Anda di halaman 1dari 8

122 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 4, Nomor 4, Desember 2016, Halaman 122 –129

Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ Jurnal Pendidikan Sains


ISSN: 2338-9117/EISSN: 2442-3904 Vol. 4, No. 4, Desember 2016, Hal 122–129

Miskonsepsi Kimia yang Disebabkan Pernyataan Nonproposisi

Sri Winarni­, Syahrial


Pendidikan Kimia-Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
E-mail: sriwinarni.unsyiah@gmail.com

Abstract: Results of a study about identification of chemical misconceptions were reported in the
journal article shows that the results of research can be divided into two things, the percentage or
number of students who have misconceptions and theirs conception. The focus of this study is the
statement of the non proposition. Non proposition statement can be divided into several categories,
namely: (1) prerequisite concepts was wrong and the new concept was true; (2) prerequisite
concept was true and the new concept was wrong; and (3) both are wrong, whether prerequisite
concepts or new concepts. To overcome misconception, it needed to enhance the understanding of
prerequisite concepts and methods that can connect it with a new concept.

Key Words: misconceptions, chemical concepts, propositions, prerequisite concepts

Abstrak: Hasil kajian tentang identifikasi miskonsepsi kimia yang dilaporkan dalam artikel jurnal
menunjukkan bahwa hasil penelitian dapat dibagi dalam dua hal yaitu persentase atau jumlah siswa
yang mengalami miskonsepsi dan konsepsinya. Fokus kajian ini adalah pernyataan proposisi yang
salah dari siswa yang mengalami miskonsepsi. Pernyataan proposisi yang salah dari siswa yang
mengalami miskonsepsi dapat dibagi dalam beberapa kategori yaitu: (1) konsep prasyarat salah-
konsep baru benar; (2) konsep prasyarat benar-konsep baru salah; dan (3) keduanya salah baik
konsep prasyarat maupun konsep baru. Untuk mengatasi miskonsepsi selanjutnya, diperlukan
penelitian tentang bagaimana meningkatkan pemahaman konsep prasyarat dan metode yang dapat
menghubungkannya dengan konsep baru.

Kata kunci: miskonsepsi, konsep kimia, proposisi, konsep prasyarat

B
erdasarkan teori konstruktivistik siswa Pemahaman kimia dibangun atas konsep-
merupakan individu aktif. Saat proses konsep yang mendasarinya atau konsep prasyarat
pembelajaran berlangsung, siswa akan (O’Connor, 2015), sehingga pernyataan proposisi
berusaha menghubungkan pengetahuan yang telah dapat menunjukkan hubungan konsep prasyarat dan
dimiliki dengan konsep baru yang sedang dipelajari. konsep baru. Kesalahan dalam menghubungkan
Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan dikonstruk pengetahuan sebelumnya dengan konsep baru dapat
oleh siswa sebagai usaha mengorganisasikan menimbulkan miskonsepsi. Menurut Herron (1996)
pengalaman berdasarkan skema yang dimilikinya dan Nakhleh (1992) miskonsepsi merupakan
(Bodner, 1986). Menurut Novak (2002) pengetahuan pemahaman yang berbeda dengan pemahaman yang
disimpan dalam memori berupa bangunan konsep dan diterima oleh masyarakat ilmiah. Siswa yang
proposisi. Proposisi merupakan serangkaian konsep- mengalami miskonsepsi mempunyai pemahaman
konsep yang saling terhubung (Wonorahardjo, 2011; salah yang bersifat konsisten. Paivio (1990)
dan Novak, 2002). Menurut Nakhleh (1992) proposisi menyatakan bahwa proposisi merupakan pernyataan
merupakan kumpulan konsep yang menggambarkan yang benar sedangkan nonproposisi adalah
suatu topik tertentu. Contoh proposisi sederhana pernyataan yang memiliki unsur kesalahan. Jadi
menurut Nakhleh adalah sebuah atom mempunyai pernyataan proposisi yang salah oleh siswa yang
satu inti. Berdasarkan contoh ini ada dua konsep yang mengalami miskonsepsi dapat disebut sebagai
dihubungkan yaitu konsep atom dan inti atom. nonproposisi.

122 Artikel diterima 26/06/2016; disetujui 01/12/2016


Winarni, Syahrial–Miskonsepsi Kimia yang Disebabkan.....123

Konsep–konsep dalam kimia adalah hirarkis KONSEP PRASYARAT DAN KONSEP BARU DALAM
(Tsaparlis dkk., 2010) sehingga miskonsepsi pada PERNYATAAN NONPROPOSISI
konsep dasar akan menyebabkan miskonsepsi pada
konsep berikutnya. Oleh karena itu, miskonsepsi perlu Rangkaian pernyataan proposisi dapat terdiri
diatasi. Menurut Abraham dkk., (1994) untuk dari hubungan antara konsep prasyarat dan konsep
mengurangi miskonsepsi diperlukan peningkatan yang sedang dipelajari. Konsep prasyarat yang
pemahaman konsep prasyarat. Sebagai langkah awal dimiliki siswa dapat benar atau salah (Krause &
dalam mengatasi miskonsepsi perlu dilakukan kajian Tasooji, 2007). Konsep prasyarat salah yang dimiliki
tentang pernyataan nonproposisi. Analisis pernyataan siswa akan menimbulkan kesulitan dalam memahami
nonproposisi bertujuan untuk mengurai bagaimana konsep berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa mengaitkan konsep prasyarat dan konsep baru. pengetahuan awal mempengaruhi siswa dalam
membangun konsep baru (Costu dkk., 2010; Tsaparlis
dkk., 2010).
PERNYATAAN PROPOSISI DALAM KIMIA Identifikasi miskonsepsi dalam memahami kimia
telah banyak dilaporkan oleh sejumlah peneliti. Naah
Pernyataan proposisi dapat digunakan untuk
& Sanger (2012) melaporkan adanya miskonsepsi
mengidentifikasi pemahaman siswa. Berikut contoh
dalam menuliskan persamaan kimia untuk senyawa
rangkaian pernyataan proposisi untuk memahami
ionik yang larut dalam air. Kramer & Myers (2012)
perbedaan menguap dan mendidih.
melaporkan adanya miskonsepsi tentang osmosis.
Rangkaian proposisi dalam Tabel 1.
Luoga, dkk. (2013) melaporkan adanya miskonsepsi
menunjukkan bahwa untuk memahami perbedaan
yang dialami siswa pada materi sifat koligatif larutan
antara menguap dan mendidih, siswa harus dapat
khususnya konsep kenaikan titik didih dan penurunan
menghubungkan beberapa konsep yaitu energi
titik beku. Yakmaci-guzel (2013) melaporkan adanya
kinetik, suhu, tekanan, molekul, dan gaya antarmolekul
miskonsepsi pada materi kimia dasar. Costu (2010)
dengan benar. Kesalahan dalam menghubungkan
dan Akgun, dkk (2009) melaporkan adanya
konsep-konsep tersebut berpotensi menjadikan siswa
miskonsepsi pada konsep penguapan. Tan & Treagust
memiliki pemahaman yang salah bahkan miskonsepsi.
(1999) melaporkan adanya miskonsepsi pada konsep
Salah satu bukti sebagaimana dilaporkan oleh Akgun
gaya antarmolekul. Osborne & Cosgrove (1983)
dkk., (2009) bahwa sejumlah siswa yang mengalami
melaporkan adanya miskonsepsi pada konsep
miskonsepsi menganggap proses penguapan dan
pendidihan air. Namun, tidak semua pernyataan
proses pendidihan adalah hal yang sama. nonproposisi oleh siswa yang dilaporkan dapat

Tabel 1. Pernyataan Proposisi dalam Membedakan antara Menguap dan Mendidih

Pernyataan proposisi Konsep-konsep yang dihubungkan

Energi kinetik dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. -Energi kinetik, suhu, tekanan, molekul,
Molekul dapat meninggalkan cairannya ketika gaya antarmolekul, atom, dan permukaan
memiliki energi kinetik yang cukup untuk cairan.
mengatasi gaya tarik menarik antarmolekul di
dalam cairan (Effendy, 2012). Penguapan ditandai
dengan lepasnya atom atau molekul pada
permukaan cairan sedangkan mendidih terjadi
ketika semua atom atau molekul mempunyai
energi yang cukup untuk meninggalkan cairannya
(Effendy, 2012).
124 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 4, Nomor 4, Desember 2016, Halaman 122 –129

dianalisis pemahaman konsep prasyaratnya. Hal ini 2012). Jadi uap air yang meninggalkan cairannya
karena sebagian pernyataan nonproposisi tidak adalah molekul air dengan fasa gas.
menampilkan pemahaman konsep prasyarat secara
eksplisit. Sebagai contoh pernyataan nonproposisi yang
Penguapan oleh Akgun dkk. (2009)
ditemukan oleh Yakmaci-guzel (2013) yaitu
kesetimbangan kimia adalah proses yang statis. Berdasarkan Tabel 3. pernyataan nonproposisi
Oleh karena itu, kajian hanya dilakukan pada yang pertama mengandung konsep prasyarat yang
pernyataan nonproposisi yang mengandung salah yaitu tentang perubahan wujud dan konsep
pemahaman konsep prasyarat dan hubungannya baru yang salah. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan konsep yang sedang dipelajari. kesalahan dalam memahami konsep prasyarat
menyebabkan miskonsepsi. Kesalahan siswa yang
menganggap bahwa menguap sama dengan
Pendidihan Air oleh Osborne & Cosgrove
mendidih menyebabkan miskonsepsi bahwa “ketika
(1983)
air dalam wadah terbuka dipanaskan sampai
Berdasarkan Tabel 2. pernyataan nonproposisi mendidih akan mengalami penguapan. Mendidih
mengandung konsep prasyarat yang salah yaitu merupakan penguapan air”.
tentang kandungan uap air dan konsep baru yang Penguapan air terjadi pada semua suhu dan
sebagian benar dan sebagian salah. Kesalahan siswa tidak memerlukan proses mendidih terlebih dahulu
dalam memahami konsep prasyarat menyebabkan (Effendy, 2012). Sublimasi padatan dan pendidihan
miskonsepsi ditunjukkan dalam Tabel 2. Hal ini sejalan atau penguapan suatu cairan akan menghasilkan
dengan pernyataan Crippen & Brooks (2009); Seery uap (Whitten, dkk., 2010). Jadi baik penguapan
(2009); Tsaparlis et al., (2010); dan Pekmez (2010) maupun pendidihan air akan menghasilkan uap air
bahwa prior knowledge merupakan syarat penting namun proses keduanya memiliki perbedaan.
dalam proses pembelajaran. Konsep prasyarat adalah Pernyataan nonproposisi yang kedua
jalan supaya konsep baru dapat dipahami dan disimpan mengandung konsep prasyarat yang salah yaitu
dalam longterm memory (Gabel, 1999; dan tentang panas dan konsep baru yang benar.
Johnstone, 2006). Kesalahan siswa dalam memahami konsep
Gelembung gas yang dihasilkan oleh proses prasyarat menyebabkan miskonsepsi yang
pendidihan adalah uap air atau air dalam fasa gas. ditunjukkan dalam Tabel 3. Kesalahan siswa yang
Kesalahan siswa yang menganggap bahwa uap air menganggap bahwa panas dapat menguap
adalah campuran gas hidrogen dan oksigen (Costu menyebabkan miskonsepsi dengan pernyataan
dkk., 2010) berpotensi menyebabkan miskonsepsi proposisi “ketika cologne dituangkan pada
bahwa “ketika air mendidih akan menghasilkan tangan maka terasa dingin karena panas tubuh
gelembung berupa gas hidrogen dan oksigen”. yang diserap alkohol menguap”. Anggapan
Menurut Jhonson (1998) pada suhu 100oC, 1 atm bahwa panas menguap menunjukkan bahwa panas
gelembung besar merupakan uap air yang muncul ke dianggap sebagai materi.
permukaan dan pecah pada proses pendidihan air. Panas merupakan salah satu bentuk energi
Semua molekul air mempunyai energi yang cukup (Bodner, 1991) bukan materi. Jadi panas mempunyai
untuk meninggalkan cairannya saat mendidih (Effendy, sifat-sifat sebagai energi bukan sifat materi. Untuk

Tabel 2. Pernyataan Nonproposisi oleh Siswa dalam Memahami Pendidihan Air

Pernyataan Nonproposisi Konsep Prasyarat Konsep Baru

Ketika air mendidih akan Uap air merupakan ketika air mendidih akan
menghasilkan gelembung berupa campuran gas hidrogen menghasilkan gas (Benar).
gas hidrogen dan oksigen. dan gas oksigen (salah). Ketika air mendidih menghasilkan
Dalam uap, gas hidrogen dan gas hidrogen dan gas oksigen
oksigen bergabung membentuk (salah).
air.
Winarni, Syahrial–Miskonsepsi Kimia yang Disebabkan.....125

Tabel 3. Pernyataan Nonproposisi oleh Siswa dalam Memahami Penguapan


Pernyataan Nonproposisi Konsep Prasyarat Konsep Baru

Ketika air dalam wadah terbuka Menguap sama dengan Penguapan terjadi setelah air
dipanaskan sampai mendidih mendidih (salah). mendidih (salah)
akan mengalami penguapan. Penguapan memerlukan
Mendidih merupakan penguapan pemanasan (salah)
air.
Ketika cologne dituangkan pada panas dapat menguap Penguapan pada tubuh manusia
tangan maka terasa dingin (salah). dapat mendinginkan tubuh (benar)
karena panas tubuh yang diserap
alkohol menguap.

Tabel 4. Pernyataan Nonproposisi oleh Siswa dalam Memahami Penguapan

Pernyataan Nonproposisi Konsep Prasyarat Konsep Baru

Penguapan tidak terjadi pada Pada suhu 0oC air Air tidak menguap pada suhu 0oC
suhu 0oC karena pada suhu berwujud padat (salah). (salah)
tersebut air dalam wujud padat.

menghindari miskonsepsi tentang energi, Pada suhu 0oC es mencair dan selama proses
pembelajaran perlu dimulai bahwa energi yang ada mencair suhu konstan Kýrbulut & Beeth (2013).
tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan, Penguapan air terjadi pada segala suhu (Effendy,
yang mungkin adalah energi dapat diubah menjadi 2012). Jadi pada semua suhu cairan dapat mengalami
bentuk energi lain (Lee, 2014). Penguapan pada tubuh penguapan termasuk pada suhu 0oC.
manusia atau yang dikenal sebagai berkeringat
berpotensi untuk mendinginkan tubuh
karena untuk menguap sejumlah air Pelarutan senyawa ionik dalam air oleh Naah
mengumpulkan energi yang berupa panas penguapan & Sanger (2012)
(http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/kinetic/ Garam ionik bereaksi dengan air secara
vappre.html diakses pada 2 September 2016). dekomposisi berganda untuk membentuk asam
dan logam oksida atau hidroksida. T e r j a d i
Penguapan oleh Costu dkk. (2010) pemutusan ikatan molekul air dalam pelarutan garam
menjadi H+ dan OH- (salah). Asam dan basa
Berdasarkan Tabel 4. pernyataan nonproposisi terbentuk saat melarutkan garam dalam air (salah).
mengandung konsep prasyarat yang salah yaitu Berdasarkan Tabel 5. pernyataan nonproposisi
tentang penguapan dan konsep baru yang salah. mengandung konsep prasyarat yang salah yaitu
Pemahaman konsep prasayarat yang salah tentang konsep ikatan dan konsep baru yang salah.
menyebabkan miskonsepsi. Siswa yang beranggapan Siswa yang menganggap bahwa terjadi pemutusan
bahwa air berwujud padat pada suhu 0 o C ikatan molekul air dalam pelarutan garam menjadi
menyebabkan miskonsepsi dengan pernyataan H+ dan OH- menyebabkan miskonsepsi dengan
nonproposisi “Penguapan tidak terjadi pada suhu pernyataan nonproposisi “Garam ionik bereaksi
0oC karena pada suhu tersebut air dalam wujud dengan air secara dekomposisi berganda untuk
padat”. membentuk asam dan logam oksida atau
hidroksida”.
126 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 4, Nomor 4, Desember 2016, Halaman 122 –129

Tabel 5. Pernyataan Nonproposisi oleh Siswa dalam Memahami


Pelarutan Senyawa Ionik

Pernyataan Nonproposisi Konsep Prasyarat Konsep Baru

Garam ionik bereaksi dengan Terjadi pemutusan Asam dan basa terbentuk saat
air secara dekomposisi ikatan molekul air melarutkan garam dalam air
berganda untuk membentuk dalam pelarutan garam (salah).
+ -
asam dan logam oksida atau menjadi H dan OH
hidroksida. (salah).

 Larutan
MX ( s) M(H2O) x+ + X(H2O)y-

-U HSolvasi (M+) HSolvasi (X-)

M+(g) + X-( g)

Gambar 1. Pelarutan Senyawa Ionik MX(s) dalam air (Effendy, 2016)

Proses pelarutan senyawa ionik dalam air Penambahan garam pada air menyebabkan
diawali disosiasi senyawa ionik dan solvasi oleh molekul air lebih sulit menguap karena gaya kimia
molekul air. Sebagaimana digambarkan dalam proses pada larutan garam lebih kuat daripada gaya
pelarutan berikut. antarmolekul pada air. Penambahan garam pada air
Berdasarkan gambar 5, padatan ionik terurai menurunkan tekanan uap. Titik didih adalah suhu
menjadi ion-ion pada fase gas dan terjadi gaya tarik dimana tekanan uap dan tekanan udara bernilai sama.
antar ion dan molekul air. Jadi ikatan dalam molekul Jadi untuk mendapatkan tekanan uap yang sama
air tidak terputus sehingga tidak ada pembentukan dengan tekanan atmosfer, larutan perlu dipanaskan
asam dan basa dalam proses pelarutan garam ionik. sehingga suhu menjadi lebih tinggi daripada titik didih
pelarut murni (Effendy, 2012).
Sifat Koligatif Larutan oleh Luoga dkk.,
(2013) Gaya Antarmolekul oleh Tan & Treagust
(1999)
Berdasarkan Tabel 5. pernyataan nonproposisi
mengandung konsep prasyarat yang salah yaitu Atom logam dan nonlogam membentuk
tentang penguapan dan konsep baru yang sebagian molekul dengan gaya antarmolekul lemah.
benar dan sebagian salah. Siswa yang beranggapan Atom logam dan nonlogam dapat membentuk
bahwa penguapan tidak terjadi dengan penambahan molekul (benar). Gaya antar molekul dalam
NaCl pada air menyebabkan miskonsepsi dengan molekul yang dibentuk dari atom logam dan
pernyataan nonproposisi “Penambahan garam nonlogam adalah lemah (salah).
NaCl pada air membuat larutan mempunyai Berdasarkan Tabel 6. pernyataan nonproposisi
lapisan pada permukaan sehingga dapat mengandung konsep prasyarat yang benar yaitu
mencegah penguapan dan meningkatkan titik ikatan antara atom logam dan nonlogam dan konsep
didihnya”. baru yang salah. Pemahaman konsep prasyarat yang
Winarni, Syahrial–Miskonsepsi Kimia yang Disebabkan.....127

Tabel 6. Pernyataan Nonproposisi oleh Siswa dalam Memahami Sifat Koligatif Larutan
Pernyataan Nonproposisi Konsep Prasyarat Konsep Baru

Penambahan garam NaCl pada Penguapan tidak terjadi Kenaikan titik didih pada larutan
air membuat larutan jika dilakukan garam menyebabkan penguapan
mempunyai lapisan pada penambahan NaCl pada tidak terjadi pada saat
permukaan sehingga dapat air (salah). penambahan garam (salah).
mencegah penguapan dan Penambahan garam NaCl pada air,
meningkatkan titik didihnya. menaikkan titik didih larutan
(benar)

Tabel 7. Pernyataan Nonproposisi oleh Siswa dalam Memahami Gaya Antarmolekul


Pernyataan Nonproposisi Konsep Prasyarat Konsep Baru

Atom logam dan nonlogam Atom logam dan Gaya antar molekul dalam molekul
membentuk molekul dengan gaya nonlogam dapat yang dibentuk dari atom logam
antarmolekul lemah. membentuk molekul dan nonlogam adalah lemah
(benar). (salah).

Tabel 8. Persentase Benar dan Salah untuk Konsep Prasayarat dan Konsep Baru
Konsep Prasyarat Konsep Baru
Miskonsepsi
Benar Salah Benar Salah
Pendidihan Air oleh
Osborne & Cosgrove (1983) Salah Benar Salah

Penguapan oleh Akgun dkk., Salah Salah


(2009) Benar
Salah
Benar
Penguapan oleh Costu dkk.
Salah Salah
(2010)
Pelarutan senyawa ionik
dalam air oleh Naah & Salah Salah
Sanger (2012)

Sifat Koligatif Larutan oleh


Salah Benar Salah
Luoga dkk., (2013)
Gaya Antarmolekul oleh
Tan & Treagust (1999) Benar Salah

Persentase 17% 83% 40% 60%

benar yang dikaitkan dengan konsep baru yang salah nonlogam membentuk molekul dengan gaya
dapat menyebabkan miskonsepsi. Siswa yang antarmolekul lemah”.
beranggapan bahwa gaya antar molekul dalam Atom logam dan nonlogam yang sangat aktif
molekul yang dibentuk dari atom logam dan bereaksi membentuk senyawa ionik biner melalui
nonlogam adalah lemah menyebabkan miskonsepsi transfer elektron dalam fase gas (Effendy, 2016).
dengan pernyataan nonproposisi “Atom logam dan Senyawa yang tersusun atas atom logam dan
128 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 4, Nomor 4, Desember 2016, Halaman 122 –129

nonlogam dapat merupakan senyawa ionik ataupun dengan tujuan untuk membangun pemahaman baru
senyawa kovalen. Senyawa yang terdiri atas atom berdasarkan pemahaman sebelumnya.
logam dan nonlogam dengan perbedaan
keelektronegatifan kurang dari 1,7 berdasarkan skala
Pauling merupakan senyawa kovalen misalnya SIMPULAN
BeCl 2, AlBr 3, dan AgCl (Effendy, 2016). Gaya Konsep prasyarat yang dinyatakan dalam
antarmolekul terjadi pada molekul-molekul senyawa rangkaian pernyataan proposisi oleh siswa yang
kovalen baik polar maupun nonpolar. AgCl mengalami salah konsep dapat benar atau salah.
merupakan senyawa kovalen polar yang memiliki Berdasarkan rangkaian pernyataan nonproposisi
gaya antar molekul dipol-dipol dan gaya London. oleh siswa yang mengalami miskonsepsi, kesalahan
Gaya London adalah gaya antarmolekul yang terjadi dapat terjadi pada; (1) konsep prasyarat ; (2) kaitan
baik pada molekul polar maupun nonpolar hanya konsep prasyarat dengan konsep baru (jika konsep
persentasenya berbeda pada setiap senyawa prasyarat benar); atau (3) keduanya, baik konsep
(Effendy, 2010). Kekuatan gaya London tergantung prasyarat maupun kaitan konsep prasyarat dengan
pada jumlah elektron dalam molekul atau besarnya konsep baru. Secara umum pernyataan nonproposisi
massa molekul zat (Effendy, 2010). Gaya dipol-dipol oleh siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dibagi
merupakan gaya antar molekul kuat dibandingkan dalam beberapa kategori yaitu: (1) konsep prasyarat
dengan gaya dipol-dipol induksian dan gaya London. salah- konsep baru benar; (2) konsep prasyarat
Penjelasan gaya antarmolekul seperti di atas benar-konsep baru salah; dan (3) keduanya salah
belum diajarkan di tingkat SMA. Hal ini diketahui baik konsep prasyarat maupun konsep baru.
dari sejumlah buku elektronik kimia tingkat SMA yang Umumnya siswa yang mengalami miskonsepsi kimia
diterbitkan oleh pusat buku dan kurikulum nasional memiliki pemahaman konsep prasyarat yang salah.
sehingga kemungkinan besar siswa akan mengalami
miskonsepsi karena belum banyaknya pengetahuan.
DAFTAR RUJUKAN

PEMAHAMAN KONSEP PRASYARAT DAN Abraham, M. R., Williamson, V. M., Westbrook, S. L., &
MISKONSEPSI KIMIA Carolina, N. 1994. A Cross-Age Study of the
Understanding of Five Chemistry Concepts.
Berdasarkan Tabel 2 sampai Tabel 7. dapat Journal of Research in Science Teaching,
ditentukan persentase konsep prasyarat yang benar 31(2):147–165.
dan salah, persentase konsep baru yang benar dan Akgün, A., Gönen, S. & Yýlmaz, A. 2009. Science Teacher
salah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 8. Candidates’ Misconceptions And Lack Of
Berikut. Knowledge About The Relation Between Boiling
Berdasarkan Tabel 8. umumnya siswa yang Point And Vapor Pressure Abstract. E-Journal of
mengalami miskonsepsi kimia memiliki pemahaman New World Sciences Academy Education
konsep prasyarat yang salah. Sangat sedikit siswa Sciences, 1C0002, (July 2008).
yang mengalami miskonsepsi memiliki pemahaman Bodner, G. M. 1986. Constructivism: A Theory of
konsep prasyarat yang benar. Oleh karena itu Knowledge. Journal of Chemical Education, 63,
pemahaman konsep prasyarat sangat menentukan 873–878.
dalam memahami konsep baru. Pembelajaran yang Costu, Bayram., Ayas, A & Niaz, M. 2010. Promoting
baik adalah pembelajaran yang melibatkan konsep conceptual change in first year students’
prasyarat. Roehrig (2013) menuliskan bahwa understanding of evaporation. Chemistry
sebelum tahap konstruksi konsep diperlukan Education Research and Practice, 11:5–16.
investigasi terhadap konsep prasyarat yang dimiliki Crippen, K.J. & Brooks, D.W. 2009. Applying Cognitive
siswa. Untuk siswa yang memiliki konsep prasyarat Theory to Chemistry Instruction: The Case for
benar namun mengalami miskonsepsi berdasarkan Worked Examples. Chemistry Education Research
pernyataan proposisinya diduga ada kesalahan dalam and Practice, 10: 35-41.
mengaitkan antarkonsep. Pemilihan Scaffolding Effendy. 2010. Teori VSEPR Kepolaran, dan Gaya
yang tepat sangat diperlukan ketika siswa membuat Antarmolekul Edisi 3. Bayumedia: malang
koneksi antar konsep. Han (2013) menyatakan Effendy. 2012. A-Level Chemistry for Senior High School
bahwa scaffolding adalah kegiatan-kegiatan kecil Student Based on KTSP and Cambridge
Winarni, Syahrial–Miskonsepsi Kimia yang Disebabkan.....129

Curriculum Volume 3A. Malang: Osborne, R. J., & Cosgrove, M. M. 1983. Children’s
IndonesiaAcademic Publishing Conceptions of the Changes of State Of Water.
Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik Edisi 3. Journal of Research in Science Teaching, 20(9):
Malang: IndonesiaAcademic Publishing. 825–838.
Han, J. 2013. Scientific Reasoning: Research, Paivio, A. 1990. Mental Representations A Dual Coding
Development and Assessment. A Dissertation of Approach. Oxford: Oxford University Press.
The Ohio State University. Pekmez, E. S. 2010. Using Analogies to Prevent
Herron, J. D.1996. The Chemistry Classroom Formula for Misconceptions about Chemical Equilibrium. Asia-
Successful Teaching. Whasington, DC: American Pacific Forum on Science Learning and Teaching,
Chemical Society. 11(2): 1-35.
Johnson, P. 1998. Children’s Understanding of Changes Roehrig, P. G. H. 2013. Student Conceptions of Ionic
of State Involving the Gas State, Part 1/ : Boiling Compounds in Solution and the Influences of
Water and the Particle Theory. International Sociochemical Norms on Individual Learning. A
Journal of Science Education, 20(5): 567–83. Dissertation Submitted to the Faculty of the
Kirbulut, Z. D., & Beeth, M. E. 2013. Representations of Graduate School of the University of Minnesota:
Fundamental Chemistry Concepts in Relation to University Microfilms International.
the Particulate Nature of Matter. International S a t u r a t e d Va p o r P r e s s u r e . h t t p : / /
Journal of Education in Mathematics, Science hyperphysics.phyastr.gsu.edu/hbase/kinetic/
and Technology Volume, 1(2): 96–107. vappre.html diakses pada 2 September 2016
Kramer, E. M., & Myers, D. R. 2012. Five Popular Seery, M.K. 2009. The Role of Prior Knowledge and
Misconceptions about Osmosis. American Student Aptitude in Undergraduate Performance
Journal of Physics, 80(8), 694–699. http://doi.org/ in Chemistry: A Correlation-Prediction Study.
10.1119/1.4722325 Chemistry Education Research and Practice, 10:
Krause, S. & Tasooji, A. 2007. Diagnosing Students’ 227-232.
Misconceptions on Solubility and Saturation for Tan, K.D & Treagust, D.F .1999. Evaluating Students ’
Understanding of Phase Diagrams. American Understanding of Chemical Bonding. School
Society for Engineering Education. Science Review, 81(294): 75–85.
Lee, C. K. 2014. A Conceptual Change Model for Teaching Tsaparlis, G., Kolioulis, D. & Pappa , E. 2010. Lower-
Heat Energy, Heat Transfer and Insulation. Science Secondary Introductory Chemistry Course: A
Education International, 25(4): 417–437. Novel Approach Based on Science-Education
Luoga, N. E., Ndunguru, P. A., & Mkoma, S. L. 2013. Theories, with Emphasis on the Macroscopic
Research Article High school students ’ Approach, and the Delayed Meaningful Teaching
misconception s about colligative properties in of the Concepts of Molecule and Atom. Chemistry
chemistry, 4(1), 575–581. Education Research and Practice, 11: 107-117.
Naah, B. M., & Sanger, M. J .2012. Student Whitten, K.W., Davis, R.E., Peck,M.L.& Stanley, G.G.2010.
Misconceptions in Writing Balanced Equations for Chemistry, Ninth Edition. Belmont USA: Brook/
Dissolving Ionic Compounds in Water. Chemistry Cole, Cengage Learning.
Education Research and Practice, 13: 186–194. Wonorahardjo, S. 2011. Dasar-dasar Sains: Menciptakan
Nakhleh, M. 1992. Why Some Students Don’t Learn Masyarakat Sadar Sains. Jakarta: Indeks
Chemistry Chemical Misconceptions. Journal of Yakmaci-guzel, B. 2013. Preservice Chemistry Teachers in
Chemical Education, 69(3): 191–196. Action: An Evaluation of Attempts for Changing
O’Connor, C. 2015. A Practice-Led Approach to Aligning High School Students’ Chemistry Misconceptions
Learning Theories with Learning and Teaching into more Scientific Conceptions. Chemistry
Strategies in Third Level Chemistry Education. Irish Education Research and Practice, 14: 95–104.
Journal of Academic Practice, 4(1):0–17.

Anda mungkin juga menyukai