Disusun Oleh :
LISPA DEWI (NIM : 857028695)
Semester 1 /BI
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah” Pembelajaran Terpadu di SD”.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karana itu pada kesempatan
ini disampaikan terimah kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan sehingga makalah ini terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyampurnaan
tugas selanjutnya. Akhir kata semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang memerlukan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar………………………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan……………………………………………………………………………………. 17
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala
peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh
(holistik), mereka tidak melihat semua itu secara persial (terpisah-pisah). Sayangnya, ketika
memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai
ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami
kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi dilingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Penyelenggaran pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian
antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya akan mengakibatkan permasalahan
yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran-mata pelajaran tersebut
membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hnaya akan memebnrikan pengalaman belajar yang
bersifat artifisial atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran
pada satuan pendidikan sekolah dasar, terutama untuk kelas-kelas awal, harus memperhatikan
karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan
yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptul baik di dalam atau antar mata pelajaran, akan memberi peluang bagi
terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning)
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Apakah pengertian pembelajaran terpadu?
2. Apa saja karateristik pembelajaran terpadu?
3. Apa saja landasan pembelajaran terpadu?
4. Apa saja prinsip dan fungsi pembelajaran terpadu?
5. Apa saja model pembelajaran terpadu?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan
ketergantungan satu dan lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang
mengabungkan sejumlah disiplin ilmu melalu pemaduan isi,keterampilan, dan sikap
(wolfinger,1994:133). Rasioonal pemaduan itu antara lain disebapkan oleh beberapa hal berikut.
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk ppengalaman belajar ) bersifat
interdisip;ener sehingga untuk memahami , mempelajari dan memcahkannya diperlukan
multi skill.
2. Adanya tuntutan interaksi kolaboratifyang tinggi dalam memecahakan berbagai masalah.
3. Memudahkan anak membbuat hubungan antar skemata dan transfer pemahaman konteks
4. Demi efisien.
5. Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dlaam proses pembelajaran.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak proses yang sitempuh siswa saat beruaha
memahami proses pembelajaran sejalan dengan bentuk bentuk keterampilan yang harus
dikembangkan ( aminudin 1994)
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghbungkan berbagai amta pelajaran yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan
anak.
2. Suatu cara utuk mengembangkan pengetahan dan keterampilan anak secara serempak
(simultan)
3. Merakit atau mengembangkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda,
dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat prhatian (center of
interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal dari
mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lain. Pembelajaran terpadu
3
merupakan suatu pendekatan yg berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebatuhan perkembangan anak.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topik atau tema
yang dipilih dan dikembangakan oleh guru bersama dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan
hanya untuk menguasai konsep konsep mata pelajaran, akan tetapi konsep-konsep dari mata
pelajaran terkait dijadikan sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan mejelajahi topik dan
teema tertentu.
5
2. Aliran kontruktivisme
Melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran.
3. Aliran humanisme
Melihai siswa dari segi :
a. Keunikan/kekhasan
b. Potensinya
c. Motivasi yang dimilikinya
Selain itu siswa memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan imlikasi dari hal tersebut dalam
kegiatan belajar yaitu : layan pembelajaran selain bersifat klasikal juga bersifat individual,
pengakuan adanya siswa lmabat dan siswa cepat, penyikapan yang unik terhadap siswa.
Secara fitrah siswa memiliki bekal atau pontensi yang sama dalam upaya memahami
sesuatau. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) guru bukan
merupakan satu-satunya sumber imformasi,(b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara
kreatif mampu menemukan pemahamanya sendiri,(c)dalam proses pembelajaran,guru lebih
banyak bertindakan sebagai model, temam pendamping, pemberi motifasi,penyedian bahan
pembelajaran, dan aktor yang juga bertindak sebagai siswa (pembelajaran).dilihat dari motivasi
dan minat, siswa memeliki ciri tersendiri. Implikasi dari pandangan tersebut dalam kegiatan
pembelajaran yaitu:(a) isi pembelajaran harus memiliki mamfaat bagi siswa secara actual (b) dalam
kegiatan belajarnya siswa harus menyadari penguasa isi pembelajaran itu bagi kehidupan,dan(c)
isi pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkatan perkembangan. Pengalaman,dan pengatahuan
siswa.
Selain landasan filosofil di atas, pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh beberapa
pandangan psikologis.hal ini di sebabkan bahwa proses pembelajaran itu sendiri berkaitan
dengan perilaku manusia, dalam hal ini yaitu: siswa.dalam proses pembelajaran terjadi interaksi
antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik lingkungan yang bersipat fisik, maupun
lingkungan sosial. Melalui pembelajaran diharapkan adanya perubahan perilaku siswa menuju
kedewasan, baik fisik,mental/ intelektual,moral, maupun sosial.namun demikian,perlu juga
dingatkan bahwa tidak semua perubahan siswa tersebut mutlak sebagai akibat intervensi dari
6
proses pembelajaran ada juga yang dipengaruhi oleh kemtangan siswa itu sendiri atau pengaruh
lingkungan dari luar kelas.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingka laku manusia. Oleh sebab itu ,dalam
menentukan apa dan bagaiman perilaku itu harus di kembangkan.siswa adalah indifidu yang
sedang berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik/jasmani.intelektual,
social emosional, dan moral. Tugas utama para guru adalah membantu mengoptimalkan
pekembangan siswa tersebut.apa yang di ajarkan dan bagimana cara mengajarkan harus di
sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Perkembangan-perkembangan yang di alami
oleh siswa pada umumnya diperoleh melalu proses belajar.guru harus selalu mencari upaya
untuk dapat membelajari siswa.cara belajar dan mengajar yang bagai mana proses peleksanaanya
membutuhkan kajian/studi yang sistimatik dan mendalam .
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu dapat di uraikan
sebagai berikut.
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri. Dengan kata lain,
pengalaman langsung siswa adalah kunci dri pembalajaran yang berarti bukan pengalaman
orang lain (guru) yang ditransfer melalui berbagai bentuk media.
2. Piiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan
antara gagasan-gagasan yang ada.pembelajaran terpadu memumgkinkan pola dan hubungan
tersebut dari berbagai disiplin ilmu.
3. Pada dasar nya siswa adalah seseorang individu dgn berbagai kemampuan untuk
berkembang .dengan demikian ,peran guru bukankah satu-satunya pihak.
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran
terpadu secara aplikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut,maka dalam
pelaksanaannya pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yait u sbb:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitucepat sehingga terlalu banyak banyak imformasi
yang harus dimuat dalam kurikulum.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain padahal
seharusnya saling terkait.
3 Permasalahan ang muncul dalam perlajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas
7
mata pelajaran sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata palajaran untuk
memecahkannya.
4 Kesenjngan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran
yang dirancang secra terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir praktis.
Selain ketiga landasan di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sebenarnya perlu
juga dipertimbangkan landsan lainnya yaitu landasan sosial budaya dan perkembangan
iptek.Kenapa? Karena pembalajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai
yang belaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi
juga oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayanya, harus menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu.
8
2. Siswa dapat melihat hubunggan- hubunggan yang bermakna sebab materi pembelajaran
lebih berperan sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu sendiri;
3. Pembelajaran terpedu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa.hal ini dapat
terjadi kerena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas,
dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran;
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong - potang sedikit sekali terjadi, sebab siswa
dilengkapi dengan penggalaman belajar yang lebih tepadu sehingga akan mendapat
penggertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu;
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan - penerapan dunia nyata sehingga dapet
mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran;
6. Dengan pemaduan pembelejaran antarmata pembelajaran diharapkan pengaasa materi
pembelajaran akan semakin baik dan meningkat;
7. Pengalaman belajar antarmata pelajer sangat positif untuk membentuk pendekatan
menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu penggetahuan. Siswa akan lebih
aktif dan otonom dalam pemikirannya;
8. Motovasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata
pembelajaran.para siswa akan terlibat dalam “dengan pokok bahasa yang dihadapi ;
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kongnitif atau pengetahuan awal
siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,pemahaman yang teroganisasi
dan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep yang sedang dipelajari dan
akan terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke konteks lain;
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru dan
siswa dan belajar menjadi lebuh menyenangkan lebih nyata dalam konteks yang lebih
bermakna.
9
Kegiatan Belajar 2
10
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupaan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui
sebuah kegiatan pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir
logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-
kata, membuat ungkapan dan mengarang. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
membuat puisi, seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang
bentuk kata, mana kata, dan ungkapanungkapan, ciri bentuk dan mana kata-kata dalam puisi,
membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan
keterampilan tersebut keseluruhannya tida harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Untuk
memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.
11
5. Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep
atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Misalnya pada mata pelajaran PPKn, butir-butir
dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam tata Negara, PSPB, dan sebag ainya.
Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.
ini.
Gambar 6. Ilustrasi Model Webbed
12
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupaan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda,
tetapi esensinya sama dalam topik tertentu. Misalnya: dalam teks membaca yang merupakan
bagian mata pelajaran bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat
dihubungkan dengan matematika, pengetahuan alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan
penataan are yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir
pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Untuk memahami model ini,
perhatikan ilustrasi di bawah ini.
13
10. Model Jaringan (Networked)
Model networked merupaan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan
kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk
keterampilan baru setelah siswa belajar di lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.
Selain pandangan Robin Fogarty di atas, Jacobs (1989) mengemukakan lima pilihan bentuk
keterpaduan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Dicipline Based adalah bentuk keterpaduan yang bertola dari mata pelajaran tertentu.
Sebuah topik ekonomi dapat digabungkan dengan masalah sosial politik dan ilmiah.
2. Parallel memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa mata pelajaran.
3. Multidisciplinary adalah bentuk pelajaran sejumlah mata pelajaran secara terpisah melalui
sebuah temma.
4. Interdisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran
dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam watu bersamaan.
5. Integrated merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari sejumlah
mata pelajaran dihubungkan dengan tujuan, isi, keterampilan, aktivitas, dan sikap.
14
Kelebihan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah sebagai berikut.
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
b. Model jarring laba-laba relatif lebih mudah dilaukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua
bidang isi pelajaran.
15
3. Model Keterpaduan (Integrated)
Model ini menggunaan pendekatan antar mata pelajaran. Model inimenggabungkan mata
pelajaran dengan cara menetapkan prioritas dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap
yang saling tumpeng tindih di dalam beberapa mata pelajaran.
Kelebihan model keterpaduan antara lain.
a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai
mata pelajaran;
b. Menumbuhkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap
keberhasilan;
c. Mampu membangun motivasi.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18