CONNECTED
secara sengaja m engaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelaj aran menjadi bermakna
tampak lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta
didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap
1
peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di
masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah.
Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal
peserta didik dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut
kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1)
fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7)
2
Di dalam makalah ini dibahas mengenai ke sepuluh model pembelajaran
konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain,
bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada
3
1.3. TUJUAN PENULISAN
(Connected)
di SD
4
2.1. Pengertian Model Keterhubungan (Connected)
Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam
setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep
dengan konsep dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat
Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject
area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a
skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s
ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected
5
adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan
antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan
selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang
mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep
ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus
serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi
6
mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan
sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan
kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik
dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang
dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna
ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran
secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat
7
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian
halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan.
Raw input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang
Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik
8
prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin
Hidayat, 2009:18).Contoh:
· Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang,
tersebut.
1.Bagi Siswa
9
a. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta
didik memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus
ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer
d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik
10
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan model
1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi,
2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat
secara bertahap
sedang berlaku.
11
2.3. Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)
1. Bagi Guru
a. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap
saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
b. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
2. Bagi Siswa
sedikit
12
kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi
(Connected)
percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang
studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran
dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok
13
Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini
mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa
terpadu bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya
1. Tahap Perencanaan :
14
b. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
kelompok
b. kegiatan proses
4. Evaluasi, meliputi :
15
· ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
b. evaluasi produk :
ukur.
16
3.1 Kesimpulan
Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas
tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat
dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi. pembelajaran
terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan. kaitan dalam mdel
kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan
memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan
pembelajaran selanjutnya.
17
3.2. Saran
pembelajaran terpadu dalam berbagai mata pelajaran baik di kelas rendah maupun di
kelas tinggi. Model pembelajaran Connected ini sangat cocok sebagai langkah awal
18
BAB II
WEBBED
19
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati,
kemudian dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitan dengan
bidang-bidang studi lainnya. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar
yang dilakukan oleh siswa. Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi
melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran.
Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema
tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam
hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata p
20
1.1.1 Karakteristik Model Pembelajaran Webbed
Model pembelajaran webbed memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1. Berpusat pada siswa: Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator yaitu dengan menberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untuk melakuakan aktivitas belajar.
2. Memberi pengalaman langsung: Dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas: Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran: Menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara
utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sehari-hari.
21
5. Bersifat Fleksibel: Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka
berada
22
3. Memilih kegiatan awal untuk memperkenalkan tema secara keseluruhan. Hal
ini dilakukan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal yang akan
meningkatkan rasa ingin tahu mereka sehingga peserta didik terdorong untuk
mengajukan banyak pertanyaan terhadap materi yang sedang dibahas. Kegiatan
awal yang dapat dilakukan, misalnya guru membacakan buku tentang cuaca
atau mengajak peserta didik untuk menonton film tentang cuaca.
4. Mendesain pembelajaran dan kegiatan yang dapat mengkaitkan tema dengan
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang ingin dicapai. Contoh
kegiatan sepertipeserta didik ditugaskan untuk mengamati cuaca selama satu
minggu, setiap hari peserta didik mengambil gambar yang sudah disiapkan
sesuai dengan keadaan cuaca misalnya cuaca mendung, cerah atau berawan.
Setelah satu minggu berjalan, peserta didik menghitungnya dan mengambil
kesimpulan tentang cuaca dari data yang ada.
5. Menghubungkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar peserta didik dapat
melihat dari berbagai aspek sehingga memperoleh pemahaman yang baik.
6. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya, mendatangkan nara sumber untuk
memberi informasi tentang cuaca atau melihat papan pajangan hasil pekerjaan
23
peserta didik untuk dibahas bersama. Di bawah ini disajikan contoh pajangan
hasil karya peserta didik pada tema cuaca.
24
4. Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling
terikat.
5. Siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide
yang berbeda dapat saling berhubungan
Kelemahan model ini antara lain kecenderungan untuk mengambil tema sangat
dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi peserta didik. Selain itu seringkali guru
terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada
keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran. Model Jaring
Laba-laba ini menggunakan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan beberapa
pelajaran. Tema yang ditetapkan memberi kesempatan kepada guru untuk menemukan
konsep, keterampilan atau sikap yang akan diintegrasikan. Adapun Kelemahan lainnya
antara lain:
1. Langkah yang sulit dalam pembeajaran terpadu model webbed adalah
menyeleksi tema.
25
2. Adanya kecenderungan dalam merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga
hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga
kurang bermanfaat bagi siswa.
3. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan, dari pada pengembangan
konsep.
IPA26
BINA
IPS
TEMA
MTK SBDP
REFERENSI
27
Prof. Dr. Suyonom M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. 2017. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Dr. Rusman, M.Pd. 2012. Model- Model Pembelajaran. Jakarta. PT. Rajagrapindo Persada.
BAB III
MODEL INTEGRATED
28
1.1 Pengertian Model Integrated
Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
(1) suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran
yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan
perkembangan anak, (2) suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara serempak (simultan), dan (3) merakit atau menghubungkan
sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa
akan belajar dengan lebih baik dan bermakna (Hernawan, 2011: 1.5).
29
yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
30
Gambar 1 model integrated
A. Karakteristik Model Pembelajaran Integrated
Penerapan pembelajaran terpadu disekolah dasar bisa disebut sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Menurut Depdikbud (dalam Trianto,
2011: 61), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau ciri-ciri yaitu, holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Sedangkan
menurut Hernawan (2011: 1.7) sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) memberikan
pengalaman langsung pada siswa (direct experiences), (3) pemisahan antara mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang studi
31
dalam suatu proses pembelajaran, (5) bersifat luwes (fleksibel), dan (6) hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
32
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap
yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (Prabowo dalam Trianto, 2011:
63). Langkah-langkah pembelajaran terpadu bersifat luwes dan fleksibel artinya
sintaks dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasikan dari berbagai model
pembelajaran yang dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi. Sedangkan
menurut Hadisubroto (Trianto, 2011: 63 ), dalam merancang pembelajaran setidaknya
ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu menentukan tujuan, menentukan materi
atau media, menyusun skenario pembelajaran, dan menentukan evaluasi.
33
Secara umum keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisasi, yang masing-masing
terdiri dari sub-sub keterampilan.
a) Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pebelajar sendiri.
b) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
34
c) Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.
3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011:
66), hendaknya meperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu yaitu:
b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar, kriteria
keberhasilan, dan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
a. Kelebihan
35
1. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan
diantara berbagai materi atau bahan ajar
2. Memungkinkan pemahaman antar bahan ajar dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian
3. Mampu membangun motivasi
4. Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan
memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan
ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimansi,
sehingga pembelajaran semakin diperkaya dan berkembang
5. Satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa menjadi kaya
akan pengetahuan dari apa yang telah diajarkan guru melalui model
integrated
6. Tipe terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang
penting dalam satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk
bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini guru tidak perlu mengulang kembali
materi yang tumpang tindih sehingga tercapailah efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.
b. Kelemahan
36
2. Model ini membutuhkan guru yang terampil, percaya diri dan menguasai
konsep, sikap, dan keterampilan yang memadai
3. Model ini menghendaki tim antar mata pelajaran atau antar materi bahan ajar
yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam menyusun perencanaan maupun
pelaksanaan.
4. Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya
maupun pelaksanaannya
5. Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing
bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam
REFRENSI
Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine,
Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara
37
BAB IV
MODEL NESTED
1.1 Pengertian Model Nested
38
psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini
masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada kemudian dilengkapi dengan
aspek keterampilan lain. model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain
menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi
suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan
tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-
konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur
39
pada pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran
pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis,
menentukan cirri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan
menulis puisi
40
Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu
a. Holistic
b. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan
di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan
dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
c. Otentik
41
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara
langsung.Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru.Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi
lebih otentik.Misalnya, hokum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan
eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang
siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan
bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin
untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Aktif
42
mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking
skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan
matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thingking skill) dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill) (2012: 45).
1) Tahap Perencanaan
a Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang
diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt
dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata
pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengorganisir.
b Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
43
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-
masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1)
keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
d Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih
dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan
berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi;
audience, baehaviour, condition dan degree.
e Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub
keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu,
meliputi :
a Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pelajar mandiri
44
b Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok
c Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.
3) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping
bentuk evaluasi lainnya
b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
45
1.4 Kelebihan model pembelajaran berbentuk sarang/kumpoulan (Nested)
kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga
aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran
mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran
satu mata pelajaran.
b. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi
pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga
tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum
secara luas.
46
pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada
keterampilan. Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan
dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa
jika pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati-hati.Prioritas konseptual dari latihan
mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas
belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru
yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan kooperatif dalam
latihan-latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara
menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan pengalaman
belajar secara keseluruhan.
47
Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine,
Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara
48
BAB V
FRAGMENTED
49
standar, bidang studi ini diajarkan secara sendiri – sendiri, tidak ada usaha untuk
menghubungkan atau memadukannya. Setiap bidang studi tampak sebagai suatu
kesatuan dalam bidang studi itu sendiri. Ketika mungkin terdapat tumpang tindih
dalam ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya adalah implisit, tidak
eksplisit, yang didekati melalui kurikulum (Forgaty, 1991).
Model pembelajaran Fragmented merupakan model yang sama dengan
pembelajaran tradisional yang memisah- misahka pelajaran ilmu atas beberapa mata
pelajaran. Seperti mata pelajaran ilmu kimia, fisika, biologi (dalam IPA) dan sejarah,
geografi, ekonomi ( dalam IPS). Model ini mengajarkan ilmu- ilmu tersebut secara
terpisah- pisah tanpa danya usaha mengkaitkan atau memadukan. Pelaksanaan
pembelajar fragmented ini kita jumpai pada saat kita menggunakan Kurikulum 1975,
di mana pada saat itu pembelajaran di SD mata pelajaran yng diberikan dari mulai
Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 semuanya terpisah- pisah.
50
sosiologi. Yang dipisah- pisahkan dalam satu konsep atau payung mata pelajaran
tersebut.
51
e. Menyampaikan pertanyaan kunci.
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi
52
- Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat
ukur
Model fragmented ini bermanfaat untuk kelas yang besar dengan populasi
yang luas di mana variasi perkualiahan memberikan spektrum subjek yang dapat
memenuhi minat – minat khusus. Model ini paling tepat diterapkan di tingkat
universitas yang mana mengambil jalur studi khusus yang memerlukan pengetahuan
tinggi untuk penginstruksian, pendampingan, pelatihan, dan kerja sama. Model ini
juga bermanfaat bagi guru, yang dapat membuat persiapan dengan lebih terfokus. Juga
merupakan model yang baik bagi guru yang ingin membuat prioritas kurikuler.
53
2. Guru Matematika akan melakukan permulaan pembelajaran dengan teorema-
teorema agar murid dapat menguasai suatu bab dengan baik.
3. Guru IPS akan mendaftarkan topik-topik terkini yang terjadi pada masyarakat
yang akan membantu siswa dalam penelitiannya.
4. Seorang guru IPA akan menugaskan siswa untuk membaca sistem periodik unsur
pada satu minggu agar siswa dapat menggali lebih dalam pada bab ini.
54
1. Pelajar kehilangan sumber-sumbernya sendiri untuk membuat hubungan atau
memadukan konsep – konsep yang mirip sehingga siswa dibiarkan dengan
sumbernya sendiri untuk membuat koneksi atau mengintegrasikan konsep –
konsep yang serupa. Selain itu, konsep – konsep, keterampilan – keterampilan,
tidak diperjelas bagi pelajar dan transfer of learning pada situasi yang baru
hampir tidak terjadi.
2. Membiarkan siswa tanpa kendali dalam membuat hubungan baik inter dan antar
disiplin ilmu dalam mencari beberapa penelitian akhir dalam transfer belajar
yang lebih jelas.
3. Siswa dengan mudah terjebak dalam timbunan tugas yang tiada akhir meskipun
setiap guru memberi jumlah tugas yang rasional akan tetapi feel komulatitifnya
akan berlimpah bagi siswa
55
Gambar 1. Model Fragmented
REFERENSI
56
Prof. Dr. Suyonom M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. 2017. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Dr. Rusman, M.Pd. 2012. Model- Model Pembelajaran. Jakarta. PT. Rajagrapindo Persada.
BAB VI
SQUANCED
1.1. PENGERTIAN MODEL SQUANCED
57
Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau
(3) rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model
urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat
mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu
sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan dapat diurutkan sehingga isi materi
pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan topik
yang akan diajarkan, kegiatan masing-masing displin ilmu ini dapat saling
meningkatkan satu sama lain. Pada intinya, satu subjek mengusung yang lainnya dan
sebaliknya.
Model Sequenced merupakan model paduan topik- topik antar mata pelajaran
yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, pembahasannya
secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan pembelajarannya pada
lokasi jam yang sama. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang ditempuh
dengan cara mengajarkan yang secara material memiliki kesamaan materi dan
keterkaitan antara keduanya. Keterpaduan ini ditempuh dalam upaya untuk
mengutuhkan atau menyatukan materi- materi yang bercirikan sama dan terkait agar
lebih menyeluruh dan utuh. Dengan demikian, siswa mudah menerima, memahami,
menyimpan dan memproduksi sserta menghayati makna yang terkandung dalam dua
58
mata pelajaran tersebut. Penerapan model ini secara metodologis lebih praktis dan
hemat. Untuk itu, penggabungan dalam penyampaian materi dapat ditempuh dengan
cara mengatur sedemikian rupa waktu, materi secara bertahap. Bentuk model
sequenced sebagaimana gambar berikut:
59
Gambar 2: Bentuk Sequenced
Model sequenced adalah salah satu dari lima model pembelajaran terpadu di
dalam lintas beberapa mata pelajaran yang paling sederhana. Kelima model ini
disusun dari yang agak sederhana hingga yang rumit dalam lebih dari satu mata
pelajaran. Kelima model itu ialah (1) model sequenced seperti yang akan kita bahas,
(2) model shared, (3) model webbed (4) model threaded, dan (5) model integrated.
MODEL SEQUENCED adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan
pada urutan karena adanya persamaan – persamaan konsep, walaupun mata
pelajarannya berbeda. Dalam hal ini model Sequence membelajarkan beberapa konsep
yang hampir sama diajarkan secara bersamaan (konsepnya), sementara salah satu
konsep tersebut tetap diajarkan secara terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara
mengatur ulang beberapa topik dan diurutkan agar dapat serupa satu sama lain.
Guru dan partner mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda
guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya.
Pada model ini kedua disiplin tetap murni. Penekanan khusus tetap pada domain
bidang study, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait.
Misalnya: seorang guru bahasa Indonesia membahas tentang novel berlatar belakang
60
sejarah perjuangan yang menggambarkan suatu masa di jaman lampau, sementara
guru sejarah juga mengajarkan masa perjuangan yang sama di zaman lampau yang di
bahas oleh guru bahasa indonesia.
Dalam hal ini dapat disimpulkan konsep – konsep yang sama dalam mata
pelajaran bahasa indonesia dengan mata pelajaran sejarah diajarkan secara bersamaan,
meskipun keduanya termasuk mata pelajaran yang berbeda.
Dengan demikian, dua atau lebih guru dapat saling menyusun urutan konsep
pelajaran yang akan diajarkan, kemudian memadukan dengan urutan konsep yang
telah dibuat oleh guru yang lain terhadap pelajaran yang diasuhnya.
Dengan dibuat suatu urutan yang saling bersinggungan antara satu pelajaran
dengan pelajaran yang lain, akan membantu siswa lebih mudah memahami terhadap
apa yang disampaikan oleh guru.
61
John Adams pernah berkata “ buku pelajaran bukan pedoman satu – satunya
dalam melakukan proses pembalajaran”Akan tetapi proses pembalajaran saat ini guru
lebih sering mengikuti format dan tata letak teks pada buku pelajaran. Pendapat dari
John bahwa, pembelajaran akan lebih masuk akal dan bermakna bagi siswa apabila
guru mengatur urutan konsep – konsep yang berkaitan, dalam mata pelajaran yang
berbeda.
62
3. untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan
kolaborasi
dan flexibilitas dari semua orang yang terlibat.
63
paralel
5. Shared Bentuk pemaduan pembelajaran
akibat adanya “overlapping” konsep
atau ide pada dua mata pelajaran
atau lebih.
6. Webbed Tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam mata
pelajaran tertentu maupun lintas
mata pelajaran.
7. Threaded Model pemaduan bentuk
keterampilan. Bentuk threaded ini
berfokus pada apa yang disebut
meta-curriculum.
8. Integrated Pemaduan sejumlah topik dari mata
pelajaran yang berbeda, tetapi
esensinya sama dalam sebuah topik
tertentu.
9. Immersed Dirancang untuk membantu siswa
64
dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan
pengetahuan dihubungkan dengan
medan pemakaiannya
10. Networked Model pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan
pengubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk keterampilan baru
setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi,
maupun konteks yang berbeda-beda
65
sehingga keduanya dapat cocok.
Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat
pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran).
Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat
konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
66
KESIMPULAN
67
Bahwa kurikulum dan pembelajaran ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
terpisahkan. Model pembelajaran sequenced susunan bahan ajar yang terdiri atas
topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan
dengan tujuan . Seperti hal nya model – model pembelajaran yang lain, model
pembelajaran sequenced mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model
sequenced diantaranya : beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara
bersamaan, guru dapat membuat prioritas kurikuler, membantu siswa mempermudah
pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru, menambah kreatif guru
untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan, mempererat hubungan antar guru
mata pelajaran yang berbeda dan efektivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan
pelajaran yang lainnya.
Daftar Pustaka
Robin Fogarty. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinois: Skylight Publishing
68
BAB VII
MODEL IRISAN
69
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran
berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau
membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson,
1989:9 dalam Ahmad).
Model pembelajaran terpadu tipe irisan (shared) didasarkan pada ide-ide
pembagian yang berasal dari dalam ilmu tersebut.unyuk menggunakan model
pembelajaran terpadu tipe shared dari gabungan kurikulum, guru perlu mepelajari dua
ilmuu berdasarkan hubungan konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. (Fogarty,
1991:44-46).
Model pembelajaran terpadu tipe Shared didasarkan pada ide-ide pembagian
yang berasal dari dalam ilmu tersebut. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain. SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita (zohar dan
Marshall, 2000:4).
Pembelajaran pada model ini ditempuh berdasarkan kenyataan bahwa terdapat
suatu kemampuan yang pencapaiannya harus diwujudkan melalui dua mata pelajaran,
70
Widodo (2012). Menurut Pratiwi (2013) model shared adalah suatu pendekatan belajar
mengajar yang menggabungkan dua mata pelajaran dengan melihat konsep, sikap dan
ketrampilan yang sama. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan
sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema,
sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa
Model Irisan (shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan
gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di
dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep,
keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pembelajaran, keterampilan
dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu
tema, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.
71
Contoh : menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema. Pembelajaran
Pkn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran matematika
dan ipa yang disejajarkan dalam ilmu pengetahuan.
72
Guru menentukan tema dari dua disiplin ilmu yang telah dipilih.
Guru memilih konsep, kegiatan atau informasi yang dapat mendorong belajar
siswa untuk memberikan pengalaman bagi siswa tersebut.
73
Kekurangan Model Irisan
a. Antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk
bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikulum
yang timpang tindih diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam
b. Sulitnya mencari patner yang dapat saling percaya dalam bekerja untuk
menciptakan waktu yang bersifat fleksibel dan kompromi
c. Pembelajaran terpadu model irisan bukan merupakan satu-satunya
pendekatan yang paling tepat sebagai upaya meningkatkan kreativitas
belajar siswa, karena model pembelajaran terpaduu harus disesuaikan
dengan kondisi yang ada.
Referensi
74
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta.Rineka Cipta.
http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-kurikulum-model-shared.html
Zohar, Dahar & Marshall, Ian (Pengantar Rakhmat, J). 2000. SQ Memanfaatkan
Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai
Kehidupan.Bandung.Mizan.
BAB VIII
MODEL THREADED
75
Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang
memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan.
Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan yang digunakan untuk
memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu matematika, memperkirakan
peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi peristiwa yang ada dalam sebuah novel,
dan proses membuat berbagai macam dugaan di laboratorium IPA. Strategi mencari
kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam segala situasi
permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan dihubungkan melalui isi standar
kurikulum yang ada .
76
1.2 Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Threaded
77
Manfaat dari model Threaded ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya
metakurikulum. Metakurikulum adalah semacam kesadaran dan kontrol atas
ketrampilan dan strategi pemikiran, serta pembelajaran yang melebihi bahan
pembahasan. Para guru akan lebih menekankan pada aspek perilaku metakognitif
sehingga siswa akan belajar bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat
siswa sadar akan proses pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan
akan mudah dilakukan. Yang paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang
ada tak akan berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar
mendapatkan manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan
ketrampilan hidup.
78
DAFTAR PUSTAKA
79
Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curricula. Amerika Serikat : IRI/
Skylight Publishing,Inc
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
80
BAB IX
MODEL IMMERSED
81
Pembelajaran terpadu tipe immersed merupakan pembelajaran yang dirancang
agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran immersed ini
memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat
berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri
pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat
memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang
luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan,
konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari kata immersed adalah
pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata
pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu.
Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut
pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam
pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
82
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
a. Prinsip penggalian tema
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan beberapa mata pelajaran.
Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar.
b. Prinsip pengelolaan KBM
c. Prinsip evaluasi, yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan evaluasi sendiri (self evaluation/ self assessment) disamping
bentuk evaluasi lainnya. Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi
pencapaian belajar berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
d. Prinsip reaksi, yakni dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara
sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar
83
mampu merencanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas
tujuan-tujuan pembelajaran.
Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta
tidak mengarahkan ke aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan
yang utuh dan bermakna. Pembelajarn terpadu memungkinkan hal ini
dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke
permukaan hal-hal yang ingin dicapai melalui dampak pengiring.
Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal (single actor) yang
mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
Pemberian tanggung jawab individu ke kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang muncul yang sama sekali
tidak terpikirkan dalam perencanaan.
1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Immersed
84
Menurut Hadisubroto (2000; 2), dalam merancang pembelajaran terpadu
setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan
tujuan, (2) menentukan materi/media, (3) menyusun scenario KBM, dan (4)
menentukan evaluasi. Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
85
c. Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum,
keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan
berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mengorganisasi (organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub
keterampilan.
d. Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-
keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator
dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang
meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai
strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih
pada setiap langkah pembelajaran.
86
1. Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang studi adalah
siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan
pemikiran sesuai dengan minatnya.
2. Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga
terjadi proses internalisasi.
3. Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide bidang studi
tersebut.
1. Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit dapat
menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2. Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan
pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit
dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
87
3. Model pembelajaran terpadu tipe immersed, menekankan pada penggabungan
pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu
masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan
pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi tertentu.
4. Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa merupakan
hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk mengkhususkannya.
88
Referensi
Fogarty, R., 1991, The Mindful School: How to Integrate The Curicula, Skylight
Publishing, Illinois.
89
BAB X
MODEL NETWORK
90
Pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu sejalan
dengan beberapa aliran modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan
progresivisme. Aliran progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (student centered), sebagai
reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher
centered) dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan
kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan
berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada
umumnya (Willian F. Oneill, 1981).
Pembelajaran terpadu diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lainnya, dimana konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain yang telah direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih dan dengan
beragam pengalaman belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna
(Hardisubroto, 1998). Dengan adanya pemaduan ini, maka anak akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran lebih bermakna
(meaningfull) bagi siswa. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka
pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
91
belajar, sehingga siswa tampak aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk
pembuatan keputusan (decision making) (Sukayati 2004:4).
Oleh karena itu, pembelajaran terpadu merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan di dalam pembelajaran yang menekankan pada perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran secara holistik, berdasarkan desain kurikulum terpadu yang
direncanakan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau
model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared,
(6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
92
belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Networked model
merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam
pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk mampu memfilter
(memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan
membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari
para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek
ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik
pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama
dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) Networked merupakan model
pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda –
beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus – menerus karena
adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi
siswa.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang
yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-
93
ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik
menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian para ahli dan membuat koneksi
internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini
digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang
apabila dilihat dapat menciptakan berbagai dimensi dan arah fokus.Pendidikan
seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber
masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan ide-ide
baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional peserta didik
biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu jelas. Dalam
pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan ini sebagai sumber
informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut pandang mereka sendiri
sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar mengarahkan
proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya
pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka, peserta
didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti model yang
lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang dapat mendorong
94
peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek, jika mereka mengadaptasi teknologi
CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan teknik pemrograman dan memperluas
pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti yang dia lakukan secara tradisional
dengan para desainer interior.
95
Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan
secara alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di
bidang yang menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang
memperluas jangkauan belajarnya.
96
Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep
yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan
ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul
dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun, mentor memberikandan
memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang
lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi,
ketrampilan atau konsep-konsep baru.
97
1.7 PENGGUNAAN MODEL NETWORKED
Model ini, seperti model yang tersamar, model jaringan sering memindahkan
tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar daripada seorang desainer
pembelajarannya. Namun, itu adalah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi
kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk
memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.
Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara
kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini
mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang
atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh
seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan
sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari
lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar
yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana membicarakan
kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan seorang
programmer komputer.
Sebagai contoh ketika Fogarty menganggap dirinya sebagai pustakawan yang
memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai seorang kandidat doktor di
98
bidang kecerdasan buatan, dia perlu membuat jaringan dengan orang lain di bidang
yang sangat teknis. Saya mencari sebuah program untuk membantu mensimulasikan
pencarian kognitif untuk informasi.
Apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak dapat direpresentasikan dalam
diagram ini. Selain itu, dengan scripting “berbicara keras dengan pemantauan” pada
sebuah mata pelajaran, Fogarty berpikir kita akan dapat melihat pola hubungan sebuah
keputusan. Jika kita menempatkan pemikiran kita bersama, ini akan mulai masuk akal.
Sulit untuk menduplikasi hubungan pengetahuan yang dibuat oleh otak manusia, tetapi
keacakan dalam prosedur dapat diprogram didalamnya. Fogarty akan membutuhkan
rincian eksplisit tentang bagaimana kita membuat hubungan/koneksi di otak manusia
dimulai dari anda.
2.1. KESIMPULAN
Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi bila
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa mampu
memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan
kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja
eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait.
99
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak
sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di
Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan
Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam
gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip
dengan sinyal satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai
pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi kadang
menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus
dibayar. Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke ekstrem, dapat
menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah
perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi
tidak efektif.
100
2.2 SARAN
Sebelum mengembangkan kurikulum sebaiknya kita mengembangkan hasil-hasil
belajar. Pengembangan kurikulum sebaiknya mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pemerolehan hasil belajar pada dasarnya adalah bagaimana menyiapkan
peserta didik menjadi individu yang kreatif dan kritis dengan mendasarkan pada
keberanian, mampu mengembangkan komunikasi dan interaksi inter dan antar
personal baik dengan teman maupun musuh. Pelaksanaan model pembelajaran terpadu
di sekolah harusnya didukung dengan kemampuan dan kesiapan guru yang optimal
serta media pembelajaran yang memadai, menuntut adanya kreativitas dan inovasi
guru dalam pengembangan pembelajaran, bertotal dan dikembangkan dari kurikulum
yang sudah terpadu.
101
DAFTAR PUSTAKA
102
103