Anda di halaman 1dari 103

BAB I

CONNECTED

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

secara sengaja m engaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun

antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh

pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelaj aran menjadi bermakna

bagi peserta didik.

Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu

tampak lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta

didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap

1
peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di

masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah.

Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal

peserta didik dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut

kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit

tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam

merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1)

fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7)

threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

Kesepuluh cara ini di klasifikasikan kedalam 3 jenis, yakni pengintegrasian

kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian kurikum beberapa disiplin

ilmu, dan pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu.

2
Di dalam makalah ini dibahas mengenai ke sepuluh model pembelajaran

terpadu yang merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan

konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain,

bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada

semester berikutnya dalam satu bidang studi.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)?

2. Apa saja Kelebihan Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)?

3. Apa saja Kekurangan Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)?

4. Bagaimana langkah-langkah sintaks Model Pembelajaran Keterhubungan?

5. Bagaimana contoh aplikasi model pembelajaran Keterhubungan (Connected) di SD?

3
1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)

2. Untuk mengetahui kelebihan Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)

3. Untuk mengetahui kekurangan Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)

4. Untuk mengetahui langkah-langkah sintaks Model Pembelajaran Keterhubungan

(Connected)

5. Untuk mengetahui contoh aplikasi Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)

di SD

4
2.1. Pengertian Model Keterhubungan (Connected)

Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam

setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep

dengan konsep dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat

memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.

Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut

Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject

area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a

skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s

ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected

5
adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan

antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan

selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang

dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.

Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu

mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep

ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke

satu tugas yang berikutnya.

Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar

untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.

Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus

kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi

serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi

6
mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan

sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan

kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.

Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja

diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik

dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang

dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna

ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.

2.2. Kelebihan Model Keterhubungan (Connected)

Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran

secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat

mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.

7
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor

masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian

halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan.

Raw input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang

pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru.

Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik

yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan

acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada

undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan

SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input,

lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana

8
prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin

Hidayat, 2009:18).Contoh:

· Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan

konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.

· Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang,

tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.

Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai

berikut : 1.Bagi Guru

a. Guru dapat melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg

digabungkan sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan

tersebut.

b. Guru dapat menghubungkan ide-ide dlm satu disiplin ilmu.

1.Bagi Siswa

9
a. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta

didik memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus

pada suatu aspek tertentu.

b. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus,

sehingga terjadilah proses internalisasi.

c. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi

peserta didik untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi

ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer

ide-ide dalam memecahkan masalah.

d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh

gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik

diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan

mengasimilasi gagasan secara bertahap.

10
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan model

keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah :

1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi,

peserta didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari

beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam

2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat

dicerna oleh peserta didik.

3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan

peserta didik untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan

secara bertahap

4. Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang

sedang berlaku.

11
2.3. Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)

Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai

kekurangan sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap

saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,

b. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan

keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

c. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum

menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

2. Bagi Siswa

a. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan

sedikit

12
kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi

ide-ide secara terus menerus.

b. Dalam mengolah suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa

kesulitan untuk memadukan topik-topik, konsep-konsep, maupun ide-ide dalam satu

mata pelajaran, walaupun guru sudah berusaha memadukannya sesuai dengan

karakteristik disiplin ilmu.

2.4 Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan

(Connected)

Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa

percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang

studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran

yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi

dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok

13
Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini

sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan

mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa

direduksi dari berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran

terpadu bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya

dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran.

1. Tahap Perencanaan :

a. menentukan tujuan pembelajaran umum

b. menentukan tujuan pembelajaran khusus

2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :

a. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa (materi prasyarat)

14
b. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa

c. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan

d. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan

e. menyampaikan pertanyaan kunci

3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :

a. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa

kelompok

b. kegiatan proses

c. kegiatan pencatatan data

d. diskusi secara klasikal

4. Evaluasi, meliputi :

a. evaluasi proses , berupa :

· ketepatan hasil pengamatan

15
· ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan

· ketepatan siswa saat menganalisis data

b. evaluasi produk :

· penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.

· evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat

ukur.

16
3.1 Kesimpulan

Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas

tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat

dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi. pembelajaran

terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan. kaitan dalam mdel

connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan

kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan

pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu

pembelajaran,selain itu proses pembelajaran terpadu model connected akan

memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan

bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan

pembelajaran selanjutnya.

17
3.2. Saran

Dari kesimpulan diatas penulis menyarankan agar guru, melaksanakan

pembelajaran terpadu dalam berbagai mata pelajaran baik di kelas rendah maupun di

kelas tinggi. Model pembelajaran Connected ini sangat cocok sebagai langkah awal

belajar menggunakan Pembelajaran Terpadu dalam pembelajaran di kelas.

18
BAB II
WEBBED

1.1 Defenisi Model Webbed


Model Webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi displin
ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Fogarty, 1991).
Menurut Padmono, Trianto (2014:41) menyatakan Pembelajaran terpadu
model webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Denga
demikian pengembangan model ini diawali dengan mengambil suatu tema tertentu.
Tema ini ditentukan guru bersama siswa maupun guru lain. Dari tema ini
dikembangkan menjadi sub-sub tema dengan memperhatikan kaitan antar bidang
studi. Tema sentral dapat diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik dan
menantang kehidupan siswa untuk memicu minat belajar siswa, cakupannya harus luas
dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut.
Jadi dapat disimpulkan, Model jaring laba- laba (Webbed) adalah model
Pembelajaran Terpadu yang implementasinya menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema-tema tertentu.
Misalnya, Lingkungan. Tema bisa ditentukan dengan negosiasi antara guru dengan

19
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati,
kemudian dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitan dengan
bidang-bidang studi lainnya. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar
yang dilakukan oleh siswa. Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi
melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran.
Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema
tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam
hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata p

Model webbed ini menekankan pada penerapan konsep belajar sambil


melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang berkesan agar belajar siswa lebih bermakna.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan
proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu dengan penerapan pembelajaran terpadu
model webbed yang menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar, akan sangat
membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat
segala sesuatu dengan satu kesatuan (holistic).

20
1.1.1 Karakteristik Model Pembelajaran Webbed
Model pembelajaran webbed memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1. Berpusat pada siswa: Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator yaitu dengan menberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untuk melakuakan aktivitas belajar.
2. Memberi pengalaman langsung: Dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas: Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran: Menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara
utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sehari-hari.

21
5. Bersifat Fleksibel: Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka
berada

1.2 Langkah- Langkah Pembelajaran


Langkah-langkah pembelajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan
Model Jaring Laba-laba (Webbed ) :
1. Menentukan tema (bisa diperoleh dari hasil diskusi antar guru, diskusi dengan
peserta didik atau berdasarkan ketetapan sekolah atau ketentuan yang lain).
Tema ditulis di bagian tengah jaring.
2. Menentukan tujuan/kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat
dicapai melalui tema yang dipilih. Misalnya, apabila tema cuaca yang dipilih,
maka guru perlu memikirkan apa yang dapat membantu peserta didik dalam
tema tersebut untuk memahami konsep-konsep yang ada. Kompetensi Dasar
ini bisa diletakkan/ditulis di jaring-jaring tema sesuai mata pelajaran yang
ditentukan.

22
3. Memilih kegiatan awal untuk memperkenalkan tema secara keseluruhan. Hal
ini dilakukan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal yang akan
meningkatkan rasa ingin tahu mereka sehingga peserta didik terdorong untuk
mengajukan banyak pertanyaan terhadap materi yang sedang dibahas. Kegiatan
awal yang dapat dilakukan, misalnya guru membacakan buku tentang cuaca
atau mengajak peserta didik untuk menonton film tentang cuaca.
4. Mendesain pembelajaran dan kegiatan yang dapat mengkaitkan tema dengan
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang ingin dicapai. Contoh
kegiatan sepertipeserta didik ditugaskan untuk mengamati cuaca selama satu
minggu, setiap hari peserta didik mengambil gambar yang sudah disiapkan
sesuai dengan keadaan cuaca misalnya cuaca mendung, cerah atau berawan.
Setelah satu minggu berjalan, peserta didik menghitungnya dan mengambil
kesimpulan tentang cuaca dari data yang ada.
5. Menghubungkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar peserta didik dapat
melihat dari berbagai aspek sehingga memperoleh pemahaman yang baik.
6. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya, mendatangkan nara sumber untuk
memberi informasi tentang cuaca atau melihat papan pajangan hasil pekerjaan

23
peserta didik untuk dibahas bersama. Di bawah ini disajikan contoh pajangan
hasil karya peserta didik pada tema cuaca.

1.3 Keunggulan Model Webbed


Keunggulan model Jaring Laba-laba antara lain faktor motivasi berkembang
karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat peserta didik. Mereka
dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan dan ide yang berbeda dapat saling
berhubungan dan memiliki kemudahan untuk lintas semester. Keuntungan pendekatan
jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai
hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa
juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat
siswa. Kelebihan Model Webbed antara lain :
1. Adanya faktor motivasi yang dihasilkan dari penyeleksi tema yang diminati.
2. Model webbed atau jaring laba-laba relative lebih mudah dilakukan guru yang
belum berpengalaman mengajar.

3. Model ini memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema


kesemua bidang isi pelajaran.

24
4. Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling
terikat.

5. Siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide
yang berbeda dapat saling berhubungan

1.4 Kelemahan Model Webbed

Kelemahan model ini antara lain kecenderungan untuk mengambil tema sangat
dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi peserta didik. Selain itu seringkali guru
terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada
keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran. Model Jaring
Laba-laba ini menggunakan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan beberapa
pelajaran. Tema yang ditetapkan memberi kesempatan kepada guru untuk menemukan
konsep, keterampilan atau sikap yang akan diintegrasikan. Adapun Kelemahan lainnya
antara lain:
1. Langkah yang sulit dalam pembeajaran terpadu model webbed adalah
menyeleksi tema.

25
2. Adanya kecenderungan dalam merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga
hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga
kurang bermanfaat bagi siswa.

3. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan, dari pada pengembangan
konsep.

4. Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi


pelajaran.

IPA26
BINA
IPS

TEMA

MTK SBDP

Gambar 1. Model Jaring (webbed)

REFERENSI

27
Prof. Dr. Suyonom M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. 2017. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Dr. Rusman, M.Pd. 2012. Model- Model Pembelajaran. Jakarta. PT. Rajagrapindo Persada.

BAB III

MODEL INTEGRATED

28
1.1 Pengertian Model Integrated

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan


pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna pada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami (Hernawan, 2011: 1.5). Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak
pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin dalam
Hernawan, 2011: 1.5).

Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
(1) suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran
yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan
perkembangan anak, (2) suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara serempak (simultan), dan (3) merakit atau menghubungkan
sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa
akan belajar dengan lebih baik dan bermakna (Hernawan, 2011: 1.5).

Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang


kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu
(William dalam Sa’ud, dkk., 2006: 5). Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan

29
yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.

Dari beberapa kutipan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah


suatu pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa dalam belajar sehingga
membuat anak aktif terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran
terpadu anak akan memahami konsep-konsep yang dipelajari itu melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami untuk
memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa.

30
Gambar 1 model integrated
A. Karakteristik Model Pembelajaran Integrated
Penerapan pembelajaran terpadu disekolah dasar bisa disebut sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Menurut Depdikbud (dalam Trianto,
2011: 61), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau ciri-ciri yaitu, holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Sedangkan
menurut Hernawan (2011: 1.7) sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) memberikan
pengalaman langsung pada siswa (direct experiences), (3) pemisahan antara mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang studi

31
dalam suatu proses pembelajaran, (5) bersifat luwes (fleksibel), dan (6) hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Sedangkan menurut Kunandar (dalam http://edukasi. kompasiana.com: 2007)


karakteristik pembelajaran terpadu sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada
anak, (2) belajar melalui proses pengalaman langsung, (3) sarat dengan muatan saling
keterkaitan, sehingga batasan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) lebih
menekankan kebermaknaan dan pembentukan pemahaman, dan (5) lebih
mengutamakan proses daripada hasil.

Selanjutnya karakteristik pembelajaran menurut Karli dalam Shalih


(http://elshalih.blogspot.com: 2003) pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, yaitu: (1) berpusat pada anak (studend center), (2) memberi pengalaman
langsung pada anak, (3) pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas, (4)
menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran, (5)
bersifat luwes, (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak, (7) holistik, (8) bermakna, (9) otentik, dan (10) aktif.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu adalah


pembelajaran yang holistik, bermakna, otentik, aktif, berpusat pada anak. Dengan
demikian pembelajaran terpadu melibatkan siswa langsung dalam proses
pembelajarannya karena pembelajaran yang diperoleh merupakan pengalaman
langsung oleh siswa.

1.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Integrated

32
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap
yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (Prabowo dalam Trianto, 2011:
63). Langkah-langkah pembelajaran terpadu bersifat luwes dan fleksibel artinya
sintaks dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasikan dari berbagai model
pembelajaran yang dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi. Sedangkan
menurut Hadisubroto (Trianto, 2011: 63 ), dalam merancang pembelajaran setidaknya
ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu menentukan tujuan, menentukan materi
atau media, menyusun skenario pembelajaran, dan menentukan evaluasi.

Trianto (2011: 64-65) berpendapat bahwa dalam merancang pembelajaran terpadu


terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1. Tahap Perencanaan Pembelajaran

a) Menentukan materi pelajaran dan jenis keterampilan yang akan dipadukan.


Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini.

b) Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.


Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan subketerampilan yang dapat
diintegrasikan dalam suatu pembelajaran.

c) Menentukan subketerampilan yang dipadukan.

33
Secara umum keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisasi, yang masing-masing
terdiri dari sub-sub keterampilan.

d) Merumuskan indikator hasil belajar.

Berdasarkan kompetensi dasar dan subketerampilan yang telah dipilih dirumuskan


indikator. Setiap indikator dirumuskan menurut kaidah penulisan yang meliputi,
audience, behaviour, condition, dan degree.

e) Menentukan langkah-langkah pembelajaran.

Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap


subketerampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan Trianto (2011: 65) mengemukakan prinsip-prinsip utama dalam


pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:

a) Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pebelajar sendiri.

b) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.

34
c) Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.

3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011:
66), hendaknya meperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu yaitu:

a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi diri di samping bentuk


evaluasi lain.

b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar, kriteria
keberhasilan, dan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

Langkah-langkah pembelajaran terpadu meliputi tiga tahap, yaitu (1) Tahap


perencanaan pembelajaran, yaitu menentukan jenis materi dan jenis keterampilan yang
akan dipadukan, menentukan kompetensi dasar, indikator dan hasil belajar, (2)
Pelaksanaan, yaitu pengelolaan kelas, kegiatan proses, kegiatan pencatatan data, serta
diskusi, dan (3) Tahap evaluasi, yaitu evaluasi proses, hasil dan psikomotor.

1.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Integrated

Model integrated juga memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:

a. Kelebihan

35
1. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan
diantara berbagai materi atau bahan ajar
2. Memungkinkan pemahaman antar bahan ajar dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian
3. Mampu membangun motivasi
4. Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan
memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan
ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimansi,
sehingga pembelajaran semakin diperkaya dan berkembang
5. Satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa menjadi kaya
akan pengetahuan dari apa yang telah diajarkan guru melalui model
integrated
6. Tipe terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang
penting dalam satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk
bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini guru tidak perlu mengulang kembali
materi yang tumpang tindih sehingga tercapailah efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.

b. Kelemahan

1. Model ini sangat sulit diterapkan secara penuh

36
2. Model ini membutuhkan guru yang terampil, percaya diri dan menguasai
konsep, sikap, dan keterampilan yang memadai
3. Model ini menghendaki tim antar mata pelajaran atau antar materi bahan ajar
yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam menyusun perencanaan maupun
pelaksanaan.
4. Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya
maupun pelaksanaannya
5. Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing
bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam

REFRENSI

Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine,
Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara

37
BAB IV
MODEL NESTED
1.1 Pengertian Model Nested

Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target


utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan
keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan

38
psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini
masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada kemudian dilengkapi dengan
aspek keterampilan lain. model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain
menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi
suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan
tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-
konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur

Pembelajaran terpadu model Nested adalah model pembelajaran yang


mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan
fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh
seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian
materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi
keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill), dan
keterampilan mengorganisasi (organizing skill) Fogarty (1991: 23).

Menurut Udin Syaefudin Sa’ud model Nested merupakan pemaduan berbagai


bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
Misalnya pada satuan jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran

39
pada pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran
pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis,
menentukan cirri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan
menulis puisi

Gambar model Nested

1.2 Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested (Tersarang)

40
Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu

a. Holistic

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena


dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif
dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan
mereka.

b. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan
di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan
dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.

c. Otentik

41
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara
langsung.Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru.Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi
lebih otentik.Misalnya, hokum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan
eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang
siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan
bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin
untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik


secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa
sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

Sedangkan menurut Trianto, Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan


untuk sebuah kegiatan awal. Seperti yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis

42
mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking
skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan
matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thingking skill) dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill) (2012: 45).

1.3 Langkah – langkah model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan


(nested)
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)
mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi
tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1) Tahap Perencanaan
a Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang
diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt
dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata
pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengorganisir.
b Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

43
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-
masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1)
keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
d Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih
dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan
berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi;
audience, baehaviour, condition dan degree.
e Menentukan langkah-langkah pembelajaran

Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub
keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu,
meliputi :

a Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pelajar mandiri

44
b Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok

c Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah


pembelajaran, menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang
cocok untuk suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka
dipadukan beberapa model pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami
model-model pebelajaran terpadu dengan baik.

3) Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping
bentuk evaluasi lainnya
b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

45
1.4 Kelebihan model pembelajaran berbentuk sarang/kumpoulan (Nested)
kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga
aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran
mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran
satu mata pelajaran.
b. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi
pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga
tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum
secara luas.

Kelemahan model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)


Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara
tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek
keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama

46
pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada
keterampilan. Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan
dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa
jika pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati-hati.Prioritas konseptual dari latihan
mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas
belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru
yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan kooperatif dalam
latihan-latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara
menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan pengalaman
belajar secara keseluruhan.

47
Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine,
Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara

48
BAB V
FRAGMENTED

1.1 Defenisi Model Fragmented


Model fragmented Yaitu model pembelajaran tradisional yang terpisah secara
mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit masing-masing
mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus tercapai ketika satu satuan waktu telah
ditempuh, misalnya pada satu catur wulan. Keterpaduan pada model fragmented
terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran
yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep,
pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai.
Pada umumnya meliputi empat bidang akademis besar yaitu: Matematika,
Sains, Bahasa, dan Ilmu Sosial. Pengelompokkan yang lain dari disiplin tersebut
menggunakan kategori Ilmu Sastra, Sains, Sosial, dan Seni Murni. Dalam kurikulum

49
standar, bidang studi ini diajarkan secara sendiri – sendiri, tidak ada usaha untuk
menghubungkan atau memadukannya. Setiap bidang studi tampak sebagai suatu
kesatuan dalam bidang studi itu sendiri. Ketika mungkin terdapat tumpang tindih
dalam ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya adalah implisit, tidak
eksplisit, yang didekati melalui kurikulum (Forgaty, 1991).
Model pembelajaran Fragmented merupakan model yang sama dengan
pembelajaran tradisional yang memisah- misahka pelajaran ilmu atas beberapa mata
pelajaran. Seperti mata pelajaran ilmu kimia, fisika, biologi (dalam IPA) dan sejarah,
geografi, ekonomi ( dalam IPS). Model ini mengajarkan ilmu- ilmu tersebut secara
terpisah- pisah tanpa danya usaha mengkaitkan atau memadukan. Pelaksanaan
pembelajar fragmented ini kita jumpai pada saat kita menggunakan Kurikulum 1975,
di mana pada saat itu pembelajaran di SD mata pelajaran yng diberikan dari mulai
Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 semuanya terpisah- pisah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Model Fragmented adalah suatu pembelajaran


tematik terpadu yang memisahkan- misahkan mata pelajaran dalam satu konsep ilmu
pengetahuan. Misalnya Mata pelajaran IPA yang terdiri dari Fisika, Matematika, kimia
atau mata pelajaran IPS yang terdiri dari Sejarah, ekonomi, Psikologi, geografi,

50
sosiologi. Yang dipisah- pisahkan dalam satu konsep atau payung mata pelajaran
tersebut.

1.2 Langkah- Langkah Model Fragmented

Sementara itu, menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran


terpadu dan model penggalan (Fragmented) adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan

a. Menentukan Kompetensi Dasar

b. Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran


2. Langkah-Langkah yang ditempuh guru

a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik.


(materi prasyarat
b. Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik
c. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.

51
e. Menyampaikan pertanyaan kunci.
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi

a. Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa


kelompok.
b. Kegiatan proses.
c. Kegiatan pencatatan data.
d. Diskusi secara klasikal
4. Tahap Evaluasi, meliputi :

a. Evaluasi Proses, berupa :


- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan
- Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.
b. Evaluasi Produk
- Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai
dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi Psikomotor

52
- Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat
ukur

1.3 Manfaat Model Fragmented

Model fragmented ini bermanfaat untuk kelas yang besar dengan populasi
yang luas di mana variasi perkualiahan memberikan spektrum subjek yang dapat
memenuhi minat – minat khusus. Model ini paling tepat diterapkan di tingkat
universitas yang mana mengambil jalur studi khusus yang memerlukan pengetahuan
tinggi untuk penginstruksian, pendampingan, pelatihan, dan kerja sama. Model ini
juga bermanfaat bagi guru, yang dapat membuat persiapan dengan lebih terfokus. Juga
merupakan model yang baik bagi guru yang ingin membuat prioritas kurikuler.

1.4 Aplikasi Model ”Fragmented” pada Pembelajaran


Adapun aplikasi yang diterapkan seorang guru pada model pembelajaran fragmented
antara lain, sebagai berikut:
1. Seorang guru Bahasa akan menugaskan muridnya untuk menonoton berita sebagai
pekerjaan rumah. Lalu murid akan lebih mengenal alur dari berita tersebut dan
berkonsentrasi dengan baik pada saat mendengarkan berita tersebut.

53
2. Guru Matematika akan melakukan permulaan pembelajaran dengan teorema-
teorema agar murid dapat menguasai suatu bab dengan baik.
3. Guru IPS akan mendaftarkan topik-topik terkini yang terjadi pada masyarakat
yang akan membantu siswa dalam penelitiannya.
4. Seorang guru IPA akan menugaskan siswa untuk membaca sistem periodik unsur
pada satu minggu agar siswa dapat menggali lebih dalam pada bab ini.

1.5 Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu ”Fragmanted”

2. kemurnian suatu disiplin ilmu sangat tampak.


3. Guru menyiapkan pembelajaran sebagai seorang ahli dalam bidangnya yang
menggali bidang studi secara luas dan mendalam.
4. Model tradisional ini memberikan wawasan yang jelas untuk setiap disiplin.
Guru dapat dengan mudah menentukan prioritas dari bidang – bidang studinya.
5. Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
Sehingga akan ada kepercayaan dari murid kepada guru bahwa ia adalah
seseorang yang ahli pada bidangnya.

Kekurangan model pembelajaran terpadu “fragmanted”

54
1. Pelajar kehilangan sumber-sumbernya sendiri untuk membuat hubungan atau
memadukan konsep – konsep yang mirip sehingga siswa dibiarkan dengan
sumbernya sendiri untuk membuat koneksi atau mengintegrasikan konsep –
konsep yang serupa. Selain itu, konsep – konsep, keterampilan – keterampilan,
tidak diperjelas bagi pelajar dan transfer of learning pada situasi yang baru
hampir tidak terjadi.
2. Membiarkan siswa tanpa kendali dalam membuat hubungan baik inter dan antar
disiplin ilmu dalam mencari beberapa penelitian akhir dalam transfer belajar
yang lebih jelas.
3. Siswa dengan mudah terjebak dalam timbunan tugas yang tiada akhir meskipun
setiap guru memberi jumlah tugas yang rasional akan tetapi feel komulatitifnya
akan berlimpah bagi siswa

Bentuk model pembelajaran fragmented dapat dilukiskan pada gambar


berikut:

55
Gambar 1. Model Fragmented

REFERENSI

56
Prof. Dr. Suyonom M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. 2017. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Dr. Rusman, M.Pd. 2012. Model- Model Pembelajaran. Jakarta. PT. Rajagrapindo Persada.

Nurdin, A. (2012) pembelajaran terpadu model fragmented. Tersedia Online:


http:/ahmadnurdin.com/2012/06/ pembelajaran-terpadu -model –fragmented.html

BAB VI
SQUANCED
1.1. PENGERTIAN MODEL SQUANCED

57
Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau
(3) rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model
urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat
mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu
sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan dapat diurutkan sehingga isi materi
pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan topik
yang akan diajarkan, kegiatan masing-masing displin ilmu ini dapat saling
meningkatkan satu sama lain. Pada intinya, satu subjek mengusung yang lainnya dan
sebaliknya.
Model Sequenced merupakan model paduan topik- topik antar mata pelajaran
yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, pembahasannya
secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan pembelajarannya pada
lokasi jam yang sama. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang ditempuh
dengan cara mengajarkan yang secara material memiliki kesamaan materi dan
keterkaitan antara keduanya. Keterpaduan ini ditempuh dalam upaya untuk
mengutuhkan atau menyatukan materi- materi yang bercirikan sama dan terkait agar
lebih menyeluruh dan utuh. Dengan demikian, siswa mudah menerima, memahami,
menyimpan dan memproduksi sserta menghayati makna yang terkandung dalam dua

58
mata pelajaran tersebut. Penerapan model ini secara metodologis lebih praktis dan
hemat. Untuk itu, penggabungan dalam penyampaian materi dapat ditempuh dengan
cara mengatur sedemikian rupa waktu, materi secara bertahap. Bentuk model
sequenced sebagaimana gambar berikut:

59
Gambar 2: Bentuk Sequenced

Model sequenced adalah salah satu dari lima model pembelajaran terpadu di
dalam lintas beberapa mata pelajaran yang paling sederhana. Kelima model ini
disusun dari yang agak sederhana hingga yang rumit dalam lebih dari satu mata
pelajaran. Kelima model itu ialah (1) model sequenced seperti yang akan kita bahas,
(2) model shared, (3) model webbed (4) model threaded, dan (5) model integrated.
MODEL SEQUENCED adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan
pada urutan karena adanya persamaan – persamaan konsep, walaupun mata
pelajarannya berbeda. Dalam hal ini model Sequence membelajarkan beberapa konsep
yang hampir sama diajarkan secara bersamaan (konsepnya), sementara salah satu
konsep tersebut tetap diajarkan secara terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara
mengatur ulang beberapa topik dan diurutkan agar dapat serupa satu sama lain.
Guru dan partner mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda
guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya.
Pada model ini kedua disiplin tetap murni. Penekanan khusus tetap pada domain
bidang study, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait.
Misalnya: seorang guru bahasa Indonesia membahas tentang novel berlatar belakang

60
sejarah perjuangan yang menggambarkan suatu masa di jaman lampau, sementara
guru sejarah juga mengajarkan masa perjuangan yang sama di zaman lampau yang di
bahas oleh guru bahasa indonesia.
Dalam hal ini dapat disimpulkan konsep – konsep yang sama dalam mata
pelajaran bahasa indonesia dengan mata pelajaran sejarah diajarkan secara bersamaan,
meskipun keduanya termasuk mata pelajaran yang berbeda.
Dengan demikian, dua atau lebih guru dapat saling menyusun urutan konsep
pelajaran yang akan diajarkan, kemudian memadukan dengan urutan konsep yang
telah dibuat oleh guru yang lain terhadap pelajaran yang diasuhnya.
Dengan dibuat suatu urutan yang saling bersinggungan antara satu pelajaran
dengan pelajaran yang lain, akan membantu siswa lebih mudah memahami terhadap
apa yang disampaikan oleh guru.

1.2 CIRI-CIRI MODEL SEQUENCED


1. Berpusat pada anak, Siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman konsep yang sama
walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
2. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan isi
konsep – konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.

1.3 PENDAPAT DARI PARA AHLI MENGENAI MODEL SEQUENCED

61
John Adams pernah berkata “ buku pelajaran bukan pedoman satu – satunya
dalam melakukan proses pembalajaran”Akan tetapi proses pembalajaran saat ini guru
lebih sering mengikuti format dan tata letak teks pada buku pelajaran. Pendapat dari
John bahwa, pembelajaran akan lebih masuk akal dan bermakna bagi siswa apabila
guru mengatur urutan konsep – konsep yang berkaitan, dalam mata pelajaran yang
berbeda.

1.4 KEUNTUNGAN MODEL SEQUENCED.


1. beberapa konsep yang hampir sama di ajarkan secara bersamaan terpararel sehingga
akan
menjadi persinggungan isi materi.
2. guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan dibuku.
3. membantu siswa mempermudah pemahaman materi yang disampaikan guru.
4. menambah kreatif guru untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan.
5. mempererat hubungan antar guru mata pelajaran yang berbeda
6. aktivitas pada suatu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang lainnya.

KELEMAHAN MODEL SEQUENCED


1. dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk
membentuk model.
2. guru harus memiliki otonomi adalah dalam membuat kurikulum,

62
3. untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan
kolaborasi
dan flexibilitas dari semua orang yang terlibat.

Perbedaan Model Sequenced dengan model Pembelajaran Terpadu yang Lainnya


Model
No. Keterangan
PembelajaranTerpadu
1. Fragmented Pemaduan yang hanya terbatas pada
satu mata pelajaran saja
2. Connected Harus menata butir – butir
pembelajaran dan proses
pembelajarannya secara terpadu
3. Nested Pemaduan berbagai bentuk
penguasaan konsep keterampilan
melalui sebuah kegiatan
pembelajaran
4. Sequenced Model pemaduan topik – topik antar
mata pelajaran yang berbeda secara

63
paralel
5. Shared Bentuk pemaduan pembelajaran
akibat adanya “overlapping” konsep
atau ide pada dua mata pelajaran
atau lebih.
6. Webbed Tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam mata
pelajaran tertentu maupun lintas
mata pelajaran.
7. Threaded Model pemaduan bentuk
keterampilan. Bentuk threaded ini
berfokus pada apa yang disebut
meta-curriculum.
8. Integrated Pemaduan sejumlah topik dari mata
pelajaran yang berbeda, tetapi
esensinya sama dalam sebuah topik
tertentu.
9. Immersed Dirancang untuk membantu siswa

64
dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan
pengetahuan dihubungkan dengan
medan pemakaiannya
10. Networked Model pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan
pengubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk keterampilan baru
setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi,
maupun konteks yang berbeda-beda

1.5 KAPAN MODEL SEQUENCED DAPAT DIGUNAKAN?


Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang
mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya, guru
harus bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara
terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut

65
sehingga keduanya dapat cocok.
Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat
pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran).
Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat
konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.

1.6 APAKAH MODEL SEQUENCED DAPAT DITERAPKAN DI SEKOLAH


DASAR?
Pembelajaran terpadu model sequenced masih jarang digunakan oleh para guru
dilapangan karena berbagai alasan, misalnya belum pahamnya merancang
pembelajaran terpadu. Pada jenjang SD, guru kelas masih memungkinkan bekerja
sendiri sedangkan pada model sequenced guru harus bekerja dengan seorang patner
dalam mata pelajaran berbeda. Di SMP atau SMA misalnya saja guru-guru biologi,
fisika & kimia dapat bekerjasama, namun kemunkinan di lapangan masih sulit untuk
melakukan team teaching dan berkolaborasi. Jadi dapat disimpulkan model sequenced
dapat digunakan di SD namun penggunannya memerlukan seorang partner (team
teaching).
Model pembelajaran terpadu yang paling umum di gunakan di tingkat SD
adalah model webbed atau jaring laba-laba yang dikenal dengan pembelajaran tematik

66
KESIMPULAN

67
Bahwa kurikulum dan pembelajaran ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
terpisahkan. Model pembelajaran sequenced susunan bahan ajar yang terdiri atas
topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan
dengan tujuan . Seperti hal nya model – model pembelajaran yang lain, model
pembelajaran sequenced mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model
sequenced diantaranya : beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara
bersamaan, guru dapat membuat prioritas kurikuler, membantu siswa mempermudah
pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru, menambah kreatif guru
untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan, mempererat hubungan antar guru
mata pelajaran yang berbeda dan efektivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan
pelajaran yang lainnya.

Daftar Pustaka
Robin Fogarty. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinois: Skylight Publishing

68
BAB VII
MODEL IRISAN

1.1 Model Irisan (Shared)

69
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran
berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau
membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson,
1989:9 dalam Ahmad).
Model pembelajaran terpadu tipe irisan (shared) didasarkan pada ide-ide
pembagian yang berasal dari dalam ilmu tersebut.unyuk menggunakan model
pembelajaran terpadu tipe shared dari gabungan kurikulum, guru perlu mepelajari dua
ilmuu berdasarkan hubungan konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. (Fogarty,
1991:44-46).
Model pembelajaran terpadu tipe Shared didasarkan pada ide-ide pembagian
yang berasal dari dalam ilmu tersebut. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain. SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita (zohar dan
Marshall, 2000:4).
Pembelajaran pada model ini ditempuh berdasarkan kenyataan bahwa terdapat
suatu kemampuan yang pencapaiannya harus diwujudkan melalui dua mata pelajaran,

70
Widodo (2012). Menurut Pratiwi (2013) model shared adalah suatu pendekatan belajar
mengajar yang menggabungkan dua mata pelajaran dengan melihat konsep, sikap dan
ketrampilan yang sama. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan
sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema,
sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa
Model Irisan (shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan
gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di
dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep,
keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pembelajaran, keterampilan
dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu
tema, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

71
Contoh : menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema. Pembelajaran
Pkn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran matematika
dan ipa yang disejajarkan dalam ilmu pengetahuan.

1.2 Karakteristik Model Irisan (shared)


Model irisan mempunyai beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas
pembelajaran terpadu diantaranya sebagai berikut :
1. Memadukan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan
yang sama.
2. Memiliki disiplin komplementer

Langkah-langkah penyususnan Model Shared


 Guru menentukan dua disiplin ilmu yang yang dapat difokuskan pada konsep,
sikap, dan ketrampilan yang sama.

72
 Guru menentukan tema dari dua disiplin ilmu yang telah dipilih.
 Guru memilih konsep, kegiatan atau informasi yang dapat mendorong belajar
siswa untuk memberikan pengalaman bagi siswa tersebut.

1.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Irisan (shared)


Kelebihan model Irisan
a. Dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa saling tumpang tindih akan
memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.
b. Dalam hal menstransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih
mudah melakukannya.
c. Guru dapat meletakkan kegiatan mereka bersam untuk meningkatkan
pengalaman belajar siswa.
d. Meningkatkan aktifitas belajar siswa, melalui keaktifan mendengarkan
penjelasan guru, merespon pertanyaan guru,mengajukan pertanyaan,
melakukan pengamatan, kerja sama dalam kelompok dan menyelesaikan
tugas.
e. Siswa lebih bersemangat belajar karena siswa merasa lebih akrab dengan
guru.

73
Kekurangan Model Irisan
a. Antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk
bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikulum
yang timpang tindih diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam
b. Sulitnya mencari patner yang dapat saling percaya dalam bekerja untuk
menciptakan waktu yang bersifat fleksibel dan kompromi
c. Pembelajaran terpadu model irisan bukan merupakan satu-satunya
pendekatan yang paling tepat sebagai upaya meningkatkan kreativitas
belajar siswa, karena model pembelajaran terpaduu harus disesuaikan
dengan kondisi yang ada.

Referensi

74
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta.Rineka Cipta.

http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-kurikulum-model-shared.html

Zohar, Dahar & Marshall, Ian (Pengantar Rakhmat, J). 2000. SQ Memanfaatkan
Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai
Kehidupan.Bandung.Mizan.

BAB VIII
MODEL THREADED

1.1 Pengertian Model Threaded

75
Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang
memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan.
Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan yang digunakan untuk
memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu matematika, memperkirakan
peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi peristiwa yang ada dalam sebuah novel,
dan proses membuat berbagai macam dugaan di laboratorium IPA. Strategi mencari
kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam segala situasi
permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan dihubungkan melalui isi standar
kurikulum yang ada .

Artinya model ini adalah model integrasi yang diorientasikan pada


metacurriculum yang sangat penting dan berkaitan yang ada pada semua mata
pelajaran. Materi kurikulum dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk
mengembangkan salah satu kemampuan tersebut. Atau satu kemampuan meta
kurikulum pembentukannya melalui sejumlah mata pelajaran.(Fauziah Desrini)

Gambar model Threaded

76
1.2 Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Threaded

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran


terpadu model Threaded yakni :
1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan
2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
3. Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan
4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu
5. Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan

1.3 Kelebihan Model Threaded

77
Manfaat dari model Threaded ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya
metakurikulum. Metakurikulum adalah semacam kesadaran dan kontrol atas
ketrampilan dan strategi pemikiran, serta pembelajaran yang melebihi bahan
pembahasan. Para guru akan lebih menekankan pada aspek perilaku metakognitif
sehingga siswa akan belajar bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat
siswa sadar akan proses pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan
akan mudah dilakukan. Yang paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang
ada tak akan berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar
mendapatkan manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan
ketrampilan hidup.

Kekurangan Model Threaded


Kekurangan atau kelemahan model Threaded ini masih diperlukan adanya
tambahan kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi
sama sekali tak ditujukan dengan jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi
mata pelajaran tetap statis. Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian
materi sama sekali tidak ditekankan. Juga, dalam rangka menyusupkan metakurikulum
melalui isi, semua guru memerlukan suatu pemahaman ketrampilan dan strateginya

78
DAFTAR PUSTAKA

79
Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curricula. Amerika Serikat : IRI/
Skylight Publishing,Inc
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.

80
BAB IX

MODEL IMMERSED

1.1 Model Immersed


Model immersed merupakan model pembelajaran terpadu yang memadukan
kebutuhan para siswa/mahasiswa sehingga mereka mampu mempelajari sesuatu dari
minat dan pengalaman mereka sendiri (Eko, 2013). Pada model pembelajaran model
immersed tema yang dikembangkan dalam pembelajaran terpadu merupakan suatu
tema yang didasari atas minat dari seseorang. Kemudian minat itu dikembangkan pada
berbagai Kompetensi dasar. Sehingga langkah yang dikembangkan dalam model
pembelajaran tipe immersed seorang pendidik harus menganalisis semua kompetensi
dasar dalam kurikulum tertentu kemudian dituangkan pada suatu idea tau gagasan
yang lebih diminati. Tipe pembelajaran immersed ini dikembangkan untuk siswa atau
mahasiswa yang sudah memiliki tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Firgati,1991:86). Menurut Piaget seseorang yang memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi adalah pada usia 15 tahun sehingga model ini cocok jika dikembangkan
di tingkat mahasiswa.

81
Pembelajaran terpadu tipe immersed merupakan pembelajaran yang dirancang
agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran immersed ini
memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat
berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri
pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat
memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang
luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan,
konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari kata immersed adalah
pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata
pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu.
Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut
pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam
pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.

1.2 Karakteristik dan Langkah-langkah Model Immersed


2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Immersed

82
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
a. Prinsip penggalian tema
 Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan beberapa mata pelajaran.
 Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
 Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
 Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
 Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
 Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
 Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar.
b. Prinsip pengelolaan KBM
c. Prinsip evaluasi, yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan evaluasi sendiri (self evaluation/ self assessment) disamping
bentuk evaluasi lainnya. Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi
pencapaian belajar berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
d. Prinsip reaksi, yakni dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara
sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar

83
mampu merencanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas
tujuan-tujuan pembelajaran.
 Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta
tidak mengarahkan ke aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan
yang utuh dan bermakna. Pembelajarn terpadu memungkinkan hal ini
dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke
permukaan hal-hal yang ingin dicapai melalui dampak pengiring.
 Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal (single actor) yang
mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
 Pemberian tanggung jawab individu ke kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
 Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang muncul yang sama sekali
tidak terpikirkan dalam perencanaan.
1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Immersed

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed mengikuti


tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo 2006; 4).

84
Menurut Hadisubroto (2000; 2), dalam merancang pembelajaran terpadu
setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan
tujuan, (2) menentukan materi/media, (3) menyusun scenario KBM, dan (4)
menentukan evaluasi. Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Tahap perencanaan, terdiri dari :


2. Tahap Pelaksanaan. Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah
pembelajaran. Menurut Samani (dalam Lutfiana, 2006; 32) tidak ada model
pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran
terpadu. Dalam Depdiknas (1996; 6) prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran
terpadu meliputi:
3. Tahap evaluasi. Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada
Depdiknas (dalam Lutfiana, 2006; 32) hendaknya memperhatikan prinsip
evaluasi pembelajaran terpadu.
a. Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub-keterampilan
dari masing-masing keterampilan dalam satu unit pelajaran.

85
c. Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum,
keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan
berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mengorganisasi (organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub
keterampilan.
d. Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-
keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator
dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang
meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai
strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih
pada setiap langkah pembelajaran.

1.3Kelebihan dan Kelemahan Model Immersed

Kelebihan dari Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed

Terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe immersed yakni


sebagai berikut:

86
1. Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang studi adalah
siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan
pemikiran sesuai dengan minatnya.
2. Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga
terjadi proses internalisasi.
3. Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide bidang studi
tersebut.

Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed

Beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada pembelajaran terpadu tipe


immersed diantaranya adalah:

1. Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit dapat
menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2. Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan
pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit
dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.

87
3. Model pembelajaran terpadu tipe immersed, menekankan pada penggabungan
pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu
masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan
pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi tertentu.
4. Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa merupakan
hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk mengkhususkannya.

88
Referensi

Fogarty, R., 1991, The Mindful School: How to Integrate The Curicula, Skylight
Publishing, Illinois.

Lutfiana, A. F., 2006, Implementasi Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Minyak


Bumi Berorientasi Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed, Makalah Komprehensif
Universitas Negeri Surabaya. Program Studi Sains, PPS Unesa, Surabaya.

89
BAB X

MODEL NETWORK

1.1 PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk
memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615). Pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan anak dengan
optimal, materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai
dari tingkat taman kanak-kanak sampai SMA. Model pembelajaran ini pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik baik secaraa individual maupun kelompok aktif untuk mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.

90
Pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu sejalan
dengan beberapa aliran modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan
progresivisme. Aliran progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (student centered), sebagai
reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher
centered) dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan
kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan
berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada
umumnya (Willian F. Oneill, 1981).
Pembelajaran terpadu diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lainnya, dimana konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain yang telah direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih dan dengan
beragam pengalaman belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna
(Hardisubroto, 1998). Dengan adanya pemaduan ini, maka anak akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran lebih bermakna
(meaningfull) bagi siswa. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka
pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

91
belajar, sehingga siswa tampak aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk
pembuatan keputusan (decision making) (Sukayati 2004:4).
Oleh karena itu, pembelajaran terpadu merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan di dalam pembelajaran yang menekankan pada perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran secara holistik, berdasarkan desain kurikulum terpadu yang
direncanakan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau
model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared,
(6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

1.2 PENGERTIAN NETWORKED MODEL


Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan
mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak
langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan,
internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli
olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi

92
belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Networked model
merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam
pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk mampu memfilter
(memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan
membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari
para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek
ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik
pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama
dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) Networked merupakan model
pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda –
beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus – menerus karena
adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi
siswa.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang
yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-

93
ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik
menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian para ahli dan membuat koneksi
internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini
digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang
apabila dilihat dapat menciptakan berbagai dimensi dan arah fokus.Pendidikan
seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber
masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan ide-ide
baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional peserta didik
biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu jelas. Dalam
pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan ini sebagai sumber
informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut pandang mereka sendiri
sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar mengarahkan
proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya
pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka, peserta
didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti model yang
lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang dapat mendorong

94
peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek, jika mereka mengadaptasi teknologi
CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan teknik pemrograman dan memperluas
pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti yang dia lakukan secara tradisional
dengan para desainer interior.

1.3 TERLIHAT SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED ?


Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak
sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di
Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan
Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian, kemudian mereka
mendengar dan menggali tentang arkeologis yang mendukung anak-anak untuk benar-
benar menggali dan berpartisipasi sebagai bagian dari peserta program liburan musim
panas yang ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini
“perkemahan” musim panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah
bidang seperti: seorang antropolog, ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator, mahasiswa
seni rupa, mereka disewa untuk mewakili menggali kemampuan siswa dalam
menggambar.

95
Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan
secara alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di
bidang yang menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang
memperluas jangkauan belajarnya.

1.4 TERDENGAR SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED ?


Model networked ini terdengar seperti tiga atau empat arah konferensi yang
memberikan berbagai jalan eksplorasi dan penjelasan. Meskipun ide-ide yang beragam
mungkin tidak datang sekaligus, pelajar pada model jaringan ini terbuka untuk
menerima beberapa input sebagai komponen yang berbeda yang disaring dan
diurutkan sesuai kebutuhan seorang pelajar. Model ini terdengar seperti jaringan berita
yang menarik yang tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru
dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran dan menerima
sinyal dari berbagai arah.

1.5 KELEBIHAN MODEL NETWORKED


Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai
pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.

96
Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep
yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan
ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul
dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun, mentor memberikandan
memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang
lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi,
ketrampilan atau konsep-konsep baru.

1.6 KELEMAHAN MODEL NETWORKED


Kelemahan dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah
mengembangkan beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk
mendapatkan sisi acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin untuk
mendapatkan di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya mengundang
dan berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang
dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah bahwa model jaringan, jika
diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis
dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-
upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif.

97
1.7 PENGGUNAAN MODEL NETWORKED
Model ini, seperti model yang tersamar, model jaringan sering memindahkan
tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar daripada seorang desainer
pembelajarannya. Namun, itu adalah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi
kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk
memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.
Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara
kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini
mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang
atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh
seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan
sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari
lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar
yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana membicarakan
kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan seorang
programmer komputer.
Sebagai contoh ketika Fogarty menganggap dirinya sebagai pustakawan yang
memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai seorang kandidat doktor di

98
bidang kecerdasan buatan, dia perlu membuat jaringan dengan orang lain di bidang
yang sangat teknis. Saya mencari sebuah program untuk membantu mensimulasikan
pencarian kognitif untuk informasi.
Apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak dapat direpresentasikan dalam
diagram ini. Selain itu, dengan scripting “berbicara keras dengan pemantauan” pada
sebuah mata pelajaran, Fogarty berpikir kita akan dapat melihat pola hubungan sebuah
keputusan. Jika kita menempatkan pemikiran kita bersama, ini akan mulai masuk akal.
Sulit untuk menduplikasi hubungan pengetahuan yang dibuat oleh otak manusia, tetapi
keacakan dalam prosedur dapat diprogram didalamnya. Fogarty akan membutuhkan
rincian eksplisit tentang bagaimana kita membuat hubungan/koneksi di otak manusia
dimulai dari anda.

2.1. KESIMPULAN
Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi bila
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa mampu
memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan
kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja
eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait.

99
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak
sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di
Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan
Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam
gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip
dengan sinyal satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai
pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi kadang
menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus
dibayar. Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke ekstrem, dapat
menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah
perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi
tidak efektif.

Tutor atau mentor sering menyarankan penggunaan model jaringan untuk


memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.

100
2.2 SARAN
Sebelum mengembangkan kurikulum sebaiknya kita mengembangkan hasil-hasil
belajar. Pengembangan kurikulum sebaiknya mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pemerolehan hasil belajar pada dasarnya adalah bagaimana menyiapkan
peserta didik menjadi individu yang kreatif dan kritis dengan mendasarkan pada
keberanian, mampu mengembangkan komunikasi dan interaksi inter dan antar
personal baik dengan teman maupun musuh. Pelaksanaan model pembelajaran terpadu
di sekolah harusnya didukung dengan kemampuan dan kesiapan guru yang optimal
serta media pembelajaran yang memadai, menuntut adanya kreativitas dan inovasi
guru dalam pengembangan pembelajaran, bertotal dan dikembangkan dari kurikulum
yang sudah terpadu.

101
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin.1991.The Mindful School How to Integrate the Curricula.IRI/Skylight


Publishing, Inc.Palatine, Illinois.

Sudjana. Nana.1988.Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Sinar


Baru Algesindo : Bandung.

Y. Padmono. Dr. Pembelajaran Terpadu atau Kurikulum Terpadu


(1).http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/pembelajaran-terpadu-atau-
kurikulum-terpadu-1/. Akses pada 21 Maret 2013 Pukul 20:07:06

102
103

Anda mungkin juga menyukai