Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna
karena didalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep lain
yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak
pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran
sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar,
kreatifitas pengajar dan model pembelajaran yang digunakan sesuai berdasarkan
konteksnya. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut, juga dengan metode yang
relevan akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui
proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang
memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih
mudah mencapai target belajar.
Mengingat pentingnya relevansi suatu metode dalam kegiatan belajar
mengajar, dandemi menjaga keberlangsungan interaksi antara pengajar dan
peserta didik, dalam makalahini penulis mencoba untuk menguraikan metode
tematik dalam mengajar agar bisadiaplikasikan dalam praktisnya sesuai dengan
konteks, sehingga setidaknya kita bisamengetahui metode tematik dalam
pembelajaran dan kita bisa menentukan mana tema belajar yang signifikan
untuk suatu metode tematik yang berorientasi pada karakteristik pada peserta
didik itu sendiri, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara interaktif
dan optimal.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran tematik terpadu?
2. Apa saja model-model pembelajaran tematik ?
3. Bagaimana hakikat pembelajaran tematik?
4. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran tematik?
5. Bagaimana langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik?
6. Bagaimana langkah-langkah pengelolaan pembelajaran tematik terpadu?
7. Bagaimana langkah-langkah pemetaan tema dalam pembelajaran tematik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian pembelajaran tematik terpadu
2. Untuk mendeskripsikan model-model pembelajaran tematik
3. Untuk mendeskripsikan hakikat pembelajaran tematik
4. Untuk mendeskripsikan prinsip-prinsip pembelajaran tematik
5. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik
6. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu
7. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah pemetaan tema dalam pembelajaran
tematik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu
integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan
integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai
konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial.
Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam
pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di
Indonesia adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh
Fogarty (1990).

B. Model-model Pembelajaran Tematik


Pendekatan model pembelajaran tematik terpadu menekankan pada
keterkaitan (linkages) dan keterhubungan (relationship) antar berbagai
disiplin. Model Pembelajaran Tematik Terpadu itu sendiri setidaknya
ada sepuluh macam model, yaitu:
1. Model Terhubung (The Connected Model), adalah adanya upaya untuk
menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin
ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan materi satu dengan
materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan
tugas/ketrampilan yang lain.

3
2. Model Jaring Laba-Laba (The Webbed Model), Model pembelajaran ini
diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan
dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya
antar mata pelajaran.
3. Model Tematik Terpadu (The Integrated Model), Model
pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang
dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan
ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu
4. Model Sarang (The Nested Model), adalah model pemblajran terpadu
yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisasi, artinya
memadukan aspek kognitif, afektif dan pisikomotorik serta memadukan
keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
5. Model Penggalan (The Fragmented Model), adalah penyusunan
kurikulum tradisonal berdasrkan ilmu-ilmu yg berbeda dan terpisah.
Dalam kurikulum standar, mata pelajaran di ajarkan secara terpisah,
dengan tidak ada usaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikan.
6. Model Terurut (The Sequenced Model), adalah model pemblajaran
terpadu yang menekankan pada urutan kerena adanya persamaan-
persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda.
7. Model Irisan (The Shared Model), adalah model pemblajaran terpadu
yang mereupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran
yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya
menciptakan suatu focus pada konsef, keterampilan sertasikap.
8. Model Galur (The Threaded Model), adalah model bersambung atau
model integrasivyang memfocus pada matakurikulum yang merupakan
jantung dari semua pokok bahasan.
9. Model Celupan (The Immersed Model). Adalah model pemblajaran
terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa, dimana

4
mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman
mereka sendiri.
10. Model Jaringan Kerja (The Networked model). Adalah model
pemblajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam
mencari data, keterangan, atau lainya sehubung dengan mata pelajaran
yang disukainya atau diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber.

Dalam Model Tematik Terpadu, hanya ada tiga model


yang dikembangkan atau dikenalkan di sekolah maupun lembaga pendidikan
tenaga keguruan (LPTK) di Indonesia. Ketiga model tersebut adalah (1)
model keterhubungan (connected), (2) model jaring laba-laba (webbed) dan
(3) model kerpaduan (integrated).
a) Model Hubungan/terkait (connected model)
Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk
menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin
ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan materi satu dengan
materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan
tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep,
sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep
pokok dikembangkan secara terus menerus. Trianto 2007 dan Sukayati
mengemukan beberapa keunggulan dan kelemahan pemblajaran terpadu
tipe connected antara lain :
a. Siswa memproleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep
, sehingga transferpengetahuan akan sangat mudah kerena konsep-
konsep pokok di kembangkan terusmenerus. Kerena siswa dapat
mengintegrasikann ide-ide dalam inter bidang studi memungkinkan
siswa mengkaji, mengkonsep tualisasi, memperbaiki, serta

5
mengasimilasi ide-ide dalam memecahkahkan masalah. Dengan
adanya hubungan atau kaitan antara gagasan dalam suatu bidang
studi, siswa mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari
beberapa aspek tertentu mereka memplajari secara mendalam.
b. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus
menerus, sehingga terjadi proses internalisasi.
c. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup
sehingga lebih dapat dicerna oleh siswa.
d. Kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan didalam suatu bidang studi
memungkinkan siswa untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.
e. Pemblajaran terpadu model terbubung tidak menggunakan kurukulum
yang sedang berlaku
Kelemahan pemblajaran tipe connected antara lain:
a. Masih kelihatan terpisahnya inter bidang studi.
b. Tidak mendorong guru untuk berkerja secara tim, sehingga isi
pelajaran tetap terfocus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-
ide antara bidang studi.
c. Dalam memadukan ide-ide pada suatu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antara bidang studi menjadi
terabaikan.
b) Model Jaring laba-laba (webbed model)
Model pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema
ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan
memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar
siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan.
Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah
diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang

6
berbeda-beda. Kelebihan dan kekurangan dari model jarring laba-laba
(webeeed) seperti di kemukakan trianto (2007:44-45) antara lain:
a. penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk
belajar.
b. Lebih mudah dilakukan guru yang belum berpengalaman.
c. Memudahkan perencanaan.
d. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa.
e. Memberikan kemudahan bagi anak-anak didik dalam melihat
kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Kelemahan model jarring laba-laba antara l;ain:
a. Sulit dalam menyeleksi tema.
b. Cendrung untukmerumuskan tema yang dangkal.
c. Dalam pemblajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan
dari pada pengembangan konsep.
c) Model Terpadu (integrated model)
Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata
pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap,
dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan
guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan ketrampilan yang
memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran.
Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih
mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran.
Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu
di kurikulum 2013. Kelebihan pemblajaran terpadu antara lain:
a. materi pemblajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga
anak-anak dengan mudah memahami dan melakukannya.
b. siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubunga materipelajaran
dimata pelajaran yang yang satu dangan mata peajaran yang lainnya.

7
c. dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain
aspek kognitif.
d. pemblajaran terpadu mengakomudir jenis kecerdasan siswa
e. dengan pendekatan pemblajaran terpadu guru dapat dengan mudah
menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pemblajaran.
Kekurangan pemblajaran model terpadu antara lain:
a. Aspek guru, guru harus berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi
dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik
guru di tuntut untuk terus menggali innformasi ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan meteri yang akan diajarkan dan banyak
membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada
bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini pemblajaran terpadu
akan sulilt terwujud.
b. Aspek peserta didik, pemblajaran terpadu menuntut kemampuan
belajar peserta didik yang relative, baik dalam kemampuan akademik
maupun kreatifitasnya. Hal ini terjadi kerena model pemblajaran
terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai),
kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan
eksploratif dan elaborative (menemukan dan menggali). Bila kondisi
ini tidak dimiliki, maka penerapan model pemblajaran terpadu ini sulit
di laksanakan.
c. Aspek sarana dan sumber pemblajaran, pemblajaran terpadu
memerlukan bahan bacan atau sumber informasi yang cukup banyak
dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet, semua ini akan
menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila serana ini tidak dipenuhi maka penerapan pemblajaran
terpadu juga akan terhambat.

8
d. Aspek kurikulum, kurikulim harus luwes, beroreantasi pada
pencapayan ketuntasan pemahaman peserta didik ( bukan pada
pencapayan terget penyampayan materi). Guru perlu diberi
kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, dan penilayan
keberhasilan peserta didik
e. Aspek penilayan, pemblajaran terpadu membutuhkan cara penilayan
yang memyeluruh, yaitu menetapkan keberhasialan belajar speserta
didik dari beberapa bidang kajian terkait yang di padukan. dalam
kaitan ini, guru selain di tuntut untuk menyediakan Teknik dan
prosedur plaksanaan penilayan dan pengukuran yang kemprehensif,
juga di tuntut juga untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi
pelajran berasal dari guru yang berbeda.

C. Hakikat Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik mengubah cara belajar dari menunggu
diberitahu oleh guru menjadi mencari tahu di bawah bimbingan guru.
Pengorganisasian pembelajaran aktif akan menciptakan pembelajaran aktif
dan bermakna bagi siswa sehingga siswa memperoleh pemahaman secara utuh
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Keuntungan pembelajaran tematik
bagi peserta didik antara lain:
a. Lebih mudah memusatkan perhatiannya pada sebuah tema.
b. Dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar dalam sebuah tema.
c. Pembelajaran lebih berkesan dan mendalam.
d. Kompetensi dasar dikaitkan dengan pengalaman peserta didik, sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
e. Lebih bermanfaat karena materi berbasis tema yang jelas.
f. Pembelajaran lebih menggairahkan karena peserta didik mampu
berkomunikasi dengan kehidupan nyata, dan

9
g. Lebih efisien waktu, karena melalui satu tema dapat dipelajari beberapa
mata pelajaran sekaligus.

D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik


Prinsip dalam penggalian tema:
1. Tema tidak terlalu luas sehingga mudah untuk memadukan mata pelajaran.
2. Bermakna, sehingga bisa digunakan sebagai bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5. Mempertimbangkan peristiwa otentik (riil).
6. Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat.
7. Mempertimbang kan ketersediaan sumber belajar.

Sedangkan prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik adalah :


1. Guru tidak bersikap otoriter dan berperan sebagai single actor yang
mendominasi proses pembelajaran
2. Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan
mempertimbangkan kerja sama kelompok
3. Guru bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang muncul saat proses
pembelajaran yang di luar perencanaan;
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri
disamping penilaian lain. Penilaian yang digunakan adalah penilaian
otentik yang meliputi lima domain yaitu: konsep, proses, aplikasi,
kreativitas, dan sikap.

10
E. Langkah-langkah Penggunaan Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Tematik
Berikut adalah langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik
dalam pembelajran tematik.
1. Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming dan menghasilkan
kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat bersifat umum atau
khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan
wilayah yang cukup untuk penyelidikan.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah bimbingan guru mengidentifikasi topik
penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya
tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati,
membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar) dari sumber-
sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak langsung
misalnya buku, koran, atau sumber informasi publik yang lain.
3. Mengusulkan penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah
dikembang kan dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara
berpasang an / dalam kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil
temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan / menyajikannya di
depan kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan.
4. Mengambil Tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan
menyusun simpulan serta penerapan dari temuan-temuannya. Untuk
mengungkap pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi dapat
dilakukan melalui evaluasi.Penilaian pembelajaran tematik menggunakan
5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi; 4) Kreativitas

11
dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam penilaian
pembelajaran tematik integrative.

F. Langkah-langkah Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu.


Langkah-langkah mengelola pembelajaran tematik integrative diawali
dari menginventarisir tema dan dipilih dari tema yang paling sederhana, dekat
dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Setelah
penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan hubungan antar mata
pelajaran, kompetensi dasar dan indicator yang disatukan dalam sebuah tema.
Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik berisi informasi
tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu mempelajari
silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekaligus
penilaiannya. Proses tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
a. Menetapkan mata pelajaran
Semua mata pelajaran yang akan diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran
tersebut dipetakan atas kompetensi inti dan kompetensi dasar
b. Menetapkan KD dan indikator
Setelah melakukan penetapan mata pelajaran dan memetakan KI dan KD
maka guru perlu untuk menterjemahkan kompetensi dasar (KD) ke dalam
indikator. Indikator merupakan alat ukur yang akan digunakan oleh guru
dalam teknis pembelajaran.
c. Menginventarisir Tema
Beberapa mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indicator
akan diikat dengan tema. Tema merupakan media pemersatu agar
penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema sebaiknya tidak terlalu luas
tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan
menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih spesifik. Sub tema
tersebut kemudian dijabarkan dalam materi pembejaran.

12
G. Pemetaan Tema
Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
dan Indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang
dipilih. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasi-kan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada model pembelajaran ini guru
menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan
dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa-siswi memperoleh
pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang
berbeda-beda (Sukayati, 1998).
Sebagaimana Sukayati, Subroto (1998) menegaskan bahwa dalam
pembelajaran tematik yang juga disebut pembelajaran terpadu model terkait,
pelajaran dimulai dari suatu tema. Tema diramu dari kompetensi dasar dan
indikator dari beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep,
keterampilan atau kemampuan yang ingin dikembangkan dan didasarkan atas
situasi dan kondisi kelas, guru, madrasah dan lingkungan. Dengan demikian,
menurut Sukayati (2004) siswa-siswi mempunyai motivasi tinggi karena
pelajaran melalui tema ini akan memudahkan mereka dalam melihat
bagaimana berbagai kegiatan dan gagasan dapat saling terkait tanpa harus
melihat batas-batas pemisah beberapa mata pelajaran.
Pemetaan mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
indikator ke dalam tema merupakan dasar penyusunan matrik. Pemetaan bisa
dilakukan dengan menggunakan format berikut:
a. Menyusun Matrik
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar
dari beberapa mata pelajaran yang bisa disatukan dalam sebuah tema dalam
bentuk matriks. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara

13
tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan
tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
b. Menyusun kalender akademik
Kalender tematik dibuat setelah matrik Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang diikat dalam tema selesai dibuat. Kalender ini
sebagai panduan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang
berfungsi sebagai jadwal
c. Mempelajari Silabus
Mempelajari Silabus yang nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP
d. Menyusun Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan Permendiknas RI no 81 A bahwa RPP disusun dengan
komponen sebagai berikut :
1) Identitas sekolah (nama sekolah, tema, kelas/semester dan alokasi
waktu.
2) Kompetensi Inti (KI-1, 2, 3 dan 4).
3) Kompetensi Dasar.
4) Indikator Kompetensi.
5) Tujuan Pembelajaran (sesuai indikator).
6) Materi Pelajaran, yang dikemas dalam satu tema mencakup esensi
materi beberapa mata pelajaran.
7) Metode Pembelajaran, yang mampu memungkinkan kegiatan belajar
aktif dengan pendekatan Saintifik.
8) Langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
a) Pendahuluan(merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yangditujukan membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik agar siapmengikuti
proses pembelajaran);
b) Kegiatan inti(merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaranyang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

14
menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk
berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat
minat dan perkembanganfisik serta psikologis peserta didik).
Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi,elaborasi,
dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara
terpadu melaluikegiatan mengamati, menanya, mengolah,
menalar, menyajikan, menyimpulkan, danmembaca.
c) Kegiatan Penutup(merupakankegiatan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yangdilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian, refleksi, umpanbalik,
dan tindak lanjut berupa penugasan terstruktur dan atau
kegiatan mandiri tidakterstruktur, dan
d) Penilaian yang dilaksanakan selama proses dan sesudah
pembelajaran.
1. Prosedur pemetaan tema
pemetaan tema di lakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan semua standar kopotensi, kopotensi dasar dan indicator
dari berbagai mata pelajaran yang di padukan dalam tema yang di pilih.
Kegiata ini, menurut tim puskur departemen Pendidikan nasiaonal,
dapat dilakukan dengan:
a. Penjabaran standar kopetensi dan kopetensi dasar kedalam
setiap indicator
Melakukan kegiatan pemjabaran standar kopetensi dan
kopetensi dasardari setiap mata pelajaran kedalam indikator.
Dalam mengembangkan indicator perlu memperhatikan hal-hal
berikut :
1. Indicator dikembangkan sesuia dengan karakteristik
peserta didik.

15
2. Indicator dikembngkan sesui dengan karakteristik mata
pelajaran.
3. Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan dapat diamati.
b. Menentukan tema
Dalam menentukan tema depat dilakukan dengan dua cara
yakni:
Cara pertama, memplajari standarkopetensi dan kopetensi dasar
yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan
dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat
keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat
bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesui dengan
minat dan bakat kebutuhan anak.
c. Identifikasi dan analisis standar kopetensi, kopetensi dasar dan
indicator
Identifikasi dan analisis standar kopetensi, kopetensi dasar dan
indicator disesuiakan dengan setiap tema sehingga semua
standar kopetensi, kopetensi dasar dan indicator terbagi habis.

2. Pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalam tema


Pemetaan KD dan indicator kedalam tema dimulai dengan kegiatan
sebagai berikut:
a) Menetapkan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
Kerena pemblajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata
pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus
dimulai dengan pemtaan mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-
3.

16
b) Mengidentifikasi standar kopetensi dalam setiap mata pelajaran
yang diajarkan di kelas 1-3.
c) Mengidentifikasi kopetensi dasar setiap mata pelajaramn yang di
ajarkan di kelas 1-3
d) Menjabarkan kepetensi dasar kedalam indicator
e) Menjabarkan kopetensi dasar kedalam indicator. Penjabaran
kopetensi dasar kedalam indicator dapat menggunakan format
berikut :

Table penjabaran SK dan KD dalam indicator

Mata pelajaran SK KD Indikator

17
a. Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan standa rkopetensi,
kopetensi dasar, dan indicator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 1-3. Melakukan identifikasi dan analisi untuk setiap SK, KD dan
indicator harus cocok untuk setiap tema sehingga semua SK,KD dan
indicator terbagi habis, akan tetapi jika terdapat kopetensi yang tidak
tercakup pada tema tertentu tetap diajarkan melalui tema lain ataupun
disajikan secara tersendiri, artinya untuk SK,18 KD dan indicator yang
tidak dapat di padukan dengan mata pelajaran yang lain di sajikan secara
sendiri.

Table pemetaan keterhubungan KD dan indicator ke dalam tema

Mata SK KD indikator TEMA


Pelajaran Diri Hari Maulid transfortasi dst
sendiri libur nabi

18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Kelas / Semester : V (Lima) / 1
Tema : Makanan Sehat
Sub Tema 1 : Bagaimana Tubuh Mengolah Makanan?
Pembelajaran : 1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangga, dan negara.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan
perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menganalisis informasi yang 3.4.1 mengidentifikasikan kata kunci pada
disampaikan paparan iklan dari iklan media cetak
media cetak atau elektronik
4.4 Memeragakan kembali 4.4.1 melaporkan hasil pengamatannya
informasi yang disampaikan terhadap iklan media cetak dalam

19
paparan iklan dari media cetak bentuk peta pikiran
atau elektronik dengan bantuan
lisan, tulis, dan visual

IPA
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3. Menjelaskan organ pencernaan 3.3.1 menjelaskan organorgan pencernaan
dan fungsinya pada hewan dan hewan dan fungsinya
manusia serta cara memelihara
kesehatan organ pencernaan
manusia
4.3. Menyajikan karya tentang 4.3.1 menemukan informasi tentang organ-
konsep organ dan fungsi organ pencernaan hewan
pencernaan pada hewan atau
manusia

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Cermat dan Teliti

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mengamati gambar iklan yang disajikan, siswa mampu mengidentifikasikan
kata kunci pada iklan media cetak
 Menuliskan hasil pengamatan terhadap iklan media cetak dalam bentuk peta
pikiran, siswa mampu melaporkan hasil pengamatannya
 Mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan
informasi tentang organ-organ pencernaan hewan
 Berdiskusi dan mencari informasi dalam kelompok, siswa mampu
menjelaskan organ organ pencernaan hewan dan fungsinya

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Mengamati gambar iklan yang disajikan, siswa mampu mengidentifikasikan
kata kunci pada iklan media cetak
 Menuliskan hasil pengamatan terhadap iklan media cetak dalam bentuk peta
pikiran, siswa mampu melaporkan hasil pengamatannya

20
 Mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu memukan informasi
tentang organ-organ pencernaan hewan
 Berdiskusi dan mencari informasi dalam kelompok, siswa mampu
menjelaskan organ organ pencernaan hewan dan fungsinya

E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Tematik dan Saintifik
 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Guru dan Buku Siswa, Kelas V, Cetakan Ke-2 (Edisi Revisi), Tema 1
: Makanan Sehat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2017.
 Buku teks, buku bacaan tentang organ-organ pencernaan hewan,
gambargambar iklan dari media cetak, majalah, dan lingkungan sekitar.

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Peserta Alokasi
Kegiatan Kegiatan Guru
Didik Waktu
Pendahuluan  Guru mengucap salam  Peserta didik 15 menit
 Mengajak semua siswa menjawab salam
berdoa menurut dan  Untuk melatih rasa
keyakinan masing- percaya diri berdoa
masing dipimpin oleh peserta
 Melakukan komunikasi didik yang telah
tentang kehadiran ditunjuk guru
siswa  Peserta didik yang
 Guru menyiapkan fisik dipanggil namanya
dan psikis anak dalam mengangkat tangan
mengawali kegiatan  Peserta didik ikut
pembelajaran serta bermain ice
menyapa anak breaking(fisik dan
 Guru bertanya psikis anak)
mengenai materi  Peserta didik
sebelumnya dan memperhatikan guru
mengaitkan dengan mengulang kembali
materi yang akan pelajaran yang telah
diajarkan sekarang dipelajari sebelumnya
 Guru menyampaikan dan menjawab
tujuan pembelajaran pertanyaan yang
diberikan oleh guru

21
hari ini  Peserta didik
menyiapkan alat-alat
tulis
Inti Mengamati 180 menit
 Guru meminta peserta  Siswa membaca dan
didik untuk membaca mencermati dialog
dan mencermati dialog pembuka kegiatan
pembuka kegiatan pembelajaran, dengan
pembelajaran, dengan memberi penekanan
memberi penekanan pada kata sistem
pada kata sistem pencernaan.
pencernaan. (Mandiri :
menumbuhkan rasa  Peserta didik
ingin tahu) menjawab pertanyaan
dari guru dengan
 Guru memberikan mengangkat tangan
beberapa pertanyaan terlebih dahulu
pancingan kepada
peserta didik :  Peserta didik
menjawab pertanyaan
- Menurut kamu guru tentang
apakah sarapan itu lingkungan sekitar ,
penting? Mengapa? hewan–hewan yang
- Apa yang kamu sering mereka lihat di
ketahui tentang organ lingkungan sekitarnya
pencernaan?  Peserta didik
- Apakah organ menyimak diskusi
pencernaan itu kelas yang diimpin
penting bagi kita? oleh guru serta
Mengapa? mengamati dan
- Menurutmu, apakah mencermati gambar
organ pencernaan iklan yang disajikan.
yang kita miliki sama  Peserta didik
dengan yang dimiliki menuliskan dan
oleh hewan? mengemukakan hal-
Pertanyaan- hal yang mereka
pertanyaan tersebut temukan pada iklan,
di atas dimaksudkan dalam bentuk tabel.
untuk menstimulus  Peserta didik
rasa ingin tahu siswa menyimak apa yang
tentang topik yang telah disampaikan
akan didiskusikan. guru tentang tentang
(Mandiri : “kata kunci”. Peserta
menumbuhkan rasa didik dengan teman
ingin tahu) sebangkunya

22
 Guru meminta siswa berdiskusi dan
untuk mengingat menjawab beberapa
kembali hal-hal yang pertanyaan yang
mereka temukan di diajukan guru.
lingkungan sekitar  Peserta didik
mereka. “Coba mencermati teks
perhatikan lingkungan bacaan yang disajikan
sekitar kita, hewan– pada buku siswa
hewan apa saja yang tentang organ
sering kamu lihat di pencernaan hewan
lingkungan sekitarmu?” (sapi).
Mengamati  Peserta didik dengan
 Guru memimpin bimbingan guru
diskusi kelas dengan menggaris bawahi
mengaitkan kosakata baru yang
pembicaraan tentang mereka temukan
dialog sarapan yang dalam bacaan, dan
dibaca oleh siswa bersama-sama dalam
sebelumnya dengan diskusi kelas
gambar-gambar iklan membahas kosakata
yang disajikan di Buku baru tersebut.
Siswa.  Peserta didik
 Guru meminta peserta membuat catatan kecil
didik mengemukakan untuk membantu
hal-hal yang mereka mengingat kembali
temukan pada iklan, organ-organ
dalam bentuk tabel. pencernaan pada
Kegiatan ini merupakan hewan sapi.
kegiatan yang  Peserta didik
digunakan untuk melengkapi diagram
mencapai KD 3.4 yang disediakan
Bahasa Indonesia. dalam buku siswa
 Guru memberikan (kegiatan ini
penjelasan tentang digunakan untuk
“kata kunci”. Siswa mempermudah siswa
dengan teman dalam memahami
sebangkunya berdiskusi tentang organ-organ
untuk menjawab pencernaan hewan
beberapa pertanyaan  Peserta didik bersama
yang diajukan guru. dengan teman
(Gotong royong: sekelompok,
kerjasama, solidaritas, membaca kembali
saling menolong) teks informasi tentang
Mengamati organ pencernaan sapi

23
 Guru meminta peserta dan mencermati
didik untuk mencermati kembali diagram yang
teks bacaan yang mereka buat
disajikan pada buku sebelumnya.
siswa tentang organ  Peserta didik
pencernaan hewan menggambar poster
(sapi). (Kegiatan tentang organ
literasi) pencernaan sapi.
 Guru meminta peserta Peserta didik bersama
didik menggaris bawahi dengan
kosakata baru yang sekelompoknya
mereka temukan dalam memberi nama pada
bacaan, dan bersama- setiap organ
sama dalam diskusi pencernaan dan
kelas membahas menggambarkan
kosakata baru tersebut. perjalanan yang
terjadi pada makanan
 Guru menyarankan dengan menggunakan
kepada siswa untuk tanda panah.
membuat catatan kecil
untuk membantu siswa
mengingat kembali
organ-organ
pencernaan pada hewan
sapi.
 Guru meminta peserta
didik melengkapi
diagram yang
disediakan dalam buku
siswa (kegiatan ini
digunakan untuk
mempermudah siswa
dalam memahami
tentang organ-organ
pencernaan hewan (KD
IPA 3.3 dan 4.3).
(Mandiri : kerja keras,
kreatif, disiplin, rajin
belajar)
Pada kegiatan ini siswa
boleh menggunakan
informasi yang mereka
dapatkan dari teks
bacaan yang disajikan
di Buku Siswa.

24
Berkreasi
 Guru meminta peserta
didik bersama dengan
teman sekelompok,
membaca kembali teks
informasi tentang organ
pencernaan sapi dan
mencermati kembali
diagram yang mereka
buat sebelumnya.
 Guru meminta peserta
didik untuk
menggambar poster
tentang organ
pencernaan sapi
bersama dengan teman
sekelompoknya dan
memberi nama pada
setiap organ
pencernaan dan
menggambarkan
perjalanan yang terjadi
pada makanan dengan
menggunakan tanda
panah.
Kegiatan ini digunakan
untuk memberi
pemahaman kepada
siswa tentang organ-
organ pencernaan
hewan (KD IPA 3.3
dan 4.3). (Mandiri :
kerja keras, kreatif,
disiplin, rajin belajar)
Penutup  Guru bersama siswa  Peserta didik 15 menit
membuat kesimpulan / merespon dan
rangkuman hasil belajar bersama-sama
selama sehari membuat
kesimpulan/rangkuma
 Guru bertanya kepada
n hasil belajar selama
peserta didik tentang
sehari
materi yang telah
dipelajari (untuk  Peserta didik
mengetahui hasil merespon dan
ketercapaian materi) menjawab pertanyaan
yang telah diajukan

25
 Guru memberi oleh guru
kesempatan kepada  Untuk melatih
siswa untuk percaya diri berdoa
menyampaikan dipimpin oleh peserta
pendapatnya tentang didik yang telah
pembelajaran yang ditujuk guru
telah diikuti.
 Guu mengajak semua
siswa berdoa menurut
agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran)

H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap (Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin)
a. Disiplin
Aspek Sikap yang Dinilai
Menger Menge

Catatan
Tertib Bersera

Guru
Datang jakan Melaks mbalik
dalam gam
Tepat Tugas anakan an
Pembel Lengka
No Nama Siswa Waktu Tepat Piket Pinjam
ajaran p
Waktu an
Jumlah
SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB &
PB
1 Settiya Wati A
2 ........................
3 ………….……
4 ………….……
5 ………….……

b. Tanggung Jawab
Aspek Sikap yang Dinilai
Catatan
Guru

No Nama Siswa Menyel Melak Menge Memb Memb Memb Meny


esaikan sanaka rjakan eri uat erikan elesai
Tugas n Tugas Peme- La- Santun kan

26
Belajar Kebers PR cahan poran an Tugas
ihan Masal Sosial Belaja
ah r
Jumla
SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB h SB &
PB
1 Settiya Wati A
2 ........................
3 ………….……
4 ………….……
5 ………….……

c. Peduli
Aspek Sikap yang Dinilai
Ingin Memin

Catatan
Perhati Meraw jamka

Guru
Mem- Ta-hu Menje Melera
an at
bantu Kesu- nguk n i
kepada Ling-
No Nama Siswa Teman litan Teman Alat Teman
Teman kungan
Teman Belajar
Jumla
SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB h SB &
PB
1 Settiya Wati A
2 ........................
3 ………….……
4 ………….……
5 ………….……

d. Percaya Diri
Catatan

Aspek Sikap yang Dinilai


Guru

No Nama Siswa Berani Berani Berani Menya Mempe


Berani
Menco Berpen Memi m- rtahank

27
Tampil ba -dapat m-pin paikan an
Kritik Pendiri
an
Jumlah
SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB &
PB
1 Settiya Wati A
2 ........................
3 ………….……
4 ………….……
5 ………….……

2. Pengetahuan (Tes tertulis)


Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada
buku siswa.
Format Penilaian
Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2
No Nama Siswa Belum
Belum
Tercapai Tercapai Tercapai
Tercapai
() () ()
()
1 Settiya Wati A
2 .............................
3 …………….……
4 …………….……
5 …………….……

3. Membuat Poster Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia


Teknik Penilaian : Penugasan
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD IPA 3.3 dan 4.3

28
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
4 3 2 1
Pengetahuan Tepat dan Lengkap tetapi Tidak lengkap Tidak lengkap
tentang Organ lengkap dalam ada satu hal dan dua hal dan tidak tepat
Pencernaan memenuhi 3 yang tidak tepat tidak tepat
Hewan kriteria poster
(kelengkapan
organ,
ketepatan posisi
organ pada
gambar, dan
ketepatan arah
tanda panah
yang
menunjukkan
perjalanan
makanan)
Keterampilan Poster sangat Poster mudah Poster mudah Poster agak
dalam mudah dibaca dibaca dan dibaca tetapi sulit dibaca
Mengolah dan sangat mudah agak sulit dan dimengerti
Informasi mudah dimengerti dimengerti
dalam Bentuk dimengerti
Diagram
Sikap Kecermatan dan Kemandirian
Diisi dengan catatan khusus hasil pengamatan terhadap sikap siswa yang sangat
baik dan perlu pendampingan, sehingga dapat digunakan sebagai data dalam

29
rekapitulasi penilaian sikap

Catatan :
Rubrik digunakan sebagai pegangan guru dalam memberikan umpan balik
terhadap tugas membuat diagram sistem pencernaan hewan. Hasil dari
kegiatan ini tidak harus dimasukkan ke dalam buku nilai (sangat tergantung
pada kesiapan siswa). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai
kegiatan untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang organ
pencernaan pada hewan. Guru dapat melihat keberhasilan pembelajaran
tentang organ pencernaan dari hasil keseluruhan kelas secara umum.

Mengetahui Palangka Raya, Maret 2019


Kepala Sekolah, Guru kelas V

Settiya Wati Akhmad Kurnadi

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua
hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema
merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin
pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik terpadu,
tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.

B. Saran
Penulis berharap dengan adanya pembahasan tentang model penyajian
bahan ajar untuk pembelajaran tematik pada makalah ini dapat
menambahkan wawasan pembaca dan dapat berguna untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abd dan Asrohah, Hanun, 2014. Pembelajaran Tematik. Depok: Raja
Grafindo Persada

Majid, Abdul, 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rosda

32

Anda mungkin juga menyukai