elajar Pancasila haruslah berakhlak mulia. Pelajar Pancasila mengerti apa itu nilai
spiritualitas, punya rasa cinta kepada agama, manusia, dan cinta kepada alam. Akhlak mulia ini
bisa dilihat dari moralitas yang terpancar dari setiap pribadi Pelajar Pancasila. Akhlak mulia ini
menjadi karakter yang sangat penting untuk dimiliki pelajar pancasila. Dengan akhlak yang
mulia pelajar pancasila bisa berperilaku baik kepada masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Untuk menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dimulai dari pemberian arahan, pemahaman
serta pembiasaan siswa baik di rumah, sekolah atau lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang
bisa diterapkan di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar dari pemberian materi agama,
melatih keikhlasan dengan membantu orang lain, menggalang donasi setiap hari Jumat, hingga
membiasakan diri untuk berperilaku 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) di lingkungan
sekolah. Beberapa kebiasaan kecil ini diharapkan dapat menumbuhkan perilaku baik pada diri
siswa serta kebiasaan menghormati orang lain.
2. Berkebinekaan Global
Melalui profil / karakteristik kebhinekaan tunggal, diharapkan siswa dapat menjaga budaya
luhur, lokalitas dan identitas serta berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain.
Artinya, siswa bisa mempertahankan budayanya sendiri tanpa harus menolak atau tidak
menghargai budaya lain.
Dalam hal ini, upaya menumbuhkan profil Pancasila bisa dilakukan melalui pembelajaran
antropologi atau kegiatan yang mengenalkan budaya asli, seperti ekstrakurikuler tarian daerah.
Dengan begitu, diharapkan siswa dapat menyadari bahwa setiap daerah mempunyai budayanya
sendiri dan mereka tidak kaget ketika harus berhadapan dengan budaya lain di lingkungan
berbeda.
3. Gotong Royong
4. Mandiri
Pelajar yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional,
kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat, dan juga mampu mermotivasi
untuk meningkatkan kemampuanya. Selalu percaya diri giat dan aktif dalam memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Contohnya aktif ke perpustakaan atau secara online mencari sumber
sumber belajar.
Untuk melatih kemandirian siswa di sekolah, dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler yang
memang ekspert melatih kemandirian siswa, seperti ekstrakurikuler Pramuka, Paskibra dan
lainnya. Sekolah dapat mewajibkan siswa untuk mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler
tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas pun, guru dapat melatih kemandirian siswa
misalnya dengan mengumpulkan tugas tepat waktu memulai KBM tepat waktu, serta memberi
punishment atau hukuman bagi siswa yang tidak disiplin.
5. Kreatif
Kreativitas dalam diri seseorang membuat kehidupan lebih baik dan cenderung
menghasilkan sesuatu yang unik serta mengubah perspektif banyak orang. Kreativitas juga
membuat seseorang melihat kehidupan dalam sudut pandang yang berbeda dan membantu
memecahkan masalah dengan cara kreatif.
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan
gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Guru berperan penting untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memberi kebebasan
penugasan pada siswa untuk mengasah kreativitas mereka. Artinya, siswa dapat menentukan
pembelajaran sesuai dengan minatnya masing-masing, dan guru dapat memberikan dasar serta
konsep materi dalam kurikulum Selain itu, siswa juga bisa diberi pemahaman pelajaran seni
budaya dan melakukan praktik yang menumbuhkan kreativitas, misalnya praktik melukis,
membuat batik dan pembuatan karya lainnya.
6. Bernalar Kritis
Di era globalisasi yang penuh dengan kompetisi yang ketat ini, pendidikan harus diarahkan
ke peningkatan daya saing agar bangsa Indonesia dapat berkompetisi secara global. Pendidikan
di sekolah bukan hanya pemberian pemahaman konsep ilmiah saja, tetapi yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau bernalar kritis siswa.
Pelajar Pancasila mampu menyelesaiakan masalah dengan berfikir rasional, mampu
menciptakan hal-hal yang baru. Berpikir kritis merupakan sebuah proses di mana pelajar harus
membuat penilaian yang masuk akal, logis, dan dipikirkan secara matang. Sebagai contoh saat
mengikuti kegiatan karya ilmiah dituntut untuk Berpikir kritis diperlukan dalam rangka
memecahkan suatu permasalahan sehingga diperoleh keputusan yang cepat dan tepat.
Bernalar kritis artinya proses berpikir untuk mendapatkan dan mengubah informasi menjadi
keputusan atau kesimpulan yang tepat, dan membantu siswa memecahkan masalah dengan baik.
Hal ini tidak bisa diajarkan sekali, tetapi membutuhkan waktu lebih lama. Oleh sebab itu, siswa
perlu dilatih dan dibiasakan untuk berpikir kritis. Setiap pembelajaran di sekolah diharapkan
dapat meningkatkan kecakapan hidup dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penjelasan secara rinci dalam bentuk infografis mengenai 6 karakter ini dapat diklik atau
disimak di https://www.youtube.com/watch?v=8YM4oUYPQCs.
Dan materi paparan dari Kepala Pusat Penguatan Karakter, Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D dapat
diakses di https://drive.google.com/file/d/15c5LvS0yf3GDFaXkYZh9bG03qDQf23FU/view?
usp=sharing.
Selain itu, Puspeka (Pusat penguatan karakter) juga telah membuat beragam bentuk kampanye
penguatan karakter ini melalui berbagai media sosial yang sangat menarik dan bergaya milenial
sehingga mudah untuk dipahami pelajar. Berikut media sosial berikut tautan selengkapnya:
1. Youtube dan facebook Cerdas Berkarakter Kemdikbud
RI https://www.youtube.com/results?search_query=cerdas+berkarakter.kemdikbud.co.id
2. Instagram @cerdasberkarakter.kemdikbudri
3. cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
Komitmen kerja :
1. Penerapan ketepatan waktu
2. Penerapan 5R (Resik,Rawat, Rapi, Ringkas dan Rajin)
3. Penerapan Sistem Kerja dan aturannya
Simulasi Kerja : Peran guru dan peserta didik dalam melakukan kegiatan/bekerja sesuai SOP
(Standar operasional prosedur)
Pemaknaan Kerja
1. Pelaksanaan Quality Control oleh Guru
2. Perbaikan oleh peserta didik
Pembiasaan Bekerja
1. Pembiasaan 5R (siswa terbiasa melakukan 5R)
2. Pembiasaan Quality Control (Siswa terbiasa mengontrol kualitas kerja)
3. Pembiasaan Ketepatan waktu (siswa terbiasa menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai target
kerja)
4. Pembiasan penerapaan sistem kerja dan aturan kerja
Refleksi
1. Menampilkan hasil kerja (siswa mengevaluasi diri terhadap hasil pekerjaan)
2. Menampilkan perilaku dan cara kerja peserta didik (siswa mengevaluasi prilaku dan cara
kerja)