Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta didik terlibat aktif
dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap peserta didik memerlukan
bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan
diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di
sekolah sedapat mungkin memberikan bekal peserta didik dalam mencapai kecakapan
untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas
dibanding hanya sekedar keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut
Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:
Read More..
(1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7)
threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
pengintegrasian kurikulum di
Model celupan (immersed), dan
3 dalam dan beberapa disiplin ilmu
model jaringan (networked)
(inter dan antar disiplin ilmu)
Di dalam makalah ini dibahas mengenai pembelajaran terpadu model connected yang
merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu
hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada
satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang
studi.
Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep
dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang
saling berkaitan.
Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran
yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain,
satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada
bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian
materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi
berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang
dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik,
atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah
karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya
dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input
terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang
pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya
kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik yang akan
berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam
pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru
mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang
berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan
dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat,
2009:18).Contoh:
1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu
aspek tertentu.
3. menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta
didik untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide
secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam
memecahkan masalah.
4. adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi
kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.
1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi,
peserta didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa
aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat
dicerna oleh peserta didik
1. masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara
eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin). (Hadisubroto, dalam Trianto)
2. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
3. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri
mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka
menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang.
Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru
(departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat
terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang
lebih kompleks.
1. Tahap Perencanaan
a. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
akan dipadukan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Evaluasi
1. Tahap Perencanaan
b. Kegiatan proses.
b. Evaluasi Produk
c. Evaluasi Psikomotor
• Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.
2. aspek berbicara: memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat
4. aspek menulis: menulis dialog sederhana dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi
serta perannya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat ditempuh (1) siswa mendengarkan cerita
dan mengidentifikasi unsur-unsur ceritanya, (2) siswa membaca cerita dan menyimpulkan isi
ceritanya, (3) siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi ceritanya,
kemudian (4) siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya.
Selain itu, penulis juga mengaitkan beberapa kompetensi dasar dari berbagai keterampilan
yang terkandung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya, penulis
menyajikan sebuah RPP Terpadu yang mengaitkan keterampilan-keterampilan berbahasa.
(terlampir)
Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata pelajaran
berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep dapat dikaitkan
secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model
focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next,
connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to
the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa
fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik,
keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan
selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada
semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu
menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu
keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-
bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi
prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu
menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang
bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata
pelajaran.
Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena
konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu
raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran
terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta didik,
maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman
dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman
mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik
yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam
pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan
model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral
maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).Contoh:
· Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan,
pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut : 1.Bagi Guru
a. Guru dapat melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg digabungkan
sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan tersebut.
1.Bagi Siswa
a. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek
tertentu.
b. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
c. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta didik
untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan
masalah.
d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran
yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta didik-
peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka
pelajari secara lebih mendalam
2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna
oleh peserta didik.
3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik
untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai
berikut :
1. Bagi Guru
a. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus
tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
b. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
c. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
2. Bagi Siswa
a. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari
keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau
mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan
keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting)
dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru
dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
1. Tahap Perencanaan :
kelompok
b. kegiatan proses
4. Evaluasi, meliputi :
b. evaluasi produk :
Implementasi pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra
Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar.Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu,
yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, aspek berbicara,
aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran apresiasi sastra. Berikut
contoh pembelajaran dengan menggunakan model keterhubungan
Pelajaran 4
Kelas / Semester: IV / 2
Waktu : 2 x 35 menit
Tema : Pendidikan
_______________________________________________________________
I. STANDAR KOMPETENSI:
5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
III. INDIKATOR:
Menjawab pertanyaan.
Siswa dapat menirukan pembacaan pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.
V. MATERI:
* Pantun anak.
Ceramah
Diskusi
Pemberian tugas
Demontrasi
A. Pendahuluan
Guru meminta siswa membuka buku Bina Bahasa Indonesia 4b halaman 46.
Guru meminta siswa mendengarkan pantun yang akan dibacakannya. Sambil mendengarkan
siswa diminta mencatat ke dalam buku tugasnya.
B. Inti
· Siswa membacakan pantun yang didengarnya sesuai dengan yang tercatat di buku tugas.
Teman-teman lain menilai pantun yang dibacakan teman.
· Guru menugaskan siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku Bina Bahasa
Indonesia 4b halaman 46.
C. Penutup
Pada akhir kegiatan, siswa menjelaskan isi pantun 1, 2, dan 3 didepan kelas. Jika, ada perbedaan
siswa diminta membicarakan dengan sesama teman.
IX.PENILAIAN:
· Unjuk kerja
· Produk
Pengamatan
________________________________________________________________
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
________________________________________________________________
Mengetahui ........................................
___________________ _______________
NIP. NIP.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada
bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian
materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi
berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang
dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik,
atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh
guru.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut
Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
khusus yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
a. Kelebihan
Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang
digabungkan;
kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-
menerus;
siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan
dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.
b. Kekurangan
2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan
secara mandiri;
3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang
terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada
keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya
dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input
terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu
model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap,
minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran
terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model
pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik
moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).
Perubahan pendekatan pembelajaran IPA ini akan menuntut guru untuk memahami dan
menyesuaikannya. Selama ini guru IPA telah terbiasa dengan pembagian tugas sebagai guru
fisika dan guru biologi,sekarang mereka harus dapat mengajarkan fisika,biologi dan kimia
secara keseluruhan,baik secara individu maupun dengan bekerja sama
dalamteam teaching.Perubahan pendekatan pembelajaran ini bukanlah hal yang mudah
bagi mereka yang telah bertahun-tahun mengajarkan mata pelajaran secara terpisah.
IPA Terpadu terdiri dari mata pelajaran Fisika, Biologi dan Kimia. Pembelajaran IPA Terpadu
ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan keterkaitan unsur unsur konseptual yang berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman belajar. Diharapkan dengan keterkaitan konseptual yang
dipelajari dari unsur-unsur dalam bidang studi IPA yang relevan akan membuat skema
kognitif, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan,
serta kebulatan pandangan tentang kehidupan,dunia nyata dan fenomena alam.
Desain pembelajaran IPA terpadu memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar
dari berbagai mata pelajaran. Dari berbagai model pembelajaran terpadu Fogarty,
model connected (keterhubungan) merupakan salah satu model yang tepat digunakan
dalam desain pembelajaran IPA Terpadu. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran Fisika,
Biologi, dan Kimia juga memiliki karakteristik tersendiri.
Pembelajaran IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan.
Materi yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.
Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep
Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat
terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep
tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya
penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target
kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
jika kita lihat bahwa hasil belajar: menunjukan rasa keperdulian, menggunakan
barang orang lain dengan hati – hati, dan sikap bekerja sama dan persatuan merupan unsur –
unsur dalam hidup saling menghormati. Oleh karena itu, guru dapat mengembangkan
kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar anak mencapai kemampuan ”saling menghormati”
Hasil belajar: menunjukkan rasa kepedulian indikator menggunakan barang orang lain dengan hati -
hati
Hasil belajar: bersikap ramah
indikator: berbahasa sopan dalam berbicara
saling menghormati
gambar 5.1
bagan contoh aplikasi model connected model dalam pengembangan sosial – emosional
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CONNECTED MODEL
1. Kelebihan connected model Dengan menggabungkan kegiatan – kegiatan untuk mencapai
suatu kemampuan yang dikembangkan dalam satu bidang pengembangan maka guru akan
dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan tersebut sehingga dapat
memberikan kepada anak kegiatan – kegiatan yang terlebih arah pada satu bidang
pengembangan untuk mencapai kemampuan tersebut.
2. Kelemahan connected model Meskipun telah menggabungkan beberapa hasil belajar dalam
satu bidang pengembangan, namun model ini belum memberikan gambaran yang tebih
menyeluruh karena belum menggabungkan bidang – bidang pengembangan yang lain. Selain
itu karena relatif mudah untuk diaplikasuikan maka model ini kurang mendorong guru – guru
untuk bekerja sama dalam menggunakan model ini.
D. WAKTU PENGGUNAAN CONNECTED MODEL
Model ini dapat di gunakan pada awal kita akan menggunakan pembelajaran terpadu.
Guru akan lebih percaya diri apabila dapat melihat hubungan antar hasil – hasil belajar dalam
konteks yang lebih luas.
E. CONTOH RANCANGAN CONNECTED MODEL
Berikut ini akan disajikan penggunaan connected model dalam beberapa bidang
pengembangan untuk kelompok A.
1. Pembentukan Perilaku Melalui pembiasaan
a. Sosial – emosional
untuk mengembangan sosial emosional, anda lihat lagi gambar 4.1.
Hasil belajar: mengenal macam – macam agama
indikator: menyebutkan tempat – tempat ibadah
b. Moral dan nilai – nilai Agama
toletansi
2. Kemampuan Dasar
Hasil belajar: mendengarkan dan memahami kata dan kalimat sederhana
Indikator: mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara seerhana
a. Bahasa
Hasil belajar: mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa, dan
mator:engucapkannya.
indikator: menyebutkan kata – kata yang mempunyai suku kata awal yang sama
Hasil belajar: mempelajari kosa kata yang diperlukan anak berkomunikasi sehari – hari
Indikator: bercerita, menggunakan kata ganti aku, saya
Gambar 5.3
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan bahasa
b. kognitif
gambar 5.4
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan kognitif
c. Fisik dan motorik
HASIL BELAJAR: mengarakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi
indikator: mengurus diri sendiri dengan sedikit bantuan
Hasil belajar: menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan dan koordinasi
indikator: berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan berjijit
Gambar 5.5
bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan fisik dan motorik
Hasil belajar: dapat menggambar sederhana
indikator: menggambar bebas dengan berbagai media
d. seni
Gambar 5.6
Bagan contoh aplikasi model connected dalam pengembangan seni
F. LANGKAH – LANGKAH PERANCANGAN CONNECTED MODEL
N Konsep/ Bidang Hasil belajar indikator Kegiatan
o kemampuan Pengembanga
n
1. saling menghormati sosial - Menunjukan Menggunakan Sosiodrama
emosional rasa kepedulian barang orang anak-anak
lain dengan diminta
hati- hati membawa
baju atau
Bersikap ramah Berbahasa Peralatan
sopan dalam sesuai
berbicara cerita ,misaln
ya gotong
royong
membersih
Tumbuh sikap Saling Kan rumah
bekerja sama membantu
dan persatuan sesame teman
Mengenal Menyebutkan
konsep hasil
matematika penambahan
sederhana dan
pengulangan
5. Berperan menjadi Fisik dan Menggerakan Menangkap Roleplay
pesenam motorik tangan untuk dan melempar Guru
kelenturan otot bola besar- membawa
dan koordinasi besar dari baju senam
jarak kira-kira untuk putra
1-2 meter dan putri
anak-anak
secara
bergantian
Menggerakan Mengurus diri Menggunakan
jari tangan sendri dengan baju tersebut
untuk sedikit sendiri dan
kelenturan otot bantuan berperan
dan koordinasi sebagai
pesenam,sepe
ri berjalan di
atas balok
atau garis
lurus
Menggerakan Berjalan maju Akan melatih
badan dan kaki pada garis keseimbangan
dalam rangka lurus, berjalan ,
keseimbangan di atas papan
dan koordinasi titian ,
berjalan ber
jinjit
6. Menggambar dan Seni Dapat Menggambar Menggambar
mewarnai menggambar bebas dengan dan mewarnai
sederhana berbagai gambar. Anak
media diminta
menggambar
macam-
macam
pakaian