Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA 1

Merancang perencanaan pembelajaran dan asesmen

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Anda, silakan Anda refleksikan bagaimana


pembelajaran paradigma baru dan asesmen semestinya dirancang dan dilaksanakan.
1. Bagaimana semestinya guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen
paradigma baru dan asesmen yang efektif?
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan menyenangkan. Sesuai dengan prinsip ini maka seharusnya guru dalam
membuat perangkat ajar memetakan dulu kemampuan awal siswa dan disesuaikan juga
perangkat ajar tersebut dengan kebutuhan siswa. Maka untuk mewujudkan hal tersebut
guru perlu menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana untuk mendukung
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta  memvariasikan
model/metode pembelajaran sesuai dengan gaya belajar, jenis kecerdasan, minat, dan
bakat siswa.

2. Apa yang menjadi standar acuan kompetensi dalam merancang pembelajaran berbasis
asesmen yang efektif?
Untuk mengikuti standar acuan kompetensi dalam merancang pembelajaran asesmen yang
efektif perlu diketahui urutannya dan prinsip-prinsip asesmen. Setelah Tujuan
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran dibuat sebaiknya langsung disusun
rancangan pembelajaran dan asesmen menurut standar acuan kompetensi dalam
merancang pembelajaran asesmen yang efektif. Setelah itu barulah  modul ajar dan materi
ajar disusun. Seperti diketahui standar acuan kompetensi dalam merancang
pembelajaran asesmen yang efektif memiliki lima prinsip pembelajaran dan lima
prinsip asesmen. 

3. Apa yang Anda ketahui dengan modul ajar sebagai sebuah perangkat pembelajaran?
Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan
Capaian Pembelajaran. 
Modul ajar merupakan penjabaran dari Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun sesuai
dengan fase atau tahap perkembangan murid.

4. Mengapa guru perlu mengembangkan modul ajar?


Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar yang dapat
memandu guru melaksanakan pembelajaran.

Dalam penggunaannya, guru memiliki kemerdekaan untuk:

 Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk
menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau
 Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid

Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:

1. Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman


belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan
melibatkan murid secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan
murid.
4. Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase
belajar murid.

5. Apa yang Anda ketahui dengan asesmen diagnostik? Kapan asesmen diagnostik perlu
dilakukan dan untuk apa?
Asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan
secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik,
kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang
beragam (kepmendikbud No.719/P/2020).
Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara cepat,
untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa
saja yang belum paham. Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran
dengan kemampuan peserta didik. Asesmen diagnosis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
asesmen diagnosis kognitif dan asesmen diagnosis non kognitif.

6. Pemahaman seperti apa yang perlu dimiliki pendidik (guru) untuk melaksanakan asesmen
yang efektif?

1. Backward design merupakan proses merancang ulang stategi pembelajaran dari


hasil akhir yang diharapkan bukan dari awal seperti strategi pembelajaran pada
umumnya. (Understanding by design)
2. Mengidentifikasi hasil yang diinginkan seperti guru menginginkan murid yang
seperti apa?, pemahaman apa yang akan kita bangun pada diri peserta didik?,
kompetensi apa yang akan kita bangun pada peserta didik?, kondisi apa yang
diinginkan dari suatu proses pembelajaran?
3. Mengidentifikasi pengetahuan awal siswa agar supaya perencanaan pembelajaran
bisa disusun dengan baik. Ini kaitannya dengan proses pembelajaran paradigma
baru. Identifikasinya dengan asesmen diagnostik.
4. Menentukan Bukti dan Asesmen yang Bisa Dijadikan Dasar Yang Kuat Untuk
Membuat Kesimpulan Apakah Peserta Didik Sudah Mencapai Hasil Yang
Diinginkan Atau Belum. Contoh: Peserta Didik Bisa Menerapkan nilai-nilai
Demokrasi Pancasila. Ketika Murid Dapat Menerapkan nilai-nilai Demokrasi
Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari (Bukti) Maka Hasil Akhir Yang
Diharapkan Sudah Bisa Tercapai. Dengan Menggunakan Asesmen Berupa
Observasi Sederhana Dengan Merancang Proses pembelajaran Yang
Memungkinkan Peserta Didik Dapat Menampilkan Aktivitas Yang Berkaitan
Dengan Hasil Pembelajaran Yang Ingin Dicapai. Bukti Dan Asesmen Harus
Nyambung Atau Sesuai
5. Pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga
keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai capaian
pembelajaran tersebut.

7. Gambaran perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen seperti apa yang merujuk
pada prinsip dan paradigma asesmen pembelajaran paradigma baru?
Dalam melakukan asessment, seorang guru harus mengikuti langkah- langkah sebagai
berikut: 1) Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar. Dalam
merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar, Pendidik perlu melakukan setidaknya
empat hal, yaitu: (a) Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi, termasuk
merumuskan tujuan terpenting dari diadakannya asesmen. Hal ini perlu dilakukan agar
arah proses asesmen jelas. (b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek
kognitif, afektif, atau psikomotor. (c) Memilih dan menentukan teknik yang akan
digunakan. Pendidik bisa menentukan jenis teknik assesmen berupa tes atau non-tes. Dari
sejumlah teknik tes atau non tes yang ada, Pendidik juga harus menentukan pilihan teknik
tersebut yang akan digunakan dengan memperhatikan ciri-ciri dari masing-masing teknik
serta memahami beberapa kelebihan dan kekurangannya. (d) Merancang instrumen yang
akan digunakan untuk  mengevaluasi proses dan hasil belajar para peserta didik. Beberapa
instrumen yang dapat digunakan meliputi soal tes (test item), daftar cek (check list), rating
scale, pedoman wawancara, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai