Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Pembelajaran adalah

suatu proses yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh suatu perubahan

perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman siswa itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Lefudin (2017)

pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu siswa

mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks

kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun

oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang

baik terhadap materi pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, pembelajaran memiliki peran penting

dalam peningkatan kualitas belajar mengajar dan hasil belajar terutama

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Sinulingga (2015) Fisika

merupakan bagian dari IPA yang mempelajari gejala-gejala alam. Fisika memiliki

banyak konsep khas atau seringkali dinamakan sebagai konsep fisika. Salah satu

kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran fisika adalah

memahami konsep fisika dalam memecahkan suatu masalah.

1
2

Menurut Muliana (2017) kebanyakan siswa menganggap materi fisika

merupakan materi yang sulit dipahami. Sehingga secara umum siswa kurang aktif

dan kurang termotivasi mempelajari materi fisika. Kesulitan tersebut sering terjadi

pada pemahaman konsep, rumus, dan angka-angka. Siswa kurang memiliki

kemauan belajar untuk meraih keberhasilan atau prestasi belajar. Banyak siswa

yang tidak memberikan hasil yang baik dalam pembelajarannya. Padahal Fisika

bukan materi untuk dihafal, melainkan memerlukan penalaran dan pemahaman

konsep (conceptual understanding). Konsep merupakan bagian dasar yang harus

dipahami setiap siswa dalam pembelajaran fisika. Pemahaman konsep yang benar

sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pembelajaran. Di

dalam suatu proses pembelajaran sering kali terdapat hambatan yang membuat

kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Hambatan yang terjadi dalam

proses pembelajaran adalah rendahnya pemahaman konsep siswa

(Agustina,2018).

Salah satu kesalahan konsep yang sering terjadi pada materi fisika adalah

materi pengukuran besaran dan satuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

diungkapkan Irawati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk-

bentuk kesalahan konsep pada materi pengukuran besaran dan satuan seperti:

membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan serta memberikan

contohnya, mengukur besaran panjang, massa, waktu dengan mempertimbangkan

ketelitian dan ketepatan, menuliskan satuan besaran pokok dan besaran turunan

dalam standar internasional, menentukan dimensi suatu besaran serta menerapkan

analisis dimensional dalam pemecahan masalah, memahami aturan-aturan angka

penting dan pengoperasiannya, membedakan pengertian besaran vektor dan


3

besaran skalar serta memberikan contohnya, menjumlahkan dua vektor atau lebih

secara analitis.

Menurut Aykutlua (2015) siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran IPA

karena kurangnya pengetahuan konseptual, adanya miskonsepsi, kesulitan yang

dimiliki siswa dalam memahami konsep abstrak, kurangnya keterampilan

operasional matematika, dan kurangnya waktu dalam pembelajaran. Hal ini

seiring dengan pendapat Silaban (2014) yang menyatakan bahwa dibutuhkannya

penguasaan konsep yang tepat dalam memahami materi pengukuran besaran dan

satuan. Penguasaan konsep yang baik dapat digunakan siswa dalam memecahkan

masalah, menganalisis dan menginterpretasikan suatu fenomena. Bahan ajar yang

baik dapat menunjang siswa dalam memahami materi dengan tepat dan tidak

terjadinya kesalahan konsep pada materi yang dipelajari. Oleh karena itu bahan

ajar harus dikemas dengan menarik dan mampu mempengaruhi proses belajar

siswa menjadi lebih baik (Maulida,2019).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 5 Kota

Jambi, diketahui bahwa guru sudah melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan media yang tersedia agar dapat menunjang kegiatan belajar.

Kurangnya minat membaca membuat siswa sering tidak bisa mengikuti pelajaran

dengan baik karena mereka kurang mengerti IPA khususnya materi pengukuran

besaran dan satuan yang dianggap kurang menarik dan sulit untuk dipahami. Hal

ini disebabkan oleh isi dan struktur materi yang memang membutuhkan

pengetahuan awal untuk dapat dipahami sehingga terkesan susah dan banyak

konsep yang abstrak. Apalagi materi pengukuran besaran dan satuan termasuk

dalam pembelajaran hitungan.


4

Selain itu penulis melakukan analisis terhadap buku teks siswa. Hasil

analisis tersebut menunjukkan beberapa hal yaitu: pada percobaan yang tujuannya

membandingkan hasil pengukuran tidak digunakan alat ukur dengan satuan baku,

tidak terdapat percobaan dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong,

micrometer sekrup, neraca, dll, soal yang tersedia masih abstrak dan tidak dialami

langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, dan terdapat materi yang tidak

dijelaskan namun hanya diberikan contoh. Dengan memberikan angket kebutuhan

bahan ajar untuk materi pengukuran besaran dan satuan diperoleh data bahwa dari

31 siswa kelas VII 90% siswa menyatakan bahwa mereka setuju perlunya bahan

ajar IPA berorientasi pemahaman konsep dan hanya 10% dari total siswa yang

menyatakan tidak setuju.

Permasalahan yang muncul dikarenakan kurangnya inovasi pembelajaran.

Oleh karena itu perlu adanya inovasi pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman konsep pada siswa. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan yaitu

memperbaiki sistem pembelajaran IPA melalui pengembangan bahan ajar. Dalam

pengembangan bahan ajar, berbagai aspek-aspek yang dapat dijadikan patokan

antara lain: konsep adalah suatu ide atau gagasan, prinsip adalah suatu kebenaran

dasar sebagai titik tolak untuk melaksanakan sesuatu, fakta adalah sesuatu yang

telah terjadi, proses adalah serangkaian dari perubahan, materi adalah suatu pola,

ukuran atau suatu tipe, dan keterampilan adalah kemampuan untuk berbuatu

sesuatu yang baik (Kusumam,2015).

Sehingga penulis mengembangkan suatu produk berupa bahan ajar yang

berorientasi pemahaman konsep (conceptual understanding). Pada produk yang

dikembangkan berisi materi dan soal-soal tentang pengukuran besaran dan satuan
5

yang berorientasi pada pemahaman konsep (conceptual understanding). Pada

bahan ajar dilengkapi dengan aspek conceptual understanding seperti contoh-

contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, percobaan sederhana,

pertanyaan konseptual, dan ilustrasi. Sehingga bahan ajar yang dikembangkan

khususnya materi pengukuran besaran dan satuan bisa membantu siswa

memahami konsep dengan baik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian

dan pengembangan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Pengukuran

Besaran dan Satuan Berorientasi Conceptual Understanding untuk Sekolah

Menengah Pertama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, permasalahan yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah proses pengembangan bahan ajar pengukuran besaran dan

satuan berorientasi conceptual understanding?

2. Bagaimanakah kualitas produk bahan ajar pengukuran besaran dan satuan

berorientasi conceptual understanding?

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan

pengembangan ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar pengukuran

besaran dan satuan berorientasi conceptual understanding.


6

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar pengukuran besaran

dan satuan berorientasi conceptual understanding

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bahan ajar disusun berdasarkan kurikulum 2013

2. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar berorientasi conceptual

understanding yang terdiri dari materi pokok pengukuran besaran dan

satuan.

3. Bahan ajar yang dikembangkan dikaitkan pada kehidupan sehari-hari

serta adanya kegiatan siswa pada materi pengukuran besaran dan satuan

untuk mengetahui pemahaman konsep (conceptual understanding)

siswa terhadap materi tersebut.

1.5 Pentingnya Pengembangan

1. Bagi Guru

Bertambahnya kuantitas bahan ajar sehingga dapat membantu guru untuk

mengajar lebih mudah dalam pelaksanaan pembelajaran dan sebagai

penunjang proses pembelajaran pada materi pengukuran besaran dan

satuan. Selain itu bahan ajar ini dapat digunakan guru untuk

mengidentifikasi sejauh mana pemahaman konsep (conceptual

understanding) siswa pada materi pengukuran besaran dan satuan

2. Bagi Siswa

Bertambahnya sumber belajar yang dapat membantu siswa lebih mudah

mempelajari bahan ajar serta sebagai bahan untuk menguji pemahaman


7

konsep (conceptual understanding) siswa pada materi pengukuran besaran

dan satuan sehingga tidak terjadi kesalahan konsep.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam

menyusun dan membuat bahan ajar.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi penelitian dan pengembangan produk ini diantaranya sebagai

berikut:

1. Guru bersedia menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan.

2. Adanya bahan ajar ini dapat membantu guru dalam proses pembelajaran

serta memudahkan guru untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman

konsep (conceptual understanding) siswa pada materi pengukuran

besaran dan satuan.

3. Siswa mampu mengerjakan seluruh kegiatan yang terdapat dalam materi

tersebut secara sungguh-sungguh sehingga dapat terlihat dari jawabannya

seberapa dalam pemahaman konsep (conceptual understanding) siswa

pada materi pengukuran besaran dan satuan.

Adapun keterbatasan penelitian dan pengembangan produk ini

diantaranya sebagai berikut :

1. Materi yang dikaji berupa materi pengukuran dengan lingkup materi yaitu

materi besaran, satuan, dan pengukuran.

2. Bahan ajar berupa buku berorientasi conceptual understanding agar siswa

lebih memahami materi yang ada dan dapat dikaitkan pada kehidupan

sehari-hari.
8

3. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model

prosedural yang mengadaptasi dari prosedur penelitian pengembangan

menggunakan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,

Evaluate). Pengembangan pada penelitian ini hanya dilakukan hingga

tahap development.

1.7 Definisi Istilah

Istilah-istilah operasional yang banyak ditemukan dalam penelitian

pengembangan ini adalah :

1. Penelitian Pengembangan adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

membuat produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada .

Penelitian ini merupakan suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Setyosari,2013)

2. Bahan Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis

(Majid,2013)

3. Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada

mata pelajaran tertentu. Buku ajar memiliki ciri-ciri yaitu: sebagai sumber

materi ajar, menjadi referensi baru untuk mata pelajaran tertentu, disusun

sistematis dan sederhana, dan disertai petunjuk pembelajaran

(Akbar,2013)

4. Pemahaman Konsep adalah proses perbuatan untuk mengerti benar

tentang suatu rancangan atau suatu ide abstrak yang memungkinkan


9

seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian, dan

pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar (Elisa,2017).

5. Bahan ajar berorientasi pemahaman konsep adalah bahan ajar yang

dilengkapi dengan ilustrasi, percobaan yang dapat dilakukan siswa, soal

konseptual yang dapat dikerjakan siswa, dan terdapat penerapan materi

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan beberapa proses tersebut maka

terbangun konsep yang tepat pada siswa.

6. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat

ukurnya sehingga menghasilkan suatu angka dengan satuan. Besaran

adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka serta

memiliki satuan. Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan

hasil pengukuran atau pembanding dalam suatu pengukuran tertentu

(Artawan,2014).

Anda mungkin juga menyukai