Anda di halaman 1dari 15

KEGIATAN BELAJAR 2: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

TERPADU

A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda dapat memahami


ragam pembelajaran tematik terpadu.

B. Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Subcapaian dalam kegiatan pembelajaran ini adalah:
1. Menganalisis model pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar;
2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tematik
terpadu di sekolah dasar.

C. Uraian Materi

Pada bagian ini, Bapak/Ibu diajak untuk memahami kembali konsep


tentang berbagai macam model-model pembelajaran tematik terpadu. Berikut
uraian materi pada kegiatan belajar 2:

1. Model- Model Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran tematik memiliki sepuluh (10) model pembelajaran
(Fogarty, 1991). Keseluruhan model pembelajaran tersebut berdasarkan
pengintegrasian tema dengan rancangan dan konsep yang khas. Masing-
masing model pembelajaran tersebut dapat di kategorikan berdasarkan
disiplin keilmuan (Buri, 2019) yaitu Pertama, Satu Disiplin Ilmu (within single
disciplines) adalah pola pengintegrasian tema yang dirancang berdasarkan
pada satu konsep materi keilmuan (intra muatan pelajaran). Jadi, terdapat
beberapa sub pokok bahasan dalam satu muatan pelajaran. Dapat
dicontohkan pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang memiliki empat
(4) keterampilan yaitu; menulis, membaca, menyimak, dan mendengarkan.
Model pembelajaran tematik yang diklasifikasikan dalam kelompok ini
terdiri atas; fragmented model, connected model, dan nested model.

Kedua, Antar Disiplin Ilmu (across several disciplines) adalah pola


pengintegrasian tema yang dirancang berdasarkan pada satu konsep materi
yang melintasi antar bidang keilmuan (antar muatan pelajaran). Jadi, terdapat
beberapa sub pokok bahasan dalam satu muatan pelajaran yang
diintegrasikan dengan muatan pelajaran yang lain. Integrasi antar muatan
pelajaran tersebut dapat dicontohkan seperti keterampilan menulis pada
muatan pelajaran Bahasa Indonesia; pengenalan angka dalam muatan
pelajaran Matematika; pengenalan makanan bergizi 4 Sehat 5 Sempurna
dalam muatan pelajaran IPA. Model pembelajaran tematik yang

28
diklasifikasikan dalam kelompok ini terdiri atas; sequenced model, shared model,
webbed model, threated model, dan integrated model.

Ketiga, Satu dan/atau Antar Pembelajar (within and across learners)


adalah pola pengintegrasian tema yang berpusat untuk memadukan
kebutuhan pembelajar berdasarkan pengetahuan yang dipelajarinya dari
minat dan pengalaman mereka sendiri. Jadi, model pemaduan pembelajaran
ini mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah pembelajar
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda-beda Model pembelajaran tematik yang diklasifikasikan dalam
kelompok ini terdiri atas; immersed model dan networked model. Adapun
penjelasan kesepuluh model tersebut, apabila ditinjau dari cara memadukan
konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seorang ahli yang
bernama Robin Fogarty (Hernawan & Resmini, 2015)) model tersebut adalah:
(1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed,
(7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Secara singkat
kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Model Penggalan (Fragmented)


Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya
terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam matapelajaran
Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran
keterampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir
materi tersebut dilaksanakan secara terpisah pisah pada jam yang
berbeda- beda. Untuk membantu Anda memahami model ini, coba
perhatikan gambar atau ilustrasi di samping. Berikut ilustrasi model
penggalan.

Asumsi model pembelajaran pragmented sebagaimana


dikemukakan Fogarty (1991: 3) The traditional model of separate and
distinct disciplines, which fragments the subject areas. Ilustrasi ini
memberikan penjelasan bahwa model pembelajaran pragmented adalah
kurikulum tradisonal yang diajarkan secara terpisah-pisah (fragments).
Guru memiliki peran penting dalam mengajarkan kurikulum (artinya

29
setiap guru memiliki kewenangan mengajar mata pelajaran-mata
pelajaran/bidang studi dan tidak ada hubungannya dengan mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru yang lain). Kurikulum ini diberikan
hanya pada pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)) dan
Perguruan Tinggi (PT).Mengapa demikian, kurikulum ini diperuntukan
untuk pendidikan yang bersifat akademis semata (pengembangan
intelektual). Berdasarkan gambar di atas, nampak antara bidang studi
yang satu dengan yang lainnya terpisah sehingga tidak ada keterkaitan
antara bidang studi, Fogarty (1991: 4) menyatakan ... the subject matter
areas are taught in isolation, with no attempt to connect or integr ate them.
Sebagai misal guru bidang studi Bahasa Indonesia dan / atau guru IPA
hanya mengajar pada bidangnya masing-masing dan tidak ada
keterkaitan dengan bidang studi yang diajarkan oleh guru yang lain.

Kelebihan model pragmented relevan untuk mengembangkan


kompetensi akademik dan professionalisme sebagai alat untuk
memangku vokasi atau jabatan/tenaga ahli pada bidang-bidang/profesi
tertentu. Karena model pragmented menekankan penguasaan satu
bidang studi saja pada gilirannya para siswa sangat mendalam
menguasai pelajaran.

Kekurangannya model ini semakin terspesialisasi suatu


pengetahuan, akan mengakibatkan disintegrasi pengetahuan (antar
bidang studi terpisah-pisah dengan ketat, mengakibatkan seperti kaca
mata kuda) para ilmuwan berkerja linier tanpa melihat bahwa ilmu
saling terkait dengan ilmu yang lainnya. Oleh karena, model
pragmented memiliki kekurangan, maka timbul model terhubung
(connected model) (Ananda Juanda, 2019).
b. Model Keterhubungan (Connected)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran
tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca,
dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir butir pembelajaran
tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan
berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman,
keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung
secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran
dan proses pembelajarannya secara terpadu. Untuk membantu Anda
memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di samping.

30
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang
secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan
konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan
keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan
tugas-tugas yang dilakukan di hari berikutnya, bahkan ide-ide yang
dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada
semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran. Kekuatan
pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:
1) Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa
memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu
mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek;
2) Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus
sehingga terjadi internalisasi;
3) Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan
siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan
mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan memudahkan
transfer atau pemindahan ide- ide tersebut dalam memecahkan
masalah.
Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:
1) Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan
nampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit
antara mata pelajaran (interdisiplin);
2) Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga
isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan
ide-ide antara mata pelajaran;
3) Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide
dalam suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk
mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata
pelajaran lain.
Berikut ini ilustrasi model keterterhubungan

c. Model Keterpaduan (Integrated)


Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antarmata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara
menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas

31
kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling
tumpang-tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Berbeda dengan
model jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan
pengembangannya sebagai langkah awal maka dalam model
keterpaduan tema yang terkait dan bertumpang tindih merupakan hal
yang terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap
perencanaan program. Pertama guru menyeleksi konsep-konsep,
keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari
beberapa mata pelajaran, selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan
tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran. Kekuatan model
keterpaduan antara lain:
1) memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan
keterhubungan di antara berbagai mata pelajaran;
2) memungkinkan pemahaman antarmata pelajaran dan memberikan
penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian;
3) mampu membangun motivasi.

Kelemahan model keterpaduan antara lain:


1) model ini model yang sangat sulit diterapkan secara penuh;
2) model ini menghendaki guru yang terampil, percaya diri
dan menguasaikonsep, sikap dan keterampilan yang sangat
diprioritaskan;
3) model ini menghendaki tim antarmata pelajaran yang terkadang
sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
d. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan
menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema
dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata
pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan aktivitas siswa
dapat berkembang dengan sendirinya. Ilustrasi model jarring laba-laba
sebagai berikut:

32
Fogarty menjelaskan bahwa model pembelajaran jaring laba-laba
(The Webbed Model) yaitu, fertile theme is webbed to curriculum content and
disciplines; subjects use the theme to sift out appropriate concept, topic, and
ideas. Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema, topik,ide-ide sebagai dasar pembelajaran. Model
pembelajaran ini memadukan multidisiplin ilmu atau berbagai mata
pelajaran yang diikat oleh satu tema (Fogarty.1991: 53). Penentuan tema
dapat ditetapkan oleh guru dengan siswa atau sesamaguru. Setelah tema
disepakati bersama maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-subtema
dengan memperhatikan kaitannya dengan mata pelajaran yang lain.
Untuk itu, tema utama (inti) harus mempunyai cakupan materi yang
luas, dalam dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut.
Model webbed lebih menekankan padaketerlibatan siswa dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat memperolehpengalaman langsung.
Melalui pengalaman langsung akhirnya siswa akanmemahami konsep-
konsep yang telah mereka pelajari dan dapat menguhungkan dengan
konsep lainnya.Merujuk gambar di atas, nampak tema inti terkait
dengan anak tema (sub tema). Sebelum memulai pembelajaran tema
(pelajaran) guru sebaiknya menentukan tema dengan cara: (a) dari yang
abstrak ke yang kongkrit, (b) dari yang jauh ke yangdekat, (c) dari yang
sulit ke yang mudah. Tema yang diajarkan terkait dalamkehidupan
sehari-hari, dan pembelajaran berorientasi pada pemecahan
masalah(problem solving) sesuai dengan tingkat perkembangan birfikir,
emosional dan fisik siswa.

Contoh penerapan kurikulum model Webbed dalam


pembelajaran dimulaidengan menentukan tema terlebih dahulu.
Misalnya, guru dan siswa bersama-sama menentukan tema yang
disenangi siswa, seprti: “Lingkungan”. Tema lingkungan ini
dikembangkan atau diperluas menjadi sub-sub tema/topik yang ada
pada beberapa mata pelajaran. Misalnya IPA, Matematika, PKn, Bahasa
Indonesia, atau mata pelajaran yang lainnya. Sub tema IPA: Mengenal
berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa diajarkan tentang macam-macam bentuk energi dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, energi cahaya kita manfaatkan
sebagai penerangan saat kita belajar. Matematika: Sub tema: mengenal
bangun datar. Siswa diajarkan tentang bentuk bangun datar misalnya:
ban sepeda kita berbentuk lingkaran, buku tulis berbentuk persegi,
penggaris berbentuk persegi panjang. PKn. Sub tema: tegang rasa,
kedisiplinan. Siswa diajarkan tentang bagaimana cara bersikap dan
bertingkah laku sebagai makhluk sosial seperti: sikap tegang rasa dan

33
bekerja sama dengan orang lain. Bahasa Indonesia. Sub tema. Membaca
ringkasan. siswa menceritrakan dengan kata-katanya sendiri tentang
bentuk-bentuk energi dan bentuk bangunan datar yang kita jumpai di
lingkungan
sekitar. (Anda Juanda, 2019)

Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah


sebagai berikut.

1) Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema


yangsangat diminati;

2) Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang
belum berpengalaman;

3) Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk


mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
Kelemahan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba
sebagai berikut.

1) Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-


laba adalah menyeleksi tema;
2) Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal
sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan
kurikulum;
3) Guru dapat menjaga misi kurikulum;
4) Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada
pengembangan konsep.
e. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan
konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya,
pada jam-jam tertentuseorang guru memfokuskan kegiatan
pembelajaran pada pemahaman tentang bentuk kata, makna kata, dan
ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam
mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri
bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan
menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan
keterampilan tersebut keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan daya
imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk
keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat
ungkapan dan mengarang puisi. Untuk mengetahui telah dikuasainya
keterampilan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam
34
membuat ungkapan dan mengarang puisi. Untuk membantu Anda
memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di bawah
ini.

Gambar di atas, menunjukkan adanya hubungan atau kombinasi


(combination) mata pelajaran-mata pelajaran bersifat sistemik. Artinya,
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk
mempermudah memahami dan memperkaya bahwa satu fakta dengan
fakta lainnya saling berkaitan. Fogarty (1991: 24) menjelaskan The nested
model of integration is rich design use by skilled teacher. They know how get the
most mileage from the lesson-any lesson.... in this nested approach to
instruction. Artinya, model tersarang (nested mode) memperkaya
keterampilan guru untuk mendesain kurikulum (pelajaran), pelajaran
yang satu dengan yang lainnya dapat diintegrasikan (dikombinasikan).
Misalnya, suatu pelajaran untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif
dan psikomotor dapat dilakukan pada berbagai pelajaran. Misalnya,
pembelajaran matematika untuk mengembangkan keterampilan
kognitif guru memfokuskan pelajaran pada perhitungan;
pengembangan afektif menyelesaikan perhitungan dilakukan bukan
individual, melainkan siswa bekerja kelompok (cooperative learning),
dan pengembangan keteramipilan, siswa membuat gambar yang
berkaitan dengan pelajaran tersebut.
Model ini bersifat fleksibel dapat diterapkan pada pelajaran Sains,
Ilmu Sosial, Bahasa, Agama, dan sebagainya. Melalui pembelajaran ini,
Fogarty menjelaskan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa
(nested together to enhance the learning experience). Pembelajaran model
tersarang dapat diimplementasikan pada berbagai jenjang pendidikan
mulai pendidikan dasar (SD), SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
Beberapa kelebihan dan kekurangan model tersarang (nested model)
adalah sebagai berikut.

35
Kelebihan Pembelajaran Terpadu Model Nested Menurut
Depdikbud (1996) karakteristik pembelajaran terpadu model nested
adalah sebagai berikut:

1) Holistik. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk


memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti,
hal ini akan membuat siswa;
2) Bermakna. Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar konsep- konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan
dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan
belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di
dalam kehidupannya;
3) Otentik. Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa
memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka
memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh
sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya
diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak
bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak
sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan
bimbingan kearah mana yang dilalui dan
memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut;
4) Aktif. Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun
emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus menerus belajar. Disamping itu
pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam
suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes,
pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. (Anda Juanda, 2019).

Kekurangan Pembelajaran Model Nested


1) Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan
mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu
latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak
dilakukan secara hati-hati;

36
2) Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas karena
siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu
yang bersamaan.
f. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model
pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang
berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah,
misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau
dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal
sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan
sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang
menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat
dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. Untuk
membantu Anda memahami model ini, coba perhatikan gambar atau
ilustrasi di samping.
Kelebihan Kurikulum Pembelajaran Model Sequenced
1) Topik atau unit pada satu mata pelajaran disusun dan diurutkan
bertepatan dengan unit mata pelajaran lain;
2) Ide atau konsep yang sama pada satu mata pelajaran diajarkan juga
pada mata pelajaran lain, walaupun tetap pada pengajaran yang
terpisah;
3) Setiap topik atau pelajaran yang diurutkan untuk mempermudah
siswa menguasai pelajaran (tetapi pengurutan pelajaran bukan
mengajar Bab per Bab yang ada pada daftar isi buku pelajaran,
melainkan mengurutkan pelajaran bersifat ‘spektakuler’ sesuai
kebutuhan pengembangan kompetensi siswa dan
tuntutanperkembangan sains-teknologi). Karakteristik Kelemahan
Kurikulum Pembelajaran Model Sequenced;
4) Dibutuhan kompromi antar guru untuk mengurutkan kurikulum
(mata pelajaran) sesuai minat, bakat dan kebutuhan belajar siswa;
5) Guru bila tidak mampu kerjasama mengurutkan kurikulum secara
fleksibel, pembelajaran hanya mengajarkan dari Babke Bab sesuai
daptar isi buku teks.
g. Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat
adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKn
misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam

37
Tata Negara, PSPB, dan sebagainya. Untuk
memudahkan Anda memahami model ini, coba
perhatikan gambar atau ilustrasi di samping.
Kelebihan model ini, yaitu sebagai langkah
awal menuju model pembelajaran terpadu yang
mencakup antar disiplin ilmu (interdispliner), dengan menggabungkan
disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih memungkinkan
mempelajari konsep yang lebih dalam. Model pembelajaran shared
sangat penting dalam mengahadapi semakin tersepesialis ilmu
pengetahuan (sebagai penetrasi isolasi/terpisah-pisah ilmu
pengetahuan yang terjadi zaman modern). Sedangkan kekurangannya
yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen
pasangan (antar guru) untuk bekerjasama dalam fase awal, atau dengan
kata lain untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih
secara nyata diperlukan dialog dan / atau kesepakan bersama yang
mendalam antar guru Model pembelajaran ini relevan digunakan untuk
jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA termasuk di Perguruan Tinggi,
karena dapat memadukan konsep, sikap dan keterampilan antar disiplin
ilmu.
h. Model Galur (Threaded)
Model threaded merupakan model pemaduan
bentuk keterampilan, misalnya; melakukan prediksi
dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap
kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam
novel, dan sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus
pada apa yang disebut meta- curriculum. (Hrp & Tanjung, 2019) Untuk
membantu Anda memahami model ini, cobaperhatikan gambar atau
ilustrasi di samping.
Kelebihaan atau keuntungan dari model threaded adalah
memutar sekitar konsep metakurikulum. Metakurikulum tersebut
adalah pemahaman dan pengontrolan keterampilan dan strategi berfikir
dan belajar yang melebihi isi mata pelajaran. Guru menekankan perilaku
metakognisi sehingga siswa belajar mengenai bagaimana mereka belajar.
Dengan membuat siswa menyadari proses belajar, transfer selanjutnya
difasilitasi. Nilai tambah dari model integrasi ini tidak hanya isitetap
murni untuk setiap disiplin, namun siswa memperoleh manfaat
tambahan dari berbagai jenis keterampilan berpikir yang dapat
ditransfer menjadi kecakapan hidup.
Kekurangan dari model ini adalah kebutuhan untuk
menambahkan kurikulum “yang lain”. Isi yang berhubungan lintas mata

38
pelajaran tidak ditunjukkan secara eksplisit (jelas / tersurat), melainkan
secara implisit (tersirat) sehingga siswa kurang dapat memahami
keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa
agar dapat mengembangkan dirinya. Permukaan metakurikulum,
kecuali disiplin tetap statis. Hubungan di antara dan antar isi mata
pelajaran tidak ditekankan.
i. Model Celupan (Immersed)
Model immersed dirancang untuk membantu
siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai
pengalaman dan pengetahuan dihubungkan
dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar
pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk membantu Anda memahami model ini,
cobaperhatikan gambar atau ilustrasi di samping.

Kelebihan Model Pembelajaran Immersed

1) Peserta didik mampu memadukan semua data dari setiap bidang


ilmu (pelajaran);
2) Mengbangkan kemapuan mengintegrasikan mata pelajaran yang
kelihatannya berbeda-beda/terpisah menjadi pelajaran yang saling
mendukung;
3) Membenankan ide-ide beberapa bidang studi/mata pelajaran,
mendorong/memotivasi siswa mengkaji konseptualisasi,
mengasimilasi, memadukan ide-ide mata pelajaran sehingga
memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide bidang studi secara
integrative.
Kekurangan Model Pembelajaran Immersed

1) Guru tanpa menguasai tahapan kemampuan belajar siswa, akan


mempersulit pelajaran dikusai siswa;
2) model pembelajaran immersed bukan secara tersirat kususnyan
untuk pendidikan dasar, melainka dilakukan secara verbal/konkret;
3) Guru perlu/bahkan harus mengusai kompetensi pedagogic, tanpa
menguasai kompetensi ini dapat mengakibatkan kesulitan
meinplementasikan model pembelajaran immersed di SD
khususnya.
j. Model Jaringan (Networked)
Terakhir, model networked merupakan model pemaduan
pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi,

39
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan
baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam
situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.
Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung
secara terus- menerus karena adanya hubungan
timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang
dihadapi siswa. Untuk membantu Anda memahami model ini, coba
perhatikan gambar atau ilustrasi di samping.
Selain pandangan Robin Fogarty di atas, Jacobs (Resmini, 2010))
mengemukakan lima pilihan bentuk keterpaduan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu: (a) discipline based, (b) parallel, (c) multidisciplinary,
(d) interdisciplinary, dan (e) integrated. Secara ringkas kelima model
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Bentuk discipline based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari
mata pelajaran tertentu. Sebuah topik ekonomi misalnya dapat
dihubungkan dengan masalah sosial politik dan ilmiah;
b. Bentuk parallel memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa
mata pelajaran. Bentuk ini mengkondisikan tingkat keterpaduan
yang kurang mendalam;
c. Bentuk multidisciplinary adalah bentuk pembelajaran sejumlah mata
pelajaran secara terpisah melalui sebuah tema;
d. Bentuk interdisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang
menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam waktu yang bersamaan;
e. Bentuk integrated merupakan bentuk pembelajaran yang
memadukan sebuah konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui
hubungan tujuan- tujuan, isi, keterampilan, aktivitas, dan sikap.
Dengan kata lain, bentuk pembelajaran integrated merupakan
pembelajaran antarmata pelajaran yang ditandai oleh adanya
pemaduan tujuan, kemampuan, sikap dari pelbagai mata pelajaran
dalam topik tertentu secara utuh.
Tentu saja dari model-model pembelajaran terpadu seperti yang
telah dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs di atas, tidak
semuanya tepat diterapkan di sekolah dasar di Indonesia. Menurut hasil
pengkajian Tim Pengembang PGSD (Resmini, 2010), terdapat tiga model
pembelajaran terpadu yang nampaknya paling cocok atau tepat
diterapkan di sekolah dasar kita, yaitu model jaring laba-laba (webbing),
model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated).
Di bawah ini diuraikan ketiga model pembelajaran terpadu tersebut
beserta kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya

40
Kelebihan Model Pembelajaran Networked adalah pembelajaran
bukan bersifat pemaksaan, melainkan harus muncul dari dalam diri
peserta didik. Namun mentor (guru atau tenaga ahli) memberikan
layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat perkembangan
yang lebih tinggi kemampuan peserta didik. Pada model ini kemampuan
peserta didik terstimulasi oleh berbagai informasi (materi kurikulum
dan pengalaman belajara) yang latihkan oleh mentor. Kekurangan
Model Pembelajaran Networked adalah bila merapkan model
pembelajaran networked hanya dilakukan bukan oleh tenaga
ahali, implementasi kurikulum tidak sesuai dengan perkembangan
berpikir pesertadidik, peserta didik tidak menaruh minat (tidak
menyukai pelaran yang diajarkan), maka penerapan pembelajaran
model ini tertutup memberikan hasil yang optimal

D. Latihan

Anda dapat menggunakan tautan di bawah ini. Semoga dapat membantu


anda dalam mempelajari materi pada kegiatan belajar ini. Selamat belajar semoga
bermafaat.

1. Lakukan analisis kelebihan dan kekurangan model-model pembelajaran


tematik terpadu berdasarkan endapat saudara!
2. Diskusikan bersama teman Anda, Model manakah yang paling berhubungan
dengan pembelajaran kurikulum tematik terpadu MI/SD
3. Jelas apa sebabnya mata pelajaran (bidang studi) perlu dintegrasikan pada era
modern ini.
4. Diskusikan bersama teman saudara., apa yang menimbulkan terjadinya
disintegrasi ilmu dan nilai (value).
5. Bagaimana menurut pendapat saudara tentang nilai-nilai moderasi beragama
dalam pembelajaran tematik?

E. Referensi Tambahan

Anda dapat menggunakan tautan di bawah ini. Semoga dapat membantu


anda dalam mempelajari materi pada kegiatan belajar ini. Selamat belajar semoga
bermafaat.

Presentasi:
⮚ https://www.academia.edu/18327495/Model_model_Pembelajaran_TERP
ADU
⮚ https://www.coursehero.com/file/47596959/PPT-TEMATIKpptx/
⮚ https://slideplayer.info/slide/2324698/

41
Artikel/Jurnal/Buku:
⮚ https://core.ac.uk/download/pdf/45434521.pdf
⮚ https://www.pondok-belajar.com/2017/10/model-model-pembelajaran-
tematik.html
⮚ https://ainamulyana.blogspot.com/2021/02/pengertian-pembelajaran-
tematik-model.html
⮚ file:///C:/Users/nuril/Downloads/model-model%20pembelajaran.pdf
⮚ https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=126457&forceview=1
⮚ https://drive.google.com/drive/folders/1FXfg-c8hn-
QEhPobvc75Ei7BZPpDNotS?usp=share_link
Selain materi yang bisa anda dapatkan di atas, anda dapat menambah pengayaan
materi melalui sumber lain yang berkaiatan dengan materi tersebut sehingga
pemahaman anda menjadi lebih baik.

42

Anda mungkin juga menyukai