Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN UJI KOMPETENSI 2

PEMBELAJARAN TERPADU DI SD

NAMA : RISKIAH NANDASARI

NIM : 859501758

POKJAR : PGSD-S1

TUTOR : Nur Qamariah S, S.Pd., M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL :

1. Jika dilihat dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut RobinFogarty dan Jacobs (1991) setidaknya ada sepuluh model-model
pembelajaran terpadu yakni diantaranya model penggalan (fragmented), model
keterhubungan (connected), model sarang (nested), model urutan/rangkaian
(sequenced), model bagian (shared), model jaring laba-laba (webbed), model galur
(threaded), model keterpaduan (integrated), model celupan (immersed), model
jaringan (networked). Namun, saat dilihat dalam konteks sekolah dasar di Indonesia
hanya 3 model pembelajaran yang harus diterapkan. Telaah dan uraikan ketiga model
tersebut beserta kekuatan dan kelemahannya. Sertakan contoh penggunaan dari
masing-masing model.

2. Pada kegiatan inti pembelajaran terpadu memusatkan pada pembentukan pengalaman


belajar siswa (learning experiences) berkaitan dengan kemampuan yang diharapkan
dikuasai oleh siswa secara terpadu yang disusun dan direncanakan oleh guru dengan
mengacu pada kurikulum yang berlaku di Sekolah Dasar. Uraikan rancangan kegiatan
inti pembelajaran terpadu untuk satu tema di kelas yang anda ajar.

3. Berikanlah contoh 3 lembar siswa kelas 1 SD Tematik 1 dengan tema tubuhku.

JAWAB :

1. 1. Model jaring laba-laba (webbed)


Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang
kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema
tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan
aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.

Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut.


a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat
diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke
dalam semua bidang isi pelajaran.

Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba sebagai berikut.

a. Langkah yang sulit dalam dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba
adalah menyeleksi tema.
b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini
hanya berguna secara artifisial di dalam perencanan kurikulum.
c. Guru dapat menjaga misi kurikulum.
d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan
konsep.

Contohnya : pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan


pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring
laba-laba adalah pembelajaran yang mengintergrasikan materi pengajaran dan
pengalaman belajar melalui keterpaduan tema.

2. Model keterhubungan (connected)


Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan
topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan
dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan di hari berikutnya, bahkan ide-ide
yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada
semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran.

Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:


a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki
keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang
berfokus pada satu aspek.
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus sehingga terjadi
internalisasi.
c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-
angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide-ide tersebut dalam
memecahkan masalah.

Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah :

a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak
terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran
(interdisiplin).
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran
tetap terfokus tanpa merentang konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
c. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintegrasikan ide-ide dalam suatu
mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan
yang lebih global dengan mata pelajaran lain.

Contohnya : guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal kemudian


menghubungkan/mengaplikasikan untuk materi uang, angka/satuan dll.

3. Model keterpaduan (Integrated)


Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
antarmata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata
pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan,
konsep, dan bersikap yang saling tumpang-tindih di dalam beberapa mata pelajaran.

Kekuatan model keterpaduan antaralain:


a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara
berbagai mata pelajaran;
b. Memungkinkan pemahaman antarmata pelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian;
c. Mampu membangun motivasi.

Kelemahan model keterpaduan antaralain:

a. Model ini model yang sangat sulit diterapkan secara penuh;


b. Model ini menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep,
sikap dan keterampilan yang sangat diprioritaskan;
c. Model ini menghendaki tim antarmata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan,
baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.

Contohnya : perumusan indikator pembelajaran memerlukan kecermatan untuk tidak


meninggalkan keluasan dan kedalam materi; berpikir tingkat tinggi; kecakapan afektif
dan psikomotor; dan pendidikan karakter. Perumusan indikator pembelajaran
didahului dengan melakukan pemetaan materi yang diawali dari tema.

2. Berikut ini contoh uraian rancangan kegiatan inti pembelajaran terpadu untuk satu
tema:
Kegiatan inti;
 Siswa mendengarkan dan memperhatikan cerita yang dibawakan oleh guru.
 Siswa mengidentifikasi unsur-unsur dalam cerita tersebut.
 Siswa membaca cerita tersebut.
 Siswa menyimpulkan cerita tersebut.
 Siswa menulis dialog dari cerita tersebut.
 Siswa memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita tersebut.
3.

Anda mungkin juga menyukai