Anda di halaman 1dari 2

TOPIK 4 FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

KONEKSI ANTAR MATERI


NAMA : GALU PARWATI
KELAS : MATEMATIKA GEL. 2 THN 2023

Materi dalam topik 4 ini tentu terkait erat dengan materi yang disampaikan pada topi-topik
sebelumnya. Topik 1 merupakan, gagasan filosofis dari Ki Hajar Dewantara tentang gambaran
ideal bagaimana pendidikan dan pembelajaran itu dipraktikkan menjadi paradigma yang mesti
ditanamkan untuk membawa transformasi pendidikan ke arah lebih baik. Pada topik 1, bahawa
perkembangan pendidikan nasional sangatlah Panjang. Sebelum kemerdekaan pada tahun,
pendidikan nasional masih sangat terbatas, namun kini kita patut bersyukur karena tidak ada lagi
pembatasan partisipasi dalam pendidikan. Namun setelah kemerdekaan, menurut saya kebebasan
mengikuti pendidikan tidak lagi dibatasi, namun kebebasan siswa masih dibatasi, karena tidak
semua siswa dapat belajar dengan bebas. Oleh karena itu, kita sebagai calon pendidik dibimbing
untuk memahami filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dan secara kritis merefleksikan korelasi
nilai-nilai tersebut dengan situasi pendidikan lokal dan nasional saat ini. Sebagai pemimpin
pembelajaran, dapat menerapkan strategi untuk membantu sekolah menjadi pusat pengembangan
karakter dengan budaya positif. Siswa dapat merumuskan dan mengkomunikasikan visi sekolah
kepada guru dan pemangku kepentingan lainnya. Memperjelas nilai-nilai bersama mengenai peran
pendidik. menerapkan prinsip-prinsip pembangunan pada mobilisasi masyarakat.
Mengembangkan visi yang lebih jelas bagi siswa mandiri dan peran pemangku kepentingan dalam
mendukung ekosistem pembelajaran yang mendukungnya. Memetakan strategi untuk mengubah
manajemen dan melaksanakannya dengan dukungan dari pemangku kepentingan dan komunitas
sekolah. Melibatkan komunitas sekolah sebagai landasan untuk memperkenalkan dan
mengembangkan budaya yang positif di lingkungan sekolah dan menggagas kerjasama dalam
melakukan refleksi secara berkala. Memahami bagaimana aktivitas siswa dan guru menciptakan
lingkungan budaya sekolah yang positif untuk pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan
karakter. Kembangkan keterampilan pemetaan dan ciptakan budaya positif di sekolah
Topik 2. mulai membahas hal-hal teknis terkait dengan program program yang berdampak pada
peserta didik seperti dasar-dasar pendidikan yang menuntun dan sistem among. Pada modul 2 ini,
Para pendidik diingatkan bahwa untuk benar-benar mendidik anak, mereka perlu memperoleh
kekuatan kodratnya yang selaras dengan alam dan waktu. Dalam hal ini pendidik diarahkan untuk
menerapkan paradigma pembelajaran baru melalui pembelajaran yang terdiferensiasi untuk
memenuhi beragam kebutuhan belajar siswa. Mengatasi aspek sosial dan emosional dalam peran
guru. Memperkenalkan sistem “Antara sesama” yang memberikan contoh baik dan buruk tanpa
menghilangkan hak-hak peserta didik, serta memungkinkan peserta didik tumbuh dan berkembang
dalam suasana internal yang mandiri sesuai fitrahnya.
Topik 3. Membahas indentitas manusia Indonesia yaitu, relegiusitas, manusia pancasila dan
kebhinekaan Indonesia Negara kepulauan yang sangat beragam. Keberagaman terbentang dari
sabang sampai marauke. Begitu juga di sekolah sangat beragam dari berbagai latar belakang suku,
agama, budaya, dan bahasa. Namun, sebagai manusia Indonesia maka sekolah menerapkan nilai
kebhinekaan dan nilai-nilai kebhinekaan untuk membingkai keberagaman itu dalam suatu
Pendidikan
Topik 4. Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia. Pancasila merupakan kesatuan dan jati
diri bangsa Indonesia dalam keberagamannya dalam segala bidang kehidupan sosial budaya,
ekonomi, dan agama. Profil Siswa Pancasila yaitu Iman, Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Akhlak Mulia. Keberagaman global; Gotong royong; Kreativitas; Berpikir kritis dan mandiri
adalah ciri lulusan pendidikan Indonesia
Setelah mengulas materi dari Topik 1 hingga Topik 3, dapat ditarik benang merah antara isi materi
dari Modul 1 hingga Modul 4. Sungguh perjalanan yang sangat panjang dalam dunia pendidikan
nasional dimana pendidik yang mandiri masih terbelenggu. Hal ini menyamakan peluang
partisipasi siswa, pembelajaran dan pengajaran yang diberikan di sekolah bersifat sentral dan
unilateral, dirancang untuk memberikan dampak terhadap siswa, dan guru menjadi pemimpin
dalam perubahan pendidikan di tingkat mikro. Level berupaya menciptakan ekosistem sekolah
yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara emosional, kognitif, dan
psikokinematis. Di sini, peran pendidik adalah memahami teladan manusia Indonesia yang
beraneka ragam, menjadikan Pancasila sebagai landasan pendidikan, membangun ekosistem
sekolah yang bermanfaat, dan menciptakan terobosan inovasi dan transformasi dalam
pembelajaran dan pengajaran murid.

Anda mungkin juga menyukai