Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MODUL 1

KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN


TERPADU

Tutor : AHMAD RISDI, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
LISPA DEWI (NIM : 857028695)
Semester 1 /BI

UPBJJ BANDAR LAMPUNG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KATA
PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah” Pembelajaran Terpadu di SD”.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karana itu pada kesempatan
ini disampaikan terimah kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan sehingga makalah ini terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyampurnaan
tugas selanjutnya. Akhir kata semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang memerlukan.

Kotabumi, April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar………………………………………………………………………………… ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 1

C. Tujuan……………………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1……………………………………………………………………………… 3

Kegiatan Belajar 2……………………………………………………………………………… 10

BAB III Penutup

Kesimpulan……………………………………………………………………………………. 17

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….. 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala
peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh
(holistik), mereka tidak melihat semua itu secara persial (terpisah-pisah). Sayangnya, ketika
memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai
ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami
kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi dilingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Penyelenggaran pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian
antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya akan mengakibatkan permasalahan
yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran-mata pelajaran tersebut
membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hnaya akan memebnrikan pengalaman belajar yang
bersifat artifisial atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran
pada satuan pendidikan sekolah dasar, terutama untuk kelas-kelas awal, harus memperhatikan
karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan
yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptul baik di dalam atau antar mata pelajaran, akan memberi peluang bagi
terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian pembelajaran terpadu?


2. Apa saja karateristik pembelajaran terpadu?
3. Landasan pembelajaran terpadu?
4. Apa saja prinsip dan fungsi pembelajaran terpadu?
5. Apa saja model pembelajaran terpadu ?

1
C. Tujuan
1. Apakah pengertian pembelajaran terpadu?
2. Apa saja karateristik pembelajaran terpadu?
3. Apa saja landasan pembelajaran terpadu?
4. Apa saja prinsip dan fungsi pembelajaran terpadu?
5. Apa saja model pembelajaran terpadu?

2
BAB II
PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan
ketergantungan satu dan lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang
mengabungkan sejumlah disiplin ilmu melalu pemaduan isi,keterampilan, dan sikap
(wolfinger,1994:133). Rasioonal pemaduan itu antara lain disebapkan oleh beberapa hal berikut.
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk ppengalaman belajar ) bersifat
interdisip;ener sehingga untuk memahami , mempelajari dan memcahkannya diperlukan
multi skill.
2. Adanya tuntutan interaksi kolaboratifyang tinggi dalam memecahakan berbagai masalah.
3. Memudahkan anak membbuat hubungan antar skemata dan transfer pemahaman konteks
4. Demi efisien.
5. Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dlaam proses pembelajaran.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak proses yang sitempuh siswa saat beruaha
memahami proses pembelajaran sejalan dengan bentuk bentuk keterampilan yang harus
dikembangkan ( aminudin 1994)
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghbungkan berbagai amta pelajaran yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan
anak.
2. Suatu cara utuk mengembangkan pengetahan dan keterampilan anak secara serempak
(simultan)
3. Merakit atau mengembangkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda,
dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat prhatian (center of
interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal dari
mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lain. Pembelajaran terpadu

3
merupakan suatu pendekatan yg berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebatuhan perkembangan anak.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topik atau tema
yang dipilih dan dikembangakan oleh guru bersama dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan
hanya untuk menguasai konsep konsep mata pelajaran, akan tetapi konsep-konsep dari mata
pelajaran terkait dijadikan sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan mejelajahi topik dan
teema tertentu.

B. Karateristik Pembelajaran Terpadu


Terdapat beberapa karateristik dalam pembelajaran terpadu.
1. Pembelajran terpadu berpusat pada siswa (stundent centered) hal ini sesuai dengan
pendekatan belajaran modern yang lebih banyak menepatkan siswa sebgai subjek belajar
peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experinces)
3. Dalam permbelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Bahkan dalam pelaksanaan dikelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahansan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran . Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran terpadu bersipat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa
dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dengan
demikian, siswa diberi kesempatan untuk menoptimalkan potensi yang dimilikinya
Berikut beberapa kelebihan pelajaran terpadu :
4
1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan
siswa.
2. Kegatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama.
4. Pembelajarna terpadu dapat menumbuh kembangkan keterampilan berfikir siswa.
5. Menyajikan kegiatan yng bersifat fragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dalam lingkungannya.
6. Menumbuh kembangkan ketrampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi,
komunikaksi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

C. Landasan Pembelajaran Terpadu


Landasan-landsan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu disekolah dasar meliputi landsan filosofis, dan landsan praktis, landsan filosofis
dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan
landasan filsafat ini menjadi landasan terpadu yang melandasi aspek lainnya.
Secara filosofis, kemunculan pembelajran terpadu dipengaruhi oleh 3 aliran :
1. Aliran progresivisme
Beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada
a. Pembentukan kreativitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah
d. Memperhatikan pengalaman siswa
Dengan kata lain pembelajaran itu bersifat mekanistik, aliran ini juga memandang bahwa
dalam proses belajar siswa sering dihadapkan persoalan yang harus mendapatkan pemecahan
yang bersifat problem solving.

5
2. Aliran kontruktivisme
Melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran.
3. Aliran humanisme
Melihai siswa dari segi :
a. Keunikan/kekhasan
b. Potensinya
c. Motivasi yang dimilikinya
Selain itu siswa memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan imlikasi dari hal tersebut dalam
kegiatan belajar yaitu : layan pembelajaran selain bersifat klasikal juga bersifat individual,
pengakuan adanya siswa lmabat dan siswa cepat, penyikapan yang unik terhadap siswa.
Secara fitrah siswa memiliki bekal atau pontensi yang sama dalam upaya memahami
sesuatau. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) guru bukan
merupakan satu-satunya sumber imformasi,(b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara
kreatif mampu menemukan pemahamanya sendiri,(c)dalam proses pembelajaran,guru lebih
banyak bertindakan sebagai model, temam pendamping, pemberi motifasi,penyedian bahan
pembelajaran, dan aktor yang juga bertindak sebagai siswa (pembelajaran).dilihat dari motivasi
dan minat, siswa memeliki ciri tersendiri. Implikasi dari pandangan tersebut dalam kegiatan
pembelajaran yaitu:(a) isi pembelajaran harus memiliki mamfaat bagi siswa secara actual (b) dalam
kegiatan belajarnya siswa harus menyadari penguasa isi pembelajaran itu bagi kehidupan,dan(c)
isi pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkatan perkembangan. Pengalaman,dan pengatahuan
siswa.
Selain landasan filosofil di atas, pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh beberapa
pandangan psikologis.hal ini di sebabkan bahwa proses pembelajaran itu sendiri berkaitan
dengan perilaku manusia, dalam hal ini yaitu: siswa.dalam proses pembelajaran terjadi interaksi
antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik lingkungan yang bersipat fisik, maupun
lingkungan sosial. Melalui pembelajaran diharapkan adanya perubahan perilaku siswa menuju
kedewasan, baik fisik,mental/ intelektual,moral, maupun sosial.namun demikian,perlu juga
dingatkan bahwa tidak semua perubahan siswa tersebut mutlak sebagai akibat intervensi dari

6
proses pembelajaran ada juga yang dipengaruhi oleh kemtangan siswa itu sendiri atau pengaruh
lingkungan dari luar kelas.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingka laku manusia. Oleh sebab itu ,dalam
menentukan apa dan bagaiman perilaku itu harus di kembangkan.siswa adalah indifidu yang
sedang berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik/jasmani.intelektual,
social emosional, dan moral. Tugas utama para guru adalah membantu mengoptimalkan
pekembangan siswa tersebut.apa yang di ajarkan dan bagimana cara mengajarkan harus di
sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Perkembangan-perkembangan yang di alami
oleh siswa pada umumnya diperoleh melalu proses belajar.guru harus selalu mencari upaya
untuk dapat membelajari siswa.cara belajar dan mengajar yang bagai mana proses peleksanaanya
membutuhkan kajian/studi yang sistimatik dan mendalam .
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu dapat di uraikan
sebagai berikut.
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri. Dengan kata lain,
pengalaman langsung siswa adalah kunci dri pembalajaran yang berarti bukan pengalaman
orang lain (guru) yang ditransfer melalui berbagai bentuk media.
2. Piiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan
antara gagasan-gagasan yang ada.pembelajaran terpadu memumgkinkan pola dan hubungan
tersebut dari berbagai disiplin ilmu.
3. Pada dasar nya siswa adalah seseorang individu dgn berbagai kemampuan untuk
berkembang .dengan demikian ,peran guru bukankah satu-satunya pihak.
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran
terpadu secara aplikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut,maka dalam
pelaksanaannya pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yait u sbb:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitucepat sehingga terlalu banyak banyak imformasi
yang harus dimuat dalam kurikulum.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain padahal
seharusnya saling terkait.
3 Permasalahan ang muncul dalam perlajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas
7
mata pelajaran sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata palajaran untuk
memecahkannya.
4 Kesenjngan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran
yang dirancang secra terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir praktis.
Selain ketiga landasan di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sebenarnya perlu
juga dipertimbangkan landsan lainnya yaitu landasan sosial budaya dan perkembangan
iptek.Kenapa? Karena pembalajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai
yang belaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi
juga oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayanya, harus menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu.

D. Prinsip - Prinsip Pembelajaran Terpadu


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
disekolah teruatama pada saat pengalihan tema-tema dan pelaksaan pembelajaran:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan
mata pelejaran.
2. Tema harus brmakna maksudnya tema yang pilih harus memberi bekal bagi siwa selanjutnya
3. Tema harus disesuaikan dengan tinglat perkembagan siswa.
4. Tema harus menunjukan sebagian besar minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa otentikyang terjadi dalam
rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangka kurikulum yang berlaku dimasyrakat
7. Tema yang dipilih hendaknya disesuaikan ketersediaan sumber balajar.

E. Manfaat Pembelajaran Terpadu


Di bawah ini diuraikan beberapa manfaat yangdapat di petik dengan pelaksanaan
pembelajaran terpadu, antara lain :
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena
tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dilakukan;

8
2. Siswa dapat melihat hubunggan- hubunggan yang bermakna sebab materi pembelajaran
lebih berperan sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu sendiri;
3. Pembelajaran terpedu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa.hal ini dapat
terjadi kerena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas,
dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran;
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong - potang sedikit sekali terjadi, sebab siswa
dilengkapi dengan penggalaman belajar yang lebih tepadu sehingga akan mendapat
penggertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu;
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan - penerapan dunia nyata sehingga dapet
mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran;
6. Dengan pemaduan pembelejaran antarmata pembelajaran diharapkan pengaasa materi
pembelajaran akan semakin baik dan meningkat;
7. Pengalaman belajar antarmata pelajer sangat positif untuk membentuk pendekatan
menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu penggetahuan. Siswa akan lebih
aktif dan otonom dalam pemikirannya;
8. Motovasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata
pembelajaran.para siswa akan terlibat dalam “dengan pokok bahasa yang dihadapi ;
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kongnitif atau pengetahuan awal
siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,pemahaman yang teroganisasi
dan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep yang sedang dipelajari dan
akan terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke konteks lain;
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru dan
siswa dan belajar menjadi lebuh menyenangkan lebih nyata dalam konteks yang lebih
bermakna.

9
Kegiatan Belajar 2

Model-Model Pembelajaran Terpadu

A. Berbagai Model Pembelajaran Terpadu


Menurut Robin Forgarty (1991) mengemukakan bahawa terdapat sepuluh cara atau model
tersebut adalah:
1. Mode Penggalan (Fragmented)
Model Fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran
saja. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilasanaan secara terpisah-pisah
pada jam yang berbeda-beda. Misalnya, dalam mata pelajran Bahasa Indonesia, materi
pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk memahami model ini,
perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 1. Ilustrasi Model Fragmented


2. Model Keterhubungan (connected)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan
pada induk mata pelajaran tertentu. Guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses
pembelajarannya secara terpadu. Contoh butir-butir pembelajaran seperti: kosa kata, struktur,
membaca, dan mengarang, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhandalam membentuk
kemampuan berbahasa dan bersastra. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah
ini.
Gambar 2. Ilustrasi Model Connected

10
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupaan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui
sebuah kegiatan pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir
logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-
kata, membuat ungkapan dan mengarang. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
membuat puisi, seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang
bentuk kata, mana kata, dan ungkapanungkapan, ciri bentuk dan mana kata-kata dalam puisi,
membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan
keterampilan tersebut keseluruhannya tida harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Untuk
memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 3. Ilustrasi Model Nested

4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)


Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda
secara parallel. Misalnya pada mata pelajaran sejarah, topik pembahasannya secara parallel atau
dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik
kehidupan social masyarakat. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada
alokasi jam yang sama. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 4. Ilustrasi Model Squenced

11
5. Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep
atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Misalnya pada mata pelajaran PPKn, butir-butir
dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam tata Negara, PSPB, dan sebag ainya.
Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 5. Ilustrasi Model Shared

6. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)


Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran.
Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran
tertentu maupun lintas mata pelajaran. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah

ini.
Gambar 6. Ilustrasi Model Webbed

7. Model Galur (Threaded)


Model threaded merupaan model pemaduan bentuk keterampilan. Bentuk threaded ini berfokus
pada apa yang disebut meta-curriculum. Misalnya: melaukan prediksi dan estimasi dalam
matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan lain
sebagainya. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 7. Ilustrasi Model Threaded

12
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupaan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda,
tetapi esensinya sama dalam topik tertentu. Misalnya: dalam teks membaca yang merupakan
bagian mata pelajaran bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat
dihubungkan dengan matematika, pengetahuan alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan
penataan are yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir
pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Untuk memahami model ini,
perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 8. Ilustrasi Model Integrated

9. Model Celupan (Immersed)


Model immersed dirancang memadukan kebutuhan para siswa dimana mereka akan melihat
apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Melibatkan beberapa mata
pelajaran dalam satu proyek. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di
bawah ini.

Gambar 9. Ilustrasi Model Immersed

13
10. Model Jaringan (Networked)
Model networked merupaan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan
kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk
keterampilan baru setelah siswa belajar di lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda. Untuk memahami model ini, perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 10. Ilustrasi Model Networked

Selain pandangan Robin Fogarty di atas, Jacobs (1989) mengemukakan lima pilihan bentuk
keterpaduan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Dicipline Based adalah bentuk keterpaduan yang bertola dari mata pelajaran tertentu.
Sebuah topik ekonomi dapat digabungkan dengan masalah sosial politik dan ilmiah.
2. Parallel memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa mata pelajaran.
3. Multidisciplinary adalah bentuk pelajaran sejumlah mata pelajaran secara terpisah melalui
sebuah temma.
4. Interdisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran
dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam watu bersamaan.
5. Integrated merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari sejumlah
mata pelajaran dihubungkan dengan tujuan, isi, keterampilan, aktivitas, dan sikap.

B. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar


Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran
terpadu yang cocok diterapkan di sekolah dasar, yaitu:
1. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
Model ini menggunaan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan
tema, kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema
tersebut dengan mata pelajaran yang terkait.

14
Kelebihan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah sebagai berikut.
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
b. Model jarring laba-laba relatif lebih mudah dilaukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua
bidang isi pelajaran.

Sedangkan, kelemahan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba sebagai berikut.


a. Langkah yang sulit dalam pembelajaranterpadu model jarring laba-laba adalah menyeleksi
tema.
b. Adanya kecendrungan merumuskan suatu tema yang dangkal.
c. Guru dapat menjaga misi kurikulum.
d. Guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

2. Model Keterhubungan (Connected)


Model pembelajaran terpadu yang menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain, suatu
topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, bahkan ide-ide satu dengan
ide lainnya.
Kelebihan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah sebagai berikut.
a. Dengan mengaitkan ide-ide, siswa memiliki gambaran yang besar seperti halnya suatu mata
pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
b. Konsep-konsep yang dikembangkan siswa secara terus menerus sehingga terjadi internalisasi.
c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran dapat menjadikan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan
memudahkan pemindahan ide dalam memecahkan masalah.
Sedangkan kelemahan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah sebagai berikut.
a. Berbagai mata pelajaran tetap terpisah dan terlihat tida terkait, walaupun hubungan dibuat
secara eksplisit.
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama sehingga isi pelajaran terfokus tanpa
merentangkan konsep dan ide antar mata pelajaran.
c. Usaha yang terkonsentrasi untuk mengintegrasikan ide-ide dapat mengabaikan kesempatan
untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran lain.

15
3. Model Keterpaduan (Integrated)
Model ini menggunaan pendekatan antar mata pelajaran. Model inimenggabungkan mata
pelajaran dengan cara menetapkan prioritas dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap
yang saling tumpeng tindih di dalam beberapa mata pelajaran.
Kelebihan model keterpaduan antara lain.
a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai
mata pelajaran;
b. Menumbuhkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap
keberhasilan;
c. Mampu membangun motivasi.

Sedangkan kelemahan model keterpaduan antara lain.


a. Model yang dangat sulit diterapkan secara penuh;
b. Model ini menghendai guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep.
c. Model ini menghendai tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dillakukan, baik dalam
perencanaan maupun pelasanaan.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Pembelajaran terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata


pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
2. Karakteristik pembelajaran terpadu yaitu:
a. Student centered
b. Direct experiences
c. Fokus pembelajaran berdasarkan tema.
d. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran.
e. Fleksibel
f. Hasil pembelajaran dalpat berkembang sesuai minat.

3. Landasan pembelajaran terpadu adalah hal-hal yang harus diperhatikan dan


dipertimbangkan oleh guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai
proses dan hasil pembelajaran. Landasan tersebut meliputi landasan fisiologi, landasan
psikologis, dan landasan praktiks.

4 Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu adalah guru tidak otoriter atau mendominasi,


menimbulkan rasa tanggung jawab individu dan kelompok, dan guru perlu bersikap
akomodastif.

5. Model pembelajaran terpadu adalah model penggalan, model keterhubungan, model


sarang, model urutan, model bagian, model jarring laba-laba, model galur, model
keterpaduan, model celupan, dan model jaringan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Herry Hernawan, Asep , dkk. Pembelajaran Terpadu di SD. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka, 2016

18

Anda mungkin juga menyukai