Anda di halaman 1dari 19

Kegiatan Pembelajaran untuk Menumbuhkan

Profil Pelajar Pancasila

Oleh Ade Sukmana S.T


Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu
proses pembelajaran keterampilan,
pengetahuan dan kebiasaan sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pelatihan, pengajaran dan
penilaian. Proses pembelajaran dalam
pendidikan bukan hanya meningkatkan potensi
peserta didik, tetapi juga membuat mereka
berkarakter baik. Sehingga siswa menjadi
generasi cerdas dan berkarakter.
Pelajar Pancasila merupakan pelajar yang
memiliki karakter berlandaskan falsafah
Pancasila atau memiliki nilai sila-sila Pancasila
secara utuh dan komprehensif. Nilai karakter
yang ada pada tiap sila Pancasila sendiri terdiri
dari nilai karakter religius, peduli sosial,
kemandirian, patriotisme atau rela berkorban
untuk negara, kebersamaan, demokratis serta
keadilan
Pendidikan karakter ini di ajarkan sejak dini
kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Setidaknya terdapat 6
karakteristik atau profil pelajar Pancasila yang
harus dimiliki peserta didik untuk menjadi
Pelajar Pancasila yaitu:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia
2. Kebhinekaan global
3. Bergotong royong
4. Kreatif
5. Mandiri
6. Bernalar Kritis
Dilansir dari antaranews.com, Mendikbud
Nadiem Makarim mengungkapkan 6 karakteristik
belajar Pancasila tersebut merupakan
pengembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan
Pancasila yang menjadi fondasi untuk melihat
arah pembangunan nasional. Untuk
menumbuhkan karakteristik pelajar Pancasila
diperlukan mekanisme atau gerakan
penumbuhan karakter, mulai dari sosialisasi,
penyempurnaan pembelajaran serta aneka
kompetisi.
Upaya Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dalam Kegiatan
Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan


penting untuk membawa arah pembelajaran
tersebut lebih efektif dan optimal. Seorang guru
bukan hanya dituntut untuk mengajar materi
guna mencapai kompetensi pembelajaran dan
mengutamakan kognitif siswa saja tetapi
menggali potensi diri siswa untuk berkarakter.
Siswa juga diharapkan memiliki nilai karakter
Pancasila dan mencerminkan profil Pelajar
Pancasila mulai dari beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa hingga kemampuan
bernalar kritis. Adapun berikut ini merupakan
upaya menumbuhkan profil pelajar Pancasila
dalam kegiatan pembelajaran, di antaranya
yaitu:
1. Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Beriman dan Bertakwa
Kepada Tuhan YME

Untuk menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Beriman dan


Bertakwa Kepada Tuhan YME dimulai dari pemberian arahan,
pemahaman serta pembiasaan siswa baik di rumah, sekolah atau
lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang bisa diterapkan di
sekolah dalam kegiatan belajar mengajar dari pemberian materi
agama, melatih keikhlasan dengan membantu orang lain,
menggalang donasi setiap hari Jumat, hingga membiasakan diri
untuk berperilaku 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) di
lingkungan sekolah. Beberapa kebiasaan kecil ini diharapkan dapat
menumbuhkan perilaku baik pada diri siswa serta kebiasaan
menghormati orang lain.
2. Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Berkebinekaan Global

Melalui profil / karakteristik kebhinekaan


tunggal, diharapkan siswa dapat menjaga
budaya luhur, lokalitas dan identitas serta
berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan
budaya lain. Artinya, siswa bisa
mempertahankan budayanya sendiri tanpa
harus menolak atau tidak menghargai budaya
lain.
Dalam hal ini, upaya menumbuhkan profil
Pancasila bisa dilakukan melalui pembelajaran
antropologi atau kegiatan yang mengenalkan
budaya asli, seperti ekstrakurikuler tarian
daerah. Dengan begitu, diharapkan siswa dapat
menyadari bahwa setiap daerah mempunyai
budayanya sendiri dan mereka tidak kaget ketika
harus berhadapan dengan budaya lain di
lingkungan berbeda.
3. Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Gotong Royong

Gotong royong merupakan karakteristik atau


budaya Indonesia yang harus dipertahankan.
Gotong-royong sangatlah penting untuk
mencapai tujuan bersama dari kerjasama yang
baik. Jangan sampai perilaku gotong royong
hilang dalam era kompetitif seperti saat ini.
• Untuk menumbuhkan gotong-royong dan rasa saling
menghormati pada siswa, guru bisa menerapkannya
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, misalnya
melalui metode belajar diskusi.
• Sekolah juga bisa mengadakan kegiatan bersih-
bersih atau kompetisi kelas terbersih untuk
membuat siswa dalam satu kelas bekerja sama
membersihkan kelas mereka masing-masing, demi
mencapai tujuan bersama, yaitu memenangkan
kompetisi. Guru berperan aktif dalam memotivasi
siswa agar dapat bekerjasama yang baik.
4. Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Mandiri

Untuk melatih kemandirian siswa di sekolah,


dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler yang
memang ekspert melatih kemandirian siswa,
seperti ekstrakurikuler Pramuka, Paskibra dan
lainnya. Sekolah dapat mewajibkan siswa untuk
mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler
tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas pun, guru
dapat melatih kemandirian siswa misalnya dengan
mengumpulkan tugas tepat waktu memulai KBM
tepat waktu, serta memberi punishment atau
hukuman bagi siswa yang tidak disiplin.
Selain itu, siswa juga bisa diberi pemahaman
pelajaran seni budaya dan melakukan praktik yang
menumbuhkan kreativitas, misalnya praktik
melukis, membuat batik dan pembuatan karya
lainnya.
6. Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Bernalar Kritis

Di era globalisasi yang penuh dengan kompetisi


yang ketat ini, pendidikan harus diarahkan ke
peningkatan daya saing agar bangsa Indonesia
dapat berkompetisi secara global. Pendidikan di
sekolah bukan hanya pemberian pemahaman
konsep ilmiah saja, tetapi yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi atau bernalar kritis siswa.
5. Menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila; Kreatif

Kreativitas dalam diri seseorang membuat


kehidupan lebih baik dan cenderung
menghasilkan sesuatu yang unik serta
mengubah perspektif banyak orang. Kreativitas
juga membuat seseorang melihat kehidupan
dalam sudut pandang yang berbeda dan
membantu memecahkan masalah dengan cara
kreatif.
Guru berperan penting untuk menumbuhkan
kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan
yaitu dengan cara memberi kebebasan
penugasan pada siswa untuk mengasah
kreativitas mereka. Artinya, siswa dapat
menentukan pembelajaran sesuai dengan
minatnya masing-masing, dan guru dapat
memberikan dasar serta konsep materi dalam
kurikulum
Bernalar kritis artinya proses berpikir untuk
mendapatkan dan mengubah informasi menjadi
keputusan atau kesimpulan yang tepat, dan
membantu siswa memecahkan masalah dengan baik.
Hal ini tidak bisa diajarkan sekali, tetapi
membutuhkan waktu lebih lama. Oleh sebab itu,
siswa perlu dilatih dan dibiasakan untuk berpikir
kritis. Setiap pembelajaran di sekolah diharapkan
dapat meningkatkan kecakapan hidup dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Anda mungkin juga menyukai