Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran pada hakikatnya membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali,
dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Pembelajaran terpadu dapat
dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Pendekatan pembelajaran terpadu
merupakan salah satu implementasi kurikulum yang diaplikasikan pada jenjang Pendidikan.
Dalam bahasa inggris terpadu memakai kata “Integrated” berarti hasil dari beberapa perpaduan,
apapun bentuk yang dipadukan menghasilkan sebuah wajah baru. Pembelajaran terintegrasi
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa
aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya permaduan
itu diharapkan siswa mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna. (Damayanti, 2017).
Pembelajaran yang bermakna berarti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat
memahami konsep-konsep yang meraka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata (real)
yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran,
sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan karena pada
dasarnya setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di
masyarakat dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh
karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam
mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya
lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan (Widiastuti, 2019).
Prabowo dalam Suwangsih (2017) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai
suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: Berpusat pada siswa (Student Centered),
memberikan pengalaman langsung kepada anak, pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas,
menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran, bersifat luwes,
hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Suatu pembelajaran membutuhkan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
yakni model pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran terpadu menggabungkan berbagai
materi pelajaran dalam suatu topik tertentu, baik intra studi ataupun antar bidang studi sehingga
siswa dituntut untuk aktif dan menggali pengetahuannya sendiri. Siswa diarahkan untuk
memandang sebuah masalah dari sudut pandang yang berbeda, sehingga membuat pengetahuan
yang diperolehnya menjadi bermakna dan otentik (Rangkuti, dkk. 2021).
Fogarty, R (1991) memperkenalkan 10 model pembelajaran terpadu yaitu model terpisah
(fragmented), keterkaitan/keterhubungan (connected), berbentuk sarang (nested), dalam satu
rangkaian (sequenced), terbagi (shared), bentuk jaring laba- laba (webbed), dalam satu alur
(threaded), terpadu (integrated), tenggelam (immersed), membentuk jejaring (networked).
Sedangkan Suanah (2018) membagi model pembelajaran terpadu menjadi tiga tipe, yaitu tipe
pertama adalah pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu (fragmented, connected, nested),
tipe kedua adalah pembelajaran terpadu antar bidang studi (sequenced, shaved, webbed,
threaded, integrated), tipe ketiga adalah keterpaduan dalam factor siswanya (immersed,
networked). Berikut gambar 1.1. Model pembelajaran terintegrasi

Terkait dengan hal ini, Pemakalah akan focus membahas 3 model keterpaduan yaitu
model celluler, model nested dan model connected.
1.2 Rumusan Masalah
Dari Uraian di atas maka kami mengambil beberapa rumusan masalah yang akan dibahas
yaitu:
1. Bagaimanakah model pembelajaran Celluler?
2. Bagaimanakah model pembelajaran Nested?
3. Bagaimanakah model pembelajaran Connected?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah yang akan dibahas yaitu
1. Mampu mendeskripsikan model pembelajaran Celluler
2. Mampu mendeskripsikan model pembelajaran Nested
3. Mampu mendeskripsikan model pembelajaran Connected

1.4 Manfaat Penulisan


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada:
1. Guru IPA agar mampu memahami model pembelajaran terpadu IPA khususnya model
terpadu Celluler, Nested dan Connected.
2. Praktisi pendidikan agar dapat dijadikan bahan sumber informasi, perbandingan,
pendukung, ataupun sebagai rujukan yang dapat dimanfaatkan dalam berbai penelitian
terkait model pembelajaran terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.3 PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED


2.3.1 Pengertian Model Connected
Model connected ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep dapat
dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat menfokuskan sub-sub yang berkaitan.
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan
pada induk mata pelajaran tertentu. Model pembelajaran terpadu tipe connected atau
keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan,
topik, ide, kegiatan dalam suatu bidang studi. Model ini tidak melatih siswa untuk melihat suatu
fakta dari berbagai sudut pandang, karena dalam model ini keterkaitan materi hanya terbatas
pada satu bidang studi saja. Model ini menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling
berkaitan dalam satu bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan,
dengan sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu.
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan
untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan
tugas-tugas yang dilakukan dihari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester
dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran.
Berikut contoh gambar 2.1 Model IPA Terpadu Connected.

Pengembangan bahan ajar IPA menggunakan model IPA terpadu tipe connected maka
materi IPA (Kimia, Fisika dan Biologi) disusun secara terpisah. Tetapi terdapat sedikit
keterkaitan antar materi IPA. Ada kaitan sedikit antara kimia dan biologi, fisika dan kimia atau
fisika dan biologi.

2.3.2 Kelebihan Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan


Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran
secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah
karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus. Secara umum proses pembelajaran
sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumen talin
put,dan environ mental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka
sistem itu dapat digunakan.
1) Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan gambaran
yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
2) Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus sehingga terjadi
internalisasi.
3) Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan
memudahkan transfer atau pemindahan ideide tersebut dalam memecahkan masalah.
4) Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan didalam satu bidang studi, peserta didik
mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari
secara lebih mendalam.
5) Mengkaitkan sejumlah sasaran di dalam satu bidang memungkinkan peserta didik untuk
mengkonseptualisasikan kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

2.3.3. Kelemahan Model Pembelajaran Connected


Disamping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan
sebagai berikut:
1) Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi dari pelajaran tetap saja
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi atau mata
pelajaran
2) Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit kesulitan dalam
mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus.
3) Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam suatu mata
pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih
global dengan mata pelajaran lain.

2.3.4. Alur Langkah Model Connected


Dasna, dkk (2016) merancang pembelajaran terpadu Connected dengan alur langkah
sebagai berikut.

Tetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan

Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester


yang sama dalam setiap mata pelajaran

Pelajari hasil belajar dan indikator hasil belajar dalam


setiap mata pelajaran

Pilih dan tetapkan tema pemersatu

Buatlah pemetaan keterhubungan kompetensi dasar


mata pelajaran dengan tema pemersatu

Susun silabus pembelajaran dengan mengaitkan topik


dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran

Susun satuan pembelajaran terpadu

Gambar 2.2. Alur langkah perancangan pembelajaran terpadu connected


Kesimpulan
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, kelebihannya adalah peserta didik memperoleh
gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat
mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus namun terdapat juga
kelemahannya yaitu tidak dapat digunakan bagi siswa yang memiliki kemampuan yang rendah,
karena akan kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi
ide-ide secara terus menerus. Langkah pembelajaran model Connected yaitu dengan menetapkan
mata pelajaran yang akan dipadukan serta menmpelajari KD KD untuk setiap mata pelajaran dan
membuat indikator pencapaian hingga menyusun silabus pembelajaran terpadu.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, C. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terintegrasi Etnosains untuk


Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Journal Of Innovative
Science Education. Volume 6 (1). DOI 10.15294/jise.v6i1.17071
Dasna, I Wayan, dkk. 2016. Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif. Edisi 1.
Taggerang Sekatan: Universitas Terbuka.
Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate the Curricula. Skylight Publishing: USA.
Rangkuti, Siti Suhailah., Yanti Fitria dan Yeni Karneli. 2021. Pengaruh Model pembelejaran
sains Terintegrasi Matematika Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah. EKSAKTA (Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran IPA). Volume 6 (1).
Widiastuti, Ni Luh Gede Karang. 2019. Pendidikan Sains Terintegrasi Keterkaitan Konsep Ikatan
Kimia dengan Berbagai Bidang Ilmu. DOI: https://doi.org/10.46650/wa.10.2.777.%25p
http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyaaccarya/article/view/777/712.
Suanah. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu Connected untuk Meningkatkan
Pemahaman tentang FPB dan KPK dalam Pelajaran Matematika . Indonesian Journal of
Primary Education. Vol. 2, No. 2 (2018) 82-90 ISSN: 2597-4866.

Anda mungkin juga menyukai