Kurikulum Merdeka
Fitur Kurikulum Merdeka adalah sebuah fitur yang berisi tentang informasi pengenalan prinsip
dasar dan konsep pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid. Fitur ini juga memuat
informasi penerapan Kurikulum Merdeka dengan mempelajari Profil Pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran dalam kurikulum tersebut.
2. Asesmen Murid
Asesmen Murid adalah fitur dalam platform Merdeka Mengajar yang memuat kumpulan paket soal
asesmen diagnostik berdasarkan fase dan mata pelajaran tertentu. Fitur ini akan memudahkan guru
dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan siswa.
3. Perangkat Ajar
Fitur lainnya yang tersedia dalam platform Merdeka Mengajar adalah Perangkat Ajar. Fitur ini
berisi tentang berbagai materi pengajaran untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, seperti
bahan ajar, modul ajar, modul proyek, atau buku teks.
4. Pelatihan Mandiri
Fitur Pelatihan Mandiri memuat berbagai materi pelatihan yang dibuat singkat agar guru bisa
melakukan pelatihan secara mandiri, kapan pun dan di mana pun.
5. Komunitas
Melalui fitur Komunitas, guru dapat bergabung dengan berbagai macam komunitas belajar yang
tersebar luas di seluruh Indonesia. Tak hanya itu saja, melalui fitur ini, Bapak dan Ibu guru juga
bisa berdiskusi bersama dengan guru lainnya sehingga bisa saling bertukar informasi mengenai
pembelajaran sekaligus memperluas networking di kalangan tenaga pendidik.
6. Video Inspirasi
Fitur platform Merdeka Mengajar ini berisi kumpulan video inspiratif yang dibuat oleh
Kemendikbudristek dan para ahli sebagai referensi untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai
tenaga pendidik.
7. Bukti Karya
Fitur berikutnya yang tersedia dalam platform Merdeka Mengajar adalah Bukti Karya. Fitur ini
berfungsi sebagai tempat dokumentasi karya untuk menggambarkan kinerja, kompetensi, serta
prestasi yang dicapai selama menjalankan profesi guru maupun kepala sekolah.
FItur Bukti Karya ini juga berfungsi sebagai wadah untuk saling berbagi praktik baik dan
mendapatkan umpan balik dari tenaga pendidik lainnya.
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/pengajaran-sesuai-tingkat-kemampuan/
Platform Merdeka Mengajar sangat mudah untuk diakses. Berikut adalah cara mengakses platform
ini melalui perangkat Android maupun web browser.
Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) adalah pendekatan
belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas.
Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada murid
Menguatkan kompetensi numerasi dan literasi murid
Agar setiap murid mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
Murid dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang
berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi pembelajaran divariasikan
berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid.
Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai murid, yang
disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.
Fase B
Fase C
Fase E
Fase F
Kemajuan hasil belajar murid dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen. Murid yang
belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian
pembelajarannya.
Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana asesmen formatif yang
akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen sumatif di akhir pembelajaran.
Asesmen awal bertujuan untuk untuk menilai kesiapan masing-masing murid untuk
mempelajari materi yang telah dirancang.
Dengan demikian, guru bisa melakukan pengelompokkan murid berdasarkan tingkat
kesiapan yang sama.
Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala.
Di akhir proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen sumatif sebagai proses
evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai
asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih
oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami
oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan
Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia
Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap pelajar
melalui: budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
1. Budaya sekolah
Sebagai bagian dari budaya sekolah, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan ke dalam
iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah.
2. Pembelajaran intrakurikuler
Sebagai bagian dari pembelajaran intrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan
dalam Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, atau materi/topik pembelajaran.
4. Pembelajaran ekstrakurikuler
Sebagai bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan
dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat.
Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, yang diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti yang dapat diamati dan
diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu kompetensi dan
lingkup materi.
1. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh murid untuk menunjukkan
dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru
dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain:
2. Lingkup materi
Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan
pembelajaran, antara lain:
Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai
konteks untuk mempelajari konten dalam CP? (misal: proses pengolahan hasil panen
digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
Menganalisis hubungan antara kegiatan manusia dengan perubahan alam di permukaan bumi
dan menarik kesimpulan penyebab-penyebab utamanya (akhlak kepada alam).
Catatan:
Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai murid di akhir fase,
maka Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun
secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran.
Alur menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu
fase.
Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu
ke waktu.
Guru dapat menyusun ATP masing-masing, yang terdiri dari rangkaian tujuan pembelajaran.
Pemerintah akan menyediakan beberapa contoh ATP yang bisa langsung digunakan atau
dimodifikasi, dan membuat panduan untuk penyusunan perangkat ajar.
Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian
Pembelajaran (CP).
Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul
ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut memiliki
komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.
Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP.
Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk modul ajar atau
RPP, dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan murid.
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar yang dapat memandu guru
melaksanakan pembelajaran.
Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk
menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau
Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid
Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:
1. Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan
lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan melibatkan murid
secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk
tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan murid.
4. Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar
murid.
. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa
diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman.
Tujuan pembelajaran akan menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan,
kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
Tujuan pembelajaran pun bisa mencakup berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan (fakta
dan informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan,
serta kolaborasi dan strategi komunikasi.
. Kegiatan pembelajaran
Mencakup urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah konkret, yang
disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
belajar murid.
Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang
direncanakan, dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.
3. Rencana asesmen
Rencana asesmen mencakup instrumen serta cara melakukan penilaian. Kriteria pencapaian
harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Asesmen dapat berupa asesmen formatif maupun asesmen sumatif. Namun, kedua jenis
asesmen ini tidak harus selalu digunakan dalam modul ajar, melainkan dapat disesuaikan
tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran dan kebutuhan murid.
Dalam merencanakan asesmen, guru juga perlu memahami salah satu prinsip asesmen dalam
Kurikulum Merdeka adalah mendorong penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya
tes tertulis. Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang
bermakna, serta informasi atau umpan balik dari asesmen tentang kemampuan murid juga
menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.
Pembelajaran Berbasis Projek di SMK
Definisi Pembelajaran Berbasis Projek
Pembelajaran berbasis projek adalah pembelajaran yang menggunakan projek sebagai media dalam
proses pembelajaran untuk mencapai soft skills, hard skills, dan karakter.
Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas murid dalam menghasilkan produk yang
menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, hingga mempresentasikan produk
pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
Produk yang dimaksud adalah hasil projek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema,
karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.
Implementasi
Pembelajaran berbasis projek dilaksanakan melalui projek yang merupakan order dari dunia
kerja, atau kreativitas guru dan murid dalam menghasilkan produk unggulan SMK.
Berdasarkan order, sekolah melaksanakan analisis untuk memastikan apakah pekerjaan
dapat dilaksanakan atau tidak, dengan memperhatikan penguasaan kompetensi (capaian
pembelajaran) murid dan guru, serta fasilitas sekolah.
Jika berdasarkan analisis pekerjaan dapat dilaksanakan, selanjutnya dilakukan persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran menyatu pada proses produksi/layanan jasa. Secara kontekstual, murid
diberikan pengalaman belajar pada situasi yang nyata dengan suasana dunia kerja.
Pembelajaran berisikan beberapa atau seluruh kompetensi pada satu mata pelajaran atau
antar mata pelajaran SMK sesuai projek.
Murid belajar mulai dari menganalisis spesifikasi dan persyaratan produk (barang/jasa)
order dari dunia kerja/permintaan pasar, perencanaan dan proses produksi, evaluasi proses,
penilaian hasil produksi, penjaminan mutu produk, pemasaran, distribusi, hingga pelayanan
purna jual (layanan setelah jual-beli).
rinsip Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara murid, guru, dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
Contoh:
o Pada awal tahun ajaran, guru berusaha mencari tahu kesiapan belajar murid dan
pencapaian sebelumnya. Misal: melalui dialog dengan murid, sesi diskusi kelompok
kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/atau metode lainnya yang sesuai.
o Guru merancang atau memilih ATP sesuai dengan tahap perkembangan murid, atau
mengacu ke tahap awal. Guru bisa menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan
pembelajaran, ATP, dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
Contoh:
o Guru mendorong murid untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri
dan area yang perlu dikembangkan.
o Guru senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan
murid untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
Contoh:
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan,
dan budaya murid, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
Contoh:
Contoh:
o Guru berupaya untuk mengintegrasikan prinsip kehidupan keberlanjutan (sustainable
living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan
perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi.
Misal: menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah.
o Guru memotivasi murid untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka,
sehingga mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar murid. Prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang
tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Contoh:
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai
tujuan pembelajaran.
Contoh:
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai ke depannya.
Contoh:
o Guru menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah
proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
o Guru menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada murid, sehingga
mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut.
Contoh:
Contoh:
Sesuai dengan tujuannya, asesmen dapat dibedakan menjadi asesmen formatif dan asesmen sumatif.
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan
tujuannya, asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.
Melalui asesmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau
kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan murid.
Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru.
Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan
belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk
meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Bagi guru, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang
digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan
belajar muridnya.
Agar asesmen dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal yang perlu diperhatilan
guru dalam merancang asesmen formatif di antaranya adalah sebagai berikut:
o Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
o Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
o Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
o Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
o Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi
kepada guru tentang kesiapan belajar murid. Berdasarkan asesmen ini, guru perlu
menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/atau
membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.
o Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan,
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk
menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil
belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini (PAUD), asesmen sumatif digunakan untuk
mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan
laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu
lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester,
atau pada akhir fase. Sementara khusus pada akhir semester, asesmen sumatif bersifat
pilihan.
Asesmen sumatif bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan
konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid.
Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester
telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang
perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, guru dapat menggunakan teknik dan instrumen
yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa
(praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio).
Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid, untuk memandu guru merancang aktivitas pada pembelajaran
berikutnya.
Pada Kurikulum Merdeka, guru diharapkan untuk lebih banyak mengutamakan asesmen formatif,
untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid. Namun, asesmen sumatif
juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Teknik Asesmen
Setelah tujuan dirumuskan, guru memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen yang
sesuai.
1. Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
guru. Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi untuk
melakukan asesmen formatif maupun sumatif:
1. Observasi
2. Kinerja
3. Projek
4. Tes tertulis
Tes dengan soal dan jawaban yang disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan murid. Tes tertulis dapat berbentuk esai,
pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.
5. Tes lisan
6. Penugasan
7. Portofolio
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya murid dalam bidang
tertentu, yang mencerminkan perkembangannya secara menyeluruh (holistis) dalam
kurun waktu tertentu.