Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang
Memahami dan Menghindari Prilaku Akhlak Tercela
Disusun untuk Melengkapi Tugas pada Mata Kuliah Akidah Akhlak

OLEH:

VIVIEY ISNAIN NISYAK (2030107018)

DOSEN PEMBIMBING:
DESWITA. S.Ag, MA

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BATUSANGKAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Memahami dan
Menghindari Prilaku Akhlak Tercela.” Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW. yang telah membawa umatnya menuju jalan yang lurus.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan


makalah ini, khususnya kepada dosen yang memberikan kesempatan dalam pembuatan
makalah ini. Tanpa adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, makalah ini
mungkin belum dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki


kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis
harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga penulis
tugas makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.

Batusangkar, 27 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian dan Contoh dari Prilaku Riya’ dan Nifaaq.....................................................................5
B. Nilai Negatif Akibat Perbuatan Riya’ dan Nifaaq dalam Fenomena Kehidupan..............................7
C. Pengertian dan Contoh Prilaku Ananiah, Putua Asa, Ghadab, Tamak, Takabur, Isyraf, dan
Tabzir......................................................................................................................................................8
D. Nilai Negatif Akibat Perbuatan Ananiah, Ghadab, Tamak, Takabur, Israf, dan Tabzir.................11
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikanpun ikut berubah dan


berkembang. Sayangnya meskipun saat ini pendidikan berkembang dengan berbagai
aspek, namun masih terdapat satu aspek yang sering dilupakan atau mungkin memang
sengaja dilupakan karena adanya anggapan bahwa aspek yang satu ini kurang penting
keberadaannya bagi setiap muslim. Aspek yang penulis maksud dalam hal ini adalah
aspek Akidah Akhlak. Urgensitas Akidah Akhlak ini dapat dilihat dari misi utama yang
diemban Rasulullah yang tujuan utamanya tidak lain adalah membangun pondasi
akhlak yang kokoh pada setiap pribadi dari umatnya. Bahkan Rasulullah sendiri
memiliki keluhuran akhlak yang menjadi suri tauladan bagi umatnya, sebagaimana
yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam QS. Al- Qalam ayat 4.
Mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang
betujuan untuk membentuk pribadi para siswa menjadi insan yang berakhlak mulia dan
bertanggung jawab. Akhlak itu ada dua macam, Akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu golongan akhlak atau tindakan
buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi
karena dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain. Contoh dari
akhlak tercela yang dapat kita saksikan antrara lain riya’, nifaaq, ananiah, putus asa,
ghadab, tamak dan takabur, isyraf, tabdzir, dan masih banyak yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan contoh dari prilaku riApa pengertian dan contoh dari prilaku
riya’ dan nifaaq?
2. Apa nilai negatif akibat perbuatan riya’ dan nifaaq dalam fenomena kehidupan?
3. Apa pengertiaan dan contoh prilaku ananiah, putus asa, ghadab, tamak, takabur,
isyraf, tabdzir ?
4. Apa nilai negatif akibat perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak, takabur,
isyraf, tabdzir ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dan contoh dari prilaku riya’ dan nifaaq?

2. Mengetahui nilai negatif akibat perbuatan riya’ dan nifaaq dalam fenomena kehidupan?

3. Mengetahui pengertiaan dan contoh prilaku ananiah, putus asa, ghadab, tamak, takabur,
isyraf, tabdzir ?
4. Mengetahui nilai negatif akibat perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak, takabur,
isyraf, tabdzir ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Contoh dari Prilaku Riya’ dan Nifaaq

1. Pengertian
a. Riya’
Kata riya berasal dari bahasa Arab Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan
atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun
perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan
akhirnya memujinya.
Kata lain yang mempunyai arti serupa dengan riya ialah sum’ah. Kata sum’ah
berasal dari bahasa Arab Assum’atu atau Sum’atun yang berarti kemasyhuran nama,
baik sebutannya. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin
mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan. Dengan adanya
pujian tersebut, akhirnya masyhurlah nama baiknya dilingkungan masyarakat.
Dengan demikian, pengertian sum’ah sama dengan riya. Orang yang riya
berarti juga sum’ah, yakni ingin memperoleh komentar yang baik atau pujian dari
orang lain atas kebaikan yang dilakukan.
Riya adalah melakukan amal bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi
mencari pujian dan memasyhurkan dimata manusia. Riya merupakan bentuk syirik
kecil yang dapat merusak dan membuat ibadah serta kebaikan yang dilakukan tidak
bernilai dihadapan Allah. Sikap ini muncul karena orang tak paham tujuan ibadah dan
amal yang dilakukan. Dalam Islam, setiap ibadah, amal, dan aktifitas lainnya harus
dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.
Riya muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta ketidak
jujuran menjalankan agama. Ia beribadah kerana ingin dipandang sebagai orang taat
dan saleh. Sikap riya sangat merugikan karena kebaikan dan ketaatan yang dilakukan
tidak bernilai di sisi Allah.

b. Nifaaq
Nifaq secara bahasa berasal dari kata naafaqa, dikata pula berasal dari kata
an-nafaqa (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. Nifaq menurut syara’ yaitu
menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.
Dinamakan demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari
pintu yang lain.
Menurut itilah, nifaq berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara
ucapan dan perbuatan. Orang yang memiliki sifat nifaq disebut munafiq.
Munafiq sering tidak tertentu, susah diketahui kebenaran ucapannya,
sebagaimana susahnya mengetahui tembusan lubang tikus dipadang pasir. Oleh sebab
itu, orang lain sering tertipu dengan ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.
Islam menegaskan bahwa nifaq amat tercela, baik dalam pandangan Allah
maupun sesama manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat, sejak zaman Rasulullah
SAW. Sampai sekarang, bahan sampai akhir zaman, munafiq sering menjadi musuh
dalam selimut yang sangat membahayakan.
Rasulullah SAW. Menjelaskan bahwa ciri-ciri munafiq ada tiga macam
yaitu : apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, apabila
dipercaya ia berkhianat.
Perlu diketahui bahwa munafiq pandai bersilat lidah dan memutar-balikkan
persoalan sehingga banyak orang terpedaya karenanya. Kepandaian bersilat lidah
sebagai hasil dari sikapnya yang selalu mendua (bermuka dua). Disamping itu,
munafiq juga suka mengobral janji terhadap orang lain, tetapi janji-janjinya banyak
yang dingkari sendiri.

2. Contoh Prilaku
a. Riya’
1) Ria dalam niat
Maksudnya adalah berniat sebelum melakukan pekerjaan agar
pekerjaan tersebut dipuji oleh orang lain. Padahal niat sangat
menentukan nilai suatu pekerjaan. Jika pekerjaan baik dengan niat
karena Allah, maka perbuatan itu mempunyai nilai di sisi Allah, dan
jika perbuatan itu dilakukan karena hal lain seperti ingin mendapat
pujian, maka perbuatan itu tidak memperoleh pahala dari Allah SWT.
2) Riya perbuatan
Contoh perbuatan ini seperti ketika akan mengerjakan shalat,
seseorang akan tampak memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan,
namun alasannya takut dinilai rendah dihadapan guru dan orang lain.
Dia melaksanakan shalat dengan khusuk dan tekun disertai harapan dan
mendapat perhatian, sanjungan, dan pujian dari orang lain. Orang yang
riya dalam shalat akan celaka.

b. Nifaaq

1) Nifaq besar
Nifaq besar yaitu menampakkan keislaman dengan lisannya, tetapi
sebenarnya hati dan jiwanya mengingkari. Yang termasuk perbuatan
nifaq besar di antaranya:
(a) Mendustakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
mendustakan sebagian dari seluruh ajaran yang beliau
sampaikan.

(b) Membenci ajaran Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa


sallam atau membenci sebagian dari ajaran yang beliau
sampaikan.

(c) Merasa senang dengan kekalahan Islam dan merasa benci


dengan tersebar dan menangnya Islam. Orang yang
melakukan perbuatan nifaq besar ini akan mendapatkan azab
yang lebih berat dari orang-orang kafir, karena bahaya
mereka lebih besar.

2) Nifaq kecil

Seseorang dikatakan melakukan perbuatan nifaq kecil bila


dia melakukan sebagian perbuatan yang menjadi ciri dan karakter
orang-orang munafiq tulen.

Ada empat hal, jika keempatnya ada pada diri seseorang,


maka dia adalah seorang munafiq tulen, namun bila dari keempat itu
hanya ada satu saja pada seseorang, maka dia hanya dikatakan
memiliki sifat nifaq yang mestinya dia tinggalkan. (Keempat hal itu
adalah)” dusta ketika berbicara, ingkar janji, khianat ketika
mengadakan kontrak kerjasama, dan culas dalam berdebat. Nifaq
kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tetapi itu
termasuk dosa besar yang harus dijauhi.

B. Nilai Negatif Akibat Perbuatan Riya’ dan Nifaaq dalam Fenomena Kehidupan

Semua pelaksanaan ajaran agama adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri, baik
yang berupa pelaksanaan perintah maupun meninggalkan larangan. Setiap pelanggaran
terhadap larangan agama, pasti berakibat buruk bagi pelakunya.

1. Riya’
Adapun akibat buruk riya antara lain sebagai berikut :
a) Menghapus pahala amal baik,
b) Mendapat dosa besar karena riya termasuk perbuatan syirik.
c) Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena riya sangat dekat hubungannya dengan
sikap kafir.

Sifat riya dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sifat riya yang
membahayakan terhadap diri sendiri di antaranya ialah sebagai berikut :

a) Selalu muncul ketidakpuasan terhadap apa yang telah dilakukan.


b) Muncul rasa hampa dan senantiasa gelisah ketika berbuat sesuatu.
c) Menyesal melakukan sesuatu ketika orang lain tidak memperhatikannya.
d) Jiwa akan terganggu karena keluh kesah yang tiada hentinya.

Adapun bahaya riya yang dapat menimpa orang lain akan terlihat ketika
orang yang pernah dibantunya kemudian diumpat, diolok-olok, dan dihina atau dicaci
maki oleh orang yang membantu dengan riya. Dia mencaci maki atau mengungkit-
ungkit pemberiannya karena disanjung dan dipuji atau karena tidak tercapai harapan
sesuai dengan apa yang dikehendaki sehingga orang yang dicaci-maki itu akan
tersinggung dan akhirnya terjadilah perselisihan permusuhan di antara keduanya.

Oleh karena itu, perbuatan riya sangat merugikan karena Allah SWT tidak
akan menerima dan memberi pahala atas perbuatannya. Begitulah bahaya dari sifat
riya, bahkan riya itu dapat dikatakan sebagai syirik khafi artinya syirik ringan karena
mengaitkan niat untuk melakukan sesuatu perbuatan kepada sesuatu selain Allah
SWT.

2. Nifaaq

Sebagaimana sifat tercela yang lain, nifaq pun berakibat buruk bagi diri sendiri dan
orang lain. Adapun sifat nifaq, antara lain sebagai berikut :

a) Bagi diri sendiri

1) Tercela dalam pandangan Allah SWT, dan sesama manusia sehingga dapat
menjatuhkan nama baiknya sendiri.

2) Hilangnya kepercayaan diri orang lain atas dirinya.

3) Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari.


4) Mempersempit jalan untuk memperoleh rizki karena orang lain tidak
mempercayai lagi.

5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak dihari akhir.

b) Bagi orang lain

1) Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan


persahabatan yang telah terjalin baik.

2) Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya


yang tidak menentu.

3) Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga


merasa malu karenannya.

C. Pengertiaan dan Contoh Prilaku Ananiah, Putus Asa, Ghadab, Tamak, Takabur,
Isyraf, dan Tabdzir

1. Ananiah

a. Pengertian Ananiyah

      Ananiah menurut bahasa artinya mengutamakan diri sendiri. Sikap ananiah disebut

juga sikap egois. Orang yang bersikap ananiah lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dari pada

orang lain. Sikap ini berbahaya bagi diri sendiri karena akan membawa pelakunya menjadi rakus

bahkan berupaya menyingkirkan keberadaan orang lain yang akan mengganggu tujuannya.

b. Bentuk Ananiyah

1) Selalu ingin menang dalam pembicaraan bersama teman

2) Kurang menghargai pendapat orang lain

3) Menonjolkan kemampuan dirinya di hadapan sesame manusia

4) Susah menerima saran dan atau kritik dari orang lain

2. Putus Asa

a. Pengertian Putus Asa

Habis harapan tidak ada harapan lagi. Orang dikatakan putus asa bila tidak lagi mempunyai

harapan tentang sesuatu yang semula hendak dicapai, dan itu terjadi berulang ulang.
b. Bentuk bentuk puitus asa

a.       Bermalas malasan setelah mengalami kegagalan dalam suatu usaha

b.      Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal

c.       Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuyk berusaaha lagi

d.      Mudah terpancing emosinya sehingga sebentar sebentar marah walaupun dengan sebab kecil

3. Gadhab

a. Pengertian gadab

Dari bahasa Arab yang artinya merasa sangat tidak senang  dan panas ( karena dihina,

diperlakukan kurang baik ) dan sebagainya. Apabila kekecewaan cukup mendalam akhirnya

dilampiaskan dengan kemarahan.

b. Bentuk bentuk gadab

a.       Pandangan mata yang tajammata merah dan jarang berkedip

b.      Wajah cermberut dan mudah terpancing emosinya

c.       Susah diajak berbicara baik-baik

d.      Kadang melontarkan kata-kata kasar

e.       Bertindak anarkis, merusak sesuatu yang ada disekelilingnya

f.       Mengancam terhadap orang yang menyebabkan kecewa.

4. Tamak

a. Pengertian tamak

Berasal dari bahasa Arab yang berarti loba, tamak dan rakus. Menurut istilah terlampau besar

nafsunya terhadap keduniaan.

b. Bentuk bentuk ( cirri-ciri ) tamak

a.       Giat melakukan sesuatu apabila diperkirakan akan memperoleh hasil

b.      Enggan melakukan sesuatu yang memerlukan beaya

c.       Enggan mengeluarkan harta yang dimiliki untuk agama dan kemanusiaan

d.      Menghhabiskan waktunya untuk mengumpulkan kekayaan

e.       Mau menerima, tetapi enggan memberikan


5. Takabur

a. Pengertian takabur

Berasal dari bahasa arab artinya sombong, merasa dirinya benar.

Takabur sikap yang amat tercela dalam pandangan Allah  maupun sesama manusia.

b. Contoh Prilaku

a. memandang diri sendiri lebih sempurna dari orang lain


b. meremehkan / merendahkan orang lain
c. memalingkan muka ketika bertemu dengan oran lain
d. suka mencelah dan mengkritik oran lain
e. berlebihan dalam berpakaian

6. Israf

a. Pengertian Israf

    Israf adalah melampaui batas atau berlebih-lebihan. Israf ialah membelanjakan harta atau
menggunakan sesuatu yang melebihi batas kewajaran atau berlebih-lebihan. Orang yang suka
berlebih-lebihan dalam menggunakan harta disebut musrif  (pemboros). 

b.Macam-Macam Perilaku Israf


    a. Berlebihan dalam belanja
    b. Berlebihan dalam makan
    c. Berlebihan dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

7. Tabzir
a. Pengertian Tabzir
Tabzir ialah perilaku pemborosan harta dalam hal-hal yang haram dan kemaksiatan kepada
Allah, sedangkan israf ialah perilaku pemborosan harta dalam hal-hal yang dibolehkan atau hal-hal
diharamkan oleh agama. Keduanya identik dalam pemborosan harta, tetapi tidak identik dalam objek
yang diboroskan.

b. Macam-Macam Perbuatan Tabzir


    a. Mengeluarkan harta untuk kemaksiatan
    b. Membeli barang primer secara boros
    c. Membelanjakan barang sekunder untuk pamer
    d. Membeli kebutuhan tersier dengan niat sombong

D. Nilai Negatif Akibat Perbuatan Ananiah, Putus Asa, Ghadab, Tamak, Takabur,
Isyraf, dan Tabdzir

1. Ananiah

a.       Tidak disukai dalam pergaulan


b.      Menurunkan martabatnya sehingga lambat laun tidak disukai orang

c.       Terisolir daripergaulan masyarakat lingkungannya

2. Putus Asa

a.       Merugikan diri sendiri karena membuang waktu dan energy yang   dimiliki

b.      Susah untuk mencapai kemajuan karena tidak berani berbuat, kuatir gagal lagi 

c.       Terkena sifat-sifat kafir karena putus asa dari rahmad Allah

3. Gadhab

a.       Bagi pelakunya sendiri

1)         Tidak dapat berpikir secara tenang dalam menghadapi persoalan

2)         Mudah terkena tekanan batin apabila sering terjadi

3)         Susah menerima kebenaran dan saran karena emosinya yanbg memuncak

b.      Bagi orang lain

1)         Tidak dapat diajak berkomunikasi secara baik

2)         Menimbulkan kekhawatiran apabila melakukan hal-hal yang tidak diinginkan

4. Tamak

a.       Mudah terjerumus dalam kehidupan yang sesat karena keduniaan

b.      Tercela dalam pandangan sesama manusia karena biasanya cenderung bakhil

c.       Jauh dari petunjuk agama karena waktunya habis untuk memikirkan harta. 

5. Takabur

a. Tidak mempunyai teman atau bahkan sahabat.

b. Merugikan diiri sendiri.

c. Tidak memiliki keikhlasan dalam berbuat sehingga semua akan sia-sia.

6. Israf
a. Mendorong pola hidup individualistik
    b. Menimbulkan kesombongan
    c. Cinta harta
    d. Kesenjangan sosial
6. Tabzir
 a. Dekat dengan sumber kejahatan / setan
    b. Terjebak pada dosa besar
     c. Masa bodoh terhadap lingkungan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Riya adalah melakukan amal bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi mencari pujian
dan memasyhurkan dimata manusia. Riya merupakan bentuk syirik kecil yang dapat merusak dan
membuat ibadah serta kebaikan yang dilakukan tidak bernilai dihadapan Allah. Nifaq berarti
sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatan. Orang yang memiliki sifat
nifaq disebut munafiq. Dan masih banyak lagi prilaku akhlak tercela lainnya seperti ananiah,
putus asa, ghadab, tamak, takabur, isyraf, tabdzir, dll.

Prilaku-prilaku tersebut harus kita hindari karena :

1. akhlak tercela tidak hanya berdampak kepada diri sendiri, juga berdampak kepada lingkungan
sekitar.
2. jika memiliki akhlak tercela kita akan memiliki nama yang buruk di lingkungan sekitar.
3. cenderung akan dijauhi oleh orang-orang disekitar kita. seperti teman, dan sebagainya.
4. dapat menjauhkan kita dari hal-hal yang baik.
5. berdampak buruk pada kehidupan sosial.

D. Saran

Setelah mempelajari akhlak tercela diatas dapat kita jadikan sebagai pedoman
hidup untuk tidak melakukan perbuatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlakul Karimah, Lekdis, Jakarta, 2005

Abdurrohim, Usman, Noek Aenul Latifah. 2014. Akidah Akhlak/Kementrian Agama.


Jakarta: Kementrian Agama

Anwar Rosihon,2014, Akidah Akhlak,Bandung : CV Pustaka Setia


Solehuddin, Moh, Lukman Chakim. 2015. Akidah Akhlak/Kementerian Agama,-
Jakarta: Kementerian Agama

Hamdayana Jumanta, 2014, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan


Berkarakter, Bogor: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai