(Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD)
KELOMPOK 5
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat serta
hidayah-NYA sehingga Makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan atas junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengembangan
Materi Bahasa Indonesia yang diampuh oleh dosen Ibu Fidyawati Monoarfa, M.Pd
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa
bantuan dari semua pihak kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala
partisipasinya dan telah membantu memberikan dukungan, semangat, bantuan dan do’a
dalam pembuatan makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
2. Apa saja model-model keterpaduan pembelajaran ?
3. Apa saja model-model pembelajaran inovatif?
4. Bagaimana dengan model-model pembelajaran di tingaan pendidikan SD/MI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi model pembelajaran
2. Untuk mengetahui model-model keterpaduan pembelajaran
3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran inovatif
4. Untuk mengetahui model-model pembelajaran di tingaan pendidikan SD/MI
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Model Terpadu (The Integrated Model)
Pembelajaran model Terpadu/Integrasi merupakan model pendekatan yang
menekankan pada hubungan lintas disiplin ilmu. Pusat minat atau fokus
keterpaduannya muncul dari adanya konsep, atau prinsip yang tumpang tindih.
Pemilihan tema dapat dilakukan setelah dilakukannya telaah kurikulum dan
kompetensi dasar pada masing-masing bidang ilmu oleh yang perlu dikuasai oleh
siswa..
3. Model Jejaring (The Webbed Model)
Model pembelajaran ini lebih dikenal sebagai model jejaring atau jaring laba-
laba yang menekankan pada hubungan antara dua atau lebih bidang ilmu melalui tema
atau topik (Forgaty, 1991). Seperti layaknya sebuah teleskop, pendekatan ini
memberikan pandangan yang luas dari seluruh konstelasi satu tema, memberikan
jaringan pada berbagai elemen yang berbeda.
4. Model Tersarang (The Nested Model)
Model Sarang adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya
adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan
mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta
memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih
memfokuskan keterpaduan beberapa aspek kemudian dilengkapi dengan aspek
keterampilan lain.
5. Model Penggalan (The Fragmented Model)
Model Penggalan adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang
terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap
mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang
berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha
untuk mempersatukannya.
6. Model Terurut (The Sequenced Model)
Model terurut adalah model pembelajaran yang menggunakan topik atau unit
yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan
yang lainnya, misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga
materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan
urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan
karena tiap subyek saling mendukung.
3
7. Model Terbagi (The Shared Model)
Model Terbagi adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan
atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam
perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan
serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema.
8. Model Pasang Benang (The Threaded Model)
Model galur/ model pasang benang adalah model pembelajaran yang
memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan
dengan inti materi subyek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari
problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang
berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium, dan sebagainya.
9. Model Terbenam (The Immersed Model)
Model terbenam adalah model pembelajar yang melibatkan beberapa mata
pelajaran dalam satu proyek. Pembelajaran memadukan hal-hal yang dipelajari
melalui perspektif bidang yang disukai. Keterpaduan berlangsung dalam pembelajar
itu sendiri.
10. Model Jaringan (The Networked Model)
Model jaringan adalah model pembelajaran yang membuat pembelajar
melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar
dan sumber daya.
4
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
kelompoknya.
3. Examples Non Examples
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang menggunakan
gambar sebagai media pembelajarannya. Model pembelajaran ini merupakan sebuah
langkah untuk mensiasati agar siswa dapat mendefinisikan sebuah konsep. Adapu
strategi yang bisa digunakan bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara tepat
dengan menggunakan dua hal yang teridiri dari example (contoh akan suatu materi
yang sedang dibahas) dan non example (contoh dari suatu materi yang tidak dibahas).
4. Cooperative Script
Model pembelajaran ini merupakan model erpasang-pasangan dan masing-
masing individu dalam pasangan yang ada mengikhtisarkan materi-materi yang telah
dipelajari.
5. Mind Mapping
Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak
dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah
jalan dikota yang mempunyai banyak cabang. Mind mapping disebut sebagai
pemetaan pikiran atau membuat peta pikiran adalah salah satu cara mencatat materi
pembelajaran yang mempermudah siswa belajar.
6. Numbehered Heads Together (NHT)
Model pembelajaran NHT merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan melatih siswa dalam
berinteraksi dengan siswa yang lainnya maupun dengan guru (Iskandar &
Leonard, 2019; Kusnadi & Kusumawati, 2020). Pada dasarnya model NHT
merupakan suatu bentuk varian diskusi kelompok (Sari, 2017).Ciri khasnya
adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang akan mewakili kelompok itu.
7. Kepala Bernomor Struktur
Model ini merupakan modifikasi dari model NHT. Model ini merupakan
alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap
kelompok beranggotakan 3-5 siswa, dan setiap siswa memiliki satu nomor. Kemudian
guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan
menunjuk salah satu nomor. Ciri khas dalam model ini adalah guru hanya menunjuk
satu orang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa memberi tahu terlebih dahulu
siapa yang akan mewakili tersebut.
5
8. Problem Based Introduction (PBI)
Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu metode
pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik (Nadz &
Haq, 2013). PBI merupakan model pembelajaran yang menyajikan suatu kondisi
belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah.
9. Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
Pada model pembelajaran STAD, siswa dalam suatu kelas tertentu dipcah
menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, usahakan setiap kelompok anggotanya
heterogen , cmapuran laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
10. Make – A Match
Model ini merupakan model pembelajaran dimana siswa diajak mencari
pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan.
11. Role Playing
Model pembelajaran ini merupakan cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa terhadap materi.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati tergantung apa yang diperankan,
12. Talking Stick
Model talking stick merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan
bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pembelajaran.
13. Demonstration
Model demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Dalam prakteknya dapat
dilakukan oleh sguru atau siswa itu sendiri.
14. Scramble
Model pembelajaran scramble tampak mirip dengan model pembelajaran word
square, hanya saja terlihat berbeda karena jawaban soal tidak dituliskan di dalam
kotak-kotak jawaban, sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak. Siswa
6
hanya ditugaskan untuk mmengoreksi jawaban tersebut sehingga menjad jawaban
yang benar.
15. Snowball Throwing
Model pembelajaran bola salju bergulir ini merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan bola pertanyaan dan kertas digulung bulat berbentuk bola
kemudian dilempar secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok.
16. Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Model pembelajaran ini terbilang cukup istimewa, karena pernah
diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Model ini di khususkan untuk belajar
membaca dan menulis permulaan dikelas permulaan SD, meskipun demikian, model
SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran.
17. Integratif (Terpadu)
Model pembelajaran terpadu merupakan pengorganisasian pembelajaran yang
menggunakan beberapa bidang mata pelajaran yang sesuai. Model pembelajaran ini
adalah suatu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
18. Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran TPS adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model ini merupakan suatu cara yang
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
19. Debat
Debat dalam model pembelajaran debat lebih diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu dikalangan siswa seperti
kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur,
mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (jika
berdebat dalam bahasa asing).
20. Artikulasi
Model pembelajaran artikulasi adalah model pembelajaran dengan sistem
pesan berantai. Pesan yang dibawa merupakan materi pelajaran yang sedang
dipelajari saat itu. Secara teknis, setiap siswa wajib meneruskan pesan dan
menjelaskannya kepada siswa lain.
21. Group Investigation
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang memiliki titik tekan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu
mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari.
7
22. Bertukar Pasangan
Model pembelajaran ini daalah model pembelajaran dengan proses yang
sanagt dinamis ketika dilaksanakan, karena secara teknis siswa akan bertukar
pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali kepada pasangan
yang semula.
23. Student Facilitator And Explaining
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang melatih siswa
untuk mempresentasikan ide atau gagasan mereka pada teman-temannya.
24. Course Review Horay
Model pembelajaran course review horay merupakan suatu model
pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa dengan menggunakan soal
dimana jawaban soal dituliskan oada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor
dan untuk siswa atau kelompok yang mendapat jawaban atau tanda dari jawaban yang
benar terlebih dahulu harus berteriak “horey” atau menyanyikan yel-yel
kelompoknya.
25. Eksperimen
Model eksperimen adalah model atau cara dimana guru fan murid bersama-
sama mengajarkan sesuatu latihan atai percobaan untuk mengetahui pengaruh atau
akibat dari suatu aksi.
26. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, And Composition)
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang lebih cocok dan
tepat diaplikasikan pada mata pelajaran bahasa indonesia. Dalam pembelajaran CIRC
setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.
27. Inside-Outside-Circle
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang sangat dinamis
ketika dipraktikkan dengan benar. Karena model ini memberikan kesempatan yang
luas kepada siswa untuk bisa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.
28. Tebak Kata
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menggunakan
media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan
tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan
kartu jawaban yang tepat.
8
29. Word Square
Model pembelajaran word square merupakan model pengembangan dari
metode ceramah yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Model ini sudah memiliki jawaban, namun disamarkan dengan
menambahkan kotak tambahan dengan sembarangan huruf atau angka penyamar atau
pengecoh.
30. Take And Give
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang memiliki
sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan
teman lainnya.
31. Consept Sentence
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang sederhana dimana
siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci
jawaban yang tersedia.
32. Time Token
Model pembelajaran ini merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan
pembelajaran demokratis di sekolah. Model ini menjadikan aktifitas siswa menjadi
titik perhatian utama.
33. Round Club
Model ini bersistem kelompok yang mana masing-masing anggota
kelompoknya mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pendapat, pandangan, serta hasil pemikiran dari anggota kelompok
lainnya. Selain itu, model pembelajaran round club ini dapat membuat siswa lebih
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, dan
menumbuhkan rasa saling ketergantungan dalam hal positif yaitu efektif untuk
mengubah pola diskusi di dalam kelas yang akan membuat siswa lebih aktif.
34. Pair Cheks Spencer Kagen 1993
Model ini adalah proses belajar yang mengedepankan kerja sama kelompok.
dimana setiap kelompok harus memilii kemandirian dan harus memiliki kemampuan
dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
35. Inquiry
Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran dengan seni merekayasa
situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa bisa berperan sebagai ilmuan. Siswa
9
diajak untuk bisa memiliki inisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam,
mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat.
10
(7) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan,
(8) membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa,
(9) memimpin analisis sendiri (self-analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan
dan mengidentifikasi masalah,
(10) membantu siswa dalam merumuskan prinsip dan menggeneralisasi hasil
penemuannya.
3. Model pembelajaran berbasis proyek
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) siswa
merancang sebuah masalah dan mencari penyelesaiannya sendiri. Berikut ini
dipaparkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek
(1) Penentuan pertanyaan mendasar
(2) Mendesain perencanaan proyek
(3) Menyusun jadwal
(4) Mengevaluasi pengalaman
(5) Menguji hasil
(6) Memonitor siswa dalam kemajuan proyek
4. Model pembelajaran berbasis permasalahan
Model pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menggali daya kreatifitas
siswa dalam berpikir. Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah yaitu :
(1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai
(2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, dan
jadwal)
(3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
(4) Guru membantusiswa dalam merencanaka menyiapkan karya yang sesuai
(5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
(6) Siswa menyimpulkan pembelajaran yang di bimbing oleh guru.
(7) Evaluasi dan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran
5. Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang mengedepankan prinsip pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Biasanya
dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
11
(1) Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.
(2) Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
(3) Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
(4) Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
(5) Guru mengevaluasi hasil-hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.
(6) Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya menurun hasil belajar
individu maupun kelompok
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan
KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami dan sesuai dengan urutan
yang jelas.
Sesuai dengan peraturan Kemendikbud NO. 65 Tahun 2013 mengenai Standar
Proses, dalam penerapan kurikulum K-13 terdapat beberapa model pembelajaran yang
harus diterapkan, diantaranya : model pembelajaran inkuiri model pembelajaran
discovery, model pembelajaran berbasis projek, model pembelajaran berbasis
permasalahan dan model pembelajaran kooperatif
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
13
Handayani, D. F. (2022). Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi.
Malang: CV Literasi Nusantara Abadi.
Maulana, d. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar (Edisi ke-2). Sumedang:
UPI SUMEDANG PRESS.
Vika Conie Fatwa, A. S. (2019). Kemampuan Literasi Matematis Siswa melalui Model
Pembelajaran Problem Based Instruction. Jurnal Pendidikan Matematika , 391.
14