Anda di halaman 1dari 11

DESKRIPSI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA MATERI PEMANASAN

GLOBAL DI SMA NEGERI 1 SERAWAI

Bayu Krisna, Edy Tandililing, Syaiful B Arsyid


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak
Email: bkrisna45@gmail.com

ABSTRAK

This study aims to determine the state of misconceptions on global warming


experienced by students at SMA Negeri 1 Serawai and see whether there are
differences in the proportion of misconceptions between male and female
students. The research method used is descriptive in the form of quantitative
research. The subjects of this study were students of class XI science for the
2018/2019 academic year and the data was student answer sheets for the
diagnostic test (AREPDiT). The results showed that 22 out of 29 people (75.86%)
students had misconceptions about global warming. When viewed by gender, the
number of male students who experienced misconceptions was 14 out of a total of
16 people (87.50%), while the number of female students who experienced
misconceptions was 8 out of a total of 13 people (53.84%). Thus, it can be said
that male students experience greater misconceptions than female students.

Keywords: Description, Global Warming, Misconception, Students

PENDAHULUAN Sudarti, dan Prastowo (2017: 2) menyatakan


Fisika merupakan salah satu bahwa pentingnya pemahaman konsep fisika
pembelajaran sains yang sangat erat dikarenakan pada setiap sub-pokok bahasan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. terdapat konsep-konsep yang harus dipahami.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep tersusun secara sistematis, sehingga
Fisika diartikan sebagai ilmu tentang zat dan konsep yang satu saling berhubungan dengan
energi (seperti panas, cahaya, dan bunyi). konsep yang lainnya. Pemahaman peserta
Sedangkan menurut Kamus Daring Oxford, didik berangkat dari konsep-konsep yang
Fisika adalah cabang ilmu yang sederhana menuju konsep yang lebih
terkonsentrasi pada alam dan sifat dari materi kompleks. Konsep yang lebih dulu diajarkan
dan energi dengan subjek yang meliputi akan menjadi dasar dari konsep berikutnya.
mekanika, panas cahaya, dan radiasi lainnya, Jika konsep dasar belum dikuasi maka akan
suara, listrik, magnet, dan struktur atom. Jadi, berdampak pada pemahaman atau
dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan penguasaan konsep berikutnya. Hal ini pada
cabang ilmu sains mempelajari tentang alam akhirnya akan mengakibatkan peserta didik
dan gejalanya mulai dari yang bersifat riil akan mengalami kesulitan saat mengerjakan
hingga bersifat abstrak. soal.
Tujuan pembelajaran dapat tercapai Sejak pertengahan 1970-an terjadi
dengan baik apabila peserta didik dapat peningkatan secara dramatis dalam jumlah
memahami setiap konsep yang terkandung di studi tentang pemahaman siswa tentang
dalamnya secara akurat. Purwatiningsih, konsep-konsep ilmiah. Para peneliti telah

1
melakukan ratusan studi yang didik alih-alih memperbaiki konsepsi mereka
mengidentifikasi ide-ide pra-instruksional dengan fakta ilmiah. Dove (1996) dan Groves
yang diadakan oleh peserta didik di berbagai & Pugh (1999) menyoroti pentingnya
tingkatan kelas dan di berbagai bidang mengidentifikasi miskonsepsi tentang
konten. Ketertarikan untuk memahami masalah lingkungan dalam program sarjana;
tentang ide-ide ini dan penyebab serta jika tidak, calon guru ataupun guru dapat
pengaruhnya terhadap pembelajaran dan memberikan informasi yang keliru, atau gagal
prestasi peserta didik berlanjut sampai hari memperbaiki miskonsepsi peserta didik yang
ini. Meskipun para peneliti telah merujuk ide- pada akhirnya akan mereka ajar.
ide pra-instruksional ini dengan istilah yang Khusus untuk mata pelajaran fisika,
berbeda, termasuk konsepsi alternatif, sejumlah penelitian mengenai miskonsepsi
miskonsepsi, kerangka kerja alternatif, juga telah banyak dilakukan. Salah satu
keyakinan naif, prakonsepsi, gagasan naif, diantaranya adalah Wandersee, Mintzes dan
dan gagasan pra-ilmiah, mereka sepakat Novak (dalam Suparno, 2005: 11), yang
bahwa banyak dari ide-ide ini berbeda dari menyatakan bahwa terjadi miskonsepsi
yang diterima secara umum oleh komunitas dalam semua bidang fisika. Dari 700 studi
ilmiah (Clement, Brown, & Zietsman, 1989; mengenai miskonsepsi dalam bidang fisika,
Driver, 1988; Hammer, 1996; Odom & ada 300 miskonsepsi tentang mekanika; 159
Barrow, 1995; Treagust, 1988). tentang listrik; 70 tentang panas, optika, dan
Dalam banyak studi, istilah sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan
miskonsepsi digunakan ketika merujuk pada antariksa; serta 10 studi mengenai fisika
ide-ide siswa yang tidak sesuai dengan modern.
pandangan ilmiah. Bukti berbasis penelitian Merujuk pada konten-konten atau
menunjukkan bahwa miskonsepsi materi ajar fisika dalam Lampiran 08
menciptakan penghalang untuk restrukturisasi Peraturan Menteri Pendidikan Dan
pengetahuan, sering dianggap sangat tahan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
terhadap perubahan, dan perlu diatasi Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
(Clough & Driver, 1985; Hammer, 1996; Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Osborne, Bell, & Gilbert, 1983; Posner, Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Strike, Hewson, & Gertzog, 1982). Oleh Menengah, kurikulum ini memiliki satu topik
karena itu, mengidentifikasi miskonsepsi dan yang menarik, yaitu Pemanasan Global.
penyebabnya sebelum mengajar menjadi Topik ini dikatakan menarik karena pada
penting dalam mengembangkan pelajaran beberapa kurikulum sebelumnya tidak
yang akhirnya menghasilkan tertuang secara khusus ke dalam mata
rekonseptualisasi pembelajaran (Clough & pelajaran fisika. Selain itu, dalam topik ini
Driver, 1985; Odom & Barrow, 1995; West hampir tidak kita jumpai rumus maupun soal
& Pines, 1985). hitung-hitungan sebagaimana pada topik lain.
Miskonsepsi pada kenyataannya Konten yang dipelajari pada topik pemanasan
bukan hanya dialami oleh peserta didik, tetapi global dalam mata pelajaran fisika di SMA
juga dapat terjadi pada mahasiswa bahkan adalah seputar isu-isu mengenai fenomena
guru. Hashweh (1987) menemukan bahwa alam yang sangat dekat dengan kehidupan di
guru terkadang memiliki miskonsepsi yang Bumi, seperti pemanasan global (global
sama dengan yang dimiliki oleh peserta didik warming), efek rumah kaca (greenhouse
mereka. Banyak dari miskonsepsi ini muncul effect), penipisan lapisan ozon (ozone layer
dalam perencanaan dan pengajaran pelajaran depletion), dan hujan asam (acid rain).
mereka dan memperkuat miskonsepsi peserta

2
Sebagai sebuah hasil temuan dari Penelitian dengan fokus kajian
komunitas sains, tren dan pola mengenai bentuk miskonsepsi yang dialami
mengkhawatirkan mengenai perubahan peserta didik pada materi pemanasan global
komposisi atmosfer, pemanasan global (GW), di Indonesia sangat sulit untuk dijumpai.
efek rumah kaca (GE), penipisan lapisan Beberapa penelitian yang menyinggung
ozon (OLD), dan hujan asam (AR) telah tentang isu-isu ini dilakukan dengan fokus
menjadi kajian penting dalam diskusi dan kajian yang berbeda, seperti pengaruh model
studi di antara para ilmuwan, politisi, dan pebelajaran tertentu terhadap pemahaman
masyarakat umum. Akibatnya, penelitian materi (Sholikhah, Utaya, & Budijanto,
substansial dalam pendidikan telah 2017); persepsi peserta didik terhadap
berkonsentrasi pada konseptualisasi peserta konsep-konsep yang terkandung didalamnya
didik tentang topik-topik ini (Boyes & (Yanti, 2015); dan juga menganalisis tingkat
Stanisstreet, 1992, 1993; Cordero, 2001; pemahaman konsep berdasarkan taksonomi
Francis, Boyes, Qualter, & Stanisstreet, 1993; tertentu (Purwatiningsih, Sudarti, &
Seymour, 2008). Prastowo, 2017).
Selain peserta didik, dalam dua Dalam diskusi pada akhir 2018, guru
dekade terakhir beberapa penelitian yang pengampu mata pelajaran fisika kelas XI IPA
berfokus pada mendiagnosis miskonsepsi di SMA Negeri 1 Serawai Tahun Ajaran
mahasiswa calon guru dan guru tentang 2017/2018 menyatakan bahwa hasil
masalah lingkungan terkait GW, GE, OLD, pembelajaran materi pemanasan global sangat
dan AR juga telah muncul (Boyes, Chambers, rendah. Hal ini didasarkan pada hasil evaluasi
& Stanisstreet, 1995; Daskolia, Flogaitis , & bab, yang mana perolehan nilai tertinggi dari
Papageorgiou, 2006; Dove, 1996; Groves & seluruh peserta didik hanya 55 dari skala 100.
Pugh, 1999, 2002; Khalid, 2001, 2003; Agar hasil serupa tidak terjadi lagi, maka
Papadimitriou, 2004; Summers, Kruger, pembelajaran yang akan datang harus
Childs, & Mant, 2000). Hasil penelitian ini dilakukan dengan metode pengajaran yang
telah menunjukkan bahwa guru mengalami berbeda.
miskonsepsi yang lazim tentang topik-topik Sebelum menentukan metode
khusus ini dan sebagian besar sama dengan ataupun model pembelajaran yang akan
miskonsepsi peserta didik mereka. digunakan, maka konsepsi peserta didik
Miskonsepsi paling umum yang diidentifikasi secara umum perlu untuk diidentifikasi
dalam studi sebelumnya diantaranya yaitu (a) terlebih dahulu apakah termasuk miskonsepsi
GW akan menyebabkan kanker kulit; (b) atau kurangnya pengetahuan. Tindakan ini
Karbon dioksida adalah faktor utama perlu dilakukan karena meskipun kurangnya
penyebab masalah lingkungan ini; (c) pengetahuan dan miskonsepsi terkait dengan
Lapisan ozon membantu menjaga bumi tetap pemahaman konseptual, metodologi
hangat, dan (d) AR terjadi karena OLD atau pengajaran untuk memperbaiki miskonsepsi
GE. Selain itu, beberapa penelitian juga telah tersebut dan mengatasi kurangnya
mengindikasikan adanya saling keterkaitan pengetahuan harus berbeda satu sama lain
antara miskonsepsi mengenai GW, GE, dan (Hasan dkk., 1999).
OLD (Boyes & Stanisstreet, 1992; Boyes, Berdasarkan beberapa pemaparan di
Chuckran, & Stanisstreet, 1993; Groves & atas, maka tujuan dari rancangan penelitian
Pugh, 2002); GW dan AR (Boyes dkk., ini adalah untuk mengungkap bentuk-bentuk
1993); dan OLD dan AR (Pekel & Ozay, miskonsepsi tentang materi pemanasan global
2005). pada peserta didik di SMA Negeri 1 Serawai.
Untuk memperkaya hasil temuan, maka

3
penelitian ini rencananya juga akan mencoba Teknik ini menjadikan semua anggota
menemukan ada tidaknya kemungkinan populasi sebagai subjek (Sugiyono, 2015:
perbedaan proporsi miskonsepsi yang 124). Subjek dalam penelitian ini adalah 35
signifikan antara peserta didik laki-laki dan orang peserta didik kelas XI IPA SMA
perempuan. Negeri 1 Serawai.
Perbedaan jenis kelamin disinyalir
merupakan penyebab terjadinya miskonsepsi. Teknik Pengumpulan Data
Hal ini mengacu pada pernyataan Hawadi Data mengenai miskonsepsi peserta
(dalam Lusia, 2011: 3), yang menyatakan didik pada materi pemanasan global
bahwa otak kanan pada peserta didik laki-laki diperoleh dengan cara memberikan soal tes
lebih berkembang dengan baik, dan diagnostik kepada peserta didik tersebut.
sebaliknya pada peserta didik perempuan Jadwal pelaksanaan penelitian secara lebih
bagian otak yang mengalami perkembangan jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
lebih baik adalah otak kiri. Dengan demikian,
akan terdapat perbedaan penalaran matematik Tabel 1 Jadwal Penelitian
dan sains berdasarkan jenis kelamin. No Waktu Kegiatan
1 18/01/2019 Menyusun rancangan
METODE PENELITIAN penelitian.
Bentuk Penelitian 2 07/02/2019 Melakukan translasi
Penelitian ini menggunakan metode atau alih bahasa pada
penelitian kuantitatif, dengan bentuk soal yang akan
penelitian adalah deskriptif. Suryabrata digunakan.
(2000: 63) menyatakan bahwa “Penelitian 3 15/04/2019 Konfirmasi kepada
deskriptif adalah prosedur yang bertujuan pihak SMA Negeri 1
membuat pencandraan secara sistematis, Serawai mengenai
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan pelaksanaan
sifat-sifat populasi atau fenomena keadaan penelitian serta
yang sedang terjadi”. memberikan surat
Ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya, izin penelitian.
jenis penelitian yang akan dilakukan ini 4 17/04/2019 Melakukan tes di
adalah penelitian survey. Menurut Suryabrata kelas XI IPA SMA
(2000: 68), penelitian survey adalah Negeri 1 Serawai.
penelitian yang dilakukan pada populasi 5 20/04/2019 Menganalisis hasil
besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari penelitian.
adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut sehingga ditemukan Alat Pengumpul Data
hubungan antar variabel. Untuk mendapatkan data mengenai
miskonsepsi peserta didik, penelitian ini
Populasi dan Subjek Penelitian mengadopsi tes diagnostik bernama
Populasi dari penelitian ini adalah AREPDiT yang dikembangkan oleh Harika
peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ozge Arslan, Ceyhan Cigdemoglu, &
Serawai tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri Christine Moseley yang berbentuk Three-
dari satu kelas. Jumah peserta didik di kelas Tier. Pengadopsian instrumen ini telah
ini adalah 35 orang. Sedangkan subjek mendapat ijin secara langsung dari Ceyhan
penelitian, dikarenakan jumlah populasi kecil, Cigdemoglu selaku pembuat instrumen.
maka teknik sampling yang akan digunakan Instrumen ini terdiri atas 13 soal, dimana tiap
pada penelitian adalah ‘Sampling Jenuh’. soal terdiri atas 3 tingkatan pertanyaan.

4
Pertanyaan tingkat pertama (first tiers) berisi Selain mencari persentase
pertanyaan mengenai konsep yang miskonsepsi peserta didik, tahap analisis
terkandung pada materi pemanasan global; juga dilakukan untuk mencari bentuk-
pertanyaan tingkat ke-dua (second tiers) bentuk miskonsepsi yang dialami oleh
berisi pilihan yang digunakan sebagai alasan peserta didik. Bentuk-bentuk miskonsepsi
untuk mendukung jawaban pertanyaan pada pada materi pemanasan global yang
tingkatan sebelumnya; dan pertanyaan tingkat dialami peserta didik dapat diketahui
ke-tiga (third tiers) yang berisi konfirmasi dengan melihat Tabel 2.
mengenai tingkat keyakinan peserta didik
akan jawaban yang telah dipilih pada kedua Tabel 2 Tabel bentuk miskonsepsi yang
tingkat soal sebelumnya. Akan tetapi, sesuai dialami peserta didik
dengan saran dari beberapa pihak, maka Subyek Mengalami Bentuk
Certainly Response Index (CRI) yang dalam Miskonsepsi Miskonsepsi
hal ini adalah pertanyaan tingkat ketiga Ya Tidak
dihilangkan agar lebih memudahkan peserta (Lxx) (M1-M33)
didik dalam menjawab soal. (Pxx)

Prosedur Analisis Data Jumlah


Setelah pelaksanaan tes, langkah
selanjutnya ialah merekap seluruh jawaban Persentase miskonsepsi untuk
yang telah dipilih oleh peserta didik untuk setiap sub-materi dicari dengan melihat
kemudian di analisis. Prosedur yang perbandingan antara jumlah peserta didik
ditempuh dibagi ke dalam dua tahap yaitu (1) yang mengalami miskonsepsi pada sub-
Mengungkapkan ada atau tidaknya materi tersebut dengan jumlah speserta
miskonsepsi dan (2) Menemukan didik seluruhnya.
kemungkinan perbedaan proporsi tiap ∑ PD yang Mengalami SM
% SM = 𝑥100%
miskonsepsi. Banyaknya Peserta Didik
Setelah persentase untuk setiap
1. Mengungkapkan ada atau tidaknya bentuk miskonsepsi ditemukan, langkah
miskonsepsi selanjutnya ialah memasukkan hasil yang
Prosedur untuk mencari tahu diperoleh ke dalam Tabel 3.
mengenai ada atau tidaknya miskonsepsi Tabel 3 Persentase miskonsepsi tiap
pada setiap peserta didik dilakukan sub-materi
dengan mengamati semua jawaban yang Sub- Jumlah Persentase
dipilih oleh masing-masing peserta didik. Materi (%)
Agar lebih memudahkan dalam proses GW
penarikan kesimpulan, maka hasil GE
analisis mengenai ada atau tidaknya OLD
miskonsepsi yang dialami peserta didik AR
akan disajikan kedalam Tabel 2.2.
Persentase peserta didik yang mengalami 2. Menemukan kemungkinan perbedaan
miskonsepsi tentang materi pemanasan proporsi miskonsepsi
global diperoleh dengan menggunakan Perbedaan proporsi miskonsepsi
rumus: dicari dengan membandingkan persentase
∑ PD yang Miskonsepsi
%Miskonsepsi = x100% peserta didik laki-laki dan perempuan
Banyaknya Peserta Didik
yang mengalami miskonsepsi pada setiap

5
sub-materi. Persentase miskonsepsi untuk global. Dalam hitungan persentase, maka
peserta didik laki-laki tersebut diperoleh jumlah peserta didik yang
dengan membandingkan jumlah peserta mengalamimiskonsepsi tentang materi
didik yang mengalami miskonsepsi pada pemanasan global ialah 75,86%.
sub-materi tersebut dengan jumlah Dari Tabel 3.1, juga ditemukan
peserta didik laki-laki keseluruhan. bahwa bentuk miskonsepsi yang dialami
Perhitungan yang serupa serupa juga peserta didik adalah M1, M2, M3,
dilakukan pada peserta didik perempuan. M4,M5, M6, M7, M9, M10, M12, M15,
Untuk mempermudah dalam melaporkan M16,M17, M18, M19, M24, M25, M26,
hasil temuan, maka perhitungan M27, M28, M29, M32, dan M33.
persentase miskonsepsi pada tiap sub Informasi mengenai persentase
materi berdasarkan jenis kelamin akan miskonsepsi yang dialami oleh peserta
disajikan ke dalam Tabel 4. didik pada tiap sub-materi disajikan pada
Tabel 4 Proporsi miskonsepsi peserta Tabel 6.
didik laki-laki & perempuan Tabel 6 Persentase miskonsepsi tiap
Sub- Laki-Laki Perempuan sub-materi
Materi Jlh % Jlh % Sub- Jumlah Persentase
GW Materi
GE GW 22 75,86%
OLD GE 12 41,37%
AR OLD 21 72,41%
AR 17 58,62%
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 3.2, bentuk
Hasil miskonsepsi yang termasuk ke dalam
Penelitian ini dilaksanakan di kelas sub-materi Global Warming (GW) adalah
XI IPA SMA Negeri 1 Serawai Tahun Ajaran M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7, dan M9.
2018/2019. Penelitian berlangsung selama Bentuk miskonsepsi pada sub-materi
satu kali pertemuan pada tanggal 15 April Greenhouse Effect (GE) yaitu M10 dan
2019 dengan jumlah peserta sebanyak 29 dari M12. Miskonsepsi pada sub materi Ozon
30 orang peserta didik yang tercatat dalam Layer Depletion (OLD) ialah M15, M16,
kelompok belajar tersebut. Hal ini M17, M18, M19, M24, serta M25.
dikarenakan salah satu peserta didik Sedangkan yang termasuk miskonsepsi
berhalangan hadir (sakit). Adaun hasil dari pada sub-materi Acid Rain (AR) meliputi
penelitian yang telah dilaksanakan adalah M26, M27, M28, M29, M32, dan M33.
sebagai berikut: 2. Perbedaan proporsi miskonsepsi peserta
1. Keadaan miskonsepsi peserta didik didik laki-laki dan perempuan
Berdasarkan hasil analisis terhadap Proporsi miskonsepsi peserta didik
jawaban, ditemukan bahwa masih banyak laki-laki diperoleh dengan
peserta didik yang mengalami membandingkan jumlah peserta didik
miskonsepsi. Informasi mengenai bentuk dengan jenis kelamin laki-laki yang
miskonsepsi yang dialami oleh peserta mengalami miskonsepsi terhadap jumlah
didik dapat dilihat pada Tabel 5. keseluruhan peserta didik yang berjenis
Berdasarkan informasi yang diperoleh kelamin laki-laki (16 orang). Sedangkan
dari Tabel tersebut, ditemukan sebanyak proporsi miskonsepsi peserta didik
22 dari 29 orang peserta didik mengalami perempuan diperoleh dengan
miskonsepsi tentang materi pemanasan

6
Tabel 5 Bentuk-bentuk miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik
Subjek Mengalami Miskonsepsi Bentuk Miskonsepsi
Ya Tidak
L01 √ M1,M1,M2,M6,M12,M29,M32
L02 √ M1,M7,M18,M27,M32
L03 √ M1,M4,M12,M24,M27
L04 √ M1,M2,M12,M18
L05 √ M1,M2,M6,M12,M18,,24,M28,M32
L06 √ M1,M3,M5,M12,M17,M32
L07 √ M1,M2,M4,M18,M29,M33
L08 √ M1,M2,M6,M12,M18,M25,M28,M32
L09 √ M6,M19,M25,M32
L10 √ -
L11 √ M2,M4,M12,M16,M18,M33
L12 √ M2,M12,M18
L13 √ M1,M2,M7,M18,M28,M33
L14 √ -
L15 √ M1,M1,M2,M10,M18,M32
L16 √ M6,M12,M15,M18,M26,M32
P01 √ M1,M2,M4,M18
P02 √ M3,M4,M9,M18,M25,M33
P03 √ M1,M3,M4,M9,M18,M33
P04 √ M1,M2,M4,M9,M12,M16,M18,M29,M32
P05 √ -
P06 √ -
P07 √ M1,M2,M18,M26,M32
P08 √ M2,M4,M9,M15,M18
P09 √ -
P10 √ M1,M2,M5,M9,M12,M18
P11 √ -
P12 √ M1,M4,M18,M26,M29,M33
P13 √ -

membandingkan jumlah peserta didik Pembahasan


dengan jenis kelamin perempuan yang 1. Keadaan Miskonsepsi Peserta Didik
mengalami miskonsepsi terhadap jumlah Berdasarkan hasil penelitian,
keseluruhan peserta didik yang berjenis diketahui bahwa sebagian besar peserta
kelamin perempuan (13 orang). Hasil didik kelas XI IPA SMA Negeri 1
perhitungan tersebut disajikan ke dalam Serawai Tahun Ajaran 2018/2019 masih
Tabel 7. mengalami miskonsepsi pada materi
Tabel 7 Proporsi miskonsepsi peserta pemanasan global meskipun
didik laki-laki & perempuan pembelajaran pada materi tersebut telah
Sub- Laki-laki Perempuan dilaksanakan. Bentuk-bentuk
Materi Jlh % Jlh % miskonsepsi yang dialami oleh peserta
GW 14 87,50 8 61,54 didik juga bermacam-macam, yang mana
GE 10 62,50 2 15,38 pada penelitian ini jumlah miskonsepsi
OLD 13 81,25 8 61,54 yang ditemukan adalah sebanyak 23
AR 12 75,00 5 38,46 bentuk. Temuan ini memperkuat

7
pendapat para ahli dan peneliti materi pembelajaran yang paling sedikit
sebelumnya yang menyatakan bahwa yaitu sebesar 41,37%.
miskonsepsi bersifat universal dan dapat Meskipun sub-materi “efek rumah
terjadi dimana saja, serta pernyataan kaca” merupakan sub-materi dengan
bahwa miskonsepsi sangat tahan terhadap persentase terendah, temuan ini pada
perubahan (Clough &Driver, 1985; dasarnya tidak dapat dijadikan sebagai
Hammer, 1996; Osborne, Bell, & Gilbert, patokan bahwa pembelajarannya telah
1983; Posner, Strike, Hewson, & berlangsung lebih baik jika dibandingkan
Gertzog, 1982). dengan sub-materi lainnya. Alasannya
Miskonsepsi terbentuk bila adalah jika dilihat dari instrument
konsepsi seseorang mengenai suatu penelitian, soal yang dijadikan sebagai
materi tidak sesuai dengan konsepsi yang alat untuk mengukur miskonsepsi peserta
diterima oleh ilmuwan atau pakar didik pada sub-materi efek rumah kaca
dibidangnya. Miskonsepsi peserta didik merupakan soal yang lebih mudah jika
bisa berasal dari peserta didik itu sendiri, dibandingkan dengan soal-soal sub-
yaitu peserta didik salah menginterpretasi materi lainnya. Selain itu, soal nomor 4.1
gejala atau peristiwa yang dihadapi dalam dan 4.2 seolah-olah memberikan arahan
hidupnya. Selain itu, miskonsepsi yang kepada peserta didik untuk memilih
dialami oleh peserta didik juga bisa jawaban yang tepat atau dapat dikatakan
diperoleh karena pembelajaran dari kurang mengecoh.
gurunya. Pembelajaran yang dilakukan Temuan akan banyaknya peserta
guru mungkin kurang terarah sehingga didik yang masih mengalami miskonsepsi
peserta didik melakukan interpretasi yang ini mengisyaratkan kepada guru untuk
salah terhadap suatu konsep, atau menyusun kembali program
mungkin juga guru mengalami pembelajaran yang lebih baik untuk
miskonsepsi terhadap suatu konsep kedepannya. Akan tetapi, untuk
sehingga apa yang disampaikannya juga mendapatkan hasil pembelajaran yang
merupakan suatu miskonsepsi. Analisis lebih baik mengenai materi pemanasan
miskonsepsi yang terjadi pada peserta global bukan hanya merupakan tugas
didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 pokok dari guru Fisika, melainkan juga
Serawai Tahun Ajaran 2018/2019 tentang guru Bahasa Indonesia. Hal ini
materi pemanasan global disebabkan dikarenakan materi pemanasan global
pengertian peserta didik yang salah berbeda jika dibandingkan dengan
mengenai konsep pemanasan global, efek materi-materi fisika lainnya yang banyak
rumah kaca, penipisan lapisan ozon, dan menggunakan kemampuan matematis.
hujan asam. Kemampuan yang sangat diperlukan
Dilihat berdasarkan sub-materi, dalam mempelajari bab pemanasan
maka miskonsepsi yang dilami oleh global ini adalah kemampuan membaca.
peserta didik dengan persentase tertinggi 2. Perbadaan Proporsi Miskonsepsi Laki-
terjadi pada sub-materi “pemanasan laki dan Perempuan
global” (75,86%), diikuti oleh sub-materi Hasil analisis tentang perbedaan
“penipisan lapisan ozon” (72,41%), proporsi miskonsepsi berdasarka jenis
kemudian sub-materi “hujan asam” kelamin menunjukkan bahwa ada
(58,62%). Sedangkan sub-materi “efek perbedaan proporsi miskonsepsi antara
rumah kaca” merupakan bagian dari peserta didik laki-laki dan perempan.
Peserta didik perempuan ternyata

8
memiliki proporsi miskonsepsi yang perempuan; M5 (Menghasilkan energi listrik
lebih rendah dibandingkan dengan dari sumber terbarukan tidak membantu
peserta didik laki-laki mengenai materi mengurangi pemanasan global) dimiliki oleh
pemanasan global. Dari semua sub- 1 orang peserta didik laki-laki dan 1 orang
materi, “Gap” terbesar terjadi pada sub- peserta didik perempuan; M6 (Menghentikan
materi “efek rumah kaca” (47,12%), penggunaan CFC bukan merupakan langkah
kemudian sub-materi “hujan asam” untuk mengurangi pemanasan global)
(36,54%), diikuti sub-materi “pemanasan dimiliki oleh 5 orang peserta didik laki-laki;
global” (25,96%), dan yang terkecil M7 (Pemanasan global dapat dikurangi
adalah pada sub-materi “penipisan dengan menetapkan batasan pelepasan limbah
lapisan ozon” sebesar 19,71%. kimia ke sungai) dimiliki oleh 2 orang peserta
didik laki-laki; M9 (Penetapan batas
penggunaan pestisida pada lahan pertanian
SIMPULAN DAN SARAN adalah langkah yang harus dilakukan untuk
Simpulan mengurangi pemanasan global) dimiliki oleh
Hasil analisis data menunjukkan 5 orang peserta didik perempuan; M10 (Efek
bahwa ada miskonsepsi tentang pemanasan rumah kaca bukan merupakan fenomena
global yang dialami oleh 29 orang peserta alam) dimiliki oleh 1 orang peserta didik laki-
didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Serawai laki; M12 (Efek rumah kaca merupakan
meskipun pembelajaran telah dilaksanakan. fenomena yang hanya memiliki dampak
Keadaan miskonsepsi peserta didik negatif bagi kehidupan manusia) dimiliki
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Serawai tentang oleh 9 orang peserta didik laki-laki dan 2
materi pemanasan global adalah: (a) orang peserta didik perempuan; M15
Sebanyak 22 orang (75,86%) peserta didik (Lapisan ozon melindungi bumi dari hujan
mengalami miskonsepsi tentang pemanasan asam) dimiliki oleh 1 orang peserta didik
global, (b) Terdapat banyak sekali bentuk laki-laki dan 1 orang peserta didik
miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik perempuan; M16 (Lapisan ozon membantu
kelas XII IPA SMA Negeri 1 Serawai Tahun menjaga temperatur bumi tetap stabil agar
Ajaran 2018/2019 tentang materi pemanasan layak dihuni oleh manusia) dimiliki oleh 1
global. orang peserta didik laki-laki dan 1 orang
Bentuk-bentuk Miskonsepsi yang peserta didik perempuan; M17 (CO2
dialami oleh peserta didik adalah: M1 mengikis lapisan ozon di stratosfer) dimiliki
(Pemanasan global disebabkan oleh penipisan oleh 1 orang peserta didik laki-laki; M18
lapisan ozon) dimiliki oleh 10 orang peserta (Efek rumah kaca merupakan penyebab
didik laki-laki dan 6 orang peserta didik menipisnya lapisan ozon) dimiliki oleh 10
perempuan; M2 (Pemanasan global orang peserta didik laki-laki dan 8 orang
menyebabkan kanker kulit) dimiliki oleh 8 peserta didik perempuan; M19 (Pembangkit
orang peserta didik laki-laki dan 4 orang Listrik Tenaga Nuklir mempengaruhi
peserta didik perempuan; M3 (Hujan asam penipisan lapisan ozon) dimiliki oleh 1 orang
merupakan dampak dari pemanasan global) peserta didik laki-laki; M24 (Menggunakan
dimiliki oleh 1 orang peserta didik laki-laki transportasi umum dapat menurunkan
dan 1 orang peserta didik perempuan; M4 penipisan lapisan ozon) dimiliki oleh 1 orang
(Daur ulang kertas bukan merupakan langkah peserta didik laki-laki; M25 (Penggunaan
yang efektif untuk mengatasi pemanasan penyaring untuk asap pabrik dan mobil dapat
global) dimiliki oleh 3 orang peserta didik menurunkan penipisan lapisan ozon) dimiliki
laki-laki dan 6 orang peserta didik oleh 2 orang peserta didik laki-laki dan 1

9
orang peserta didik perempuan; M26 selanjutnya untuk mengkaji faktor penyebab
(Penipisan lapisan ozon merupakan penyebab terjadinya miskonsepsi peserta didik daripada
terjadinya hujan asam) dimiliki oleh 1 orang hanya sekedar mendeskripsikan miskonsepsi
peserta didik laki-laki dan 2 orang peserta yang terjadi.
didik perempuan; M27 (Gas metana dari
tempat pembuangan sampah menyebabkan
hujan asam) dimiliki oleh 2 orang peserta Daftar Rujukan
didik laki-laki; M28 (Hujan asam akan Arslan, H.O., Cigdemoglu, C., & Moseley, C.
memperparah penipisan lapisan ozon) (2012). A Three-tier Diagnostic Test
dimiliki oleh 3 orang peserta didik laki-laki; to Assess Pre-Service Teachers’
M29 (Hujan asam dapat meningkatkan pada Misconceptions about Global
pemanasan global) dimiliki oleh 2 orang Warming, Greenhouse Effect, Ozone
peserta didik laki-laki dan 2 orang peserta Layer Depletion, and Acid Rain.
didik perempuan; M32 (Menghindari International Journal of Science
aktivitas yang merusak lapisan ozon adalah Education. 34(11): 1677-1686.
tindakan untuk mencegah hujan asam) Boyes, E., & Stranisstreet, M. (1992).
dimiliki oleh 8 orang peserta didik laki-laki Students’ perceptions of global
dan 2 orang peserta didik perempuan; M33 warming. International Journal of
(Karbonmonoksida (CO) adalah penyebab Environmental Studies. 42: 287-300.
utama hujan asam) dimiliki oleh 3 orang Boyes, E., & Stranisstreet, M. (1993). The
peserta didik laki-laki dan 3 orang peserta ‘Greenhouse Effect’: Children’s
didik perempuan perceptions of causes, consequences
Persentase miskonsepsi yang dialami and cures. International Journal of
oleh peserta didik pada tiap sub-materi yaitu Science Education. 15: 531-552.
Sub-Materi Global Warming (GW) sebesar Clement, J., Brown, D.E., & Zietsman, A.
75,86%, Sub-Materi Greenhouse Effect (GE) (1989). Not all preconceptions are
sebesar 41,37%, Sub-Materi Ozon Layer misconceptions: Finding ‘anchoring
Depletion (OLD) sebesar 72,41%, dan Sub- conceptions’ for grounding
Materi Acid Rain (AR) sebesar 58,62%. instruction on students’ intuition.
Terdapat perbedaan proporsi International Journal of Science
miskonsepsi antara peserta didik laki-laki dan Education. 11: 554-556.
perempuan, dimana peserta didik perempuan Clough, E.E., & Driver, R. (1985). Secondary
tergolong lebih unggul jika dibandingkan students’ conceptions of the conduct
peserta didik laki-laki dalam memahami of heat: Bringing together scientific
materi pemanasan global baik dari segi materi and personal view. Physics
secara keseluruhan maupun berdasarkan sub- Education. 20: 176-182.
materi. Cordero, E. (2001). Misconceptions in
Australian students’ understanding of
Saran ozone depletion. Melbourne Studies
Berdasarkan kesimpulan penelitian in Education. 41: 85-97.
maka hendaknya guru dapat melakukan Dimiter M. Dimitrov. (1999). Gender
penyederhanaan bahasa yang terdapat pada Differences in Science Achievement:
buku teks dengan bahasa sehari-hari peserta Differential Effect of Ability,
didik agar memudahkan mereka dalam Response Format, and Strands
memahami konsep yang terdapat dalam buku Learning Outcomes. School Science
teks, serta diharapkan untuk penelitian And Mathematics. 99(8): 445-450

10
Driver, R. (1988). Changing conceptions. theory of conceptual change. Science
Tijdschrift voor Didactie der. β- Education. 66: 211-227.
Wetenschappen. 6(3): 161-198. Purwatiningsih, T.R., Sudarti, & Prastowo,
Francis, C., Boyes, E. Qualter, A., & S.H.B. (2017, 24 September).
Stranisstreet, M. (1993). Ideas of Analsis Pemahaman Konsep
elementary students about reducing Mekanisme Efek Rumah Kaca Pada
the ‘Greenhouse Effect’. Science Siswa Kelas XII SMA/MA di
Education, 77: 375-392. Kabupaten Jember (Prosiding
Hammer, D. (1996). More than Seminar Nasional Pendidikan Fisika
misconceptions: Multiple 2017, Vol. 2, ISSN 2527 – 5917).
perspectives on student knowledge Universitas Jember, Jember.
and reasoning, and an appropiate role Seymour, R. (2008). Understanding The
for education research. American Global Warming Discussion: Climate
Journal of Physics. 64: 1316-1325. Change As A Context For
Hasan, S.,Bagayoko, D., & Kelley, E.L. Developing Standars-Based Research
(1999). Misconceptions and the Skills In Secondary School Students.
certainty of response index (CRI). Disertasi Doktoral. Dominican
Physics Education. 34(5): 294-299. University of California, California.
Kubat, U. (2018). Identifying the Indvidual Sholikhah, W., Utaya, S., & Budijanto.
Differences Among Student During (2017). Pengaruh model
Learning and Teaching Process by pembelajaran Learning Cycle 7E
Science Teachers. International terhadap pemahaman materi atmosfer
Journal of Research in Education pada siswa SMA. JP3. 7(2): 332-344.
and Sciences (IJRES), 4(1): 30-38 Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Lusia, A. (2011). Deskripsi Miskonsepsi Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,
Siswa Pada Materi Kalor di Kelas Kuantitatif, dan R&D). Alfabeta.
VII SMP Gembala Baik Pontianak Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan
(Skripsi belum dipublikasikan), FKIP Perubahan Konsep Dalam
Universitas Tanjungpura, Pontianak. Pendidikan Fisika. Grasindo.
Odom, A.L., & Barrow, L.H. (1995). Suryabrata, S. (2000). Metodologi Penelitian.
Developement and application of a Raja Grafindo Persada.
two-tier diagnostic test measuring Treagust,D.F. (1988). Development and use
college biology students’ of diagnostic test to evaluate
understanding of diffusion and students’ misconception in science.
osmosis after a course of instruction. International Journal of Science
Journal of Research in Science Education. 10: 159-170.
Teaching. 32: 45-61. West, L., & Pines, A. (1985). Cognitive
Osborne, R.J., Bell, B.F., & Gilbert, J.K. Structure And Conceptual Change.
(1983). Science teaching and Academic Press.
children’s view of the world. Yanti, W.A. (2015). Persepsi Siswa SMP
European Journal of Science Kelas 7 Terhadap Konsep
Education. 5: 1-14. Pemanasan Global. Prosiding
Posner, G.J., Strike, K.A., Hewson, P.W., & Seminar Nasional Fisika (E-Journal)
Gertzog, W.A. (1982). Acomodation SNF2015, Vol IV, p-ISSN: 2339-
of scientific conception: Toward a 0654, e-ISSN: 2476-9398.
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai