Selain itu, Pelajar Indonesia juga diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga
negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh
karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
A. Filosifi Pendidikan
Berangkat dari cita-cita pendiri bangsa yang tertuang dalam Undang Undang Dasar
1945, nilai nilai luhur Kearifan Lokal Indonesia dan dari filosofi pendidikan KI Hadjar
Dewantara, lahirlah visi pendidikan yang merupakan interpretasi dari semua nilai nilai luhur
tersebut. Visi yang menyatakan tujuan pendidikan Indonesia, dari profil pelajar yang dicita-
citakan, yaitu profil pelajar Pancasila.
Visi Pendidikan Indonesia yaitu Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
-1-
Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak
kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan
diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
3. Bergotong-royong
4. Berkebinekaan global
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis
dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam
mengambilan keputusan.
-2-
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus
pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa
Indonesia sekaligus warga dunia.
Setelah pelajar sudah mengetahui enam dimensi profil pelajar pancasia. Maka pelajar
mengetahui visi pendidikan Indonesia.
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial
atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan profil pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema
secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu
secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah
wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah
untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di
samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi
yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik,
pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
2. Konseptual
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar
bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang
terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata peserta didikan.
Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
jangkauan materi peserta didikan, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan
pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya,
pendidik tetap dapat merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur
agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat
mendorong peran projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan
menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam peserta didikan
intrakurikuler.
-4-
D. Tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Terdapat 7 tema utama untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yaitu :
2. Kearifan Lokal
Seseorang yang membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi
budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.
Contoh tema:
Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa
-5-
(bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-
masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu
narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.
Contoh tema:
Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja. Jenjang
Pengembangan kemandirian dalam merawat diri dan menjaga Kesehatan
5. Suara Demokrasi
Seseorang yang menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara
peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Sehingga seseorang dapat
merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta
tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau
dalam dunia kerja.
Contoh kontekstualisasi tema:
Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala
desa
7. Kewirausahaan
Seseorang mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat local dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. Sehingga seseorang juga membuka wawasan tentang peluang masa
depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap
untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual
-6-
E. Manfaat projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk
partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
2. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
3. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
4. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
5. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
6. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila
7. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
8. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
-7-
Dimensi Bergotong Royong
-8-
c. Berbagi
-9-