Anda di halaman 1dari 12

1.

Kurikulum Merdeka

Fitur Kurikulum Merdeka adalah sebuah fitur yang berisi tentang informasi pengenalan prinsip
dasar dan konsep pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid. Fitur ini juga memuat
informasi penerapan Kurikulum Merdeka dengan mempelajari Profil Pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran dalam kurikulum tersebut.

2. Asesmen Murid

Asesmen Murid adalah fitur dalam platform Merdeka Mengajar yang memuat kumpulan paket soal
asesmen diagnostik berdasarkan fase dan mata pelajaran tertentu. Fitur ini akan memudahkan guru
dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan siswa.

3. Perangkat Ajar

Fitur lainnya yang tersedia dalam platform Merdeka Mengajar adalah Perangkat Ajar. Fitur ini
berisi tentang berbagai materi pengajaran untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, seperti
bahan ajar, modul ajar, modul proyek, atau buku teks.

4. Pelatihan Mandiri

Fitur Pelatihan Mandiri memuat berbagai materi pelatihan yang dibuat singkat agar guru bisa
melakukan pelatihan secara mandiri, kapan pun dan di mana pun.

5. Komunitas

Melalui fitur Komunitas, guru dapat bergabung dengan berbagai macam komunitas belajar yang
tersebar luas di seluruh Indonesia. Tak hanya itu saja, melalui fitur ini, Bapak dan Ibu guru juga
bisa berdiskusi bersama dengan guru lainnya sehingga bisa saling bertukar informasi mengenai
pembelajaran sekaligus memperluas networking di kalangan tenaga pendidik.

6. Video Inspirasi

Fitur platform Merdeka Mengajar ini berisi kumpulan video inspiratif yang dibuat oleh
Kemendikbudristek dan para ahli sebagai referensi untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai
tenaga pendidik.

7. Bukti Karya

Fitur berikutnya yang tersedia dalam platform Merdeka Mengajar adalah Bukti Karya. Fitur ini
berfungsi sebagai tempat dokumentasi karya untuk menggambarkan kinerja, kompetensi, serta
prestasi yang dicapai selama menjalankan profesi guru maupun kepala sekolah.

FItur Bukti Karya ini juga berfungsi sebagai wadah untuk saling berbagi praktik baik dan
mendapatkan umpan balik dari tenaga pendidik lainnya.

https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/pengajaran-sesuai-tingkat-kemampuan/

Cara Mengakses Platform Merdeka Mengajar

Platform Merdeka Mengajar sangat mudah untuk diakses. Berikut adalah cara mengakses platform
ini melalui perangkat Android maupun web browser.
Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) adalah pendekatan
belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas.

Apa tujuan pembelajaran ini?

 Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada murid
 Menguatkan kompetensi numerasi dan literasi murid
 Agar setiap murid mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Bagaimana pembelajaran dilakukan?

Murid dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang
berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi pembelajaran divariasikan
berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid.

Apa itu fase perkembangan?

Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai murid, yang
disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.

SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK)

 Fase A: SD/MI kelas 1–2


 Fase B: SD/MI kelas 3–4
 Fase C: SD/MI kelas 5–6
 Fase D: SMP/MTs kelas 7–9
 Fase E: SMA/MA, SMK/MAK kelas 10
 Fase F: SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12

Sekolah Luar Biasa

 Fase A: usia mental ≤ 7 tahun


 Fase B: usia mental ± 8 tahun
 Fase C: usia mental ± 8 tahun
 Fase D: usia mental ± 9 tahun
 Fase E: usia mental ± 10 tahun
 Fase F: usia mental ± 10 tahun

Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, dan Usia Kronologis


Fase A

 Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 1–2)


 Usia kronologis: ≤ 6–8 tahun
 Usia mental: ≤ 7 tahun

Fase B

 Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 3–4)


 Usia kronologis: 9–10 tahun
 Usia mental: ± 8 tahun

Fase C

 Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 5–6)


 Usia kronologis: 11–12 tahun
 Usia mental: ± 8 tahun
Fase D

 Jenjang/kelas: SMP/MTs (kelas 7–9)


 Usia kronologis: 13–15 tahun
 Usia mental: ± 9 tahun

Fase E

 Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 10)


 Usia kronologis: 16–17 tahun
 Usia mental: ± 10 tahun

Fase F

 Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 11–12)


 Usia kronologis: 17–23 tahun
 Usia mental: ± 10 tahun

Bagaimana cara menentukan kemajuan hasil belajar?

Kemajuan hasil belajar murid dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen. Murid yang
belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian
pembelajarannya.

Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen?


Perencanaan

Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana asesmen formatif yang
akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen sumatif di akhir pembelajaran.

Asesmen Awal Pembelajaran

 Asesmen awal bertujuan untuk untuk menilai kesiapan masing-masing murid untuk
mempelajari materi yang telah dirancang.
 Dengan demikian, guru bisa melakukan pengelompokkan murid berdasarkan tingkat
kesiapan yang sama.

Pembelajaran

 Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala.
 Di akhir proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen sumatif sebagai proses
evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai
asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Pengertian Profil Pelajar Pancasila


Definisi Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih
oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Kegunaan Profil Pelajar Pancasila

 Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami
oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan
 Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia
 Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya.

Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia


Berkebinekaan global
Mandiri
Bergotong royong
Bernalar kritis
Kreatif

Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Lingkungan Sekolah

Profil Pelajar Pancasila dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap pelajar
melalui: budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.

1. Budaya sekolah
Sebagai bagian dari budaya sekolah, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan ke dalam
iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah.

2. Pembelajaran intrakurikuler
Sebagai bagian dari pembelajaran intrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan
dalam Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, atau materi/topik pembelajaran.

3. Pembelajaran kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)


Sebagai bagian dari pembelajaran kokurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan
dalam kegiatan projek yang diberikan. Ketahui lebih lanjut

4. Pembelajaran ekstrakurikuler
Sebagai bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan
dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat.

Konsep Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, yang diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti yang dapat diamati dan
diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu kompetensi dan
lingkup materi.

1. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh murid untuk menunjukkan
dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru
dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain:

 Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?


 Tahap berpikir apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?

2. Lingkup materi
Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan
pembelajaran, antara lain:

 Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
 Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai
konteks untuk mempelajari konten dalam CP? (misal: proses pengolahan hasil panen
digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)

Contoh Capaian Pembelajaran:

Menganalisis hubungan antara kegiatan manusia dengan perubahan alam di permukaan bumi
dan menarik kesimpulan penyebab-penyebab utamanya (akhlak kepada alam).

Catatan:

 Kompetensi (kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi) –> menganalisis, menarik


kesimpulan
 Konten (materi yang dipelajari) —> hubungan kegiatan manusia dengan perubahan alam
(akhlak kepada alam)

Konsep Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai murid di akhir fase,
maka Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun
secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran.

 Alur menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu
fase.
 Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu
ke waktu.
 Guru dapat menyusun ATP masing-masing, yang terdiri dari rangkaian tujuan pembelajaran.
 Pemerintah akan menyediakan beberapa contoh ATP yang bisa langsung digunakan atau
dimodifikasi, dan membuat panduan untuk penyusunan perangkat ajar.

onsep dan Komponen Modul Ajar


Konsep Modul Ajar

 Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian
Pembelajaran (CP).
 Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul
ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut memiliki
komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.
 Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP.
 Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk modul ajar atau
RPP, dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan murid.

Tujuan Pengembangan Modul Ajar

Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar yang dapat memandu guru
melaksanakan pembelajaran.

Dalam penggunaannya, guru memiliki kemerdekaan untuk:

 Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk
menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau
 Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid
Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:

1. Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan
lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan melibatkan murid
secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk
tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan murid.
4. Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar
murid.

Komponen Modul Ajar

 Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran (yang


mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen, serta informasi dan
referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
 Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhannya.
 Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul
ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar murid.

. Tujuan pembelajaran

 Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa
diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman.
 Tujuan pembelajaran akan menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan,
kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
 Tujuan pembelajaran pun bisa mencakup berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan (fakta
dan informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan,
serta kolaborasi dan strategi komunikasi.

. Kegiatan pembelajaran

 Mencakup urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah konkret, yang
disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
belajar murid.
 Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang
direncanakan, dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.

3. Rencana asesmen

 Rencana asesmen mencakup instrumen serta cara melakukan penilaian. Kriteria pencapaian
harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
 Asesmen dapat berupa asesmen formatif maupun asesmen sumatif. Namun, kedua jenis
asesmen ini tidak harus selalu digunakan dalam modul ajar, melainkan dapat disesuaikan
tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran dan kebutuhan murid.
 Dalam merencanakan asesmen, guru juga perlu memahami salah satu prinsip asesmen dalam
Kurikulum Merdeka adalah mendorong penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya
tes tertulis. Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang
bermakna, serta informasi atau umpan balik dari asesmen tentang kemampuan murid juga
menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.
Pembelajaran Berbasis Projek di SMK
Definisi Pembelajaran Berbasis Projek

Pembelajaran berbasis projek adalah pembelajaran yang menggunakan projek sebagai media dalam
proses pembelajaran untuk mencapai soft skills, hard skills, dan karakter.

Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas murid dalam menghasilkan produk yang
menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, hingga mempresentasikan produk
pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.

Produk yang dimaksud adalah hasil projek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema,
karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.

Tujuan Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Projek:

1. Meningkatkan kepercayaan dunia kerja terhadap SMK dan tamatan SMK


2. Mendukung sertifikasi kompetensi murid oleh industri
3. Meningkatkan produktivitas SMK berbasis produk standar industri
4. Merancang pembelajaran yang seimbang dalam pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap
5. Mudah memusatkan perhatian murid dalam belajar pada satu projek
6. Meningkatkan efektifitas pembelajaran, karena semua mata pelajaran/kompetensi yang
relevan dipelajari dalam projek yang sama
7. Memiliki penguasaan kompetensi lebih mendalam dan berkesan
8. Mengarahkan murid agar mampu bekerja dengan profesional di dunia kerja
9. Menyiapkan murid agar memiliki kompetensi teknis (hard skills)
10. Membudayakan budaya kerja industri, terutama budaya mutu, efisiensi, dan kreativitas
11. Memberikan wahana pengalaman belajar murid dengan pengalaman berhasil

Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Projek:

1. Kerja sama produk dan pembelajaran sekolah dengan dunia kerja


2. Pembelajaran melalui projek riil dari dunia kerja dengan memperhatikan nilai ekonomis dan
ketepatan waktu penyerahan produk
3. Proses pembelajaran rangkaian projek utuh dari analisis order sampai layanan purna jual
(layanan setelah jual-beli)
4. Kolaborasi antar mata pelajaran sesuai kompetensi/elemen kompetensi capaian
pembelajaran
5. Keseimbangan kompetensi hard skill, soft skill, dan karakter
6. Pengembangan budaya kerja dunia kerja
7. Pemanfaatan fasilitas dunia kerja

Implementasi

 Pembelajaran berbasis projek dilaksanakan melalui projek yang merupakan order dari dunia
kerja, atau kreativitas guru dan murid dalam menghasilkan produk unggulan SMK.
 Berdasarkan order, sekolah melaksanakan analisis untuk memastikan apakah pekerjaan
dapat dilaksanakan atau tidak, dengan memperhatikan penguasaan kompetensi (capaian
pembelajaran) murid dan guru, serta fasilitas sekolah.
 Jika berdasarkan analisis pekerjaan dapat dilaksanakan, selanjutnya dilakukan persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran.
 Proses pembelajaran menyatu pada proses produksi/layanan jasa. Secara kontekstual, murid
diberikan pengalaman belajar pada situasi yang nyata dengan suasana dunia kerja.
 Pembelajaran berisikan beberapa atau seluruh kompetensi pada satu mata pelajaran atau
antar mata pelajaran SMK sesuai projek.
 Murid belajar mulai dari menganalisis spesifikasi dan persyaratan produk (barang/jasa)
order dari dunia kerja/permintaan pasar, perencanaan dan proses produksi, evaluasi proses,
penilaian hasil produksi, penjaminan mutu produk, pemasaran, distribusi, hingga pelayanan
purna jual (layanan setelah jual-beli).
rinsip Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara murid, guru, dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat


pencapaian murid, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan murid yang beragam. Dengan demikian, pembelajaran menjadi bermakna
dan menyenangkan.

Contoh:

o Pada awal tahun ajaran, guru berusaha mencari tahu kesiapan belajar murid dan
pencapaian sebelumnya. Misal: melalui dialog dengan murid, sesi diskusi kelompok
kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/atau metode lainnya yang sesuai.
o Guru merancang atau memilih ATP sesuai dengan tahap perkembangan murid, atau
mengacu ke tahap awal. Guru bisa menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan
pembelajaran, ATP, dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.

2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas murid menjadi


pembelajar sepanjang hayat.

Contoh:

o Guru mendorong murid untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri
dan area yang perlu dikembangkan.
o Guru senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan
murid untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.

3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter murid secara


holistik.

Contoh:

o Guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan untuk


membantu murid mengembangkan kompetensi. Misal: belajar berbasis inkuiri,
berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi.
o Guru merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber
inspirasi positif bagi murid.

4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan,
dan budaya murid, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.

Contoh:

o Guru menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia


nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat murid.
o Guru merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang
terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara guru dan murid, sesama murid,
serta antara murid dan materi belajar.

5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Contoh:
o Guru berupaya untuk mengintegrasikan prinsip kehidupan keberlanjutan (sustainable
living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan
perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi.
Misal: menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah.
o Guru memotivasi murid untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka,
sehingga mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.

Prinsip Asesmen

Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar murid. Prinsip asesmen adalah sebagai berikut:

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang
tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.

Contoh:

o Guru menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang


pembelajaran sesuai dengan kesiapan murid.
o Guru merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai
dan memberikan umpan balik agar murid menentukan langkah untuk perbaikan ke
depannya.

2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai
tujuan pembelajaran.

Contoh:

o Guru memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan


memberikan kejelasan pada murid mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.
o Guru menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan
asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran,
sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai ke depannya.

Contoh:

o Guru menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah
proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
o Guru menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada murid, sehingga
mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut.

Contoh:

o Guru menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi


yang paling penting untuk dipahami oleh murid dan orang tua.
o Guru memberikan umpan balik secara berkala kepada murid dan mendiskusikan
tindak lanjutnya bersama-sama, serta melibatkan orang tua.
5. Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Contoh:

o Guru menyediakan waktu untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi


hasil asesmen.
o Guru menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal
yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.
o Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi
oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.

Asesmen Formatif dan Sumatif

Sesuai dengan tujuannya, asesmen dapat dibedakan menjadi asesmen formatif dan asesmen sumatif.

Definisi Asesmen Formatif

 Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan
tujuannya, asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.
 Melalui asesmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau
kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan murid.
Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru.
 Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan
belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk
meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
 Bagi guru, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang
digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan
belajar muridnya.
 Agar asesmen dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal yang perlu diperhatilan
guru dalam merancang asesmen formatif di antaranya adalah sebagai berikut:
o Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
o Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
o Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
o Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
o Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi
kepada guru tentang kesiapan belajar murid. Berdasarkan asesmen ini, guru perlu
menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/atau
membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.
o Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan,
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.

Definisi Asesmen Sumatif

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk
menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil
belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.

Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini (PAUD), asesmen sumatif digunakan untuk
mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan
laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

 Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu
lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester,
atau pada akhir fase. Sementara khusus pada akhir semester, asesmen sumatif bersifat
pilihan.
 Asesmen sumatif bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan
konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid.
Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester
telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang
perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, guru dapat menggunakan teknik dan instrumen
yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa
(praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio).
 Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid, untuk memandu guru merancang aktivitas pada pembelajaran
berikutnya.

Pada Kurikulum Merdeka, guru diharapkan untuk lebih banyak mengutamakan asesmen formatif,
untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid. Namun, asesmen sumatif
juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Teknik Asesmen

Setelah tujuan dirumuskan, guru memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen yang
sesuai.

1. Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
guru. Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi untuk
melakukan asesmen formatif maupun sumatif:
1. Observasi

Penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku


secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua murid maupun per individu.
Observasi juga dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.

2. Kinerja

Penilaian yang menuntut murid untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan


pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, atau membuat portofolio.

3. Projek

Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi kegiatan perancangan,


pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.

4. Tes tertulis
Tes dengan soal dan jawaban yang disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan murid. Tes tertulis dapat berbentuk esai,
pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

5. Tes lisan

Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut murid untuk menjawabnya secara lisan,


dan dapat diberikan secara klasikal (dilakukan untuk seluruh kelas/kelompok besar)
ketika pembelajaran.

6. Penugasan

Pemberian tugas kepada murid untuk mengukur pengetahuan, serta memfasilitasi


murid memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.

7. Portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya murid dalam bidang
tertentu, yang mencerminkan perkembangannya secara menyeluruh (holistis) dalam
kurun waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai