Nim :2019143506
Untuk menggunakan pembelajaran terpadu model shared, guru harus menentukan dua
displin ilmu yang dapat difokuskan pad konsep, sikap,dan keterampilan yang sama. Misalnya
pada disiplin ilmubahasa indonesia dan ilmu pengetahuan sosial ditentukan konsep-konsep
yang tumpang tindih sebagai konsep bersama dan diajarkan secara bersama atau tim kusus
pada kelas rendah (kelas 1 – 3) disekolah dasar yang menggabungkan kurikulum dua displin
ilmu,guru merencanakan sendiri unit-unit yang overloping ( tumpang tindih).
Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju penyatuan
pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama digunakan oleh guru
jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi
pembelajaran.
Model Networked
Model Networked adalah pembelajaran terpadu yang bersumber dari masukan eksternal yang mengandung kebaruan,
perluasan, ramalan terhadap kemungkinan yang terjadi dan penyaringan gagasan. Pada proses pencarian pengetahuan pelajar
menjadi tergantung pada sebuah network atau jaringan kerja sama sebagai sumber utama tentang informasi yang mereka
harus dapatkan dari pandangan mata yang dilihat secara langsung.
1. sangat proaktif dan beijalan secara alami dari pelajar sendiri, yang aktif mencari dan mengikuti sesuatu yang baru
saja muncul sebagai alur atau arahannya,
2. pelajar dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan atau konsep pelajaran yang mempunyai sesuatu
nilai yang lebih sepanjang masa
3. siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam san sempit. Hal ini
umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung, model
pembelajaran tersebut mengembangkan keterampilan berfikir anak,
4. mengembangkan keterampilan sosial anak seperti, kerjasama, toleransi, komunikasi dan menghargai gagasan orang
lain. Adapun kelemahan dari model pembelajaran networked adalah motivasi anak akan berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaj a karena mendapat hambatan dalam mencari
sumber.
Pengerian Pembelajaran Terpadu Model Sequenced Learning
Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: urutan, rangkaian, atau rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan
sebagai model urutan atau rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas lintas atau antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur
ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan
dapat diurutkan sehingga isi materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan topik yang
akan diajarkan, kegiatan masing-masing displin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu sama lain.
Kelebihan Dan Kekurangan Model Sequenced Learning
A. Kelebihan Model Sequenced Learning
Model Sequenced Learning memiliki kelebihan diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Model ini memfasilitasi transfer pembelajaran untuk lintas mata pelajaran.
2. Guru dapat mengatur ulang urutan topik dan materi sesuai dengan prioritasnya tanpa harus selalu mengikuti format
dalam buku.
3. Untuk siswa, pengaturan ulang topik dari disiplin ilmu yang berbeda dapat membantu mereka untuk dapat lebih
memahami mata pelajaran yang diberikan.
2. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain,
artinya guru tidak boleh menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah karena
dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang bermitra.
Model sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi, menggunakan dua bidang disiplin Think Back (Re-design):
Memilih dua mata pelajaran homogen dan mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan
periode waktu yang sejajar.
Kesimpulan
Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu dimana dua yang mudah dikaitkan satu sama lain. Dalam model ini,
kedua disiplin ilmu tetap mumi. Kemudian dalam pembelajamnya dilakukan pemaduan topik-topik antara bidang
pengembangan kemampuan dasar koginitif dan kemampuan motorik secara paralel dengan cara memberikan kegiatan
pembelajaran yang memiliki kesamaan dan keterkaitan antar keduanya, diurutkan satu dengan yang lain sehingga saling
mendukung kebermaknaannya meskipun tetap diajarkan pada masing-nasing bidang pengembangan.
Langkah -Langkah Model Sequenced Learning
Untuk mengaplikasikan model Connected pada proses pembelajaran di sekolah, langkah- langkah pengembangan sanggup
dilakukan, sebagai berikut:
1. Menganalisis isi kurikulum.
disiplin ilmu yang berbeda tetapi memiliki topik yang relevan dirangkaikan sehingga materi dari kedua disiplin ilmu tersebut
dapat diajarkan secara paralel. Melalui metode ini, guru tidak harus memberikan materi sesuai dengan urutan format di buku
(dari bab awal sampai akhir) atau sesuai kurikulum, sebaliknya guru dapat mengatur ulang urutan topik sesuai dengan
prioritasnya.
Pembelajaran Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bisa terlaksana atau
terinternalisasi dalam proses pembelajaran das sollen dengan melakukan (three in one) yaitu
pertama, pengajaran yang memberikan pengetahuan dan informasi sebanyakbanyaknya
kepada siswa sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang ditetapakan. Kedua, mendidik
dimana guru memberi contoh tuntunan, petunjuk dan keteladanan yang dapat diterapkan atau
ditiru siswa dalam sikap dan prilaku yang baik (akhlakul karimahdalam kehidupan sehari-hari
siswa. Ketiga, melatih dimana guru membimbing dan memberi contoh dan petunjuk praktis
yang berkaitan dengan gerakan, ucapan dan perbuatan lainnya
-membentuk karakter anak. Oleh karena itu, proses pendidikan karakter tidak selayaknya
diajarkan dengan cara sempit. Sebab, hal itu akan menjadikan siswa mempunyai
kecenderungan pemikiran yang sempit pula. Menurut Mu’in, pendidikan karakter pada anak
usia dini dalam konsep agama tidak melihat bahwa karakter yang ada dalam diri anak adalah
produk dialektika dengan pengalaman historisnya dan sejarah hubungannya dengan orang
lain. Keberagamaan yang dialami oleh anak semacam itu hanya akan menghasilkan sosok
yang mengetahui halal dan haram berdasarkan teks yang ditafsirkan secara saklek dan seleksi
atau ditafsirkan sesuai dengan kepentingan tertentu.
keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty
(1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu.
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4)
sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10)
networked. Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut.
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran
saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran
keterampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut
dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui Kurikulum Terpadu dalam
Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu
fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh
pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu.
Kelebihan pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan
tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan
kekurangannya adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu
membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan
pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca
dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam
membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman,
keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena
itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Kelebihan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide
dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari
konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan,
memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kekurangan dalam model ini,
model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi
sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat
ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal ini
ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.
Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam
pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam
satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan
kurikulum secara luas. Kekurangannya adalah apabila taanpa perencanaan yang matang
memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan
berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda
secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, topik pembahasannya secara paralel
atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa,
karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang
menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya
pada alokasi jam yang sama.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat
mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis
dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan
bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan
fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam mengurutkan sesuai
peristiwa terkini.
Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara
penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan
disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep
yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu
memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan
konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang
mendalam.
Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed. Model ini bertolak dari
pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini
tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas
mata pelajaran.
Kelebihan dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan
siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan
laju perkembangan era globalisasi. Sedangkan kekurangan yaitu hubungan isi antar materi
pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami
keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda,
tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat
dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan
Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang
merupakan bagian mata pelajaran.
Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan
Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi
bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir
pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari
penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di SD.
Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara
macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan,
pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day)
secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga
mendorong motivasi murid. Sedangkan kekurangan yaitu model ini sulit dilaksanakan secara
penuh; membutuhkan keterampilan tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan
dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli
pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam
hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang
berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka
terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan kekurangan dari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan
mendapat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat
belajar.