Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENGENALAN KURIKULUM MERDEKA

Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar


Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) adalah
pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan
kelas.

Apa tujuan pembelajaran ini?


● Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada murid
● Menguatkan kompetensi numerasi dan literasi murid
● Agar setiap murid mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
Bagaimana pembelajaran dilakukan?
Murid dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan
kesiapan yang berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi
pembelajaran divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid.

Apa itu fase perkembangan?


Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai
murid, yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.

SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK)


● Fase A: SD/MI kelas 1–2
● Fase B: SD/MI kelas 3–4
● Fase C: SD/MI kelas 5–6
● Fase D: SMP/MTs kelas 7–9
● Fase E: SMA/MA, SMK/MAK kelas 10
● Fase F: SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12
Sekolah Luar Biasa
● Fase A: usia mental ≤ 7 tahun
● Fase B: usia mental ± 8 tahun
● Fase C: usia mental ± 8 tahun
● Fase D: usia mental ± 9 tahun
● Fase E: usia mental ± 10 tahun
● Fase F: usia mental ± 10 tahun
Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, dan Usia Kronologis
Fase A
● Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 1–2)
● Usia kronologis: ≤ 6–8 tahun
● Usia mental: ≤ 7 tahun
Fase B
● Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 3–4)
● Usia kronologis: 9–10 tahun
● Usia mental: ± 8 tahun
Fase C
● Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 5–6)
● Usia kronologis: 11–12 tahun
● Usia mental: ± 8 tahun
Fase D
● Jenjang/kelas: SMP/MTs (kelas 7–9)
● Usia kronologis: 13–15 tahun
● Usia mental: ± 9 tahun
Fase E
● Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 10)
● Usia kronologis: 16–17 tahun
● Usia mental: ± 10 tahun
Fase F
● Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 11–12)
● Usia kronologis: 17–23 tahun
● Usia mental: ± 10 tahun
Bagaimana cara menentukan kemajuan hasil belajar?
Kemajuan hasil belajar murid dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen.
Murid yang belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan
agar mencapai capaian pembelajarannya.
Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen?
Perencanaan

Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana


asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen sumatif di
akhir pembelajaran.

Asesmen Awal Pembelajaran


● Asesmen awal bertujuan untuk untuk menilai kesiapan masing-masing murid untuk
mempelajari materi yang telah dirancang.
● Dengan demikian, guru bisa melakukan pengelompokkan murid berdasarkan tingkat kesiapan
yang sama.
Pembelajaran
● Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala.
● Di akhir proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen sumatif sebagai proses
evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai asesmen
awal pada pembelajaran berikutnya.

Pengorganisasian Pelaksanaan Pembelajaran


Untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pengorganisasian pembelajaran
perlu diperbarui. Salah satu caranya adalah dengan mengatur pembagian kewenangan
antara pemerintah pusat dan satuan pendidikan.

Kewenangan Pemerintah Pusat


1. Struktur kurikulum
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Capaian Pembelajaran
4. Prinsip pembelajaran dan asesmen
Kewenangan Satuan Pendidikan
1. Visi, misi, dan tujuan sekolah
2. Kebijakan lokal terkait kurikulum
3. Proses pembelajaran dan asesmen
4. Pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
5. Pengembangan perangkat ajar
Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari tiga hal, yaitu berbasis kompetensi,
pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila.

Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan struktur Kurikulum Merdeka.

Struktur Minimum
Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, satuan
pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi,
misi, dan sumber daya yang tersedia.

Otonomi
Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru untuk merancang
proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Sederhana
Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin, namun tetap
signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya dibuat jelas sehingga mudah
dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.

Gotong Royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi,
di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan
lainnya.

Pengertian Profil Pelajar Pancasila


Definisi Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan
untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Kegunaan Profil Pelajar Pancasila


● Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh
seluruh pemangku kepentingan pendidikan
● Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia
● Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya.

● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia


Pelajar Pancasila mengimani dan mengamalkan nilai dan ajaran
agama/kepercayaannya. Hal ini diwujudkan dalam akhlak yang baik pada diri sendiri,
sesama manusia, alam, dan negara Indonesia (nasionalisme).
● Berkebinekaan global
Pelajar Pancasila mengenal dan mencintai budaya dan negaranya (nasionalisme),
menghargai budaya lain, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi antar budaya.
Mereka juga melakukan refleksi terhadap pengalaman kebinekaannya, sehingga dapat
menyelaraskan perbedaan budaya untuk mewujudkan masyarakat inklusif, adil, dan
berkelanjutan.
● Mandiri
Pelajar Pancasila memiliki pemahaman terhadap diri dan situasi yang dihadapi, serta
regulasi diri untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
● Bergotong royong
Pelajar Pancasila melakukan kolaborasi yang dibangun atas dasar kemanusiaan dan
kepedulian kepada bangsa dan negara, sehingga dapat berbagi kepada sesama.
● Bernalar kritis
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis menganalisa dan mengevaluasi semua informasi
maupun gagasan yang diperoleh dengan baik. Mereka juga mampu mengevaluasi dan
merefleksi penalaran dan pemikirannya sendiri.
● Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya,
dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai