut yang sebenarnya tersebar
dalam beberapa ilmu pengetahuan atau mata pelajaran diintegrasikan dalam suatu tema
dan dibahas dalam suatu unit pembelajaran, sehingga batas-batas ilmu atau mata pelajaran
dalam proses pembelajaran maupun materinya menjadi tipis, bahkan dapat dikatakan
hilang sama sekali.
2. prinsip-prinsip strategi pembelajaran tematik
a. Berorientasi pada tujuan
tujuan dalam sistem pembelajaran tematik merupakan arah yang harus dituju untuk
mencapai hasil. Segala daya upaya yang dilakukan semua pihak yang dalam pembelajaran
itu baik guru maupun harus selalu berorientasi pada tujuan. Dengan demikian, efektivitas
suatu strategi pembelajaran tematik ditentukan oleh tujuan yang bisa dicapai.
b. Aktivitas anak didik
banyak hal yang perlu dilakukan oleh seorang anak didik dalam belajar, baik
kegiatan bersifat fisik dan fsikis atau kolaborasi keduanya. Tujuannya adalah mendorong
terjadinya aktivitas yang secara langsung dapat diamati itu adalah aktivitas fisik, karena
hal demikian lebih mudah diukur.
c. Individualitas
kegiatan guru dalam kelas adalah mengajar, sedangkan mengajar adalah usaha
mengembangkan setiap individu anak didik agar secara fisik maupun fsikis terus
berkembang mencapai kesempurnaannya. Maka usaha-usaha pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang guru pada dasarnya adalah berorientasi pada perkembangan fisik
maupun psikis anak didik secara optmal.
d. Integritas
Aspek kepribadian anak didik terdiri dari aspek jasmani dan aspek rohani. Semua
aspek yang terdapat dalam pribadi anak haruslah dikembangkan secara terpadu untuk
mencapai hasil keharmonian perkembangan pisik dan psikis.
e. Interaktif
belajar dan pembelajaran pada hakikatnya adalah intraksi antara guru, anak didik
dan lingkungannya, baik yang bersifat material maupun sosial. Dalam intraksinya ini anak
didik memperoleh berbagai informasi, pengetahuan dan pengalaman, baik melalui
pancaindranya maupun proses merenung dan berfikir.
f. Inspiratif
dalam belajar maupun pembelajaran dimungkinkan terjadinya inspirasi. Proses
pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan anak didik
mendapat wawasan baru melalui kerja kreatif dan imajinatifnya.
g. Menyenangkan
proses dan pembelajaran bukanlah proses penjinakan, melainkan proses
mengembangkan kreativitas anak didik. Hal demikian hanya bisa dicapai bilamana anak
didik terbebas dari berbagai beban secara pisik maupun psikis. Beban disini adalah suatu
yang menekankan anak didik sehingga ia merasa terpaksa untuk menanggungnya.
h. Menantang
proses belajar dan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
dan hasil tertentu. Tujuan dan hasil belajar dan pengajaran akan semakin optimal dan
maksimal bilamana memberi tantangan untuk mengekplorasi kemampuan anak didik, dan
bukan merupakan ulangan atau sekedar memorizing terhadap pengetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki anak didik.
i. Memberi Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan anak didik untuk
bertindak dan melakukan sesuatu, karena adanya kebutuhan anak didik terhadap sesuatu
itu. Ketika kebutuhan anak didik meningkat, maka motivasinya turu meningkat. Dengan
motivasi yang tinggi memungkinkan tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Dengan demikian, pemilihan strategi pembelajaran tematik harus tetap berorientasi
pada karakteristik sebagaimana tersebut diatas agar setiap strategi pembelajaran tematik
yang dipilih dapat berdaya guna dalam mencapai hasil belajar yang maksimal dan optimal.
Anak didik menemukan banyak hal dalam lingkunganya yang perlu menjadi tujuan
pembelajaran minsalnya:
a) Berkomunikasi dengan orang lain, baik temannya, orang tuanya, tetangganya.
b) Mengelompokkan berbagai jenis: bintik garis, bidang, warna dan bentuk benda dua
dan tiga dimensi di alam sekitar.
c) Mengelompokkan berbagai ukuran: bentuk, garis, bidang, warna dan bentuk pada
benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar.
d) Menyebutkan alamat tempat tinggal.
e) Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
f) Dan masih banyak lagi..
3. Pemilihan Strategi Pembelajaran Tematik
Pemilihan strategi pembelajaran adalah paling tidak strategi itu disusun dan
didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran. Strategi yang disusun
menunjukkan efektivitas dalam membuat anak ddik mencapai tujuan pembelajaran seperti
yang telah ditetapkan.
Guru yang cermat dan kreatif akan mengelompok-kelompokkan intraksi anak
didik dengan lingkungannya itu sehingga menjadi kelompok bidang ilmu atau mata
pelajaran. Dengan demikian, maka guru dapat memilih strategi yang tepat untuk masing-
masing mata pelajaran yang akak disajikan, bahkan untuk masing-masing pokok persoalan
sesuai dengan kepentingannya.
4. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Pada dasarnya dalam merancang pembelajaran tematik seorang guru harus
memerhatikan faktor sebagaimana akan disebutkan dibawah ini:
a. waktu
Dalam pembelajaran tematik waktu memang sangat urgen. Pembelajaran tematik
memerlukan penyediaan waktu yang tidak sedikit. Setiap mata pelajaran telah mempunyai
waktu-waktu tertentu sebagaimana terpampang dalam program senester maupun program
tahunan. Seorang guru yang ingin merancang pembelajaran tematik menghitung semua
waktu yang tersedia untuk semua mata pelajaran (materi pokok) yang akan diintegrasikan.
b. urutan kegiatan pelajaran
dalam merancang pembelajaran tematik seorang guru hendanya memerhatikan
pula sistematika materi dan proses penyampaiannya. Suatu pokok bahasan dari suatu mata
pelajaran atau bidang studi mempunyai kaitan dengan pokok bahasan mata pelajaran atau
bidang studi yang lain. Pokok bahasan dalam ,ata pelajaran ilmu sosial tentunya
mempunyai kaitan dengan pokok bahasan dalam ilmu pengetahuan alam, demkian
seterusnya.
5. Metode Pembelajaran
Dalam menyajikan pembelajaran tematik diperlukan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materi. Beberapa bahan atau materi lebih cocok menggunakan
metode tertentu, sehingga dengan demikian penggunaan metode harus disesuikan dengan
materinya. Dengan mempertimbangkan bahwa pembelajaran tematik mehimpun secara
integrative berbagai macam materi mata pelajaran, maka pemilihan metode pun
seharusnya beragam sesuai dengan bahan yang diintegrasikan.
6. Media/ Bahan Pelajaran
Dengan media pembelajaran memudahkan pekerjaan seorang guru dalam
menyampaikan bahan pelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat
beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan, karakteristik bahan/materi dan
anak didik.guru yang merancang pembelajaran tematik dapat memilih salah satu atau
beberapa diantaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajarannya.
Dengan tersedianya media yang cukup dan sesuai memungkinkan proses
pembelajaran berlangsung dalam keadaan yang aktif dan menyenangkan, menghindar dari
verbalisme, bahkan dengan media yang beragam memungkinkan anak didik mengalami
proses dan bukan mengetahui tentang cerita proses pembelajaran.
UNIT VII
SILABUS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

A. Pendahuluan
Mahasiswa menyusun kesimpulan perbedaan diantara silabus pembelajaran
tematik dan non-tematik. Untuk memperkuat pemahaman mahasiswa tentang
silabus pembelajaran tematik, mahasiswa dan mahasiswi diminta praktik
menyusun silabus dikelas dan dilanjutkan dirumah.

B. Standar Kompetensi
Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami, merancang, dan melaksanakan
pembelajaran tematik.

C. Kompetensi Dasar
Merancang Pembelajaran Tematik di MI.

D. Indikator
Mahasiswa dan mahasiswi dapat menyusun silabus dalam pembelajaran tematik.

E. Waktu
100 menit.
F. Kegiatan pembelajaran

Langkah perkuliahan Metode Bahan


Kegiatan awal Ceramah
1. Dosen memulai
perkuliahan dengan
menjelaskan
pentingnya silabus
dalam pembelajaran
2. Dosen
menyampaikan
tujuan dan langkah-
langkah perkuliahan
3. Mahasiswa dan
mahasiswi
memperhatikan
langkah-langkah
perkuliahan yang
disampaikan oleh
dosen
Kegiatan inti Ceramah
1. Dosen menjelaskan
pengertian silabus
2. Dosen menjelaskan
komponen- Tugas membaca Buku teks
komponen dalam
pembelajaran Tanya jawab
tematik
3. Mahasiswa diminta Lembar kegiatan
membaca buku teks
dan mencermati
contoh silabus dalam
pembelajaran
tematik
4. Tanya jawab tentang
perbedaan silabus
pembelajaran
tematik dan non
tematik
5. Mahasiswa dan
mahasiswi
membentuk lima
kelompok terdiri dari Tugas kelompok
empat orang dan
menyusun silabus
kelas 1-3
6. Analisis tugas
Kegiatan penutup Ceramah Daftar kehadiran
1. Dosen memberi siswa
kesempatan kepada
mahasiswa dan
mahasiswi untuk
melakukan refleksi
mengenai model
pembelajaran
tematik
2. Memberikan tugas
tindak lanjut untuk
menyempurnakan
tugas dan
dikumpulkan minggu
depan
3. Dosen mengecek
kehadiran mahasiswa
dan mahasiswi

G. Uraian Materi
Pengembangan Silabus Dalam Pembelajaran Tematik
Silabus merupakan perencanaan dalam satu semester untuk memperkirakan atau
memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dalam pembelajaran selama
satu semester.menurut Mulyasa (2004: 74), perencanaan pembelajaran perlu dilakukan
oleh guru untuk mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran, seperti
kompetensi, indicator, materi, dan penilaian.
1. Apa perbedaan silabus dalam pembelajaran tematik dengan pembelajaran lainnya?
Silabus dalam pembelajaran tematik berbeda dengan pembelajaran non tematik.
Silabus pembelajaran tematik dikembangkan dengan menggabungkan berbagai
mata pelajaran di tingkat MI/SD yang dapat dibelajarkan melalui pembelajaran
tematik, yang terdiri atas :
a. Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan
b. Standar kompetensi
c. Kompetensi dasar
d. Indicator yang harus dikuasai siswa dan siswi
e. Tema pemersatu
f. Materi pokok yang mengacu pada suatu tema yang akan disajikan
g. Strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan
h. Alokasi waktu yang diperlukan
i. Bentuk penilaian

Langkah-langkah dalam merancang silabus pembelajaran tematik :


a. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dalam
setiap mata pelajaran
b. Menjabarkan SK dan KD semua mata pelajaran ke dalam indicator
c. Menetapkan tema pemersatu melalui pemetaan tema dan jaringan tema
d. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan
e. Menyusun silabus

Adapun format silabus dapat dikembangkan sebagaimana contoh berikut :


Mata SK KD Indikator Mater Kegiatan Wakt Sarana/ Penila
pelajaran i belajar u sumber ian
Pendidikan
kewarganeg
araan
Bahasa
indonesia
Matematika
IPA
IPS
SBK
Penjaskes
2. Komponen Silabus
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi lulusan (SKl), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
a. Identitas Tema
b. Identitas mata pelajaran
Yaitu semua mata pelajaran yang diajarkan .
c. Standar kompetensi
Standar kompetensi disesuaikan yang ada di dalam standar isi, dengan
memerhatikan :
- Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan
materi
- Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran
- Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
d. Kompetensi dasar
Berisi mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai
siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-
masing mata pelajaran yang akan dipadukan.
e. Indicator
Dalam mengembangkan indicator perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
- Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
- Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
- Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat
diamati.

Menurut tim MEDP (Madrasah Education Development Project) (2008:


85), criteria indicator adalah :
- Sesuai tingkat perkembangan berfikir peserta didik.
- Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
- Memerhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (lifeskills).
- Menunujukkan pencapaian hasil belajar peserta didik secara utuh (kognitif,
afektif, psikomotor).
- Memerhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
- Dapat diukur/dapat dikuantifikasi.
- Memerhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional.
- Berisi kata kerja operasional.
- Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).
f. Materi
Materi dalam silabus berfungsi sebagai paying dari setiap uraian materi yang
disajikan dalam pengalaman belajar mahasiswa.
Mengidentifikasi materi pokok dalam pembelajaran tematik sebaiknya
mempertimbangkan :
- Potensi peserta didik
- Relevansi dengan karakteristik daerah
- Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosi, social, dan spiritual peserta
didik.
- Kebermanfaatan bagi peserta didik
- Struktur keilmuan
- Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
- Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
- Alokasi waktu
g. Kegiatan Pembelajaran
Criteria mengembangkan pengalaman belajar sebagai berikut :
- Pengalaman belajar disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan
proses pembelajaran secara professional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
- Pengalaman belajar disusun berdasarkan satu tuntutan kompetensi dasar
secara utuh.
- Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
- Pengalaman belajar berpusat pada peserta didik (student centered).
- Materi/konten pengalaman belajar dapat berupa pengetahuan , sikap, dan
keterampilan.
- Perumusan pengalaman belajar harus jelas.
- Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting
- Pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spiral dan juga
memerlukan urutan pembelajaran yang terstruktur.
- Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal mengandung dua
unsure penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta
didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.

Dalam memilih kegiatan peserta didik mempertimbangkan hal sebagai berikut :


- Memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan, dibawah bimbingan guru.
- Mencerminkan cirri khas dalam pengembangan kemampuan mata
pelajaran.
- Disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, sumber belajar, dan sarana
yang tersedia.
- Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan,
berpasangan, kelompok, dan klasikal.
- Memerhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik.
h. Penilaian
Merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Criteria penilaian meliputi:
- Penulisan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan
dinilai sehingga memudahkan dalam pembuatan soal-soalnya
- Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indicator
- Penilaian menggunakan acuan criteria: yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah peserta didik mngikuti proses pembelajaran,
dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
- System yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan.
- Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa
program remidi.
- Peserta didik yang telah menguasai semua atau hamper semua kompetensi
dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
- Dalam system penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi
penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester
dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
- Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran.
- Penilaian berorientasi pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indicator.
i. Alokasi waktu
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang beragam.
j. Sumber belajar
Yaitu rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
H. Lembar kegiatan
1. Tujuan
Mahasiswa dan mahasiswi mampu secara berkelompok diminta menyusun
silabus pembelajaran tematik kelas 1-3
2. Langkah kegiatan
a. Mahasiswa dan mahasiswi secara berkelompok diminta menyusun silabus
pembelajaran tematik kelas 1-3
b. Setelah selesai menyusun silabus pembelajaran tematik, hasil karya
mahasiswa dipamerkan di dinding.
c. Mahasiswa dan mahasiswi diminta mencermati hasil kelompok lainnya dan
memberikan komentar dan masukan.
I. Lembar penilaian
1. Jenis penilaian
Jenis penilaian yang digunakan adalah tes dan portofolio
2. Bentuk penilaian
Bentuk tes yang digunakan adalah essay dan portofolio dalam bentuk tugas
kelompok.
3. Instrument penilaian
a. Tes
1) Apa yang dimaksud dengan silabus?
2) Apa perbedaan silabus pembelajaran tematik dengan non tematik?
3) Apa komponen silabus dalam pembelajaran tematik?
4) Bagaimana mengembangkan kegiatan pembelajaran tematik?
5) Sebutkan langkah-langkah dalam pembelajaran tematik?
b. Tugas kelompok
Mahasiswa dan mahasiswi secara berkelompok menyusun silabus
pembelajaran tematik.
4. Petunjuk penskoran
a. Rubric penilaian
1) Jika tugas yang ditentukan diselesaikan dengan tidak tuntas dan tidak
benar
2) Jika tugas yang ditentukan diselesaikan tidak tuntas tapibenar
3) Jika tugas yang ditentukan diselesaikan dengan tuntas tetapi sebagian
jawaban tidak benar
4) Jika tugas yang ditentukan diselesaikan dengan tuntas dan benar

Di kutip dari buku “Pembelajaran Tematik” yang ditulis oleh Dr. H. Abd. Kadir
dan Dr. Hj. Hanun Asrorah, M.Ag.

Anda mungkin juga menyukai