PENDAHULUAN
A. Pengertian Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas/2003). Pemerintah
pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk
pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017;
4. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
7. Kepdirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor:2368/B.B1/HK01.03/2021, Keputusan
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor: 2368/B.B1/HK01.03/2021
tentang Penguatan SDM melalui Pelatihan dan Pendampingan pada Satuan Pendidikan
Pelaksana Program Sekolah Penggerak;
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020-2024:
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak
beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada
alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebhinekaan global
3. Bergotong royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif
o Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.
Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara
bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
o Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus
pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa
Indonesia sekaligus warga dunia.
o Gambaran Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan Profil Pelajar Pancasila
adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri
setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler,
projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler.
Intrakurikuler Ekstrakurikuler
Muatan Pelajaran Kegiatan untuk
Kegiatan/pengalaman mengembangkan
belajar minat dan bakat
UPT SMP nEgeri 2 watang pulu 5
Beriman, bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa,
berakhlak mulia
E. Prinsip Pembelajaran dan Assesmen
o PRINSIP PEMBELAJARAN :
2 Pembelajaran dirancang dan Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa Guru hanya selalu memberikan pemaparan dalam
dilaksanakan untuk membangun digunakan dalam pembelajaran. bentuk ceramah dan instruksi tugas. Memberikan
kapasitas untuk menjadi pembelajar Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk soal dan dinilai benar
pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman atau salah, tanpa umpan balik.
sepanjang hayat.
bermakna. Memberikan porsi paling banyak pada asesmen
Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari guru sumatif atau ujian/ tes akhir.
dan peserta didik ke peserta didik.
Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan
menggunakan kekuatan bertanya, dengan memberikan
pertanyaan yang membangun pemahaman bermakna.
4 Pembelajaran yang relevan, yaitu Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia nyata dan Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan dan tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar. menarik untuk peserta didik.
konteks, lingkungan dan budaya peserta Melibatkan orang-tua dalam proses belajar dengan komunikasi Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
didik, serta melibatkan orang tua dan dua arah dan saling memberikan umpan balik. hanya menagih tugas.
Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber primer Interaksi dengan murid hanya memberikan dan menagih
masyarakat sebagai mitra. maupun sekunder dalam proses pembelajaran. tugas.
peserta didik tidak punya akses langsung untuk terlibat
ataupun melibatkan masyarakat setempat.
5 Pembelajaran berorientasi pada masa Umpan balik yang terus menerus dari guru untuk peserta didik Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir. Pembelajaran
depan yang berkelanjutan. maupun dari peserta didik untuk peserta didik. dengan kegiatan yang sama dari tahun ke tahun dengan soal
Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna dengan tes dan ujian yang sama. Hanya mengetes atau menilai
memberi dukungan lebih banyak di awal untuk kemudian perlahan keterampilan abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya.
melepas sedikit demi sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya
menjadi pelajar yang mandiri dan merdeka.
Guru melakukan berbagai inovasi terhadap metode dan strategi
pengajarannya.
Mengajarkan keterampilan abad 21.
Dalam konsep merdeka belajar, Proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik yang memiliki gaya belajar, potensi serta minat yang beragam. Belajar yang
melibatkan pelajar dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi
terhadap proses dan hasil belajar. Pendekatan yang diperhatikan dalam merdeka belajar
diantaranya:
Peserta didik merancang/ mengatur diri tujuan, alur dan penerapan pembelajaran (self
directed/regulated learning).
Personalisasi pengalaman belajar termasuk konten, model pembelajaran, asesmen dan
moda penerapan pengetahuan (personalized learning).
Penyesuaian pembelajaran secara individu (individualized learning).
2 Pembelajaran dirancang dan Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa Guru hanya selalu memberikan pemaparan dalam
dilaksanakan untuk membangun digunakan dalam pembelajaran. bentuk ceramah dan instruksi tugas. Memberikan
kapasitas untuk menjadi pembelajar Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk soal dan dinilai benar
pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman atau salah, tanpa umpan balik.
sepanjang hayat.
bermakna. Memberikan porsi paling banyak pada asesmen
Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari guru sumatif atau ujian/ tes akhir.
dan peserta didik ke peserta didik.
Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan
menggunakan kekuatan bertanya, dengan memberikan
pertanyaan yang membangun pemahaman bermakna.
4 Pembelajaran yang relevan, yaitu Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia nyata dan Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan dan tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar. menarik untuk peserta didik.
konteks, lingkungan dan budaya peserta Melibatkan orang-tua dalam proses belajar dengan komunikasi Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
didik, serta melibatkan orang tua dan dua arah dan saling memberikan umpan balik. hanya menagih tugas.
Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber primer Interaksi dengan murid hanya memberikan dan menagih
masyarakat sebagai mitra. maupun sekunder dalam proses pembelajaran. tugas.
peserta didik tidak punya akses langsung untuk terlibat
ataupun melibatkan masyarakat setempat.
5 Pembelajaran berorientasi pada masa Umpan balik yang terus menerus dari guru untuk peserta didik Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir. Pembelajaran
depan yang berkelanjutan. maupun dari peserta didik untuk peserta didik. dengan kegiatan yang sama dari tahun ke tahun dengan soal
Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna dengan tes dan ujian yang sama. Hanya mengetes atau menilai
memberi dukungan lebih banyak di awal untuk kemudian perlahan keterampilan abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya.
melepas sedikit demi sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya
menjadi pelajar yang mandiri dan merdeka.
Guru melakukan berbagai inovasi terhadap metode dan strategi
pengajarannya.
Mengajarkan keterampilan abad 21.
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan
menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang
tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta
strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
1 Asesmen merupakan bagian terpadu Asesmen dilakukan berdasarkan tujuan Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan dan
dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah.
pembelajaran, dan menyediakan
informasi yang holistik sebagai umpan
Melibatkan peserta didik dalam melakukan Asesmen hanya dilakukan oleh Guru
balik untuk guru, peserta didik, dan
asesmen, melalui penilaian diri (self assessment),
orang tua, agar dapat memandu mereka penilaian antar teman (peer assessment), refleksi
dalam menentukan strategi diri, dan pemberian umpan balik antar teman (peer
pembelajaran selanjutnya. feedback).
Pemberian umpan balik dilakukan dengan Umpan balik berupa kalimat pujian yang pendek,
mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi misal bagus, keren, pintar, pandai, cerdas, dan
pola pikir bertumbuh, dan memotivasi peserta didik sebagainya.
Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk
perbaikan
2 Asesmen dirancang dan dilakukan Membangun komitmen dan menyusun perencanaan Menitikberatkan pada asesmen sumatif
sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, asesmen yang menitikberatkan pada asesmen
dengan keleluasaan untuk menentukan formatif
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan Menggunakan beragam jenis, teknik dan Tidak menggunakan instrumen penilaian atau hanya
pembelajaran. instrumen penilaian formatif sesuai dengan menggunakan 1-2 instrumen.
tujuan pembelajaran Menggunakan instrumen asesmen, namun tidak sejalan
dengan tujuan pembelajaran
2 Menggunakan jenis, teknik, dan instrumen asesmen Menggunakan jenis, teknik, dan instrumen asesmen yang
yang bervariasi dan relevan sama secara berulang
Menitikberatkan pada penggunaan teknik penilaian berupa tes.
Mengkomunikasikan kepada peserta didik tentang Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya dipahami oleh Guru.
jenis, teknik, dan instrumen penilaian yang akan Peserta didik tidak memahami jenis, teknik, instrumen asesmen
digunakan. Harapannya, peserta didik akan berusaha yang digunakan, sehingga tidak memiliki gambaran kriteria terbaik
mencapai kriteria yang terbaik sesuai dengan yang dapat dicapai
kemampuannya
KKTP berupa serangkaian kriteria yang menjadi KKTP berupa angka kuantitatif
penanda ketercapaian Tujuan Pembelajaran.
KKTP dijadikan sumber informasi atau data bagi KKTP digunakan sebagai penentu ketuntasan hasil
Guru untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran belajar, tanpa disertai tindak lanjut.
sesuai pencapaian peserta didik.
3 Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan tanpa Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena latar
proporsional, valid, dan dapat dipercaya dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik belakang tertentu.
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan keputusan tentang Menerapkan moderasi asesmen, yaitu Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
langkah selanjutnya. berkoordinasi antar Guru untuk menyamakan
persepsi kriteria, sehingga tercapai prinsip
keadilan
Menggunakan instrumen asesmen yang mampu mengukur Menggunakan instrumen asesmen yang tidak
capaian kompetensi dengan tepat sesuai dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran
4 Laporan kemajuan belajar dan Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
pencapaian peserta didik bersifat Penggunaan kata atau kalimat negatif.
sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang Menyertakan kriteria pencapaian dalam bentuk kalimat Menilai dengan skor atau angka tanpa deskripsi
karakter dan kompetensi yang dicapai deskriptif. kriteria.
serta strategi tindak lanjutnya.
Laporan hasil belajar hendaknya menyertakan bukti Merekayasa hasil tanpa adanya bukti perkembangan
dari pembelajaran, yaitu portofolio peserta didik dan pembelajaran.
bentuk pelaporan selain tertulis seperti diskusi atau
konferensi tiga arah.
5 Hasil asesmen digunakan oleh peserta Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pemberian Hasil asesmen hanya digunakan dalam bentuk
didik, pendidik, tenaga kependidikan, perlakuan terhadap peserta didik (remedial kumpulan data tanpa adanya tindak lanjut
dan orang tua sebagai bahan refleksi ataupun pengayaan)
untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Hasil asesmen digunakan untuk perbaikan pembelajaran Hasil asesmen hanya digunakan sebagai
berkesinambungan pada seluruh aspek dalam umpan balik bagi peserta didik dan guru
pengelolaan satuan pendidikan
Selain beberapa kekuatan / kelebihan sebagaimana tersebut di atas, sekolah ini memiliki
beberapa kelemahan antara lain :
A. VISI
Kurikulum operasional sekolah disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Sekolah
sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan
tantangan masa depan diantaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan
lintas sektor serta tempat, era informasi, pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku
dan moral manusia, berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan,
era informasi, pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia,
berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap Pendidikan.
Oleh karena itu, kami merumuskan visi UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu, yaitu :
Indikator Visi
VISI INDIKATOR
BERIMAN 1. Beribadah sesuai agama dan kepercayaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa berdasar agama yang dianut.
2. Berakhlak mulia.
3. Aktif dalam kegiatan keagamaan.
4. Mempunyai kepedulian sosial/lingkungan.
5. Menghargai orang lain
BERPRESTASI 1. Memiliki prestasi dan keterampilan yang tinggi.
2. Mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
3. Mampu bersaing dalam setiap lomba-lomba akademik/ non
akademik.
BERKARAKTER 1. Menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
2. Memahami karakter budaya lokal/nasional/global.
3. Memiliki nilai-nilai pembiasaan yang baik.
B. MISI
Untuk mewujudkan visi sekolah UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu tersebut diperlukan suatu
misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi sekolah sekolah tersebut
disusun berdasarkan visi UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu, sebagai berikut;
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap norma agama yang dianut.
2. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan
fungsi lingkungan.
3. Melaksanakan pembiasaan berakhlak mulia yang berkarakter dan berbudaya serta
ramah lingkungan.
4. Mendorong peserta didik untuk mengenali potensi dirinya, cinta alam dan mampu
mengelola limbah menjadi barang yang bermanfaat.
5. Membiasakan hidup bersih dan sehat serta melestarikan lingkungan.
6. Menumbuhkan pemahaman dan mengaplikasikan fiungsi lingkungan dalam
mencegah terjadinya bencana dan kerusakan lingkungan.
C. TUJUAN
A. Pengorganisasian Pembelajaran
Kurikulum di UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu dikembangkan dengan memperhatikan empat
ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, keterampilan, dan perilaku dengan kompetensi spiritual
sebagai payungnya. Pelaksanaan proses pembelajaran di UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu
dilaksanakan dalam dua macam bentuk kegiatan, yaitu pembelajaran regular dan kolaboratif.
Pembelajaran regular adalah Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan
jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah. Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu
mapel dengan mapel lainnya.
Sedangkan sistem kolaborasi merupakan guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk
merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu.
Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team
teaching) . Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen antara lain
muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan ekstrakurikuler.
1. Kegiatan Intrakurikuler
Struktur Kurikulum UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu
Tabel 2: Struktur Kurikulum UPT SMP negeri 4 Maritengngae
▪ Seni Musik
▪ Seni Rupa
▪ Seni Teater
▪ Seni Tari
▪ Prakarya
Budidaya
Rekayasa Teknologi
Kerajinan
12 Muatan Lokal 72 (2)*** -
Projek Profil Pelajar Pancasila, merupakan kegiatan lintas disiplin ilmu yang bertujuan untuk
menguatkan dimensi Profil Pelajar Pancasila. Pelaksanaannya dengan melibatkan seluruh komunitas
yang meliputi komunitas siswa, guru, staf, dan narasumber professional. Bukti pelaksanaan Projek
teresebut direkam dalam bentuk jurnal kerja, laporan dan video.
Sekolah menyediakan waktu khusus yang akan digunakan bagi siswa untuk menampilkan hasil
kerjanya dalam bentuk pameran atau pertunjukan. Setiap siswa akan menerima rapor projek
tersendiri yang terpisah dengan rapor kegiatan intrakurikuler. Penerapan projek profil Pancasila
diawali dengan terlebih dahulu menentukan tema kegiatan yang akan dilakukan.
Guru dari beberapa mata pelajaran yang terkait berkolaborasi memberikan penilaian. Setiap
tema kegiatan projek diarahkan untuk menguatkan dimensi profil pelajar Pancasila yang berbeda-
beda. Projek Profil Pelajar Pancasila itu sama dengan kegiatan kokurikuler dalam kurikulum K13.
Alur pelaksanaan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah sebagai berikut:
Kegiatan proyek profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan mengacu pada model
pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah Kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini antara
lain:
1) Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dengan mentukan pertanyaan mendasar untuk
memulai proyek;
2) Mendesain pelaksanaan proyek ;
3) Menyusun jadwal proyek;
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek ;
5) Menguji Hasil;
Berdasarkan hasil workshop penyusunan Kurikulum Operasional UPT SMP Negeri 2 Watang
Pulu telah menetapkan tema projek Profil Pelajar Pancasila yang akan dilaksanakan selama satu
tahun pelajaran.
7. Kewirausahaan (SD-SMA/SMK).
Pembuatan barang
kerajinan dari limbah
kemasan pelastik
Membentuk grup
simponi kecapi
Mapel
No Topik Sasaran Nilai PPP Kelas
Terintegrasi
Mapel
No Topik Sasaran Nilai PPP Kelas
Terintegrasi
(Kelas VIII)
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler ada 2 macam yaitu ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Ekstrakurikuler
wajib yaitu kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan yang dikembangkan dan diselenggarakan
sesuai bakat dan minat peserta didik. Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan wajib diikuti seluruh
peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan secara blok, aktualisasi dan regular.
Kegiatan ekstra wajib untuk pendidikan kepramukaan sebagai suplemen pencapaian profil
pelajar Pancasila. Ekstrakuriler wajib kepramukaan ini wajib diikuti oleh semua peserta didik (kleas
VII, VIII, IX) dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran tiap minggu. Sedangkan ekstrakurikuler pilihan
diikuti oleh peserta didik kelas VII, dan VIII, alokasi waktunya setara dengan 2 jam pelajaran dan
dilaksanakan pada siang/sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat dinamis sesuai dengan input dan
bakat minat peserta didik, sehingga mampu menggali potensi peserta didik.
Tabel 8 Indikator Kegiatan Ekstrakurikuler
Tujuan dan Indikator Sasara
No Kegiatan Pihak Terkait
Keberhasilan n
A. Krida
B. Kerohanian
Capaian Pembelajaran adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase. Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh Pemerintah dan disusun dalam fase-fase, dalam hal ini
untuk jenjang SMP berada pada fase D
Capaian pembelajaran kemudian diuraikan menjadi tujuan pembelajaran yang bersifat operasional
dan konkret. Perumusan tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dan lingkup materi.
Tujuan Pembejaran yang telah disusun kemudian diurutkan menjadi alur tujuan pembelajaran. Alur
tujuan pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
Asesmen Pembelajaran
UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu melaksanakan 3 macam asesmen pembelajaran yaitu asesmen
diagnostik, asesmen formatif dan asesmen sumatif.
Pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional dilakukan secara internal oleh satuan
pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Proses ini dikelola oleh para pemimpin satuan pendidikan dan/atau guru yang dianggap
sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional
dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di
satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan. Pendampingan dan pengembangan
profesional ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan
Kurikulum operasional perlu direfleksikan dan ditinjau ulang untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar peserta didik, tingkat keterlibatan dan tingkat kepuasan belajar. Program belajar yang
diimplementasikan dalam kurikulum operasional dapat pula dievaluasi sejauh mana tingkat
keberhasilannya sehingga dapat dilakukan perubahan secara bertahap sehingga mampu selaras
dengan visi misi sekolah, tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik serta kompetensi mengajar
guru.
Evaluasi dan refleksi kurikulum operasional di satuan pendidikan harus melibatkan semua
komponen dan stakeholder di sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua
peserta didik, komite sekolah dan pengawas sekolah. Penilaian dilakukan secara jujur atas
pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek berdasarkan data yang diperoleh. Tujuan evaluasi
dan refleksi harus berpusat pada kepentingan peserta didik dan fokus pada perbaikan dan
pengembangan.
3. Pengembangan Profesional
Melakukan sosialisasi program organisasi pembelajaran di lingkungan sekolah kepada
pengawas, orang tua siswa dan komite sekolah melalui 3 cara yaitu
a. Coaching: proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali pemikiran-
pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
b. Mentoring: proses pendampingan dengan berbagi pengalaman/pengetahuan untuk
mengatasi suatu kendala
c. Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan keterampilan
yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal atau eksternal
(menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan).
Pembelajaran yang diterapkan di UPT SMP Negeri 2 Watang Pulu menganut 6 hari kerja yang
dilakukan selama 6 (enam) hari dalam satu minggu. Pada setiap hari Senin dilakukan upacara
bendera,hari Selasa – Sabtu dilakukan apel pagi. Selanjutnya kami melaksanakan pembiasaan baik
setiap harinya seperti
f. Budaya membaca surah Al Kahfi, Jum'at amal, kerja bakti dan dilanjutkan pelaksanaan
dilakukan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) secara serentak seluruh
kelas jenjang kelas tujuh dan kelas delapan.
A. Kesimpulan
Kurikulum Opersional Satuan Pendidikan (KOSP) ini merupkan kurikulum penyempurnaan
dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini terdiri dari tiga elemen penting
yaitu:
1. Intrakurikuler mencakup mata pelajaran pokok dan pilihan serta mata pelajaran
kewenangan daerah.
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasilan yang merupakan pembelajaran lintas mata
pelajaran dengan mengambil tema-tema projek yang telah ditentukan oleh kementerian.
3. Ekstrakurikuler
Sekolah diberi keluwesan untuk menentukan minimal tiga jenis Projek Penguatan Profil
Pelajara Pancasila untuk dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran. Pendidik akan berkolaborasi
mengajar projek tersebut kepada peserta didik sesuai dengan jadwal yagn telah ditentukan oleh
sekolah. Pada akhir tahun pelajaran sekolah diwajibkan melakukan pameran hasil belajar di tingkat
sekolah. Peserta didik bersama dengan guru melaksanakan perayaan hasil belajar yang dihadiri oleh
orangtua, komite, unsur dinas pendidikan dan alumni.
B. Saran
Dengan selesainya Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) maka disampaikan
saran kepada:
1. Sekolah kiranya menjadikan KOSP ini sebagai pedoman dalam menjalankan proses
pembelajaran di sekolah dan melakukan revisi setiap tahun agar kurikulum sekolah
semakin lengkap.
2. Pendidik, agar memberikan sehingga terlibat secara langsung dalam penyusunan
kurikulum ini. Utanya terkait dengan pelaksanaan Projek Profil Pelajar Panacasila.
3. Peserta didik, kiranya dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh semangatm
kreatif, mandiri sehingga memperoleh pengetahuan secara optimal.
4. Pemerintah daerah hendaknya memberikan dukungan terhadap pengembagnan
kurikulum ini agar lebih berkonstribusi lagi terhadap kemajuan hasil belajar siswa.
5. Komite sekolah hendaknya memberikan dukungan aktif setiap terjadi perubahan
paradigma dalam pembelajaran di sekolah.
.
-------------- 2021. Kerangka Kurikulum. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Dikti