Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

“Pembelajaran Terpadu Model Immersed”

KELOMPOK 3:
Elsa Wahyuni (22124016)
Nivetiken (22124040)
Novalina Indriyani (22124042)

Dosen Pengampu:
Drs. Syafri Ahmad, M.Pd.,
Ph.D Prof. Dr. Risda Amini,
M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyusun makalah “Pengembangan Pembelajaran Tematik
Terpadu” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
mempercayakan makalah ini pada penulis, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Penulis menyadari kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik
materi yang disampaikan maupun sistematis penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang penulis buat dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Padang, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Fokus Pertanyaan...................................................................................................3
II. PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Immersed...........................................4
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Immersed.......................................4
C. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Immersed..............................5
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Immersed..................6
E. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Immersed di SD.................................7
F. Kasus/Permasalahan Terkait Pembelajaran Terpadu Model Immersed..............8
III. PENUTUP.................................................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran yang secara sengaja
memadukan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran dalam satu sajian pembelajaran (Fitria, 2019); (Syamsuddin et al., 2021).
Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan
perkembangannya yang holistic dengan melibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang memperhatikan dan
menyesuaikan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pendekatan berangkat dari teori yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan
pengetahuan dan struktur intelektual anak. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep
dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa
bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan
bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang mereka pahami. Pembelajaran terpadu adalah suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan pembelajaran
seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada
peserta didik. Arti bermakna di sini adalah dalam pembelajaran terpadu anak diharapkan
dapat memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami. (Trianto, 2013); (Model, n.d.); (Puspita et al., 2020)
Secara umum dalam pembelajaran terpadu dikenal 3 cara memadukan kurikulum,
yaitu: perpaduan di dalam satu disiplin ilmu, perpaduan beberapa disiplin ilmu, dan
perpaduan di dalam dan beberapa disiplin ilmu. Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa
pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat

1
pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian
pengalaman langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Adapun menurut Robin Fogarty(1991; xv) dalam (Priscylio & Anwar, 2019);
(Pratama et al., 2019); (M. Raynaldi Rosyidi Zamil & Putrie Syifa Udyaningsih, 2021);
(Dinata, T. P., & Reinita, 2020); (Sahputra, 2014) , ditinjau dari cara memadukan
konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, (1991) terdapat sepuluh cara atau
model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut
adalah tipe fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded,
integrated, immersed, dan networked. Dari sepuluh tipe tersebut, tiga tipe pertama yakni
fragmented, connected, dan nested, merupakan perpaduan kurikulum di dalam satu
disiplin ilmu (mata pelajaran). Sedangkan tipe sequenced, shared, webbed, threaded,
dan integrated merupakan perpaduan kurikulum dalam beberapa disiplin ilmu, dan dua
tipe terakhir yakni immersed merupakan perpaduan kurikulum di dalam dan beberapa
disiplin ilmu.
Pembahasan pada makalah ini diarahkan kepada pembelajaran terpadu tipe
Immersed. Tipe Immersed dimana pembelajaran dirancang agar setiap individu dapat
memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai
bidang minatnya.

Gambar 1.1 Diagram Model Immersed

2
B. Fokus Pertanyaan
Sesuai dengan topik pembahasan di dalam makalah, maka dapat dirumuskan
beberapa fokus pertanyaan sebagai berikut.
1. Apa pengertian pembelajaran terpadu model immersed?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu model immersed ?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran terpadu model immersed ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model immersed?
5. Bagaimana penerapan pembelajaran terpadu model immersed di SD?
6. Apa Saja Kasus/Permasalahan Terkait Pembelajaran Terpadu Model Immersed?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu
suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar disiplin ilmu, dimana
siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan
pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
(Fogarty, 1991) dalam (Forgarty, 1991) (Priscylio & Anwar, 2019); (Putra &
Sudati, 2014) mengemukakan bahwa ada sepuluh tipe pembelajaran terpadu, pada
tipe immersed perpaduan dilakukan oleh siswa, guru hanya menyediakan
fasilitasdan mengarahkan proses perpaduan yang dilakukan siswa, tipe immersed
hanya sesuai untuk siswa dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi.
Model Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk
memadukan kebutuhan para siswa, dimana mereka akan melihat apa yang
dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara
internal dan intrinsic dicapai oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit atau
tanpa intervensi dari luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua data,
ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya. (Unedia, 2018); (Forgarty, 1991)
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Pembelajaran terpadu tipe immersed merupakan pembelajaran yang
dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang
ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran immersed
ini memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak. Tipe ini tidak
mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung secara
otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan
tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses
perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi
pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap
kerja yang baik dari pebelajar immersed (Fogarti, 1991; 86) dalam (Ilmi et al.,
2018).
Menurut Suprayekti (2003; 69) dalam (Dahlan, 2021) arti harfiah dari kata
immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe

4
ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para
siswa secara individu. Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang
dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau
membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed mengikuti
tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo 2006; 4) dalam
(Putra & Sudati, 2014)
Tahap perencanaan, terdiri dari :
1. Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
2. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub-keterampilan dari
masing-masing keterampilan dalam satu unit pelajaran.
3. Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum, keterampilan-
keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir (thinking skill),
keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing
skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
4. Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-
keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan
berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience, behaviour, condition, dan
degree.
5. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai
strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih pada
setiap langkah pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan.
Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut (Putra &
Sudati, 2014); (Ratna Hidayah et al., 2021) tidak ada model pembelajaran tunggal yang
cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu. Dalam prinsip-prinsip
pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
1. Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi pembicaraan
dalam proses pembelajaran.

5
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.

Tahap evaluasi.
Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Kelebihan Pembelajaran Terpadu Tipe immersed (Ratna Hidayah et al., 2021)
Terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe immersed yakni
sebagai berikut:
1. Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang studi adalah siswa
dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran
sesuai dengan minatnya.
2. Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadi
proses internalisasi.
3. Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus
sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide bidang studi tersebut.
Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe immersed (Ratna Hidayah et al., 2021)
Beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada pembelajaran terpadu tipe
immersed diantaranya adalah:
1. Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit dapat
menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2. Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan pengalaman
dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa
pada jenjang pendidikan dasar.
3. Model pembelajaran terpadu tipe immersed, menekankan pada penggabungan
pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu masalah

6
khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa
terhadap bidang-bidang studi tertentu.
4. Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa merupakan hal
semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk mengkhususkannya.
E. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Immersed di SD
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran dalam satu proyek. Model ini dapat diterapkan pada siswa SD. Model ini
melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD. Contoh kelas 6 SD
dengan keminatan kelistrikan.
Mata Pelajaran : IPA, Matematika, Bahasa Indonesia
Minat : Kelistrikan

7
F. Kasus/Permasalahan Terkait Pembelajaran Terpadu Model Immersed
1. Kasus Pertama
Permasalahan pertama pada model immersed adalah hanya bisa digunakan
pada siswa dengan tingkat pemikiran tinggi. Pada kenyataan lapangan yang penulis
temui, banyak siswa yang sulit mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Hal ini bisa dilihat pada pemberian soal HOTS pada siswa. Apa lagi jika
menggunakan model immersed di dalam pembelajaran yang mana siswa
menentukan sendiri konsep yang ingin dipelajari, menuliskan pemahaman awal,
mereka mencari tahu sendiri konsep tersebut pada sumber belajar yang ada, dan
siswa menentukan sendiri konsep yang benar dari konsep yang mereka minati
tersebut. Hal tersebut memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas pada
siswa (Syamsudin & Safitri, 2020). Solusi yang ditawarkan di dalam permasalahan
ini adalah guru membantu untuk mengarahkan dan membimbing siswa selama
pencarian dan penentuan konsep tersebut. Jika siswa kesulitan, guru telah siap
membimbing dan menawarkan solusi untuk siswa.
2. Kasus Kedua
Model ini menggabungkan empat mata pelajaran yang berhubungan dengan
minat, sehingga siswa yang memiliki minat lebih ke biologi tentunya akan memilih
konsep IPA yang memiliki kaitan dengan biologi. Begitupun dengan siswa yang
memiliki minat fisika akan memilih konsep IPA yang banyak kaitannya dengan
fisika. Sehingga setiap siswa memiliki persentase yang berbeda-beda jumlah
konsep IPA yang dipelajari. Hal tersebut membuat guru kesulitan di dalam
pembagian tugas (Shoimin, 2014). Siswa yang memiliki ketertarikan yang berbeda
tentunya juga memiliki pengetahuan konsep yang berbeda, sehingga dalam suatu
kelas memiliki tingkat keragaman yang tinggi. Solusi yang ditawarkan terhadap
permasalahan ini adalah guru menelaah opsi minat siswa dari suara mayoritas
sampai yang paling sedikit. Sehingga guru mendahulukan pembelajaran dengan
minat siswa terbanyak, setelah itu mulai menuntaskan opsi lain ketika pembelajaran
yang pertama telah berlalu. Hal ini lebih efektif daripada melaksanakan beragam
minat sekaligus yang dapat memecahkan fokus dan membuat guru kesulitan
membimbing siswa.

8
3. Kasus Ketiga
Semua materi pelajaran dari setiap mata pelajaran yang akan dipelajari
dibenamkan kedalam minat siswa. Untuk mengetahui minat siswa, pertama-tama
guru menyebar kuisioner yang berhubungan dengan minat siswa, setelah itu guru
menganalisis minat siswa yang paling banyak pada minat di bidang apa dan guru
mendapatkan hasil tentang minat siswa (Priscylio & Anwar, 2019). Pada kasus di
lapangan ketika guru memilih melaksanakan pembelajaran berdasarkan minat siswa
terbanyak, maka siswa yang minatnya tidak terpilih cenderung kurang bersemangat
di dalam pembelajaran. Hal ini bisa membuat suasana yang timpang serta siswa
yang tidak berminat tersebut mengganggu siswa lain. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut guru perlu meningkatkan motivasi dan semangat siswa yang
merasa kurang berminat terhadap pembelajaran yang dipilih. Siswa tersebut bisa
pula ditempatkan di dalam kelompok sehingga bisa terpacu dengan semangat siswa
lain dan dibantu oleh temannya.
4. Kasus Keempat
Guru memerlukan lebih banyak waktu dibandingkan model lain di dalam
proses persiapan menggunakan model immersed ini. Hal tersebut karena selain
guru melakukan analisis kebutuhan siswa, guru juga menentukan pengintegrasian
keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan minat siswa, serta menentukan
langkah-langkah sendiri sesuai keterampilan yang dipadukan. Guru harus dapat
memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran
yang luas, variasi materi pembelajaran yang dipadukan dengan berbagai
keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar immersed (Ilmi et
al., 2018). Sehingga model immersed lebih banyak digunakan ketika penilaian
akhir proyek (Syamsudin & Safitri, 2020). Solusi yang ditawarkan adalah
menerapkan model ini sesuai kebutuhan saja atau alternatif lain jika model lain
tidak bisa digunakan. Hal itu karena model ini lebih cocok digunakan untuk
penilaian akhir proyek daripada di dalam pembelajaran sehari-hari.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu pembelajaran


yang menggunakan pendekatan antar disiplin ilmu, dimana siswa dapat memadukan
semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang
minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tipe ini memiliki
karakteristik salah satunya yaitu, pembelajaran immersed ini memerlukan
kemampuan berpikir yang tinggi pada anak. Selain itu, pembelajaran terpadu tipe
immersed mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu
yang meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelebihan
tipe ini di antaranya: siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya, serta dapat mengembangkan
konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi.
Sedangkan kelemahannya adalah diperlukannya pengalaman dan pengetahuan yang
luas.
Permasalahan di dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed terdiri dari: hanya
bisa digunakan pada siswa dengan tingkat pemikiran tinggi; guru kesulitan di dalam
pembagian tugas; siswa yang minatnya tidak terpilih cenderung kurang bersemangat
di dalam pembelajaran; memerlukan lebih banyak waktu dibandingkan model lain di
dalam proses persiapan menggunakan model immersed ini.
B. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut, penulis menyarankan agar guru dapat
melaksanakan pembelajaran terpadu khususnya model Immersed dalam berbagai
mata pelajaran baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi karena pembelajaran
terpadu model Immersed sangat cocok sebagai langkah awal belajar menggunakan
pembelajaran terpadu dalam pembelajaran di kelas.

1
DAFTAR RUJUKAN
Dahlan, A. (2021). Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Eurekapendidikan.Com.
Dinata, T. P., & Reinita, R. (2020). Pendekatan Value Clarification Technique
Sebagai Upaya Penanaman Nilai Karakter dan Peningkatan Proses
Pembelajaran Tematik Terpadu di SD. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 1189–
1202.
Fitria, Y. (2019). Landasan Pembelajaran Sains Terintegrasi (Terpadu) untuk Level Dasar
(ke 2). Sukabina Press.
Forgarty, R. (1991). How To Integrate The Curricula. IRI/Skylight Publishing, Ind.
Ilmi, M., Putra, S., Ansor Anwar, M., Solichin, M., Amrulloh, A., Pesantren, U.,
Darul, T., & Jombag, U. (2018). Efektivitas Pembelajaran IPA Terpadu
Berbasis Model Immersed untuk Meningkatkan Respons Belajar Mahasiswa
PGMI. Website: Journal.unipdu, 4(1), 2503–3506.
M. Raynaldi Rosyidi Zamil, & Putrie Syifa Udyaningsih. (2021). Profil
Implementasi Model Connected Pada Pembelajaran IPA di Indonesia : Kajian
Literatur 2012 - 2021*. Jurnal Inovasi Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat,
1(2), 63–73. https://doi.org/10.53621/jippmas.v1i2.9
Model, P. D. A. N. (n.d.). Pembelajaran Terpadu Karakteristik, Landasan, Fungsi,
Prinsip Dan Model.
Pratama, F., Firman, & Neviyarni. (2019). Pengaruh Motivasi Belajar IPA Siswa
Terhadap Hasil Belajar. EDUKATIF : Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(3), 280–286.
Priscylio, G., & Anwar, S. (2019). Integrasi Bahan Ajar IPA Menggunakan Model
Robin Fogarty Untuk Proses Pembelajaran IPA di SMP. Jurnal Pijar Mipa,
14(1), 1–12. https://doi.org/10.29303/jpm.v14i1.966
Puspita, R. D., Hoerudin, C. W., & Yudiantara, R. A. (2020). Integrating
Thematic Instruction using Webbed Curricula Model to Improve Students’
Reading Comprehension on Informational Text. Anatolian Journal of Education,
5(2), 1– 18. https://doi.org/10.29333/aje.2020.521a
Putra, P. D. A., & Sudati. (2014). Pengembangan Model Immersed pada Mata
Kuliah IPA Terpadu Berorientasi pada Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Executive Summary, 1–9.

1
Ratna Hidayah, M. P., &, & Laksmi Evasufi Widi Fajari, M. P. (2021). MODUL
BELAJAR PENGEMBANGAN KURIKULUM TEMATIK MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU IMMERSED & NETWORKED. Universitas
Sebelas Maret.
Sahputra, R. (2014). Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Connected Terhadap
Hasil Belajar Siswa Smpn 1 Pontianak. Pendidikan Dan Pembelajaran, 03, No
10(Pembelajaran Terpadu Model Connected), 1–10.
Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media.
Syamsuddin, A., Babo, R., Sulfasyah, & Rahman, S. (2021). Mathematics
learning interest of students based on the difference in the implementation of
model of thematic learning and character-integrated thematic learning.
European Journal of Educational Research, 10(2), 581–591.
https://doi.org/10.12973/EU- JER.10.2.581
Syamsudin, S.-, & Safitri, L. (2020). The Integrated Thematic Learning with
Immersed Type in Improving Students’ Motivation: Study at MI Tahsinul
Akhlak Bahrul Ulum Surabaya. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 160–
180. https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.1.160-180
Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, Dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (PAUD 2013). Bumi
Aksara.
Unedia, A. (2018). Project-Based Approach in Immersed Model To Improve
Teachers’ Competence in Desigining Learning. JURNAL INDRIA (Jurnal
Ilmiah Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Awal), 3(2), 72–83.
https://doi.org/10.24269/jin.v3n2.2018.pp72-83

Anda mungkin juga menyukai