PEMBELAJARAN IPA SD
Kelompok 3
BANGKINANG
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang mana ia telah
memberikan kita nikmat dan karunia-Nya, sehingga kitab isa mempermudah dalam
menyelesaikan pembuatan atau penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari berbagai kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu berbagai masukan sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Akhirnya dengan segala kesederhanaan makalah ini, penulis harapkan semoga makalah
ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan ilmu bagi pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu model integratif merupakan pembelajaran yang memadukan
beberapa mata pembelajaran dengan memprioritaskan konsep-konsep, keterampilan-
keterampilan dan sikap yang dapat dipadukan dari masing-masing mata pelajaran
(Fogarty, 1991:74). Pembelajaran terpadu model integratif sebenarnya dapat
dilaksanakan dengan leluasa mengingat sekolah dasar menganut sistem guru kelas
sehingga memungkinkan guru merencanakan model pembelajaran terpadu.
Sesungguhnya anak sekolah dasar bersifat holistik, terpadu dan saling terkait erat satu
dengan yang lainnya, sehingga lebih mudah dan bermakna bagi anak sekolah dasar
untuk mempelajari segala sesuatunya secara utuh.
Pembelajaran yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan kebermaknaan
belajar siswa di sekolah dasar. Konsep-konsep sains yang diberikana hendaknya
saling terkait dengan hal-hal yang sudah diketahui oleh siswa dan berhubungan
dengan masa depan siswa. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi sains yaitu
mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara kemajuan sains dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar akan menjadi lebih efektif apabila kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
perkembangan intelektual anak (Semiawan, 1990:3). Selain itu juga guru dikelas perlu
mengenai setiap anak didik dan bakat-bakat khusus yang mereka miliki agar dapat
memberikan pengalaman pendidikan yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa
untuk dapat mengembangkan bakat-bakat mereka secara optimal sesuai dengan tujuan
Pendidikan. Anak usia sekolah dasar masih suka bermain, memiliki rasa ingin tahu
yang besar dan mudah terpengaruh lingkingan. Dengan demikian pembelajaran di
sekolah dasar harus diusahakan dalam suasana yang menyenangkan. Untuk itu guru
perlu mengetahui prinsip belajar sambal bermaindan prinsip keterpaduan, karena anak
usia sekolah dasar masih berada pada tahap perkembangan yang bersifat holistik
(Gagne, 1985). Oleh karena itu, pembelajaran di SD hendaknya diusahakan terpadu
antara pengalaman, perkembangan dan lingkungan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu integratif ?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terpadu integratif ?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran terpadu (tematik) dalam pembelajaran
IPA SD ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran terpadu integratif.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terpadu
integratif.
3. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran terpadu (tematik) dalam
pembelajaran IPA SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang tindih,
sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep
semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau shared. Pada model
integrated, materi pembelajaran adalah KD atau konsep-konsep dalam KD yang
sepenuhnya beririsan; sedangkan pada model shared, KD atau konsep-konsep dalam
KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang
beririsan.
Dalam pembelajaran tematik integratif ini, siswa SD tidak lagi belajar IPA,
Bahasa Indonesia, Matematika, atau mata pelajaran lainnya. Akan tetapi, siswa belajar
tema yang di dalam tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan
kompetensinya. Dengan kata lain, tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Eksplorasi
pada pelajaran sistem tematik ini bertujuan agar peserta didik/siswa SD mampu lebih
baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima
materi pembelajaran. Lantas untuk menjembatani hal tersebut, objek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Pembelajaran tematik bagi siswa SD, menurut Tim Pustak Yustisia (2007: 23),
memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu.
2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5. Lebih bermanfaat dan bermakna karena materi disajikan dalam konteks tema yang
jelas.
6. Siswa lebih gairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan kemampuan suatu mata pelajaran, sekaligus memepelajari mata
pelajaran yang lain.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
4
B. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Integratif
a. Kelebihan Model Integratif
Menurut Fogarty (1991 : 57) kelebihan dari model pembelajaran tematik adalah:
1). Faktor motivasi, karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat.
2). Penulisan dari unitnya sangat dikenal oleh guru.
3). Model ini merupakan perencanaan kurikulum yang to the point sehingga mudah
ditangkap oleh guru yang kurang berpengalaman.
4). Model ini juga mendorong timbulnya perencanaan bersama karena sebuah
timlintas mata pelajaran bekerja bersama agar tema itu dapat digunakan oleh semua
mata pelajaran .
5). Siswa akan dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dapat
saling berhubungan.
Lebih lanjut Tim Pengembang PGSD (1996:7) mengemukakan kelebihan yang
terdapat dalam pelaksanaan model pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1). Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
2). Kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
3). Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan
dapat bertahan lebih lama.
4). Pembelajaran tematik menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
5). Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui dalam lingkungan anak.
6). Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.
5
C. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu (Tematik) dalam Pembelajaran IPA SD
Sains (IPA) merupakan konsep pembelajaran tentang alam dan mempunyai
hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran Sains
(IPA) sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi,
karena Sains (IPA) memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta
kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman
tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih
bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sains berasal dari natural science atau science saja, biasanya disebut Ilmu
Pengetahuan Alam yang merupakan sekumpulan ilmu-ilmu serumpun yang terdiri atas
Biologi, Fisika, Kimia, Geologi, dan Astronomi yang berupaya menjelaskan setiap
fenomena yang terjadi di alam. Mengingat bidang kajiannya berbeda, tentu saja
terminologi yang digunakan oleh setiap disiplin ilmu tersebut juga berbeda.
Sains sesungguhnya tidak terpecah-pecah meskipun ada disiplin-disiplin
tersebut, karena ada sejumlah pemikiran yang “menembus” antar disiplin Sains yang
disebut tema umum, yaitu sistem, model, kekekalan, pola perubahan, skala dan evolusi.
Cain dan Evans, menyatakan bahwa sains mengandung empat hal, yaitu: konten
atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Jika sains mengandung keempat
hal tersebut di atas, maka ketika belajar sainspun siswa perlu mengalami keempat hal
tersebut.
Dalam belajar sains siswa seharusnya tidak hanya belajar produk saja, tetapi
harus belajar tentang aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat benar-benar
memahami sains secara utuh. Namun seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa
pada kenyataannya, mengajar adalah transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Oleh
karena itu tidaklah mengherankan mengapa banyak guru mengajar dengan cara
berceramah, sebab bagi mereka sains adalah sekumpulan pengetahuan yang harus
ditransfer kepada siswa.
Konstruktivisme telah mempengaruhi banyak studi tentang miskonsepsi dan
konsepsi alternatif dalam bidang sains dan saat ini dunia pendidikan sains telah
menunjukkan pergeseran yang lebih menekankan proses belajar mengajar dan metode
penelitian yang menitik beratkan konsep bahwa dalam belajar seseorang
mengkonstruksi pengetahuannya.
6
Dalam pendidikan sains juga telah lama diusahakan agar partisipasi siswa dalam
membangun pengetahuannya lebih ditekankan. Semua itu menunjukkan bahwa
pendidikan sains telah mengarah pada konstruktivisme.
Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pembelajaran sains
sekolah dasar khususnya terhadap materi tentang energi dan penggunaannya,
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat pada
dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Dengan demikian guru sains dapat menggunakan pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) untuk menanamkan pemahaman materi dan
pengembangannya dalam masyarakat terutama dalam pelajaran energi dan
penggunaannya. Adapun langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) adalah sebagai berikut:
(a). Tahap Invitasi Pada tahap ini guru mengemukakan isu atau masalah energi dan
penggunaannya yang dialami atau yang terjadi dan dapat dipahami oleh siswa serta
dapat merangsang siswa untuk mencari jalan keluar terhadap masalah yang sedang
terjadi.
(b). Tahap Eksplorasi Pada tahap ini guru berusaha membimbmg siswa dan
mempelajari situasi barn yang merupakan masalah baginya. Misalnya dengan
mempraktekkan langsung obyek energi dan penggunaannya untuk diamati dan
mencatat halhal yang dilihat, kemudian hasilnya didiskusikan bersama.
(c). Tahap Solusi Pada tahap ini guru membimbmg siswa untuk mendiskusikan energi
dan penggunaannya serta kegunaan dan sumber energi tersebut dan dapat menemukan
jalan keluar untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran sains khususnya
tentang energi dan penggunaannya.
(d). Tahap Aplikasi Pada tahap ini guru mengajak siswa melakukan aksi nyata atau
mengaplikasikan salah satu cara/langkah untuk mengetahui sumber energi dan
penggunaannya misalnya melakukan kegiatan percobaan serta mencatat energi yang
menyebabkannya
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran integratif (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata
pelajaran maupun antar mata pelajaran. Penerapan pembelajaran terpadu (tematik
integratif) perlu ditetapkan wilayah keterpaduannya, apakah dalam satu mata
pelajaran, multi mata pelajaran, antar mata pelajaran atau trans mata pelajaran.
Persiapan, monitoring, supervisi dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan
secara berkesinambungan untuk memastikan keefektifan dan keefisienannya.
Setiap model pembelajaran ada keunggulan dan kelemahan, untuk mengatasi
kelemahan dari sebuah model pembelajaran bergantung kepada bagaimana guru
mengimplementasikan model pembelajaran tersebut dalam bentuk kemasan yang
lebih efektif dan efisien. Hasil ujicoba sementara menunjukkan bahwa pembelajaran
terpadu model integrated dapat diterapkan di sekolah dasar sebagai alternative
pembelajaran dengan keunggulan antara lain: dapat meningkatkan perolehan hasil
belajar; dapat memotivasi anak; anak lebih aktif dan kreatif; hubungan guru dengan
anak cukup akrab sehingga siswa lebih berani bertanya. Namun demikian ditemukan
juga kelemahan seperti tenaga, waktu, biaya dan keterampilan lainnya sehingga
berpengaruh terhadap penelitian pembelajaran terpadu model integrated di sekolah.
B. Saran
Agar siswa dapat memahami konsep Sains dengan baik, hendaknya siswa diberi
kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan sendiri konsep-konsep dari suatu
pokok bahasan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/download/371/185
http://ihrachmah.blogspot.com/2015/05/makalah-model-integrated.html?m=1 (diakses 13
Maret 2023)
Nurrobman, 2008. Penerapan Sains Teknologi Masyarakat dalam Penerapan IPA Sebagai
Upaya Peningkatan Life skill Peserta Didik. Jakarta: PT. Grasindo.