Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kependidikan Betara (JKB), Vol. 2, No. 1, 2021, Hal.

43-50
Tersedia Online:
https://e-journal.sdn195pinangmerah.com/index.php/jkb
e-ISSN : 2722-0052
J . K . B
Jurnal Kependidikan Betara
p-ISSN : 2722-029X

Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Gerak Lurus


Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB)

Received Amalia Eka Febriana*, Alvia Quthrotun Nada


November 2020

Revised Fisika,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5,
Desember 2020 Malang 65145, Indonesia
Accepted for Publication
Januari 2021

Published E-mail: amalia.eka.1803216@students.um.ac.id


Januari 2021

Abstract
The purpose of writing this literature study article is to find out various misconceptions
experienced by students, the causes of misconceptions and how to overcome misconceptions
in the material of regular straight motion and regular changing straight motion obtained
from several research journals. From this literature study, it was found that many students
experienced various misconceptions on this material, one of which was not being able to
distinguish regular straight motion and regular changing straight motion. This is due to
several factors, one of which is that educators do not really master the concepts in the
material so that they teach wrong concepts to students, which can lead to misinterpretations
from readers. From the various studies conducted there are ways to overcome these
misconceptions, one of which is the selection of a learning model that is in accordance with
the character of the students.
Keywords: acceleration linear motion, misconception, uniform linear motion

Abstrak
Tujuan penulisan artikel studi literatur ini adalah untuk mengetahui berbagai miskonsepsi
yang dialami oleh siswa, penyebab miskonsepsi serta cara mengatasi miskonsepsi pada
materi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang diperoleh dari beberapa
jurnal penelitian. Dari studi literature ini banyak dijumpai siswa mengalami berbagai
miskonsepsi pada materi tersebut salah satunya adalah tidak dapat membedakan gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, salah
satunya adalah pendidik yang tidak terlalu menguasai konsep pada materi sehingga
mengajarkan konsep yang salah pada siswa, sehingga dapat menimbulkan salah tafsiran dari
pembaca. Dari berbagai penelitian yang dilakukan terdapat cara mengatasi miskonsepesi
tersebut, salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter
siswa.
Kata Kunci: gerak lurus berubah beraturan, miskonsepsi, gerak lurus beraturan

1. Pendahuluan
Pembelajaran fisika berfungsi supaya siswa mempunyai pengalaman untuk dapat mengembangkan,
serta dapat mengkomunikasikan secara lisan dan tulisan dengan menerapkan prinsip fisika dan konsep
fisika untuk menerangkan berbagai peristiwa alam serta memiliki kemampuan yaitu berupa
keterampilan pengembangan ilmu pengetahuannya (Yuwono et al., 2014). Pengalaman yang sering
dialami siswa ketika mempelajari fisika yaitu adanya miskonsepsi pada materi fisika. Sehingga
menyebabkan konsep yang disampaikan guru di kelas, sulit dipahami oleh siswa sehingga

Sitasi: Febriana, A, E., & Nada, A, Q., (2021). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gerak
Lurus Beraturan (GLB) Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Jurnal Kependidikan Betara,
2(1), 43-50.
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

menciptakan ketidak sesuaian dengan materi yang sebenarnya. Akibat dari miskonsepsi ini
menyebabkan berkurangnya minat siswa terhadap pembelajaran fisika. Menurut (Astutik, 2018)
menjelaskan bahwa miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
sebenarnya. Sedangkan menurut (Artiawati et al., 2018) menjelaskan miskonsepsi adalah suatu
kesalahan dalam mempelajari konsep pada materi pembelajaran yang menimbulkan ketidaksesuaian
antara konsep diri sendiri dan para ahli. Sebagian masalah besar dalam proses pembelajaran
miskonsepsi harus dicegah dengan materi yang cocok dalam proses pembelajaran, terutama dengan
konsep fisika yang cukup abstrak sehingga siswa sulit untuk dipahami (Jubaedah et al., 2019).
Miskonsepsi adalah kejadian yang sangat wajar dalam mempelajari ilmu pengetahuan dalam kegiatan
pembelajaran. Apabila miskonsepsi ini tidak segera diperbaiki maka akan menghambat dan
mengganggu proses kegiatan belajar siswa. Kesalahpahaman konseptual juga dikenal sebagai
miskonsepsi, hal ini sangat umum di antara banyak pelajar, terutama pelajar pemula, dan sering kali
menghasilkan basis dan struktur pengetahuan yang buruk atau salah (Sheng-nan & Da-ming, 2015).
Sebagai contoh dari penelitian yang dilakukan oleh (Sutrisno, 2019) menjelaskan masih
ditemukannya miskonsepsi yang terjadi pada siswa ketika proses kegiatan pembelajaran yaitu pada
materi Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan misalnya masih bingung dalam
perbedaan jarak dan perpindahan, baik dalam besaran. Serta beranggapan bahwa konsep jarak serta
perpindahan itu sama. Hal ini jelas sangat mempengaruhi dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapi. Miskonsepsi dalam kegiatan pembelajaran fisika sangat sering dialami sehingga menjadi
salah satu penghambat siswa dalam belajar memahami dan mengaitkan konsep yang dipelajari, hal ini
dapat menimbulkan kesalahan dan kesulitan dalam mempelajari fisika (Yolanda, 2017). Tujuan
penulisan artikel studi literatur ini yaitu untuk dapat mengetahui berbagai miskonsepsi yang dialami
oleh siswa, penyebab miskonsepsi serta cara mengatasi miskonsepsi yang didapat dari beberapa jurnal
penelitian.

2. Hasil dan Pembahasan


2.1 Miskonsepsi
Miskonsepsi merupakan kekeliruan ketika mempelajari konsep pada materi pembelajaran yang
menimbulkan ketidak cocokan antara konsep yang dimiliki dengan konsep sebenarnya yang dimiliki
ilmuwan. Menurut penelitian (Fadllan et al., 2019) menjelaskan bahwa miskonsepsi tidak hanya
terjadi pada pendidikan dasar melainkan menengah serta pendidikan tinggi juga dapat terjadi
miskonsepsi. Miskonsepsi yang sering terjadi secara berkesinambung dan apabila tidak segera diatasi
maka akan menyebabkan siswa sulit dalam mencerna atau memahami konsep ilmiah dan juga dapat
mengganggu proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran tentunya terjadinya
miskonsepsi merupakan hal yang lumrah tetapi perlunya untuk menghindari adanya miskonsepsi ini
dengan cara pengetahuan yang sudah dimiliki digantikan dengan pengetahuan baru yang tepat (Taqwa
& Pilendia, 2018) dapat menggunakan berbagai model pembelajaran yang berkelompok agar
miskonsepsi pada siswa dapat diukur dengan berdiskusi berdasarkan pokok permasalahan, membuat
peta konsep, apabila menggunakan peta konsep dapat mengetahui bagaimana pola pikir siswa dalam
memahami materi, sehingga dapat diidentifikasi, melakukan wawancara berdasarkan dari konsep
fisika yang sulit dipahami oleh siswa dan siswa diajak untuk berpikir mengenai konsep yang sudah
dimilikinya dari situ dapat diketahui bagaimana konsep yang dimiliki siswa. melakukan tes pilihan
ganda dengan memberikan alasan mengapa memiliki jawaban seperti itu.

2.2 Memahami Konsep GLB dan GLBB


Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap titik acuan tertentu (Tri, 2017).
Contohnya ketika orang menaiki sebuah mobil yang bergerak meninggalkan rumah, dan rumah
merupakan titik acuannya maka orang dan mobil dikatakan bergerak terhadap rumah. Menurut (Nufus
& Furqon, 2009) menjelaskan bahwa perpindahan merupakan suatu perubahan kedudukan atau posisi
dalam selang waktu tertentu. Perpindahan ditentukan dari kedudukan awal dan akhir. Jarak
merupakan panjang lintasan yang dilalui dalam selang waktu tertentu. Jarak ini tergolong besaran
skalar yang tidak bergantung oleh arah.
Kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan adalah besaran vektor. Ketika
membicarakan kecepatan suatu benda maka kita akan membicarakan arah dari benda itu untuk

44
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

kelajuan kita membicarakan mengenai besar atau nilai dari kecepatan. Kelajuan dirumuskan dengan
persamaan:
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 = → 𝑣=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
Keterangan :
𝑣 = kelajuan (m/s)
𝑠 = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (sekon)
kelajuan rata-rata dapat menggunakan persamaan
∆𝑠⃗
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
∆𝑡
kecepatan dihitung dari perpindahan persamaannya sebagai berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠⃗
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = → 𝑣⃗ =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
Keterangan :
𝑣⃗ = kecepatan (m/s)
𝑠⃗ = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (sekon)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak pada lintasan lurus tanpa perubahan arah (tidak
berbelok-belok, tidak berbalik arah) dengan kecepatan yang tetap pada selang waktu tertentu. Untuk
menentukan posisi benda, diukur dari titik acuan tertentu.
Untuk mencari persamaan jarak akhir (st) dapat menggunakan persamaan :
𝑥⃗𝑡 = 𝑥⃗0 + 𝑣⃗ 𝑡

Gambar 1. Grafik hubungan waktu (t) dan Gambar 2. Grafik Hubungan waktu (t)
posisi (x) tepat tepat pada titik dan posisi (x) pada gerak lurus
acuan gerak lurus beraturan beraturan

Grafik hubungan posisi terhadap waktu yang ditunjukan gambar diatas menunjukan bahwa
gambar 1 benda mulai diamati tepat pada titik acuan yaitu pada titik nol, sedangkan pada grafik
gambar 2 sebelumnya benda sudah bergerak, namun pada t = 0 benda pada jarak 𝑥0 baru mulai
diamati,. Dapat disimpulkan bahwa t = 0 tidak menunjukan awal benda bergerak, namun awal benda
mulai diamati. Dan untuk menentukan selang waktu dari t0 sampai t1 kecepatan dirumuskan:
∆𝑠
𝑣=
∆𝑡
Dari persamaan diatas terdapat grafik hubungan kelajuan dengan waktu yang berupa garis
lurus mendatar. Kelajuan dari benda GLB setiap saat adalah konstan sedangkan jarak pada selang
waktu tertentu adalah luas daerah dibawah kurva.
𝑣⃗

𝑣⃗

t
Gambar 3. Grafik Kecepatan (𝑣⃗) tetap terhadap waktu (t) Gerak lurus beraturan

45
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

Kecepatan yang berubah dalam selang waktu tertentu disebut dengan percepatan. Percepatan
pada Gerak Lurus Beraturan adalah nol dan konstan. Karena benda tidak pernah berubah besar
kecepatannya selalu sama dan arahnya selalu sama sehingga kecepatannya tidak berubah baik dari
besar maupun arah. Persamaan dari percepatan benda dapat ditulis dengan persamaan berikut.
⃗⃗
∆𝑣
𝑎⃗ = (6)
∆𝑡
𝑎⃗

Gambar 4. Grafik percepatan (𝑎⃗) nol atau konstan


terhadap waktu (𝑡) Gerak lurus beraturan

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dan kecepatan
berubah secara teratur. Apabila diketahui posisi awal benda x 0 dan kecepatan awal benda (𝑣0 ) maka
persamaanya menjadi.
1
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 (7)
2 𝑥⃗

Gambar 5. Grafik posisi (𝑎⃗) terhadap waktu (t)


Gerak lurus berubah beraturan

Berikut merupakan grafik dari gerak lurus berubah beraturan yang diamati mulai dari titik acuan
bergerak kesamping kanan sambil dipercepat.
Kecepatan pada GLBB menjadi persamaan sebagai berikut:
𝑣⃗𝑡 = 𝑣⃗0 + 𝑎⃗𝑡 (8)
𝑣⃗

Gambar 6. Grafik kecepatan (𝑣⃗) terhadap waktu (t)


Gerak lurus berubah beraturan

Dari grafik terbentuk garis lurus serta dijelaskan bahwa benda mulai diamati tepat pada titik acuan
dengan kelajuan yang dipercepat. Sehingga membentuk grafik yang lurus dan condong ke kanan atas.
Percepatan dari GLBB yaitu persamaanya
⃗⃗
𝑑𝑣
𝑎⃗(𝑡) = (9)
𝑑𝑡
Gravik Percepatan pada GLBB yaitu.

46
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

𝑎⃗

Gambar 7. Grafik percepatan (𝑎) terhadap waktu


(t) Gerak lurus berubah beraturan
Dari grafik diatas yaitu grafik dipercepat yang bergerak ke kanan dengan percepatan maka
grafik 𝑎⃗ terhadap 𝑡 grafiknya adalah linier dan positif kenapa linier karena konstan serta pada GLBB
𝑎⃗ nya konstan. Pada GLBB apabila besar dari 𝑎⃗ dan 𝑣⃗ berlawanan arah maka benda itu mengalami
perlambatan dan apabila 𝑎⃗ dan 𝑣⃗ arahnya sama maka benda itu mengalami percepatan.
Berdasarkan dari hasil berbagai sumber artikel yang sudah kami kumpulkan bahwa ada
berbagai miskonsepsi yang terjadi pada siswa antara lain sebagai berikut pada tabel nomor 1.
Tabel 1. Miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa
No Topik Miskonsepsi

1. Menentukan antara perpindahan dan jarak • Siswa tidak bisa dalam membedakan
perpindahan dan jarak dalam suatu peristiwa
(Yolanda, 2017)

2. Perbedaan kelajuan dan kecepatan ● Siswa tidak bisa dalam membedakan kecepatan
dan kelajuan (Yolanda, 2017)
● Siswa menganggap bahwa kecepatan rata-rata
dengan kelajuan rata-rata adalah suatu hal yang
sama (Mufit et al., 2019)
● Kecepatan dan kelajuan mengacu pada satu hal
yang sama (Mutsvangwa, 2020)

3. Tidak dapat membaca grafik • Siswa melihat grafik naik maka kecepatanya
mengalami kenaikan, serta ada juga yang
mengatakan bahwa lintasannya naik. Hal ini
menandakan bahwa siswa menjelaskan sesuai
dengan pemahamannya yang terbatas (Sutrisno,
2019).

4. Membaca grafik gerak • Siswa tidak dapat membaca grafik gerak dan
siswa sering salah dalam membaca nilai dari
sumbu (Vaara & Sasaki, 2019)

5. Speedometer digunakan untuk mengukur • Speedometer digunakan untuk mengukur


kecepatan kecepatan suatu benda (Rahayu, 2018)

6 Kecepatan dan percepatan ● Jika benda memiliki ekstensi kecepatan yang


sama, maka benda tersebut juga memiliki
percepatan yang sama (Demirci, 2005)
● Kecepatan dan percepatan merupakan dorongan
yang diberikan oleh pukulan sehingga
menghilangkan dorongan asli dari benda (Fadaei
A & Mora C, 2015)

7 Konsep GLB • Siswa beranggapan bahwa konsep dari Gerak


Lurus Beraturan (GLB) adalah hal yang sama

47
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


(Yolanda, 2017)

8 Konsep GLBB • Siswa beranggapan bahwa pada GLBB hanya


mempunyai percepatan dan tidak mengetahui
adanya percepatan yang bernilai negatif atau
yang disebut dengan perlambatan (Yolanda,
2017)

9 Grafik pada GLB dan GLBB • Jika garis pada grafik lurus maka grafik itu
termasuk GLB sedangkan jika garisnya miring
grafik itu termasuk GLBB (Andriyani et al.,
2020).

10 Arah percepatan pada GLBB • Banyak siswa mengasumsikan tanda negatif


pada suatu percepatan selalu terjadi perlambatan
atau arah gerak ke kiri. (Taqwa, M. & Rivaldo,
2018)

Penyebab Miskonsepsi
Menurut (Saputra et al., 2019) menjelaskan bahwa miskonsepsi disebabkan oleh metode mengajar
yang tidak sesuai dengan kondisi, materi serta situasi yang diajarkan yang sangat memungkinkan
menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Menurut (Hamdani, 2015) menyatakan bahwa terdapat
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi miskonsepsi, diantaranya adalah:
mengidentifikasi miskonsepsi, mencari penyebab terjadinya miskonsepsi dan menemukan atau
mencari solusi untuk memperbaiki miskonsepsi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Sutrisno,
persentase tingkat pemahaman siswa mengenai materi kinematika gerak adalah siswa mengalami
miskonsepsi dalam menjelaskan grafik sebesar 23,5%. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yaitu siswa kurang minat terhadap pelajaran fisika, ceroboh dalam mengerjakan
soal. Berdasarkan hasil analisis tabel diatas ada berbagai penyebab terjadinya miskonsepsi yang
dialami siswa yaitu pendidik yang tidak terlalu menguasai konsep pada materi sehingga mengajarkan
konsep yang salah pada siswa, bahasa dalam buku yang sulit dipahami oleh siswa sehingga dapat
menimbulkan salah tafsiran dari pembaca, khususnya siswa yang dalam proses belajar yang dapat
menimbulkan miskonsepsi karena mereka mencerna sebagian atau bahkan tidak paham sama sekali,
konteks dari pengalaman siswa, bahasa sehari-hari atau diskusi antar teman dan lingkungan yang
keliru dapat menimbulkan miskonsepsi.

Cara Mengatasi Miskonsepsi


Ada beberapa cara mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa, dengan menggantikan
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang benar (Taqwa & Pilendia, 2018)
diantaranya dengan cara pemilihan model yang sesuai dengan karakter siswa seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh (Yolanda, 2017) adalah menggunakan pembelajaran STAD. Pada penelitian yang
dilakukan (Demirci, 2005)cara menurunkan miskonsepsi adalah dengan memasukkan program fisika
berbasis web bahkan juga dapat meningkatkan prestasi siswa. Selain itu untuk mengatasi kesulitan
dalam memahami grafik, perlu pembiasaan bagi siswa untuk menghadapi soal-soal yang berbentuk
grafik.

3. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan, terdapat banyak miskonsepsi yang dialami
oleh siswa dalam memahami materi Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB), hal tersebut dikarenakan beberapa penyebab salah satunya adalah pendidik atau
guru tidak menguasai konsep sehingga mengajarkan konsep yang salah pada siswa, untuk itu guru

48
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

atau pendidik harus bisa menguasai konsep fisika dengan baik dan benar agar tidak menimbulkan
miskonsepsi terhadap siswa.
Saran untuk penulis dalam penulisan artikel ini yaitu lebih banyak dalam membaca berbagai artikel
miskonsepsi pada materi GLB dan GLBB sehingga lebih banyak wawasan dalam penulisan studi
literatur dikedepannya.

Daftar Rujukan
Andriyani, Werdhiana, I. K., & Darmadi, I. W. (2020). Analisis Kesulitan Siswa SMA Negeri 5 Palu
dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika Berbentuk Grafik Menggunakan Tes Diagnostik pada
Materi Gerak Lurus. Jurnal Kreatif Online, 8(2), 164–176.
Artiawati, P. R., Muliyani, R., & Kurniawan, Y. (2018). Identifikasi Kuantitas Siswa yang
Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika), 3(1), 5. https://doi.org/10.26737/jipf.v3i1.331
Astutik, W. (2018). Pengembangan Instrumen Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Test Untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Materi Gerak Melingkar Beraturan. Skripsi
Universitas Islam Negeri Walisongo (Unpublished).
Demirci, N. (2005). A Study About Students ’ Misconceptions in Force and Motion Concepts By
Incorporating a Web-Assisted Physics Program. The Turkish Online Journal of Eduvational
Technology-TOJET, 4(3), 40–48.
Fadaei Azita Seyed, & Mora César. (2015). An Investigation About Misconceptions in Force and
Motion in High School. US-China Education Review A, 5(1), 38–45.
https://doi.org/10.17265/2161-623x/2015.01.004
Fadllan, A., Prawira, W. Y., Arsini, & Hartono. (2019). Analysis of Students’ Misconceptions on
Mechanics Using Three-tier Diagnostic Test and Clinical Interview. Journal of Physics:
Conference Series, 1170(1), 1–5. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1170/1/012027
Hamdani. (2015). Penerapan Model ECIRR Menggunakan Kombinasi Real Laboratory dan Virtual
Laboratory untuk Mereduksi Miskonsepsi Mahasiswa. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 6(3).
https://doi.org/10.26418/jvip.v6i3.9013
Jubaedah, D. S., Hidayat, S. R., Fratiwi, N. J., Zulfikar, A., Muhaimin, M. H., Bhakti, S. S., Sholihat,
F. N., Purwanto, M. G., Setyadin, A. H., Amalia, S. A., Afif, N. F., Kaniawati, I., Suyana, I.,
Samsudin, A., & Suhendi, E. (2019). Predict, Plan, Observe, Explain and Write (PPOEW): A
Strategy to Prevent Students’ Misconceptions On Work and Energy Topics. Journal of Physics:
Conference Series, 1204(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1204/1/012066
Mufit, F., Festiyed, Fauzan, A., & Lufri. (2019). The Application of Real Experiments Video Analysis
in The CCBL Model to Remediate The Misconceptions about Motion’s Concept. Journal of
Physics: Conference Series, 1317(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1317/1/012156
Mutsvangwa, A. (2020). A Study of Student Teachers’ Misconceptions on Uniform Circular Motion.
Journal of Physics: Conference Series, 1512(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1512/1/012029
Nufus, N., & Furqon, A. (2009). FISIKA SMA/MA Kelas X.
Rahayu, A. (2018). Fotonovela with Cognitive Conflict Approach as Media to Discloses The Easy
and Difficult Remedied Misconception. Physics Communication, 2(1), 36–45.
https://doi.org/10.15294/physcomm.v2i1.12942
Saputra, O., Setiawan, A., & Muslim, D. R. (2019). Miskonsepsi siswa SMA pada topik fluida.
Prosiiding Seminar Nasional, 65–72.
Sheng-nan, L., & Da-ming, F. (2015). What Factors “Work” for Teacher Organizational Learning in
Shanghai Middle Schools? A Grounded Theory Approach Liu. US-China Education, 5(1), 52–
66. https://doi.org/10.17265/2161-623X/2015.01.006
Sutrisno, A. D. (2019). Survey Pemahaman Konsep dan Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada
Materi Kinematika Gerak. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 4(1), 106–112.
Taqwa, M. & Rivaldo, L. (2018). Kinematics Conceptual Understanding : Interpretation of Position
Equations as A Function of Time. Jurnal Pendidikan Sains, 6(4), 120–127.
http://journal.um.ac.id/index.php/jps/
Taqwa, M., & Pilendia, D. (2018). Kekeliruan Memahami Konsep Gaya , Apakah Pasti Miskonsepsi ?
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Integrasinya, 01(02), 1–12. http://e-

49
Febriana & Nada, Identifikasi Miskonsepsi Siswa ...

journal.hikmahuniversity.ac.id/index.php/JIPFI/article/view/77
Tri, W. (2017). Fisika untuk SMA/MA. MEFI CARAKA, 1–30.
Vaara, R. L., & Sasaki, D. G. G. (2019). Teaching Kinematic Graphs in an Undergraduate Course
Using an Active Methodology Mediated by Video Analysis. Lumat, 7(1), 1–26.
https://doi.org/10.31129/LUMAT.7.1.374
Yolanda, Y. (2017). Remediasi Miskonsepsi Kinematika Gerak Lurus dengan Pendekatan STAD.
Science and Physics Education Journal (SPEJ), 1(1), 39–48.
https://doi.org/10.31539/spej.v1i1.76
Yuwono, R., Edy, & Erwina. (2014). Remidiasi Miskonsepsi Siswa Melalui Pembelajaran Problem
Posing Pada Materi Gerak Parabola. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Utan, 1–13.

50

Anda mungkin juga menyukai