PENDAHULUAN
Dalam kajian ilmiah, salah satu konsep/topik yang dibahas adalah yang
berkaitan dengan siklus air. Materi ini meliputi tahapan dan proses siklus air
yang harus dijelaskan dengan diagram atau penjelasan dengan gambar agar
siswa dapat berpikir kritis(Putri & Susilaningsih, 2020).Realitas di sekolah
menunjukkan bahwa mempelajari IPA mengenai materi siklus air masih
berpegang teguh pada teori dan siswa sering kesulitan untuk menerima atau
memahami materi yang mereka coba pelajari oleh karena itu rendahnya
pencapaian nilai siswa, hal ini diduga akibat kurang aktifnya siswa untuk
berproses berpikir kritis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah diatas, maka masalah
yang dapat dirumuskan yaitu
1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa MI pada materi siklus air
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning
berbantuan media video ?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa MI pada materi siklus air
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning tanpa
berbantuan video ?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa
menggunakan model pembelajaran discovery learningdengan
berbantuan media video dan tanpa media video ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai oleh penulis adalah
F. Hipotesis
Penelitian dapat terjadi adanya hipotesis penelitian. hipotesis bisa
diperbedakan antara hipotesis nol beserta hipotesi kerja. Pengaruh, hubungan
dan perbedaan antara dua variabel maupun lebih merupakan definisi dari
hipotesis kerja. Sedangkan anggapan bahwa tidak ada hubungan yang berupa
pengaruh, yaitu hubungan antara dua variabel maupun lebih merupakan
definisi hipotesis nol(Sugiyono, 2019).
Pada studi ini hipotesis memakai dua hipotesis yakni hipotesis nol yang
menggambarkan tidak ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y, beserta
hipotesis alternatif maupun kerja menyatakan adanya pengaruh antara variabel
X beserta Y, dengan lebih detail hipotesis studi ini sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa MI pada materi
siklus air di kelas V MIN 1 kabupaten bandung
Hₐ : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap berpikir kritis siswa kelas V
MI pada materi siklus air dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning berbantuan media video dibandingkan dengan discovery learning
tanpa menggunakan video
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa temuan dari penelitian ini meliputi :
1. Hasil penelitian yang ditulis oleh Karlina Wong Lieung (2019) dalam
Jurnal Of Primary Education yang berjudul : “Menerapkan Model
Discovery Learning dalam Lingkungan Pembelajaran Kritis. Berikut ini
berfokus pada peran ilmuwan dalam eksperimen kelas dengan model yang
mendemonstrasikan pembelajaran penemuan. Jika Anda membandingkan
hasil pre-test dan post-test dengan tikus, ada beberapa hal yang dapat Anda
lakukan untuk langsung mengujinya”
2. Hasil Penelitian yang ditulis oleh Henik, Anang dan Akbar (2019) dalam
Jurnal Pendidikan yang berjudul : "Pengaruh metode pembelajaran
penemuan berbantuan media pada kemampuan berpikir kritis dan
pemahaman konsep ilmiah". Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan keterampilan berpikir kritis antara kelas yang siswa belajar
dengan menggunakan model pembelajaran discovery dengan bantuan
media dan kelas yang siswa belajar dengan menggunakan model discovery
learning. Keterampilan berpikir siswa yang dibelajarkan melalui model
pembelajaran discovery dengan bantuan benda nyata lebih besar daripada
keterampilan berpikir siswa yang diajar melalui pembelajaran discovery.
3. Hasil Penelitian yang ditulis oleh Aprilia Rahmayanti, Joko Siswanto,
Muhammad Arief Budiman (2019) dalam Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar
yang berjudul : “Dampak Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan
media video untuk memerangi masalah pendidikan. Hal ini menunjukkan
pengaruh penelitian media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa
kelas IV”
4. Hasil Penelitian yang ditulis oleh Angriani Nofita Djepy, A.Rasyid
Tolangara,Taslim D. Nur (2022) dalam Jurnal Bioedukasi yang berjudul :
“Pengaruh Model Discvery Learning Berbantuan Video Pembelajaran
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Ipa Siswa
SMP Negeri 44 Halmahera Barat”. Menunjukan bahwa terdapat pengaruh
penerapan model pembelajaran discovery learning berbantuan video
pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VII
SMP Negeri 44 Halmahera Barat.
5. Hasil Penelitian yang ditulis oleh Nury Yuniasih, Didik Iswahyudi, Yaneti
Ngailo (2022) dalam jurnal Seminar Nasional PGSD UNIKAMA yang
berjudul : “Pengaruh Model Video Animasi Pembelajaran terhadap Hasil
Belajar Esai Kelas III Siswa SDN Bandung Rejosari 3 Malang. Hal ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran berbantuan video berpengaruh
positif terhadap hasil belajar pada saat mengajar mata pelajaran kelas III
SDN Bandung Rejosari 3 Malang”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pretest (tes awal) dan
posttest (tes akhir), dimana pretest diberikan diawal pembelajaran sebelum
diberi perlakuan dengan memberikan 5 buah soal uraian untuk mengukur
kemampuan KBK atau keunggulan berpikir kritis siswa terhadap materi siklus
air dan untuk mengukur dampak perlakuan terhadap siswa.
Hal ini dapat digunakan selepas hasil pretest menyatakan hasil yang
sebanding untuk kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan
dengan menggunakan video pembelajaran untuk kelompok eksperimen.
Setelah treatmen, post-treatment dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan
akhir keterampilan berpikir kritis siswa. Posttest juga memiliki soal yang
dirancang untuk menilai kemampuan berpikir siswa.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah daftar checklist, atau pedoman,
yang berisikan daftar aspek yang akan diteliti untuk memudahkan observer
dalam proses observasi. Adapun aspek yang dipersiapkan untuk di observasi
adalah keterlaksaan model pembelajaran discovery learning yang didapatkan
dari mencatat peristiwa penting yang diamati oleh observer kemudian hasilnya
akan dibandingkan pada setiap pertemuan
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi berarti menemukan data
melalui dokumentasi atau mengumpulkan informasi saat penelitian. Dalam
penelitian ini, metode dokumentasi dimanfaatkan oleh peneliti untuk
memperoleh jumlah siswa kelas V di MIN 1 Kabupaten bandung.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah prosedur menghitung data yang di dapatkan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tercantum dalam rumusan
pertanyaan beserta menarik kesimpulan.
a. Mengolah Data Tes
Peneliti melakukan pretest dan posttest kepada siswa penilaian peran gaya
belajar didukung untuk menyadari pengaruh model pembelajaran discovery
berbantuan media video terhadap kemampuan berpikir kritis mereka.
Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif. Adapun tahapan pengolahan data
hasil pretest dan posttest adalah sebagai berikut.
1. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Pengujian dilaksanakan untuk mempersamakan kumpulan distribusi data
(yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku dengan
merumsukan Hipotesis sebagai berikut.
a. Menentukan nilai Z, FT, FS, dan [FT-FS]
Jika dilihat dengan tabel sebagai berikut
No Xi Z FT FS [FT-FS]
Dengan keterangan :
Xi = Data posttest dimulai dari yang terkecil
Z= Data normal baku
FT = Tabel kumulatif normal baku
FS= Frekuensi kumulatif data n
b. Menentukan taraf signifikan Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut
Tabel K-S = K-S (a) (n)
Dengan keterangan
a =1% atau 5%
n = Jumlah data posttest
c. Menentukan Uji Hipotesis, sebagai berikut
Nilai terbesar (FT-FS) dibandingkan nilai tabel K-S
Jika nilai terbesar (FT-FS) ˂ nilai tabel K-S, maka Ho diterima, data postest
berdistribusi normal
Jika nilai terbesar (FT-FS) ≥ nilai tabel K-S maka Ho ditolak, data postest
tidak berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan apabila data pretest dan posttest berdistribusi
normal. Ini dilakukan untuk menguji kesamaan, atau homogenitas, varian
sisampel dari populasi yang sama. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 20 atau pun secara manual dengan rumus sebagai berikut:
Varians Besar
F hitung =
Varians Kecil
Dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika F hitung< F tabel, maka data homogen
2) Jika F hitung ≥ Ftabel , maka data tidak homogen
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan variansi skor posttes antara kelas kelas
eksperimen dan kelas kontrol
H1 : Terdapat perbedaan variansi skor posttestantara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
c. N-Gain
Untuk memahami peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dilihat
dari nilai N-Gain dengan menggunakan rumus :
Nilai posttest −nilai pretest
N−Gain=
Nilai maksimal−nilai pretest
Tafsiran efektivitas dari N-Gain dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 1.2 Tafsiran Efektivitas N-Gain
√
t= 2
( n1−1 ) v 1 +(n1−1) v 2
dsg
√1 1 dengan dsg =
+
n1 n2
n1 +n2−2
Keterangan:
x 1 = Nilai rata-rata terbesar, dan x 2 = Nilai rata-rata terkecil
n1 = Ukuran Sampel variansi besar, dan n2 = Ukuran sampel variansi keci
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika t hitung<t tabel, maka H O ditolak
b. Jika t hitung ≥ t tabel , maka H O diterima
2. Jika data kelompok eksperimen variansi dan data kelompok kontrol normal,
tetapi salah satu atau keduanya tidak homogen, uji t digunakan dengan rumus
berikut:
a. Mencari nilait ' dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:
' x 1−x 2
t=
√ v1 v2
+
n1 n 2
Keterangan:
x1 = Nilai rata-rata terbesar,
x2 = Nilai rata-rata terkecil
v1 = Variansi terbesar,
v2 = Variansi terkecil
n1 = Ukuran sampel variansi besar,
b. Menghitung nilai kritist 'dan pengujian hipotesis dengan rumus, sebagai
berikut:
W 1 t 1 +W 2 t 2
n K t ' =±
W 1t 2
Keterangan :
n Kt' = Nilai rata-rata terbesar
t1 ( )
1
= t 1− α ( n1−1 )
2
= t (1− α )( n −1 )
1
t2 2
2
2 2
s1 s2
W1 = dan W 2 =
n1 n2
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Jikat ' ada diluar dengan interval nilai kritist ' atau sama dengan nilai kritis
'
t , maka Ho diterima dan Haditolak.
Keterangan:
U1 = nilai peringkat satu
n1 = nilai sampel 1
R1 = nilai ranking sampel 1
U2 = nilaiperingkat 2
n2 = nilaisampel 2
R2 = nilai rangking sampel 2
Nilai U yang dipilih untuk menguji hipotesis nolyaitu nilai U yang
lebih kecil dari U lainnya. Untuk memastikan apakah perhitungan
kedua nilai U benar, dapat digunakan dengan rumus berikut:
U terkecil = n1n2 – U terbesar
a) Menetapkan tingkat signifikansi:
Menetapkan alpha (a )
Menetapkan nilai U tabel Mann Whitney
b) Menetapkan kriteria pengujian hipotesis
Jika nilai U Mann Whitney hitung > U tabel Mann Whitney, maka
HOditerima
Jika nilai U Mann Whitney hitung¿ T tabel Mann Whitney, maka
HOditolak. (Rahayu, 2019)
d. Non Tes
Teknik pengumpulan data non tes berupa observasi yang dilaksanakan
setelah pembelajaran. Teknis pada lembar observasi dilakukan oleh observer
yakni memberikan centang yang sesuai dengan fakta pada saat pembelajaran
berlangsung. Dalam menghitung hasil observasi diperlukan rumus untuk
menghitung nilainya yaitu :
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai= ×100
Jumlah skor maksimal
Tabel 1.4 Kriteria Nilai Aktifitas Guru
Nilai Kriteria
90 ≤ Nilai ≤ 100 Sangat Baik
75 ≤ Nilai ˂ 90 Baik
55 ≤ Nilai ˂ 75 Cukup
40 ≤ Nilai ˂ 55 Kurang
0 ≤ Nilai ˂ 40 Jelek
(Vindaswari & Ulfah, 2018).
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian adalah kompilasi data yang dikumpulkan melalui
rumusan masalah yang melibatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
tentang materi siklus air melalui model pembelajaran Discovery yang
didukung oleh media video, kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menggunakan model Discovery Learning tanpa berbantuan video dan
perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa menggunakan model
Discovery Learning dengan menggunakan media video dan tanpa media
video. Penelitian ini diawali dengan observasi dan uji coba soal berpikir
kritis pada siswa kelas V.
Hasil penelitian didapatkan melalui dua tahap yaitu penelitian
pendahuluan yang meliputi wawancara, observsasi ke sekolah tempat
penelitian dan uji coba soal. Observasi dan wawancara dilaksanakan di
MIN Bandung pada bulan September 2022. Obeservasi dan wawancara
bertujuan untuk mengetahui profil sekolah, menentukan materi dan kelas
serta mendiskusikan terkait rencana penelitian di MIN Bandung.
Penelitian utama dilaksanakan pada bulan Mei 2023 dengan
pengambilan data hasil pretes dan postes, data hasil observasi aktivitas
guru dan siswa pada pertemuan satu, dua, tiga dan empat. Penelitian ini
dilaksanakan pada seluruh siswa kelas V MIN Bandung dengan
mengambil dua kelas sebagai sampel. Siswa kelas V-A sebagai kelas
kontrol menggunakan model Discovery Learning tanpa berbantuan media
video pembelajaran yang berjumlah 30 orang siswa dan kelas V-B untuk
kelas eksperimen menggunakan model Discovery Learning berbantuan
media video pembelajaran yang berjumlah 30 orang siswa. Jadwal
kegiatan pendahuluan hingga penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 1
Rincian Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Hasil Penelitian
1. Kemampuan berpikir kritis siswa pada materi siklus air dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan
video
Dengan menggunakan model Discovery Learning berbantuan media
video, kemampuan berpikir kritis siswa dinilai melalui pretes dan postes.
Tes kemampuan berpikir kritis terdiri dari 5 soal uraian. Penilaian rata-rata
kemampuan berpikir kritis dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Indikator Berpikir Kritis Siswa pada yang
Menggunakan Model Discovery Learning Berbantuan Video
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretes pada
kelas yang memakai model discovery learning berbantuan video
memperole nilai yang rendah dengan kategori “cukup” dan nilai postes
memperoleh nilai lebih meningkat dengan kategori “baik”.
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the Sig.
Std. Std. Difference (2-
Mean Deviati Error Lower Upper T Df tailed
on )
Pair 1
Pretes -23,300 14,167 2,587 -28,590 -18,010 -9,008 29 ,000
Postes
Tabel 4.7
Nilai Rata-rata Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada kelas
kontrol
Tabel 4.8
Rekapitulasi hasil analisis nilai pretes dan postes pada kelas kontrol yang
menggunakan model discovery learning tanpa berbantuan media video
Berdasarkan pada tabel diatas diketahui hasil analisis nilai pretes dan
postes pada kelas kontrol yang menggunakan model discovery learning
tanpa berbantuan media video didapatkan nilai pretes rata-rata 53,0 dengan
kategori “cukup”, nilai tertinggir diperoleh 72 dengan kategori baik dan
nilai terendah 24 dengan kategori kurang. Adapun hasil analisis pada
postes nilai rata-rata diperoleh 61,0 dengan kategori cukup, nilai tertinggi
79 dengan kategori baik dan nilai terendah 37 dengan kategori kurang.
Analisis N-Gain atau normalized gain pada penelitian ini digunakan
untuk melihat adanya peningkatan pada proses pembelajaran sebelum dan
sesudah serta untuk melihat keefektivitasan penggunaan suatu treatment.
Analisis N-Gain pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Rekapitulasi analisis N-Gain kelas kontrol
Kelas Rata-rata (N-Gain) Kategori
Kontrol 0,21 Rendah
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the Sig.
Std. Std. Difference (2-
Mean Deviati Error Lower Upper T Df taile
on d)
Pair 1
Pretes -11,033 12,141 2,217 -15,567 -6,500 -4,977 29 ,000
Postes
Berdasarkan tabel diatas diketahui hasil uji paired samples T test pada pair
1 diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar ,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pada hasil pretes dan postes kelas
kontrol. Berdasarkan hasil pair 1 terdapat pengaruh sesudah diberikan
treatment menggunakan model discovery learning tanpa berbantuan media
video. Rekapitulasi untuk melihat pengaruh pada treatment yang
digunakan pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Paired Sample Statistic
1) Uji N-Gain
Analisis N-Gain atau normalized gain dapat dilihat digunakan dalam
penelitian ini adanya peningkatan pada proses pembelajaran sebelum dan
sesudah serta untuk melihat keefektivitasan penggunaan suatu treatment.
Analisis N-Gain pada kelas kontrol dapat dilihat pada diagram dibawah ini
Tabel 4.13
Analisis N-Gain Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.14
Hasil Analisis Uji Normalitas Menggunakan
Kolmogorov Smirnov
4) Uji Hipotesis
Setelah uji normalitas dan homogenitas selesai, uji hipotesis digunakan.
Hasil uji menunjukkan bahwa hasil postes tidak berdistribusi normal dan
memiliki varians tidak homogen. Oleh karena itu, dilakukan uji Mann
Whitney untuk dasar pengambilan keputusan yaitu jika asym.Sig (2-tailed)
< 0,05 maka Ho ditolak dan jika nilai asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka Ha
diterima. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 4.16
Dalam kegiatan inti, siswa diberi stimulus untuk menjadi bingung dan
tertarik untuk mencari tahu dengan bantuan media video. Setelah itu, guru
mendorong siswa untuk berbagai pekerjaan terkait konten pembelajaran
sebanyak mungkin. Pada tahap pengumpulan data, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya harus dievaluasi untuk
memastikan apakah mereka menjawab atau tidak pertanyaan, serta untuk
memastikan bahwa mereka memiliki bukti. Pengolahan data
menginterpretasikan data dan informasi yang diperoleh siswa melalui
wawancara, observasi, dan lain-lain. Pada tahap ini yaitu pembuktian,
siswa secara cermat memeriksa apakah hasil lain yang berkaitan dengan
hasil pengolahan data mendukung hipotesisnya.
Terakhir tahap kesimpulan mempertimbangkan hasil verifikasi dan
menarik kesimpulan harus dijadikan prinsip umum dan diterapkan pada
semua kejadian atau masalah yang sama. Hal tersebut mampu memberikan
sebuah kebiasaan untuk berpikie kritis, menganalisis, mengevaluasi dan
memecahkan masalah (Hamdani, Prayitno, & Karyanto, 2019).
Memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang aktif menjawab
dan bertanya dengan memberikan reward papan bintang dalam hal ini guru
sudah mengkondisikan dengan cukup baik. Penghargaan merupakan
sebuah cara memberikan suatu penghargaan terhadap seseorang yang telah
menjawab atau mengerjakan dengan benar, sehingga yang menerima
penghargaan lebih semangat dan penguat terhadap hal-hal positif
(Magdalena, Deva, Rizkyah, & Asriyah, 2020).
Tabel 4.19
Rekapitulasi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir kritis siswa pada siswa kelas V dengan materi siklus
air. Dibuktikan dari skor siswa dalam pembelajaran IPA pada kelas
eksperimen sebelum menggunakan media video mendapatkan nilai rata-
rata 54,50. Adapun skor siswa setelah menggunakan media video
memperoleh nilai rata-rata 78,10 yang artinya ada peningkatan. Pada kelas
eksperimen memperoleh rata-rata nilai N-Gain 0,47 dengan kategori
sedang. Kemudian dapat diketahui bahwa hasil uji paired samples T test
pada pair 1 diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar ,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pretes
dan postes kelas eksperimen dengan nilai rata-rata pretes 54,80 dan postes
78,10. Berdasarkan hasil pair 1 terdapat pengaruh yang signifikan sesudah
diberikan treatment menggunakan model discovery learning berbantuan
media video dibandingkan pada pretes sebelum dilakukan treatment.
2. Kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol yang menggunakan model
discovery learning tanpa berbantuan media video memperoleh skor nilai
rata-rata pretes 53,0 dan nilai postes memperoleh 61,0 dengan hasil
analisis N-Gain menunjukan kelas kontrol memiliki hasil N-Gain 0,21
dengan kategori rendah. Kemudian diketahui hasil uji paired samples T
test pada pair 1 diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar ,000 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pada hasil pretes dan postes kelas
kontrol. Berdasarkan hasil pair 1 terdapat pengaruh sesudah diberikan
treatment menggunakan model discovery learning tanpa berbantuan media
video dengan nilai rata-rata pretes sebesar 53,70 dan diketahui mean
postes diperoleh nilai sebesar 64,73.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran discovery
learning berbantuan media video dengan nilai rata-rata postes 78,10
dengan kategori “Baik”. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan
model discovery learning tanpa berbantuan media video memperoleh nilai
postes 61,0 dengan kategori “cukup”. Adapun nilai N-Gain pada kelas
eksperimen memperoleh 48,8 dengan kategori sedang dan pada kelas
kontrol 21,7 dengan kategori rendah. Pada hasil uji t hasil hipotesis Ha
diterima dan Ho ditolak. Melihat dari Nilai Sig 0,000 < 0,05 maka dengan
itu hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
model discovery learning berbantuan media video terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V MI pada materi siklus air dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media
video dibandingkan dengan discovery learning tanpa menggunakan media
video.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Pembelajaran IPA harus terus dikenalkan kepada peserta didik dan
tidak cukup hanya dengan teori saja untuk membuat peserta didik
paham terkait salah satu materi tentang siklus air. Penggunaan media
video atau model pembelajaran sangat berpengaruh untuk peserta didik
dalam kemampuan berpikir kritis terhadap sehingga lebih aktif dalam
proses belajar mengajar.
2. Harapan untuk siswa dan guru diharapkan mampu menguasai
teknologi atau ICT agar dapat lebih mengefektifkan dalam proses
pembelajaran.
3. Untuk peneliti agar lebih meningkatkan penelitian yang sudah
dilakukan sehingga kedepannya pembelajaran IPA dapat menjadi mata
pelajaran yang disenangi oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, S. N., Sarwanto, S., & Sunarno, W. (2018). Pembelajaran Ipa Terpadu
Dengan Pendekatan Penemuan (Discovery) Melalui Metode Demonstrasi
Dan Eksperimen Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kritis Dan Kreativitas
Siswa. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA. Vol 7. No 1. Hal 13
Indri Prihastuti, Ari Widodo, & Liliasari Riandi. (2021). Belajar melalui Video
untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Guru IPA. Jurnal Biosfer &
Pendidikan Biologi. Vol 6. No 1. Hal 41
Putu Ari Susanti & Ni Nyoman Kusmariyanti. (2017). Penerapan Model Picture
and Picture Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil
Pengetahuan IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol 1. No 2. Hal 33-44
Friska Andini, Herianto Sidik Iriansyah, Alam Slamet Barkah. (2019). Upaya
Meningkatkan Kemampuan Menarik Kesimpulan Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada Materi Teks Tanggung Jawab Warga Negara melalui Metode
Mind Mapping. Jurnal STKIP Sumanegara. Vol 6. No 1.Hal 46
Sundar & Endang Fauzi. (2021). Implikasi Teori Belajar Bruner dalam Model
Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Papeda. Vol 3. No 2. Hal 132
Ina Magdalena, Deva Denisyah, Khofifah Rizkyah & Robiatul Asriyah. (2020).
Metode Pembelajaran Pemberian Reward Terhadap Siswa Kelas 5 SD
Bubulak 2 Kota Tangerang. Jurnal Edukasi dan Sains. Vol 2. No 1. Hal 114.
Atika, D., Nuswowati, M., & Nurhayati, S. (2018). Pengaruh Metode Discovery
Learning Berbantuan Video Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 12(2).
Darma Putra, I. G., & Sujana, I. W. (2020). Hasil belajar IPS menggunakan
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbasis Media Animasi. Journal of
Education Technology, 4(2), 103.
Khofiyah, H. N., Santoso, A., & Akbar, S. (2019). Pengaruh Model Discovery
Learning Berbantuan Media Benda Nyata terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Pemahaman Konsep IPA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan, 4(1), 61–67. Retrieved from
Medianty, S. U., Bahar, A., & Elvinawati. (2018). Penerapan Model Discovery
Learning Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa. ALOTROP: Jurnal Pendidikan
Dan Ilmu Kimia, 2(1), 58–65. Retrieved from
Nurrohmi, Y., Utaya, S., & Utomo, D. H. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 7(1), 93–108.
Ridho, S., Subali, B., & Marwoto, P. (2020). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pokok Bahasan Klasifikasi Materi dan Perubahannya.
Risky, S. M. (2019). Analisis Penggunaan Media Video pada Mata Pelajaran IPA
di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan,
28(2), 73–79
Rahmayani A., Siswanto J., & Budiman, M, A., (2019) Pengaruh model
pembelajaran discovery learning dengan menggunakan media video terhadap
hasil belajar. Jurnal ilmiah sekolah dasar. Vol 3. No 2. Hal 246-253.
Edo korona M. (2022). Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui penerapan
model pembelajaran discovery learning siswa kelas VII SMP negeri 2
bajawa. Jurnal pendidikan tambusai. Vol 6. No 2. Hal 14528-14538
Ramdani A., Jufri Wahab A., & Setiadi Dadi. (2020). Kemampuan berpikir kritis
dan konsep dasar IPA peserta didik. Jurnal penelitian pendidikan IPA. Vol 6.
No 1. Hal 119-124
Ridho, S., Subali, B., & Marwoto, P. (2020). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pokok Bahasan Klasifikasi Materi dan Perubahannya.
https://doi.org/10.29303/jppipa.v6i1.194
Khairani, M., Sutisna, S., & Suyanto, S. (2019). Studi Meta-Analisis Pengaruh
Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Biolokus,
2(1), 158.
Yuyun Dwi Haryanti & Budi Febriyanto. (2017). Model Problem Based Learning
Membangun Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Cakrawala Pendas. Vol 3. No. 2. Hal 60-61