Rombel : 001
Prodi : Pendidikan Kimia
juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya. Pembelajaran kokurikuler berprinsip
pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi umum. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat
siswa dan sumber daya satuan guru.
2. Apa yang menjadi acuan kompetensi dalam perencanaan pembelajaran
paradigma baru?
Yang menjadi acuan dalam pembelajaran paradigma baru adalah profil pelajar
Pancasila. Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu
segala kebijakan dan pembaruan dalam sistem guruan Indonesia, termasuk
pembelajaran, dan asesmen. Pada Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter
esensial yang dapat dipelajari lintas disiplin ilmu tertuang dalam 6 dimensi. Setiap
dimensi memiliki beberapa elemen yang menggambarkan lebih jelas kompetensi dan
karakter esensial yang dimaksud. Selaras dengan tahap perkembangan siswa serta
sebagai acuan bagi pembelajaran dan asesmen, indikator kinerja pada setiap elemen
dipetakan dalam pada setiap fase. Berikut 6 dimensi Profil pelajar Pancasila :
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia
2) Berkebhinekaan Global
3) Bergotong royong
4) Mandiri
5) Bernalar kritis
6) Kreatif
3. Apa yang Anda ketahui dengan capaian pembelajaran (CP) dan apa peran CP jika
dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran?
Capaian Pembelajaran adalah Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah
menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Ditetapkan oleh pemerintah,
merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai siswa pada setiap tahap perkembangan untuk
setiap mata pelajaran pada satuan guruan usia dini, guruan dasar,
dan guruan menengah. Capaian Pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan siswa, pemetaan
capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Fase Fondasi :Prasekolah Taman kanak-kanak
Fase A :Kelas 1 dan 2 SD atau MI
Fase B :Kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
Fase C :Kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
Fase D :Kelas 7 - 9 SMP atau MTs
Fase E :Kelas 10 SMA, SMK atau MA
pembelajaran bagi guru dan siswa sejak awal hingga akhir setiap fase dari suatu
Capaian Pembelajaran (CP).
4. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan hasil asesmen
formatif dan sumatif?
Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang
ketercapaian tujuan pembelajaran. Rencana asesmen dimulai dengan perumusan
tujuan asesmen. Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. Setelah
tujuan dirumuskan, guru memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen
sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan
instrumen, antara lain: karakteristik siswa, kesesuaian asesmen dengan rencana/ tujuan
pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk
dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan
Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data
kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan
pencapaian hasil belajar siswa dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik
pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya. Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau
lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan
pembelajaran setiap siswa.
Guru tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif
karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif
bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif
bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam mengolah dan
menentukan hasil akhir asesmen sumatif, guru perlu membagi asesmennya ke dalam
beberapa kegiatan asesmen sumatif agar siswa dapat menyelesaikan asesmen
sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).
Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen
tersebut.
5. Tentunya Anda memiliki pengetahuan dan pengalaman terkait proses
pembelajaran dan penilaian yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah. Coba Anda
refleksikan proses pembelajaran dan penilaian yang umumnya banyak dilakukan
oleh guru di sekolah. Berdasarkan hasil refleksi Anda terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang saat ini banyak dilakukan guru, ceritakan:
a. Apakah pembelajaran tersebut berpusat pada siswa? Mengapa Anda
mengatakan demikian?
Pembelajaran pada umumnya belum berpusat pada siswa. Meskipun sudah
mendengarkan dan ada siswa yang tidak mendengarkan, sibuk sendiri, atau
bahkan jalan-jalan.
Hal itu karena gaya belajarnya yang tidak sesuai dengan cara guru
mengajar. Selain itu materi pembelajaran terlalu padat, sehingga membuat
waktu mengerjakan kurang untuk mempelajari pembelajaran yang mendalam.
Sistem Pembelajaran tidak dapat mengakomodasi kebutuhan semua siswa
karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda sehingga membuat
yaitu mengukur pengetahuan saja sehingga pada penilaian aspek sikap dan
keterampulan sering terlupakan. Mengalami kesulitan dalam menilai hasil
penilaian sikap dan keterampilan tersebut dikarenakan jumlah siswa yang belum
proporsional.
Kualitas instrumen atau pertanyaan yang dihasilkan masih belum valid