Anda di halaman 1dari 28

Model Connected (Pembelajaran Terpadu)

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta didik terlibat aktif
dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap peserta didik memerlukan
bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan
diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di
sekolah sedapat mungkin memberikan bekal peserta didik dalam mencapai kecakapan
untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas
dibanding hanya sekedar keterampilan.

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut
Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:

Read More..

(1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7)
threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

Kesepuluh cara ini di klasifikasikan kedalam 3 jenis, yakni pengintegrasian kurikulum di


dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian kurikum beberapa disiplin ilmu, dan
pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu.

Klasifikasi Pengintegrasian Kurikulum

No Klasifikasi Pengintegrasian Model Pembelajaran Terpadu


pengintegrasian kurikulum di Model Penggalan (fragmented),
1 dalam satu disiplin ilmu model keterhubungan (connected),
(interdisiplin ilmu) dan model sarang (nested)

Model urutan (sequenced), model


pengintegrasian kurikulum bagian (shared), model jaring laba-
2 beberapa disiplin ilmu (antar laba (webbed), model galur
disiplin ilmu) (threaded), dan model keterpaduan
(integrated)

pengintegrasian kurikulum di
Model celupan (immersed), dan
3 dalam dan beberapa disiplin ilmu
model jaringan (networked)
(inter dan antar disiplin ilmu)

Di dalam makalah ini dibahas mengenai pembelajaran terpadu model connected yang
merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu
hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada
satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang
studi.

A. Pengertian Model Keterhubungan (Connected)

Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep
dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang
saling berkaitan.

Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah :


“model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic
to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill,
connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”.
Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada
keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep,
keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan
ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester
berikutnya dalam satu bidang studi.

Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran
yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain,
satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada
bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian
materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi
berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang
dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik,
atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.

Agar lebih memahami model ini, perhatikanlah gambar di bawah ini.

B. Kelebihan Model Keterhubungan (Connected)

Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah
karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya
dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input
terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang
pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya
kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik yang akan
berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam
pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru
mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang
berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan
dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat,
2009:18).Contoh:

- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep


jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang,
tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.

Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut :

1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu
aspek tertentu.

2. peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus,


sehingga terjadilah proses internalisasi.

3. menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta
didik untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide
secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam
memecahkan masalah.

4. adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi
kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.

Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan dan kelemahan model


keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah

1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi,
peserta didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa
aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam

2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat
dicerna oleh peserta didik

3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan


peserta didik untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara
bertahap

4. Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang


sedang berlaku.
C. Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)

Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan


sebagai berikut :

1. masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara
eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin). (Hadisubroto, dalam Trianto)

2. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,

3. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

4. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum


menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

D. Waktu Penggunaan Model Keterhubungan (Connected)

Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri
mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka
menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang.
Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru
(departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat
terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang
lebih kompleks.

E. Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan (Connected)

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti


tahap-tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
dan tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi dari
berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu bersifat
fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya dapat diakomodasi dari
berbagai model pembelajaran.

1. Tahap Perencanaan

a. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
akan dipadukan

b. Merumuskan Indikator Hasil Belajar

c. Menentukan langkah-langkah pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Evaluasi

Sementara itu, menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran terpadu


model Keterhubungan (connected) adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Menentukan Kompetensi Dasar

b. Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran

2. Langkah-Langkah yang ditempuh guru

a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik. (materi


prasyarat)

b. Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik

c. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.

d. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.

e. Menyampaikan pertanyaan kunci.

3. Tahap Pelaksanaan, meliputi

a. Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok.

b. Kegiatan proses.

c. Kegiatan pencatatan data.

d. Diskusi secara klasikal

4. Tahap Evaluasi, meliputi :

a. Evaluasi Proses, berupa :

• Ketepatan hasil pengamatan

• Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan

• Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.

b. Evaluasi Produk

• Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan


pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi Psikomotor
• Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.

F. Contoh Aplikasi Model Keterhubungan dalam Pembelajaran di SD

Implementasi pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan


sastra Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar. Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra
secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek
mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada
pembelajaran apresiasi sastra.

1. aspek mendengarkan: mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya

2. aspek berbicara: memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat

3. aspek membaca: menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat

4. aspek menulis: menulis dialog sederhana dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi
serta perannya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat ditempuh (1) siswa mendengarkan cerita
dan mengidentifikasi unsur-unsur ceritanya, (2) siswa membaca cerita dan menyimpulkan isi
ceritanya, (3) siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi ceritanya,
kemudian (4) siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya.

Selain itu, penulis juga mengaitkan beberapa kompetensi dasar dari berbagai keterampilan
yang terkandung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya, penulis
menyajikan sebuah RPP Terpadu yang mengaitkan keterampilan-keterampilan berbahasa.
(terlampir)

DAFTAR PUSTAKA : http://bintangkecildelapan.blogspot.com/2012/03/v-


behaviorurldefaultvmlo.html
Pengertian Model Keterhubungan (Connected)

Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata pelajaran
berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep dapat dikaitkan
secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.

Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model
focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next,
connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to
the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa
fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik,
keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan
selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada
semester berikutnya dalam satu bidang studi.

Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu
menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu
keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.

Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-
bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi
prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu
menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang
bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata
pelajaran.

Agar lebih memahami model ini, perhatikanlah gambar di bawah ini.


Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu
keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang
dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam
satu bidang studi.

B. Kelebihan Model Keterhubungan (Connected)

Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena
konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu
raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran
terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta didik,
maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman
dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman
mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik
yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam
pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan
model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral
maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).Contoh:

· Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual


beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.

· Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan,
pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.

Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut : 1.Bagi Guru

a. Guru dapat melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg digabungkan
sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan tersebut.

b. Guru dapat menghubungkan ide-ide dlm satu disiplin ilmu.

1.Bagi Siswa

a. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek
tertentu.

b. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
c. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta didik
untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan
masalah.

d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran
yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan model keterhubungan (connected).


Keunggulan dari model ini adalah :

1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta didik-
peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka
pelajari secara lebih mendalam

2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna
oleh peserta didik.

3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik
untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap

4. Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang sedang


berlaku.

C. Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)

Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai
berikut :

1. Bagi Guru

a. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus
tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,

b. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

c. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

2. Bagi Siswa

a. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit

kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara


terus menerus.

b. Dalam mengolah suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa kesulitan


untuk memadukan topik-topik, konsep-konsep, maupun ide-ide dalam satu mata pelajaran,
walaupun guru sudah berusaha memadukannya sesuai dengan karakteristik disiplin ilmu.

D. Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan (Connected)

Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari
keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau
mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan
keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting)
dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru
dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti tahap-tahap


pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi dari berbagai model pembelajaran.
Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam
pembelajaran terpadu, sintaksnya dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran.

1. Tahap Perencanaan :

a. menentukan tujuan pembelajaran umum

b. menentukan tujuan pembelajaran khusus

2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :

a. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa (materi prasyarat)

b. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa

c. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan

d. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan

e. menyampaikan pertanyaan kunci

3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :

a. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa

kelompok
b. kegiatan proses

c. kegiatan pencatatan data

d. diskusi secara klasikal

4. Evaluasi, meliputi :

a. evaluasi proses , berupa :

· ketepatan hasil pengamatan

· ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan

· ketepatan siswa saat menganalisis data

b. evaluasi produk :

· penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran


khusus yang telah ditetapkan.

· evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.

E. Contoh Aplikasi Model Keterhubungan dalam Pembelajaran di SD

Implementasi pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra
Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar.Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu,
yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, aspek berbicara,
aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran apresiasi sastra. Berikut
contoh pembelajaran dengan menggunakan model keterhubungan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 13

Pelajaran 4

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester: IV / 2

Waktu : 2 x 35 menit

Tema : Pendidikan

_______________________________________________________________

I. STANDAR KOMPETENSI:

5.Mendengarkan pembacaan pantun.


5. Menirukan pembacaan pantun.

5. Menulis pantun anak yang dibacakan guru.

5. Membacakan kembali pantun yang telah ditulis.

II. KOMPETENSI DASAR:

5.1 Mendengarkan pantun anak yang dibacakan guru.

5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.

5.3 Menulis pantun yang telah dibacakan guru.

5.4 Membacakan kembali pantun yang telah ditulis.

III. INDIKATOR:

Mendengarkan pembacaan pantun.

Menirukan pantun yang dibacakan oleh guru.

Menulis kembali panatun yang dibacakan guru.

Menjawab pertanyaan.

Menjelaskan isi pantun yang dibacakan guru.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Siswa dapat mendengarkan pembacaan pantun yang disampaikan oleh guru.

Siswa dapat menirukan pembacaan pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.

· Siswa dapat menulispantun anak yang dibacakan guru.

V. MATERI:

* Pantun anak.

VI. METODE PEMBELAJARAN:

Ceramah

Diskusi

Pemberian tugas

Demontrasi

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN:

A. Pendahuluan
Guru meminta siswa membuka buku Bina Bahasa Indonesia 4b halaman 46.

Guru meminta siswa mendengarkan pantun yang akan dibacakannya. Sambil mendengarkan
siswa diminta mencatat ke dalam buku tugasnya.

1. Ada kancil di luar pagar

Berbinar-binar mencari mangsa

Ketika kecil malas belajar

Sudah besar pasti sengsara

2. Kalau kamu pergi ke pasar

Jangan lupa membeli cabai

Kalau kamu rajin belajar

Cita-cita pasti tercapai

3. Satu dua tiga dan empat

Lima enam tujuh delapan

Tuntutlah ilmu sampai kaudapat

Sudah tua menyesal jangan

B. Inti

· Siswa menirukan guru pantun yang dibacakan guru.

· Sambil mendengarkan, siswa mencatat pantun yang di dalam buku tugasnya.

· Siswa membacakan pantun yang didengarnya sesuai dengan yang tercatat di buku tugas.
Teman-teman lain menilai pantun yang dibacakan teman.

· Guru menugaskan siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku Bina Bahasa
Indonesia 4b halaman 46.

C. Penutup

Pada akhir kegiatan, siswa menjelaskan isi pantun 1, 2, dan 3 didepan kelas. Jika, ada perbedaan
siswa diminta membicarakan dengan sesama teman.

VIII. ALAT DAN SUMBER:


· Standar isi

· Bina Bahasa Indonesia 4b

· Kumpulan pantun anak.

IX.PENILAIAN:

· Unjuk kerja

· Produk

Pengamatan

________________________________________________________________

Catatan / Saran: .......................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

________________________________________________________________

Mengetahui ........................................

Kepala Sekolah, Guru Kelas IV,

___________________ _______________

NIP. NIP.

DAFTAR PUSTAKA : http://myayuhapsari.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-model-


pembelajaran.html
PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED (TERHUBUNG)

Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang


menunjukkankan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan
antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan
selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang
dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.

Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada
bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian
materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi
berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang
dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik,
atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.

Perhatian utama dalampenerapan model pembelajaran ini yaitu kejelian dalam


mengidentifikasi dan menetapkan indikator yang akan dipetakan pada setiap mata pelajaran
yang akan dipadukan. Penerapan model connected ini lebih mudah diterapkan pada jenjang
pendidikan sekolah dasar dibandingkan diterapkan di jenjang SMP atauSMA, hal ini
dikarenakan di sekolah dasar masih menerapkan sistem guru kelas.

Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:

1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.

2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.

3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.

4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.

5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.

6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh
guru.

7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.


8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan
rumah.

Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut
Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
khusus yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.

1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG


(CONNECTED)
Dalam penerapan pembelajaran terpadu model connected tidak selamanya dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan sempurna sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan
model pembelajaran connected memiliki kelebihan dan kekurangan.

a. Kelebihan

Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang
digabungkan;

kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;

siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-
menerus;

siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan
dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.

b. Kekurangan

1. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum


menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;

2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan
secara mandiri;

3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang
terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada
keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya
dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input
terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu
model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap,
minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran
terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model
pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik
moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).

Kapan Kita Menggunakan Model Connected?


Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri
mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka
menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang.
Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru
(departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat
terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang
lebih kompleks.

2. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERPADU MODELCONNECTED UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu implementasi kurikulum


yang dianjurkan untuk diaplikasikan untuk mata pelajaran IPA pada jenjang pendidikan
dasar. ”Pembelajaran ini pada hakikatnyamerupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari,menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik”
(Puskur, 2006:1).

Perubahan pendekatan pembelajaran IPA ini akan menuntut guru untuk memahami dan
menyesuaikannya. Selama ini guru IPA telah terbiasa dengan pembagian tugas sebagai guru
fisika dan guru biologi,sekarang mereka harus dapat mengajarkan fisika,biologi dan kimia
secara keseluruhan,baik secara individu maupun dengan bekerja sama
dalamteam teaching.Perubahan pendekatan pembelajaran ini bukanlah hal yang mudah
bagi mereka yang telah bertahun-tahun mengajarkan mata pelajaran secara terpisah.
IPA Terpadu terdiri dari mata pelajaran Fisika, Biologi dan Kimia. Pembelajaran IPA Terpadu
ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan keterkaitan unsur unsur konseptual yang berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman belajar. Diharapkan dengan keterkaitan konseptual yang
dipelajari dari unsur-unsur dalam bidang studi IPA yang relevan akan membuat skema
kognitif, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan,
serta kebulatan pandangan tentang kehidupan,dunia nyata dan fenomena alam.

Desain pembelajaran IPA terpadu memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar
dari berbagai mata pelajaran. Dari berbagai model pembelajaran terpadu Fogarty,
model connected (keterhubungan) merupakan salah satu model yang tepat digunakan
dalam desain pembelajaran IPA Terpadu. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran Fisika,
Biologi, dan Kimia juga memiliki karakteristik tersendiri.

Pembelajaran IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan.
Materi yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.

Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep
Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat
terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep
tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya
penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target
kurikulum.

Contoh penerapan model terhubung dalam ilmu Matematika:


- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep
jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang,
tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Corey. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hadisubroto, T dan Herawati, I.S.1998. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta


Sukmadinata, N.S. 2004.Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktik.Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya.

PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERKAITAN (CONNECTED MODEL)

A. PENGERTIAN CONNECTED MODEL


Connected model adalah suatu model pengembangan kurikulum yang mengabungkan
secara jelas satu topik dengan topik berikutnya satu konsep dengan konsep lainnya, suatu
kemampuan dengan kemampuan lainnya. Kunci dari model ini adalah usaha menghubungkan
secara jelas hal –hal tersebut diatas dalam satu mata pelajaran dibandingkan dengan
mengharapkan siswa dapat menghubunginya sendiri. (fogarty, 1991).
Pengertian connected model diatas hanya sesuai diterapkan ditingkat sekolah yang
dalam kurikulumnya terdapat mata pelajaran – mata pelajaran yang terpisah (separated
subject curricula). Sedangkan kurikulum 2004 yang digunakan di TK berisi kemampuan
dasar, hasil belajar, dan indikator keberhasilan belajar yang terdapat didalam setiap bidang
pengembangan anak. Bidang pengembangan anak tersebut digolongkan menjadi dua bagian,
yaitu pembentukan perilaku melalui pembiasaan, terdiri dari bidang pengembangan moral
dan nilai – nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian; serta kemampuan dasar terdiri
dari bidang pengembangan kemampuan bahasa, kognitif, fisik, dan motorik, serta seni. Oleh
karena itu, pengertian connected model di atas harus diubah menjadi seperti berikut ini.
connected model adalah suatu model pengembangan kegiatan pembelajaran yang
menggabungkan secara jelas dua atau lebih hasil belajar dengan indikator – indikator hasil
belajar yang sesuai, dalam satu bidang pengembangan.
B. PENERAPAN CONNECTED MODEL
Untuk memahami seperti apa gambaran connected model ini dapat dicontohkan
sebagai berikut. Dalam bidang pengembangan sosial – emosional terdapat hasil belajar dan
indikator sebagai berikut (periksa kurikulum 2004).
1. Hasil belajar: menunjukkan rasa keperdulian
2. Hasil belajar: bersikap ramah
3. Hasil belajar: tumbuh sikap bekerja sama dan persatuan salah satu indikatornya adalah
saling membantu sesama teman.

jika kita lihat bahwa hasil belajar: menunjukan rasa keperdulian, menggunakan
barang orang lain dengan hati – hati, dan sikap bekerja sama dan persatuan merupan unsur –
unsur dalam hidup saling menghormati. Oleh karena itu, guru dapat mengembangkan
kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar anak mencapai kemampuan ”saling menghormati”
Hasil belajar: menunjukkan rasa kepedulian indikator menggunakan barang orang lain dengan hati -
hati
Hasil belajar: bersikap ramah
indikator: berbahasa sopan dalam berbicara

saling menghormati

Hasil belajar: tumbuh sikap berkerjasama dan persatuan


indikator: saling membantu sesama teman

gambar 5.1
bagan contoh aplikasi model connected model dalam pengembangan sosial – emosional
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CONNECTED MODEL
1. Kelebihan connected model Dengan menggabungkan kegiatan – kegiatan untuk mencapai
suatu kemampuan yang dikembangkan dalam satu bidang pengembangan maka guru akan
dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan tersebut sehingga dapat
memberikan kepada anak kegiatan – kegiatan yang terlebih arah pada satu bidang
pengembangan untuk mencapai kemampuan tersebut.
2. Kelemahan connected model Meskipun telah menggabungkan beberapa hasil belajar dalam
satu bidang pengembangan, namun model ini belum memberikan gambaran yang tebih
menyeluruh karena belum menggabungkan bidang – bidang pengembangan yang lain. Selain
itu karena relatif mudah untuk diaplikasuikan maka model ini kurang mendorong guru – guru
untuk bekerja sama dalam menggunakan model ini.
D. WAKTU PENGGUNAAN CONNECTED MODEL
Model ini dapat di gunakan pada awal kita akan menggunakan pembelajaran terpadu.
Guru akan lebih percaya diri apabila dapat melihat hubungan antar hasil – hasil belajar dalam
konteks yang lebih luas.
E. CONTOH RANCANGAN CONNECTED MODEL
Berikut ini akan disajikan penggunaan connected model dalam beberapa bidang
pengembangan untuk kelompok A.
1. Pembentukan Perilaku Melalui pembiasaan
a. Sosial – emosional
untuk mengembangan sosial emosional, anda lihat lagi gambar 4.1.
Hasil belajar: mengenal macam – macam agama
indikator: menyebutkan tempat – tempat ibadah
b. Moral dan nilai – nilai Agama

toletansi

Hasil belajar: memiliki sopan santun dan mengucap salam


indikator: tidak mengganggu teman yang sedang beribadah
gambar 5.2
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan moral dan nilai agama

2. Kemampuan Dasar
Hasil belajar: mendengarkan dan memahami kata dan kalimat sederhana
Indikator: mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara seerhana
a. Bahasa

Hasil belajar: mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa, dan
mator:engucapkannya.
indikator: menyebutkan kata – kata yang mempunyai suku kata awal yang sama

dapat berkomunikasi secara lisan

Hasil belajar: mempelajari kosa kata yang diperlukan anak berkomunikasi sehari – hari
Indikator: bercerita, menggunakan kata ganti aku, saya

Gambar 5.3
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan bahasa
b. kognitif

Hasil belajar: mengendali konsep sains sederhana


Indikator: mencoba dan menceritakan apa yang terjadi
Hasil belajar: mengendali benda di sekitarnya menurut bentuk, jenis dan ukuran
Indikator: mengenai kasar – halus, berat – ringan dan sebagainya
menyelidiki lingkungannya

Hasil belajar: mengenal konsep matematika sederhana


indikotor: menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan

Hasil belajar: mengenai bentuk geometri


indikator: menyebut dan menujuk benda – benda berbentuk geometri
Hasil belajar: mengenai ukuran
Indikator: mengukur panjang dengan langkah dan jengkel

gambar 5.4
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan kognitif
c. Fisik dan motorik

Hasil belajar: menggerakkan tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi


Indikator: menangkap dan melempar bola besar dan jarak kira – kira 1-2 meter

HASIL BELAJAR: mengarakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi
indikator: mengurus diri sendiri dengan sedikit bantuan

BERPERAN MENJADI PESENAM

Hasil belajar: menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan dan koordinasi
indikator: berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan berjijit

Gambar 5.5
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan fisik dan motorik
Hasil belajar: dapat menggambar sederhana
indikator: menggambar bebas dengan berbagai media
d. seni

menggambar dan mewarnai

Hasil belajar: dapat mewarnai gambar


indikator: mewarnai bentuk gambar sederhana

Gambar 5.6
Bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan seni
F. LANGKAH – LANGKAH PERANCANGAN CONNECTED MODEL
N Konsep/ Bidang Hasil belajar indikator Kegiatan
o kemampuan Pengembanga
n
1. saling menghormati sosial - Menunjukan Menggunakan Sosiodrama
emosional rasa kepedulian barang orang anak-anak
lain dengan diminta
hati- hati membawa
baju atau
Bersikap ramah Berbahasa Peralatan
sopan dalam sesuai
berbicara cerita ,misaln
ya gotong
royong
membersih
Tumbuh sikap Saling Kan rumah
bekerja sama membantu
dan persatuan sesame teman

2. Toleransi Moral dan Mengenal Menyebutkan Guru


nilai agama macam-macam tempat- bercerita
agama tempat ibadah tentang
bermacam –
macam agama
dan cara
beribadah
Memiliki sopan Tidak Dan pakaian
santun dan menggang u yang
mengucap teman digunakan
salam yang beribada dalam
h beribadah
tersebut.
3. Dapat berkomunika Bahasa Mendengarkan Mendengarka Bercerita
si secara lisan dan memahami n cerita dan tanpa alat :
kata dan menceritakan guru bercerita
kalimat kembali isi tentang
sederhana ceritanya seseorang
secra tokoh yang
sederhana mempunyai
pengalaman
Mendengarkan Menyebutkan Dengan baju
dan kata-kata selanjutnya
membedakan yang guru meminta
bunyi mempunyai anak untuk
suara,bunyi suku kata Memceritaka
bahasa ,dan awal yang n kembali
mengucapkanny sama
a
Mempelajari Bercerita Dengan
kosa kata yang menggunakan menggunakan
diperlukan kata ganti aku kata”aku”
untuk atau saya kemudian
berkomunikasi dengan saya.
sehari-hari

4. Menyelidik Kognitif Mengenal Mengenal Meraba dan


lingkungannya benda di kasar-halus mengenali
sekitarnya berat-ringan bahan baju:
menurut guru
bentuk ,jenis , menyediakan
dan ukuran bermacam-
macam baju
dengan bahan
yang
Mengenal Mencoba dan Berbeda-
konsep sains menceritakan beda.
sederhana apa yang Guru
terjadi jika.. menjelaskan
masing-
masing bahan
baju sambil
menyuruh
anak untuk
merabanya.
Mengenal Menyebutkan Kemudian .
bentuk geometri dan guru menutup
menunjukan mata seorang
benda-benda anak dan
berbentuk memintanya
meraba dan
menyebutkan
apa yang
dirasakannya
Mengenal Mengukur Mereka
ukuran panjang menyebutkan
dengan bentuk
langkah dan geometri
jengkal terdapat pada
baju,

Mengenal Menyebutkan
konsep hasil
matematika penambahan
sederhana dan
pengulangan
5. Berperan menjadi Fisik dan Menggerakan Menangkap Roleplay
pesenam motorik tangan untuk dan melempar Guru
kelenturan otot bola besar- membawa
dan koordinasi besar dari baju senam
jarak kira-kira untuk putra
1-2 meter dan putri
anak-anak
secara
bergantian
Menggerakan Mengurus diri Menggunakan
jari tangan sendri dengan baju tersebut
untuk sedikit sendiri dan
kelenturan otot bantuan berperan
dan koordinasi sebagai
pesenam,sepe
ri berjalan di
atas balok
atau garis
lurus
Menggerakan Berjalan maju Akan melatih
badan dan kaki pada garis keseimbangan
dalam rangka lurus, berjalan ,
keseimbangan di atas papan
dan koordinasi titian ,
berjalan ber
jinjit
6. Menggambar dan Seni Dapat Menggambar Menggambar
mewarnai menggambar bebas dengan dan mewarnai
sederhana berbagai gambar. Anak
media diminta
menggambar
macam-
macam
pakaian

Dapat Mewarnai Sesuai contoh


mewarnai bentuk kemudian .me
gambar gambar warnai
sederhana gambar
tersebut
bebas.

F. PELAKSANAAN CONNECTED MODEL


Setelah membuat tabel perencanaan kegiatan ,susunlah kegiatan tersebut manjadi SKH. Cara
penyusunannya ialah dengan mengambil dua atau tiga kegiatan sebagai kegiatan inti untuk
satu hari.misalnya, untuk hari pertama kegiatan pembukaan adalah berdoa
bersama,menyayikan lagu sesaui tema. Kemudian ,sebagai kegiatan inti ambil kegiatan 1
(saling menghormati ) kegiatan 2 (toleransi). Penutup dapat masukkan gerak dan lagu sesuai
tema dan berdoa. kegiatan 2 (toleransi). Penutup dapat masukkan gerak dan lagu sesuai tema
dan berdoa.

DAFTAR PUSTAKA : http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/pembelajaran-terpadu-


model-keterkaitan.html

Anda mungkin juga menyukai