Anda di halaman 1dari 4

p-ISSN: 2615-5605

Available online at: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/al-aulad e-ISSN: 2620-5238


Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education, 1 (1), 2018, 0-0

HAKIKAT MANUSIA, MASYARAKAT DALAM PANDANGAN FILSAFAT DAN


PANDANGAN ISLAM DAN FUNGSI PENDIDIKAN

Silvia Widiawati1 Iis Salsabila 2


1
Pendidikan Guru MI, Fakultas tarbiyah dan keguruan, Nama UIN sunan gunung djati bandung,

Silviawidiawati04@gmail.com, isalsalsabilah@gmail.com

Naskahditerima:tanggalbulan, tahun, direvisi: tanggalbulan, tahun, diterbitkan: tanggalbulan, tahun

ABSTRACT
Write abstract in English. Use Time New Roman 11italic: for body of the abstract with one spacing
between lines, justified, consists of 200 words.
Keywords: use Time New Roman 11; write 3-5 words concepts are core/essential/fundamental
from the article; arranged alphabetically.

ABSTRAK
TulisabstrakdalamBahasa Indonesia;GunakanjenishurufTime New Roman 11, denganspasi 1, rata
kiridankanan, terdiridari 200 kata. Abstrakberisikantujuan, metodologi, hasil/temuanpenting,
dansimpulan.
Kata Kunci: GunakanhurufTime New Roman 11 italic, 3-5 kata pentingberupakonsepspesifik
(satukonsepdapatterdiridari 1 atau 2 kata)disusunurutsecara alphabetic.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan proses pengembangan potensial manusia, proses pendidikan


haru berjalan sesuai dengan perkembangan manusia dan memposisikannya sebagai
mata pelajaran peserta didik yang utuh. Dalam dunia pendidikan, pendidik merupakan
faktor penting dan utama, karena pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, khususnya di sekolah atau
madrasah untuk mencapai kematangan peserta didik. Allah SWT tentu saja tidak
menciptakan "pria" di seluruh dunia Itu hanya aksesori dan hanya itu kebetulan, tapi
dengan kewajiban utama untuk menyembah Tuhan Piala. Selain itu, laki-laki juga
bertanggung jawab untuk manajemen dan menggunakan sumber daya alam ditemukan
oleh Allah SWT di muka bumi ini secara berturut-turut masyarakat dapat hidup
dengan damai dan kesejahteraan fisik dan mental. Kemudian, menjalankan perannya
sebagai "'khalifah'' di bumi ini Allah SWT, pria itu selesai himpunan potensial.
Ini sangat berbeda dengan "alam semesta" literal. apriori menerima ketentuan Sang
Pencipta Yang Mahakuasa untuk tunduk, taat dan pasrah kepada-Nya. Lalu, alam
hubungan yang hebat dengan Tuhan Sang Pencipta, tidak memiliki masalah pula
sebaliknya, itu adalah manusia dalam istilah itu adalah makhluk yang bermasalah.
Islam percaya bahwa apa pun dilakukan oleh Allah SWT adalah di atas Sifat dan
irodatnya adalah untuk semua kebijaksanaan atau kebijaksanaan. Kebijaksanaan
berkaitan dengan penegasan Tuhan SWT yang tidak Dia ciptakan manusia tidak
berguna, tidak berarti dan tujuan. Kemudian, dengan sendirinya tawaran Allah kepada
manusia untuk menerima amanat kebebasan dan memungkinkan manusia untuk
menerima amanat itu untuk hikmat Bagus. Kebijaksanaan adalah bagian dari sifat
manusia sebagai makhluk yang bermartabat tinggi, yaitu tinggi Ciptaan Tuhan
(Ensiklopedia, 2002:197-198).
Menurut Abuddin Nata, Kajian tentang manusia sudah banyak dilakukan oleh para
ahli sehubungan dengan berbagai kegiatan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, agama dan lain-lain dll. Hal ini dilakukan karena manusia selain sebagai
subyek (aktor), atau objek (target) dari kegiatan ini, terlibat dalam penelitian ilmiah
Pendidikan Agama Islam. Memahami bagi pria untuk menjadi sangat penting dalam
proses pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien (Abuddin Nata, 2009: 27).
Pendidikan Islam bisa diartikan sebagai proses untuk membangun dan menciptakan
manusia untuk dapat melakukan setidaknya Ada tiga unsur, yaitu: unsur sistem
kepercayaan, aspek ibadah dan Kita berbicara tentang pemerintahan dalam ajaran
Islam. Untuk proyek pendidikan dapat dilaksanakan Islam aktif maka belajar itu
sangat penting penting dalam merencanakan apa tujuan pendidikan yang akan dicapai,
akan menjadi bahan apa diberikan, bagaimana atau metode yang tepat, dan bagaimana
sistem evaluasi dapat dilaksanakan, disesuaikan dengan ketiga faktor tersebut ajaran
Islam. Untuk itu al-Shaibani mengatakan bahwa semuanya sistem yang berlaku dalam
masyarakat, termasuk sistem pendidikan dan kurikulum, harus Islami sebagai dasar
(Al-Syiahbani: 524).

Hasil dan Pembahasan

Hakikat Manusia dalam Perspektif Filosofis


Satu-satunya makhluk yang selalu dibicarakan dan dijadikan topik pembicaraan
besar dalam bidang akademik dalam setiap pembahasan adalah manusia. Maka manusia
menjadi subyek sekaligus obyek dalam setiap pokok bahasan suatu perdebatan ilmiah
tertentu. Dalam filsafat terdapat beberapa pandangan mengenai hakikat manusia, seperti
yang dijelaskan di bawah ini. Spiritualisme (aliran filsafat yang menekankan perspektif
spiritual, berlawanan dengan materialisme) berpendapat bahwa segala sesuatu di alam
terdiri dari roh, jiwa, jiwa yang membentuk dan melakukan. tidak memakan tempat. Jiwa
memiliki daya dan dapat menjawab atau sesuatu yang tidak datang dari indra, yang datang
secara tiba-tiba berupa gambaran melalui alam metafisik di luar jangkauan akal dan
bersifat material. Jadi, pengetahuan manusia berasal dari imajinasi murni dan alami, di atas
panggung metafisik. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa tindakan nyata dalam pekerjaan
pendidikan, orang dapat memperoleh pengetahuan. Sementara itu, aliran idealis yang
dipelopori oleh Plato (427-374 SM), murid Socrates, berpendapat bahwa yang nyata
hanyalah ide, Ide selalu tetap, tidak mengalami perubahan dan perpindahan. Oleh karena
itu, alam merupakan gambaran dari suatu gagasan karena statusnya tidak tetap, termasuk
manusia secara fisik. Eksistensi manusia diakui karena ide-ide yang ditimbulkannya dalam
alam metafisiknya. Filsafat pendidikan Islam, pada hakikatnya, adalah berfikir tentang
kependidikan yang bersumberkan atau berdasarkan ajaran al-Qur‟an dan al-Hadis tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
muslim yang seluruh pribadinya dijiwa oleh ajaran Islam.
Demikian dalam pandangan filsafat, setidaknya ada beberapa arus besar yang
melandasi perkembangan dunia pendidikan mengenai persoalan-persoalan yang
mempengaruhi dan menentukan perkembangan manusia. Di antara teori-teori tersebut
adalah: 7 Pertama, teori Empirisme disebut juga teori optimisme atau tabula rasa, 8
dipelopori oleh John Locke (1632-1704) yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan ke
dunia ini dalam keadaan putih bersih seperti selembar kertas kosong. Selanjutnya,
perkembangan individu akan bergantung pada lingkungan atau pengalaman yang diperoleh
individu tersebut selama hidupnya. Pada akhirnya, pendidikanlah yang akan mengantarkan
takdir manusia di masa depan. Jika demikian halnya, maka praktik pendidikan menjadi
begitu mendesak bagi manusia untuk mengisi kekosongan yang ada. Dengan demikian,
tugas guru dalam berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai subjek aktif yang
berperan penting dalam menyampaikan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa (yang
pasif karena hanya penerima). dasar atau kodrat manusia diatur dan ditentukan oleh alam
semesta pada saat lahir. Unsur nativus (bawaan) itulah yang mempengaruhi nasib dan
perkembangan manusia, sehingga kondisi lingkungan saat ini tidak terlalu berpengaruh
terhadap manusia. Singkatnya, dalam kehidupan manusia kondisi lingkungan tidak
diperlukan untuk membentuk takdir manusia.

PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM DAN REFERENSINYA PADA FILOSOFI.

Pengertian pendidikan Islam dapat dimulai dengan menelusuri makna pendidikan


Islam itu sendiri. Karena dalam pengertian tersebut terkandung indikator-indikator yang
diperlukan dalam pendidikan. Konsep pendidikan secara menyeluruh dalam konteks Islam
tertanam dalam pengertian istilah tarbiyah, ta'lim dan ta'dib yang harus dipahami bersama.
Ketiga konsep ini mengandung makna yang mendalam mengenai manusia dan masyarakat
serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berhubungan. Istilah-
istilah ini juga memperjelas ruang lingkup pendidikan Islam; informal, formal dan informal
Menurut Zulmuqim kajian kurikulum pendidikan Islam sebenarnya merupakan kajian yang
tidak dapat dipisahkan dari kajian Islam itu sendiri, karena kurikulum Islam merupakan
bagian dari pendidikan Islam. Pendidikan Islam akan berhasil dan mencapai tujuannya.
Jadi pengertian pendidikan Islam dapat dimaknai sebagai pengenalan dan pengakuan yang
ditanamkan secara bertahap kepada manusia, tentang hak tempat segala sesuatu dalam
tatanan ciptaan, sehingga dapat mengarah pada pengenalan dan pengakuan tempat hak
Allah dalam tatanan keberadaan dan kepribadian manusia. Jadi, ajaran ini hanya berlaku
untuk makhluk Allah SWT yang disebut “manusia”.

HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

Al-Quran selalu dibantah oleh jumbang suewa, bahwa pendidikan Islam sangat tabu. Jika
Anda mendalami Al-Qur'an lebih dalam, Anda akan menemukan beberapa prinsip dasar
pendidikan Islam, yang dapat Anda gunakan sebagai inspirasi untuk mengembangkan pendidikan
Islam yang berkualitas. Istilah pendidikan Islam dalam Al-Qur'an dapat kita temukan dengan istilah
at-Ta'lim, at-Ta'lim dan atTadhib, tetapi orang lain dapat menemukannya dengan ungkapan rabbi,
kata at-Tarbiyah merupakan bentuk masdar. dari fi'il madzi rabba yang artinya sama dengan kata
rabba yang artinya nama Allah. Dalam Al-Qur'an tidak ditemukan kata at-tarbiyah, namun ada
istilah yang serupa dengan itu, yaitu; ar-rabbi, rabbyani, murabbi, rabbiyun, rabbani. Seghtnya
dalam hadits ıtılım rabbani. Semua fonem ini memiliki arti semantik yang berbeda. Beberapa
penafsir paramatang berbeda dalam menafsirkan kata-kata di atas. Seperti yang dikatakan
Koputat Ahmad Tafsir bahwa pendidikan adalah arti dari kata tarbiyah, kata tersebut tersusun
dari tiga kata yaitu; rabbaybu artinya memukul, memperbesar, dan rabbiya-yarbaa artinya
tumbuh besar dan rabba-yarubbu artinya iri, memperbesar, membimbing, menjaga . Sifat
Manusia. Menurut al-Qurthubi, bahwa; arti ar-rabb adalah pemilik, yang paling tua, yang paling
banyak memperbaiki, paling menguasai, paling mengubah dan paling memenuhi. 2. Menurut
Louis al-Ma'luf, ar-Rabb artinya tuan, pemilik, memperbaiki, mengurus, menambah dan
mengumpulkan. 3. Menurut Fahrur Razi, ar-rabb adalah bunyi yang memiliki akar kata yang sama
dengan al-Tarbiyah, yang berarti at-Tanwiyah (pertumbuhan dan perkembangan) (Fahrur Razi,
2005: 31). 4. Al-Jauhari mengartikan at-Tarbiyah, rabban dan rabba dengan memberi makan,
mengasuh dan membina (Al-Jauhari, 1988: 12). Kata dasar ar-rabb yang memiliki arti luas antara
lain; memiliki, menguasai, mengelola, memelihara, memberi makan, mengolah, mengembangkan
dan juga sarana mendidik. Jika pendidikan Islam diidentikkan dengan at-ta'lim, maka para ahli
cenderung memberikan pengertian sebagai berikut; 1. Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan at-ta'lim
sebagai proses pemberian ilmu, pemahaman, pemahaman, tanggung jawab dan menanamkan
amanah, sehingga mensucikan atau mensucikan manusia dari segala kekotoran dan menjadikan
manusia dalam kondisi yang memungkinkannya menerima segala- hikmah dan mempelajari apa
yang bermanfaat bagi dirinya dan siapa

Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai