Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia atau membuat orang

berbudaya. Budaya adalah segala hasil pikiran, kemauan, perasaan, dan karya

manusia secara individu atau kelompok untuk meningkatkan kehidupan manusia.

Komponen kebudayaan terdiri dari gagasan, ideologi, norma, teknologi, dan benda.

Melalui pendidikan, peserta didik akan mendapat pengalaman dan ilmu pengetahuan

sebagai bekal untuk masa depannya. Peserta didik dapat mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya untuk dapat memiliki keterampilan yang diperlukan untuk

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Neolaka 2017:9). Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa pendidikan adalah pengajaran karena pendidikan pada umumnya

membutuhkan pengajaran dan setiap orang berkewajiban mendidik.

Salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan pemahaman belajar peserta

didik. Pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif. Seseorang dikatakan

memiliki pemahaman yang baik bila mampu menguraikan isi pokok dari suatu

bacaan, mampu mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk

lainnya, dan mampu membuat perkiraan tentang kecenderungan yang tampak dalam

data tertentu seperti dalam grafik (Winkel,2004). Secara singkat dapat dikatakan

bahwa dalam diri seorang yang memiliki pemahaman yang baik terdapat kemampuan

internal untuk menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menetukan, memahami

dan mengartikan atau menginterpretasikan suatu hal. Oleh karena itu, perlu

1
2

ditingkatkan pemahaman peserta didik agar tercapai tujuan pembelajarannnya.

Peserta didik dalam pembelajaran sering mendapatkan kesalahan dalam

pemahaman pembelajaran terkhusus di dalam materi fisika. Fisika adalah salah satu

bagian dari ilmu-ilmu dasar atau IPA dan merupakan ilmu yang fundamental

(Bambang Ruwanto, 2006:10). Pada tingkat SMP, Fisika diajarkan pada mata

pelajaran IPA. Fisika mempelajari tentang gejala-gejala alam, unsur-unsur dasar

pembentukan alam semesta, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya, dan akibat-

akibatnya. Fakta di lapangan menunjukan bahwa materi fisika pada mata pelajaran

IPA di SMP merupakan salah satu materi yang masih dianggap sulit oleh sebagian

peserta didik (Erviani, Fimatu,2016: 53). Fisika banyak mengandung konsep

pengertian, perumusan matematis, aturan dan penulisan simbol besaran dan satuan,

gambar-gambar grafik dan diagram sangat rawan dan memungkinkan terjadi

miskonsepsi dan kesalahan (Nirmala,2015:314).

Kesalahan dalam memahami konsep atau yang biasa disebut dengan

miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah

atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut (Yuliani,2008).

Miskonsepsi merupakan suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan

yang tidak dapat diterima. Miskonsepsi masih menjadi hal yang menakutkan dalam

proses pembelajaran terutama dalam pelajaran fisika.

Setelah dilakukannya analisis ke sekolah yaitu pada SMPN 16 Kota Jambi

dengan melakukan wawancara terhadap guru didapatkan bahwa peserta didik belum

dapat belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang tersedia dikarenakan bahan ajar

yang tersedia masih sedikit mengandung konsep pembelajaran dan materi yang
3

disajikan kurang lengkap. Melalui analisis dokumen yang dilakukan terhadap buku

pegangan peserta didik yang berjudul ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS VIII

Semester I didapatkan bahwa materi Gerak dan Gaya yang disajikan tidak

menjelaskan komponen dari konsep gerak secara satu persatu, seperti posisi, jarak,

perpindahan, kecepatan dan kelajuan. Perbedaan antara jarak dan perpindahan belum

dijelaskan secara detail dan masih sedikit terdapat contoh mengenai materi tersebut.

Pada subbab gaya juga belum terdapat penjelasan mengenai arah gaya, resultan gaya,

dan cara mengukur gaya. Kemudian pada buku yang digunakan belum terdapat soal

konseptual, dan kurangnya penyampaian ilustrasi yang dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar yang berorientasi pada

pemahaman konsep materi fisika dalam bab Gerak dan Gaya di mata pelajaran IPA.

Dalam bahan ajar ini berisikan aspek – aspek seperti percobaan sederhana, Ilustrasi

dalam kehidupan sehari-hari, dan pertanyaan konseptual. Menurut Suswina (2011:45)

rendahnya pemahaman peserta didik dalam memahami materi dikarenakan kurang

terbiasanya memahami gambar, ini disebabkan gambar yang ada kurang informatif.

Selain itu Menurut Prasetyarin (2013:7) Percobaan dapat dijelaskan /menunjukkan

atau membuktikan konsep-konsep atau gelaja-gejala yang sedang dipelajari, mampu

mengurangi kesulitan yang dialami peserta didik dan membantu guru dalam

pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep menjadi lebih bermakna dan dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep yang dipelajarinya.

Menurut Oktaviani,dkk (2017). Konsep – konsep yang ada dihubungkan dengan

peristiwa di kehidupan sehari-hari peserta didik akan terhubung ke situasi kehidupan


4

nyata dimana peserta didik cenderung menggunakannya, sehingga saat mempelajari

materi peserta didik dapat memahani konsep yang ada dengan mudah. Dengan

demikian pengembangan bahan ajar dilengkapi dengan percobaan sederhana,

gambar-gambar dan contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan salah satu

referensi belajar yang akan membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman

konsep dan membantu menambahkan minat belajar. Susanto (2015) menyatakan

bahwa pemahaman konsep (conceptual understanding) adalah pengaitan antar

informasi yang terkandung pada konsep yang dipahami dengan penafsiran yang telah

dimiliki sebelumnya.

Oleh karena itu peneliti akan mengembangkan bahan ajar yang berorientasi

conceptual understanding yang diharapkan dapat membantu peserta didik dalam

memahami konsep fisika pada materi gerak dan gaya. Dengan demikian peneliti akan

melakukan penelitian dengan judul “Rancangan Bahan Ajar Gerak dan Gaya

Berorientasi Pemahaman Konsep untuk Peserta Didik SMP”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana proses rancangan bahan ajar Gerak dan Gaya berorientasi

pemahaman konsep untuk peserta didik SMP?

2. Bagaimana kualitas produk rancangan bahan ajar Gerak dan Gaya berorientasi

pemahaman konsep untuk peserta didik SMP?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan proses rancangan bahan ajar Gerak dan Gaya

berorientasi pemahaman konsep untuk peserta didik SMP?

2. Untuk mendeskripsikan kualitas rancangan bahan ajar Gerak dan Gaya

berorientasi pemahaman konsep untuk peserta didik SMP?

1.4 Spesifkasi Pengembangan

Spesifikasi produk yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Produk yang dikembangkan adalah berupa bahan ajar materi Gerak dan Gaya

berorientasi pemahaman konsep yang dapat digunakan oleh peserta didik dan

tenaga pendidik tingkat SMP.

2. Bahan ajar yang dikembangkan berorientasi pemahaman konsep ini digunakan

untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep Gerak dan gaya

yang benar serta dapat membantu mengatasi ketidakpahaman peserta didik pada

materi Garak dan Gaya.

3. Bentuk fisik bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media

cetak dibuat dengan menggunakan variasi tata letak, pilihan warna, variasi

huruf yang sesuai dengan kebutuhan sehingga diharapkan untuk dibaca dengan

menarik untuk dipelajari.

4. Bahan ajar ini disajikan dengan bentuk yang menarik disertai contoh dalam

kehidupan sehari-hari, percobaan sederhana, ilustrasi dan soal-soal konseptual

yang membantu mendukung untuk menjelaskan konsep gerak dan gaya.


6

5. Tinjauan pokok bahasan : Gerak dan Gaya

6. Tingkat penggunaan pengembangan bahan ajar: Sekolah Menengah Pertama.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan

sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian berikutnya.

2. Bagi guru, produk yang dikembangkan mampu menjadi alat penunjang evaluasi

mata pelajaran IPA, dan bertambahnya bahan ajar yang bisa digunakan oleh

guru. Serta membantu guru untuk mengajar menjadi lebih mudah.

3. Bagi peserta didik, rancangan bahan ajar Gerak dan Gaya berorientasi

pemahaman konsep untuk peserta didik SMP ini dapat membantu

mempermudah peserta didik dalam memahami konsep Gerak dan Gaya.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.6.1 Asumsi Pengembangan

Dengan pengembangan bahan ajar berorientasi conceptual understanding dapat

membantu dan mempermudah peserta didik dengan guru dalam proses kegiatan

belajar mengajar yang efektif sehingga peserta didik dapat memahami konsep dengan

baik materi Gerak dan Gaya. Pengembangan bahan ajar ini menyajikan materi yang

sesuai dengan perkembangan peserta didik sehingga mudah untuk dipahami oleh

peserta didik.
7

1.6.2 Keterbatasan Pengembangan

Batasan dalam pengembangan bahan ajar ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan pengembangan ADDIE (Analyze,

Design,Development, Implementation dan Evaluation) namun hanya dilakukan

sampai tahap Development (Pengembangan).

2. Kajian pada pengembangan bahan ajar ini dibatasi pada materi Gerak dan Gaya

pada mata pelajarn IPA SMP kelas VIII semester 1 yang terdiri atas pokok

bahasan sebagai berikut:

a. Penjelasan mengenai Gerak beserta komponennya

b. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

c. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

d. Pengertian Gaya

e. Jenis-jenis Gaya

f. Mengukur Gaya

g. Resultan Gaya dan Pengaruhnya pada benda

h. Hukum I Newton

i. Hukum II Newton

j. Hukum II Newton

k. Hukum III Newton

3. Responden yang dijadikan sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 16 Kota Jambi


8

1.7 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran tentang penelitian ini,

maka penulis perlu memberikan penegasan istilah atau definisi pada judul penelitian

ini sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar adalah pembuatan bahan ajar dengan perubahan-

perubahan struktur fisik maupun materi agar lebih baik dan dapat digunakan

untuk mencegah bahkan mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada proses

pembelajaran.

2. Bahan ajar adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dikuasai para peserta

didik, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan

pembelajaran

3. Pemahaman konsep atau conceptual understanding adalah proses perbuatan

untuk memahami makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai