Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

“Profil Pelajar Pancasila, Tujuan Diberikan Matematika Di Sekolah


&
Uraian Pencapaian Pembelajaran Dalam Matematika”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran Matematika
Dosen Dr. H. Ena Suhena Praja, M. Pd.

Dibuat oleh Kelompok 6:


Nabila Sa'diyah 119070024
Setya Adi Wicaksana 119070043
Tri Martin Siringo 119070018

2A
Prodi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
2021
1. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ada enam ciri utama profil pancasila yaitu :
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2. Berkebinekaan global
3. Bergotong royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif.
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(permendikbud) No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024:

Profil No. 1  : ‘Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia’.
Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Maha Esa. Pelajar yang memiliki profil ini memahami ajaran agama dan
kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
Untuk menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila : Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan YME
dimulai dari pemberian arahan, pemahaman serta pembiasaan siswa baik di rumah, sekolah
atau lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang bisa diterapkan di sekolah dalam kegiatan
belajar mengajar dari pemberian materi agama, melatih keikhlasan dengan membantu orang
lain, menggalang donasi setiap hari Jumat, hingga membiasakan diri untuk berperilaku 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) di lingkungan sekolah.
Elemen Kunci Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia :
(a) Akhlak Beragama
(b) Akhlak Pribadi
(c) Akhlak kepada manusia
(d) Akhlak kepada alam
(e) Akhlak bernegara

Komentar : Apa kaitannya kewarganegaraan dengan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia?

Profil No. 2 : ‘Berkebinekaan Global’.


Dalam hal ini, Pelajar yang memiliki profil pancasila yang berkebinekaan global memiliki
semangat untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas dan tetap berpikiran
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan
dengan budaya luhur bangsa.
Melalui profil / karakteristik kebhinekaan tunggal, diharapkan siswa dapat menjaga budaya
luhur, lokalitas dan identitas serta berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain.
Artinya, siswa bisa mempertahankan budayanya sendiri tanpa harus menolak atau tidak
menghargai budaya lain.
Dalam hal ini, upaya menumbuhkan profil Pancasila bisa dilakukan melalui pembelajaran
antropologi atau kegiatan yang mengenalkan budaya asli, seperti ekstrakurikuler tarian
daerah. Dengan begitu, diharapkan siswa dapat menyadari bahwa setiap daerah mempunyai
budayanya sendiri dan mereka tidak kaget ketika harus berhadapan dengan budaya lain di
lingkungan berbeda.
Terdapat 3 buah elemen kunci yang menjadi profil pelajar pancasila yang berkebinekaan
Global, yaitu :
1. Mengenal dan menghargai budaya
2. Kemampuan komunikasi inter kultural dalam berinteraksi dengan sesama
3. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Komentar : Apa yang seharusnya dilakukan pelajar Indonesia terhadap adanya kesenjangan
antar kelompok sosial?

Profil No. 3 : ‘Gotong Royong’.


Dengan profil ini, pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar. mudah dan ringan.
Gotong royong merupakan karakteristik atau budaya Indonesia yang harus dipertahankan.
Gotong-royong sangatlah penting untuk mencapai tujuan bersama dari kerjasama yang baik.
Jangan sampai perilaku gotong royong hilang dalam era kompetitif seperti saat ini.
Untuk menumbuhkan gotong-royong dan rasa saling menghormati pada siswa, guru bisa
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, misalnya melalui metode belajar
diskusi.
Sekolah juga bisa mengadakan kegiatan bersih-bersih atau kompetisi kelas terbersih untuk
membuat siswa dalam satu kelas bekerja sama membersihkan kelas mereka masing-masing,
demi mencapai tujuan bersama, yaitu memenangkan kompetisi. Guru berperan aktif dalam
memotivasi siswa agar dapat bekerjasama yang baik.
Berikut ini tiga elemen kunci Profil Gotong Royong
1. Kolaborasi
2. Kepedulian
3. Berbagi
Komentar : Bagaimana pelajar Indonesia yang memiliki kemampuan bergotong royong
memandang orang-orang di sekitarnya?

Profil No. 4 : ‘Mandiri’.


Profil Mandiri yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Yang
menjadi elemen kunci profil Mandiri ini adalah kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta Regulasi diri.
Untuk melatih kemandirian siswa di sekolah, dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler yang
memang ekspert melatih kemandirian siswa, seperti ekstrakurikuler Pramuka, Paskibra dan
lainnya. Sekolah dapat mewajibkan siswa untuk mengikuti salah satu kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas pun, guru dapat melatih kemandirian siswa misalnya
dengan mengumpulkan tugas tepat waktu memulai KBM tepat waktu, serta memberi
punishment atau hukuman bagi siswa yang tidak disiplin.

Komentar : Bagaimana mengintegrasikan nilai karakter mandiri dengan Kurikulum yang


berlaku saat ini?

Profil No. 5. ‘Bernalar Kritis’.


Pelajar Indonesia yang bernalar Kritis  mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun ketertarikan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Kreativitas dalam diri seseorang membuat kehidupan lebih baik dan cenderung menghasilkan
sesuatu yang unik serta mengubah perspektif banyak orang. Kreativitas juga membuat
seseorang melihat kehidupan dalam sudut pandang yang berbeda dan membantu
memecahkan masalah dengan cara kreatif.
Guru berperan penting untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memberi kebebasan
penugasan pada siswa untuk mengasah kreativitas mereka. Artinya, siswa dapat menentukan
pembelajaran sesuai dengan minatnya masing-masing, dan guru dapat memberikan dasar
serta konsep materi dalam kurikulum
Selain itu, siswa juga bisa diberi pemahaman pelajaran seni budaya dan melakukan praktik
yang menumbuhkan kreativitas, misalnya praktik melukis, membuat batik dan pembuatan
karya lainnya.
Berikut ini elemen kunci dari profil bernalar kritis.
1. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir
4. Mengambil keputusan

Komentar : Apa yang dimaksud menganalisis dan mengevaluasi penalaran?

Profil No. 6. ‘Kreatif’.


Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat dan berdampak.
Di era globalisasi yang penuh dengan kompetisi yang ketat ini, pendidikan harus diarahkan
ke peningkatan daya saing agar bangsa Indonesia dapat berkompetisi secara global.
Pendidikan di sekolah bukan hanya pemberian pemahaman konsep ilmiah saja, tetapi yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau bernalar kritis siswa.
Bernalar kritis artinya proses berpikir untuk mendapatkan dan mengubah informasi menjadi
keputusan atau kesimpulan yang tepat, dan membantu siswa memecahkan masalah dengan
baik. Hal ini tidak bisa diajarkan sekali, tetapi membutuhkan waktu lebih lama. Oleh sebab
itu, siswa perlu dilatih dan dibiasakan untuk berpikir kritis. Setiap pembelajaran di sekolah
diharapkan dapat meningkatkan kecakapan hidup dan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
Elemen Kunci dalam profil kreatif ini adalah :
1. Menghasilkan gagasan yang orisinal
2. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Komentar : Apa yang dimaksud dengan menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal?
2. TUJUAN DIBERIKANNYA MATEMATIKA DI KEKOLAH (SMP/SMA)
A. Fungsi Matematika Di Sekolah
Sebelum memasuki tujuan dari matematika mari kita pahami dulu fungsi dari
matematika itu sendiri, Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa
dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika diharapkan
siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran
matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah jalan mencapai
penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola
pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya
dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.

Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan kita


sebagai guru atau pengelola pendidikan matematika dapat memahami adanya
hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai
tindaklanjutnya sangat diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat
berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah
dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari.
Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah.

Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk


memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-
persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan
penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila
seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasannya, maka
tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum
dipahami. Belajar matematika juga merupakan pembentukan pola pikir dalam
pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara
pengertian-pengertian itu.

Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh


pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak
dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-
contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya
dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau
kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang
dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses
penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu
kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga
pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di
sekolah.

Fungsi matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena
itu, pembelajaran matematika di sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini.
Sebagai guru harus mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari
kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan
kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang
mengikuti pola pikir yang sah.

Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas, secara khusus


disebutkan bahwa fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung,
mengukur, menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan
statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram,
grafik, atau tabel.

B. Tujuan Matematika Sekolah


Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu
mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan
matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi :
1. Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran
dan membentuk kepribadian siswa
2. Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan
memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku
standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

1) Tujuan Pembelajaran Matematika di MTs/SMP Pembelajaran adalah suatu kombinasi


tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Tercapai tujuan
pembelajaran matematika SMP merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam lampiran permendikbud
nomor 58 tahun 2014 tentang kurikulum SMP adalah yang termuat di bawah ini.
a. Memahami konsep matematika merupakan kompetensi dalam menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep.
b. Komunikasikan dalam menyusun bukti matematika dengan kalimat, simbol, dan
media lain untuk menyelesaikan masalah.
c. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan dan percaya
diri.
d. Melakukan alat praga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-kemampuan tersebut
saling terkait erat yang satu memperkuat. Penjelasan diatas merupakan tujuan dari
pembelajaran matematika bagi siswa.

Malang tahun ajaran 2017/2018 untuk kelas VII, VIII, dan IX menggunakan
kurikulum 2013 mengacu pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
58 tahun 2014 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMP/MTs.
Berdasarkankurikulum 2013 sama, tapi dalam pelaksanaan tujuan kurikulum 2013
sejalan dengan penyelengaraan di MTs yang dirancang.

Kurikulum 2013 mempunyai empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan merupakan kompetensi inti 1, sikap sosial merupakan
kompetensi inti 2, pengetahuan merupakan kompetensi inti 3, dan penerapan
pengetahuan merupakan kompetensi inti 4. Sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah (SMP/MTs) dalam pembelajaran matematika hal yang perlu ditekankan
adalah seperti yang termuat di bawah ini.
a. Aktifitas belajar dibawah bimbingan guru maupun mandiri dengan
menggunakan konsep dan prosedur secara benar dan sistematis.
b. Melatih kemampuan berfikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data,
fenomena yang ada.
c. Melatih keterampilan melakukan manipulasi matematika untuk menyelesaikan
masalah.
d. Melatih keterampilan penalaran matematika.
e. Pembelajaran berbasis masalah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan pembelajaran matematika ini


bertujuan untuk mempermudah maupun memahami siswa dalam mehami pemaknaan
konsep matematika dengan pembelajaran yang menarik.

2) Tujuan Pembelajaran Matematika SMA Pembelajaran matematika SMA berorentasi


pada tercapainya tujuan pembelajaran matematika yang telah ditetapkan dalam
Kurikulum 2013. Tujuan yang dimaksud bukan penguasaan materi saja, tetapi proses
untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika
yang akan dicapai. Berdasarkan National Council of Teaching Mathematics (2000)
tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah: (1) komunikasi matematis; (2)
penalaran matematis; (3) pemecahan masalah; (4) koneksi matematis; dan (5)
representasi matematis. The Mathematical Assosiation (Chambers, 2008: 11)
menjabarkan tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut:
a. Membaca dan memahami bagian-bagian matematika.
b. Mengomunikasikan secara jelas dan urut menggunakan media yang
sesuai.
c. Bekerja secara jelas dan logis menggunakan notasi dan bahasa yang
cocok.
d. Menggunakan metode yang sesuai untuk memanipulasi bilangan dan
simbol-simbol.
e. Mengoperasikan secara nyata dan imajiner.
f. Mengaplikasikan urutan mengerjakan, memeriksa, memprediksi,
menguji, menggeneralisasi dan membuktikan.
g. Mengkonsruksikan dan menguji mode matematika dari situasi nyata.
h. Menganalisis masalah dan memilih teknik untuk menyelesaikan yang
sesuai.
i. Menggunakan keterampilan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
j. Menggunakan alat-alat secara mekanik.
Berdasarkan Lampiran Permendikbud nomor 59 tahun 2014, pembelajaran
matematika SMA memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Dapat memahami konsep matematika, yaitu menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu
membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data.
c. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik
dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam
pemecahan masalah.
d. Mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti
matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
f. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika
dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi
kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet,
tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), tanggung
jawab, adil, jujur, teliti, dan cermat.
g. Melakukan kegiatan motorik menggunakan pengetahuan matematika.
h. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan matematik (Kemendikbud, 2014: 328)

Berdasarkan deskripsi mengenai tujuan pembelajaran matematika, dapat


disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika SMA adalah agar siswa mampu:
(1) memahami konsep matematika; (2) memecahkan masalah; (3) menggunakan
penalaran matematis matematis; (4) mengomunikasikan masalah secara sistematis;
dan (5) memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dalam matematika
3. Uraian pencapaian pembelajaran dalam matematika (pengertian,5 tujuan,1 tujuan 2 contoh
soal essay matematika & kunci jawaban)
 PENGERTIAN
Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan,
yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami,
dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode belajar.
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi
pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
Pembelajaran Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat
memegang peranan rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu,
pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh siswa (Nadar,
2016:266).
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam
pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu
hubungan diantara pengertian-pengertian itu.
Dapat disimpulkan bahwa pencapaian pembelajaran matematika adalah suatu usaha
dalam pendidikan yang bertujuan untuk menjelaskan matematika agar matematika itu
dapat dipelajari dan dapat mudah dipahami.

 TUJUAN
A. Siswa dapat menjelaskan pengertian bangun datar.
B. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar.
C. Siswa dapat menghitung keliling bangun datar.
D. Siswa dapat menghitung luas bangun datar.
E. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan nyata luas bangun datar.

 CONTOH SOAL SESUAI TUJUAN


A. Siswa dapat menjelaskan pengertian bangun datar.
1. Apa yang dimaksud dengan persegi?
Jawab: persegi adalah bangun datar 2 dimensi yang terdiri dari 4 sisi yang
sama panjang.
2. Apa yang dimaksud dengan persegi panjang?
Jawab: persegi panjang adalah bangun datar 2 dimensi dengan 2 sisi
sejajar yang sama panjang dan memiliki 4 titik sudut siku-siku.
B. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar.
1. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh persegi?
Jawab:
-Memiliki 4 sisi yang sama panjang
-Memiliki sudut-sudut yang sama besar, yaitu: 90°
-Memiliki 2 diagonal yang sama panjang, berpotongan tegak lurus, dan
membagi kedua sudut berhadapan menjadi sama besar.
2. Sebutkan sifat-sifat apa saja
yang dimiliki oleh persegi panjang?
Jawab:
-Sisi-sisi yang berhadapan mempunyai panjang yang sama
-Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan untuk saling membagi 2 sama
panjang
-Setiap sudutnya sama besar, yaitu: 90°.

C. Siswa dapat menghitung keliling bangun datar


1. Perhatikan Gambar Persegi Panjang dibawah ini

Persegi Panjang ABCD diatas memiliki lebar 5 cm dan panjang 8 cm,


tentukan keliling persegi panjang tersebut?
Jawab: keliling persegi panjang = 2 (p+l)
= 2 (8+5)
= 26 cm
2. Sebuah bujur sangkar atau persegi memiliki sisi 5 cm seperti gambar
dibawah ini :

Tentukan keliling persegi tersebut?


Jawab: keliling persegi = 4 × S
= 4 × 5 = 20 cm
D. Siswa dapat menghitung luas bangun datar.
1. Sebuah bujur sangkar atau persegi memiliki sisi 5 cm seperti gambar
dibawah ini :

Tentukan luas persegi tersebut?


Jawab: luas persegi = S × S = 5 × 5 = 25 cm².

2. Perhatikan Gambar Persegi Panjang dibawah ini

Persegi Panjang ABCD diatas memiliki lebar 5 cm dan panjang 8 cm,


tentukan luas persegi panjang berikut?
Jawab: luas persegi panjang = P × L = 8 × 5 = 40 cm².
E. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan nyata luas bangun datar.
1. Sebuah lantai berbentuk persegi dengan panjang sisinya 6 m. lantai
tersebut akan dipasang ubin berbentuk persegi berukuran 30 cm × 30 cm.
tentukan banyaknya ubin yang diperlukan untuk menutupi lantai.
Jawab : luas lantai = 6 m × 6 m
= 600 cm × 600 cm
= 360.000 cm²
Luas ubin = 30 cm × 30 cm
= 900 cm²
Luas yang diperlukan menutupi lantai = luas lantai ÷ luas ubin
= 360.000 cm² ÷ 900 cm²
= 400 cm²
Jadi, banyak ubin yang diperlukan untuk menutupi lantai
sebanyak 400 buah.

2. Permukaan sebuah hiasan dinding berbentuk segitiga sama kaki dengan


panjang sisi yang sama 15 m dan panjang sisi lainnya 24 m. jika tinggi
hiasan dinding tersebut 9 m, tentukan luas permukaan hiasan dinding?
Jawab: luas permukaan hiasan dinding
L=½×a×t
L = ½ × 24 × 9
L = 108 m²
Jadi, luas hiasan dinding tersebut adalah 108 m²

Anda mungkin juga menyukai