Tentang
Miskonsepsi Pembelajaran Fisika Gerak Lurus (GLB,GLBB)
OLEH:
Selvi Dwi Arnis (2030107016)
Silvi Rahmiati (2030107017)
DOSEN PEMBIMBING:
Novia Lizelwati, M.Pfis
Tujuan penulisan artikel studi literatur ini adalah untuk mengetahui berbagai
miskonsepsi yang dialami oleh siswa, penyebab miskonsepsi serta cara mengatasi miskonsepsi
pada materi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang diperolehdaribeberapa
jurnal penelitian.
Dari studi literature ini banyak dijumpai siswa mengalami berbagai miskonsepsi pada materi
tersebut salah satunya adalah tidak dapatmembedakan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah pendidik yang tidak
terlalu menguasai konsep pada materi sehingga mengajarkan konsep yang salah pada siswa,
sehingga dapat menimbulkan salah tafsiran dari
pembaca.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan terdapat cara me
ngatasi miskonsepesi tersebut, salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakter siswa.
Kata Kunci : gerak lurus berubah beraturan, miskonsepsi, gerak lurus beraturan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang selalu melimpahkan
rahmat, berkah dan taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Miskonsep Pembelajaran Fisika”, guna memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Materi Pembelajaran Fisika 1 pada program studi Tadris Fisika, IAIN
Batusangkar.
Selawat dan salam senantiasa terucap kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
menyampaikan risalah dari Allah dan menunjuki sekalian alam kepada jalan yang benar,
seperti yang kita rasakan saat ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha memberikan yang terbaik, yang mudah
dipahami, dengan merujuk pada sumber-sumber baik bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Akan tetapi penulis sadar, sebagai manusia dan masih dalam tahap belajar pasti banyak sekali
kekurangan bahkan kekeliruan.
Beberapa Bimbingan dari Dosen dan masukan dari rekan-rekan sekalian sangat
membantu untuk perbaikan dan menambah kualitas makalah ini menjadi lebih baik. Atas
seluruh perhatiannya kami ucapkan ribuan terimakasih, semoga Allah membalas dengan yang
lebih baik, Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Miskonsepsi adalah kejadian yang sangat wajar dalam mempelajari ilmu pengetahuan dalam
kegiatan pembelajaran. Apabila miskonsepsi ini tidak segera diperbaiki maka akan
menghambat danmengganggu proses kegiatan belajar siswa. Kesalahpahaman konseptual
juga dikenal sebagai miskonsepsi, hal ini sangat umum di antara banyak pelajar, terutama
pelajar pemula, dan sering kali menghasilkan basis dan struktur pengetahuan yang buruk atau salah
(Sheng-nan & Da-ming, 2015).Sebagai contoh dari penelitian yang dilakukan oleh (Sutrisno,
2019)menjelaskan masih ditemukannya miskonsepsi yang terjadi pada siswa ketikaproses
kegiatan pembelajaran yaitu pada materi Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan misalnya masih bingung dalam perbedaan jarak dan perpindahan, baik dalam besaran.
Serta beranggapan bahwa konsep jarak serta perpindahan itu sama. Hal ini jelas sangat
mempengaruhi dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Miskonsepsi dalam kegiatan
pembelajaran fisika sangat seringdialami sehingga menjadi salah satu penghambat siswa dalam
belajar memahami dan mengaitkankonsep yang dipelajari, hal ini dapat menimbulkan kesalahan dan
kesulitan dalam mempelajari fisika (Yolanda, 2017). Tujuan penulisan artikel studi literatur ini
yaituuntuk dapat mengetahui berbagai miskonsepsi yang dialami oleh siswa, penyebab
miskonsepsi serta cara mengatasi miskonsepsi yang didapat dari beberapa jurnal penelitian.
Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan
konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar
dan akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar mereka. Pandangan tradisional yang
menganggap bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa
perlu digeser menuju pandangan konstruktivisme yang berasumsi bahwa pengetahuan dibangun
dalam diri
Miskonsepsi yang dialami siswa secara umum bersifat resisten dalam pembelajaran,
sedangkan di sisi lain anak-anak memiliki penalaran formal yang berbeda-beda. Dalam hal ini, siswa
membutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Dengan demikian dalam penulisan makalah ini dipilih judul model belajar konstruktivis dalam
meminimalkan miskonsepsi siswa tentang pelajaran fisika.
Sitasi:Febriana, A, E., & Nada, A, Q., (2021).Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi
Gerak Lurus Beraturan (GLB) Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Jurnal
Kependidikan Betara,2(1), 43-50.
BAB II
PEMBAHASAN
Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap titik acuan tertentu
(Tri, 2017). Contohnya ketika orang menaiki sebuah mobil yang bergerak meninggalkan rumah,
dan rumah merupakan titik acuannya maka orang dan mobil dikatakan bergerak terhadap rumah.
Menurut (Nufus & Furqon, 2009) menjelaskan bahwa perpindahan merupakan suatu perubahan
kedudukan atau posisi dalam selang waktu tertentu. Perpindahan ditentukan dari kedudukan
awal dan akhir. Jarak merupakan panjang lintasan yang dilalui dalam selang waktu tertentu.
Jarak ini tergolong besaran skalar yang tidak bergantung oleh arah. Kelajuan adalah besaran
skalar sedangkan kecepatan adalah besaran vektor.Ketika membicarakan kecepatan suatu
benda maka kita akan membicarakan arah dari benda itu untuk kelajuan kita membicarakan
mengenai besar atau nilai dari kecepatan. Kelajuan dirumuskan dengan persamaan:
→
Keterangan :
v= kelajuan (m/s)
s= jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (sekon)
Keterangan :
v= kecepatan (m/s)
s= jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (sekon)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak pada lintasan lurus tanpa perubahan arah
(tidak berbelok-belok, tidak berbalik arah) dengan kecepatan yang tetap pada selang waktu
tertentu.
Untuk menentukan posisi benda, diukur dari titik acuan tertentu. Untuk mencari persamaan
jarak akhir(st) dapat menggunakan persamaan:
⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
Kecepatan yang berubah dalam selang waktu tertentu disebut dengan percepatan.
Percepatan pada Gerak Lurus Beraturan adalah noldan konstan. Karena benda tidak pernah
berubah besar kecepatannya selalu sama dan arahnya selalu sama sehingga kecepatannya tidak
berubah baik dari besar maupun arah. Persamaan dari percepatan benda dapat ditulis dengan
persamaan berikut.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)adalah gerak benda pada lintasan lurus dan kecepatan
berubah secara teratur. Apabila diketahui posisi awal benda dan kecepatan awal benda ( ) maka
persamaanya menjadi :
2. Perbedaan kelajuan dan kecepatan=Siswa tidak bisa dalam membedakan kecepatan dan kelajuan
(Yolanda, 2017)
●Siswa menganggap bahwa kecepatan rata-rata dengan kelajuan rata-rata adalah suatuhalyang sama
(Mufit et al., 2019)
●Kecepatan dan kelajuan mengacu pada satu hal yang sama (Mutsvangwa,2020)
3. Kecepatan dan percepatan=●Jika benda memiliki ekstensi kecepatan yang sama, maka
benda tersebut juga memiliki percepatan yang sama (Demirci, 2005)
●Kecepatan dan percepatan merupakan dorongan yang diberikan oleh pukulan sehingga
menghilangkan dorongan asli dari benda (Fadaei A & Mora C,2015)
4. Konsep GLB=•Siswa beranggapan bahwa konsep dari Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah
hal yang sama dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) (Yolanda, 2017)
5. Konsep GLBB=•Siswa beranggapan bahwa pada GLBB hanya mempunyai percepatan dan
tidak mengetahui adanya percepatan yang bernilai negatif atau yang disebut dengan
perlambatan (Yolanda, 2017)
6. Arah percepatan pada GLBB=•Banyak siswa mengasumsikan tanda negatif pada suatu
percepatan selalu terjadi perlambatan atau arah gerak ke kiri. (Taqwa, M. & Rivaldo, 2018)
Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut paradigma konstruktivis, dalam pikiran setiap orang terdapat
skemata. Melalui skemata itu ia mampu membangun gambaran mental tentang gejala-gejala yang
dialaminya. Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi
yang benar, hanya dapat ditemukan dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus
lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Miskonsepsi akan terbentuk bila gambaran mental seseorang
tidak sesuai dengan konsepsi seorang ilmuwan. Suatu miskonsepsi muncul bila gambaran tersebut
dibayangkan secara intuitif oleh seseorang atas dasar pengalaman sehari-harinya. Dalam menangani
miskonsepsi yang dipunyai siswa, kiranya perlu diketahui lebih dahulu konsep-konsep alternatif apa
saja yang dipunyai siswa dan dari mana mereka mendapatkannya. Dengan demikian kita dapat
memikirkan bagaimana
mengatasinya. Diperlukan cara-cara mengidentifikasi atau mendeteksi salah pengertian tersebut yaitu
melalui peta konsep, tes essai, interview klinis dan diskusi kelas (Novak, 1985 : 94 ; Pearsall,
1996:199 ; Sadia, 1997:8 ; Harlen, 1992:176).
C. Penyebab Miskonsepsi
Ada beberapa cara mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa, dengan
menggantikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang benar (Taqwa &
Pilendia, 2018)diantaranya dengan cara pemilihan model yang sesuai dengan karakter siswa
seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Yolanda, 2017)adalah menggunakan pembelajaran
STAD. Pada penelitian yang dilakukan (Demirci, 2005) cara menurunkan miskonsepsi adalah
dengan memasukkan program fisika berbasis web bahkan juga dapat meningkatkan prestasi
siswa. Selain itu untuk mengatasi kesulitan dalam memahami grafik, perlu pembiasaan bagi
siswa untuk menghadapi soal-soal yang berbentuk grafik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak miskonsepsi yang dialami oleh siswa dalam memahami materi Gerak Lurus
Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), hal tersebut dikarenakan
beberapa penyebab salah satunya adalah pendidik atau guru tidak menguasai konsep sehingga
mengajarkan konsep yang salah pada siswa, untuk itu guru atau pendidik harus bisa menguasai
konsep fisika dengan baik dan benar agar tidak menimbulkan miskonsepsi terhadap siswa.Saran
untuk penulisdalam penulisan artikel ini yaitu lebih banyak dalam membaca berbagai artikel
miskonsepsi pada materi GLB dan GLBB sehingga lebih banyak wawasan dalam penulisan
studi literatur dikedepannnya
B. SARAN
1. Para guru fisika disarankan untuk menggunakan model belajar konstruktivis sebagai model
belajar alternatif dalam pembelajaran fisika. Model belajar konstruktivis telah mampu
mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsep ilmiah.
2. Pembelajaran fisika sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi.
Agar hasil belajar yang dicapai lebih optimum maka para guru fisika sebaiknya selalu
memperhatikan penalaran formal yang telah dimiliki siswa. Sehingga strategi pengubah
miskonsepsi dapat ditentukan dengan tepat. Telah terbukti bahwa kualitas miskonsepsi yang
dimiliki siswa sangat tergantung pada penalaran formal siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Werdhiana, I. K., & Darmadi, I. W. (2020). Analisis Kesulitan Siswa SMA Negeri 5 Palu
dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika Berbentuk Grafik Menggunakan Tes Diagnostik pada
Materi Gerak Lurus. Jurnal Kreatif Online, 8(2), 164–176.
Artiawati, P. R., Muliyani, R., & Kurniawan, Y. (2018). Identifikasi Kuantitas Siswa
yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika), 3(1), 5. https://doi.org/10.26737/jipf.v3i1.331