Anda di halaman 1dari 11

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022

“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI


PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

UJI PRAKTIKALITAS MODUL KIMIA BERBASIS CREATIVE


PROBLEM SOLVING PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MOLEKUL
DI UPT SMAN 25 BANYUASIN

Wulan R Putri,1,*) Nurlaila,2,**) dan Pandu J Laksono3***)

1,3
Pendidikan Kimia UIN Raden Fatah Palembang
2
Pendidikan Agama Islam UIN Raden Fatah Palembang

*)
wulanratrian@gmail.com
**)
pandujati_uin@radenfatah.ac.id

Abstrak: Praktikalitas pada penelitian pengembangan adalah hal sangat penting untuk mengetahui
sejauh mana produk dapat termanfaatkan dengan baik berdasarkan respon dari guru dan siswa.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu penelitian kuantitatif survei. Instrumen
penelitian digunakan angket uji praktikalitas guru dan siswa. Sasaran penelitian ini terdiri dari 1
orang guru bidang studi kimia, uji coba skala kecil ada 8 orang siswa, dan uji coba skala menengah
ada 34 orang siswa di UPT SMAN 25 Banyuasin. Data dianalisis dari angket praktikalitas atau
angket respon dihitung dan diberikan interval presentase skor. Hasil penelitian mengenai respon
dari guru dan siswa terhadap praktikalitas modul kimia creative probem solving pada materi
interaksi antar molekul menunjukkan hasil yang “sangat praktis”. Hasil uji praktikalitas oleh guru
diperoleh jumlah skor sebesar 58 dan presentase skor sebesar 82,8%. Hasil uji praktikalitas siswa
dengan uji coba skala kecil jumlah skor sebesar 64 dan presentase skor sebesar 85%. Hasil uji
praktikalitas siswa dengan uji coba skala menengah diperoleh jumlah rata-rata skor sebesar 60 dan
presentase skor sebesar 85,7%. Berdasarkan analisis data bahwa modul kimia modul kimia
creative probem solving pada materi interaksi antar molekul dengan kategori “sangat praktis”
dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Kata kunci: Praktikalitas, creative probem solving, interaksi antar molekul.

Abtract: Practicality in development research is very important to find out to what extent the
product can be utilized properly in the input or response from teachers and students. This study
uses a research design, namely survey quantitative research. The research instrument used a
teacher and student practicality test questionnaire. The target of this study consisted of 1 teacher in
the field of chemistry studies, there were 8 students in the small-scale trial, and 34 students in the
medium-scale trial at UPT SMAN 25 Banyuasin. Data were analyzed from a practicality
questionnaire or a response questionnaire was calculated and given a percentage score interval.
Practical results by teachers and students on the creative probem solving chemistry module on the
material of intermolecular interactions show "very practical" results. The results of the practicality
test by the teacher obtained a total score of 58 and a percentage score of 82.8%. The results of the
practicality test of students with small-scale trials, the total score is 64 and the percentage score is
85%. The results of the practicality test of students with a medium-scale trial obtained an average
score of 60 and a percentage score of 85.7%. Based on data analysis, the chemical module of the
creative probem solving chemistry module on the interaction between molecules with the "very
practical" category can make it easier for students to understand the learning material.

Keywords: Practicality, creative probem solving, interactions between molecules

134
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

PENDAHULUAN
Interaksi antar molekul salah satu materi pokok dianggap siswa
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan proses pembelajaran kimia. Materi
interaksi antar molekul siswa mengalami kesulitan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran kimia. Salah satu pokok bahasan dalam kimia yang besifat abstrak
ialah interaksi antar molekul. Pada materi nteraksi antar molekul adalah pokok
bahasan menggunakan konsep dan pemahaman sehingga siswa mengalami
kesulitan yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar kimia. Interaksi antar
molekul salah satu materi yang memerlukan gambaran molekular dalam
mempelajarinya (Fernanda, 2019).
Kesulitan siswa dalam memahami materi interaksi antar molekul
kemungkinan disebabkan pembelajarannya yang tidak kontekstual (Nurfebriyani,
2013). Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di UPT SMAN 25 Banyuasin
terdapat masalah yang dialami guru dan siswa. Kesulitan yang banyak dialami
siswa dalam melakukan pembelajaran kimia. terbatasnya media pembelajaran
seperti modul dan fasilitas lainnya. Penerapan kurikulum untuk pembelajaran
kimia di UPT SMAN 25 Banyuasin menerapkan kurikukum darurat yang
mengacu pada kurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran kimia dimasa pandemi
covid-19 dilakukan proses belajar mengajar dengan tatap muka terbatas, sehingga
siswa bergantian untuk melaksanakan pembelajaran kimia didalam kelas adanya
sistem ganjil genap berdasarkan urutan absen dan ada pengurangan waktu jam
pelajaran. Hal ini menghasilkan siswa kurang bersemangat dalam melaksanakan
proses pembelajaran kimia sehingga berdampak di hasil belajar siswa.
Media pembelajaran yang baik berupa modul dapat meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Penggunaan modul akan membantu
peningkatan memudahkan pemahaman siswa dan alat bantu dalam proses
pembelajaran (Yanto, 2019). Modul yang digunakan dalam proses belajar
mengajar pada mata pelajaran kimia didesain menggunakan pemanfaatan modul
pembelajaran berbasis creative problem solving pada materi interaksi antar
molekul. Modul berbasis creative problem solving dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi siswa. Modul pembelajaran berbasis creative
problem solving sebagai pendekatan yang dinamis sehingga siswa menjadi lebih
terampil (Karyanti, Fatchurahman, & Syarif, 2019).
Model pembelajaran creative problem solving membantu siswa dapat
memilih, mengembangkan ide-ide, dan siswa tidak memiliki hafalan yang sedikit
menggunakan pemikiran. Siswa tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir,
serta pula keterampilan memecahkan persoalan dengan memperluas proses
berpikir (Soeprodjo & Nursiami, 2015). Media pembelajaran kimia berupa modul
kimia berbasis creative problem solving pada materi interaksi antar molekul telah
dibuat dan dikembangkan dapat menghasilkan modul yang valid. Secara
keseluruhan modul sudah sangat valid dimana hasil validasi ahli materi presentase
skor sebesar 88,8%, validasi ahli media presentase skor sebesar 90,3%, dan
validasi ahli bahasa presentase skor sebesar 93,3%. Namun modul kimia ini
belum di uji cobakan secara nyata di sekolah untuk tingkat kepraktisan belum ada
sehingga modul belum dikatakan praktis untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
Uji praktikalitas bertujuan untuk melihat tingkat keterpakaian produk dalam
pembelajaran. Kriteria praktikalitas produk terdiri atas kemudahan dalam
penggunaan produk, efisiensi waktu, mudah diinterprestasikan, sesuai dengan

135
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

materi, daya tarik, dan dapat digunakan untuk pembelajaran dengan mandiri
(Nurhamdiah, Maimunah, & Roza, 2020). Menurut Ahmad Fauzan (2002) bahwa
dalam menguji kepraktisan harus mempertimbangkan apakah produk menarik dan
dapat digunakan. Berdasarkan definisi dan pendapat para ahli maka indikator
kepraktisan yang digunakan adalah kemudahan penggunaan, daya tarik dan
efisiensi. Kepraktisan sebuah bahan ajar di uji cobakan pada kelas kondisi normal.
Penelitian dengan judul “The Practicality of Electronic physics module Based
on Scientific Approach on Fluid Materials ” oleh Gusta, Rahayu & Zakirman
(2022). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil angket respon guru terhadap
modul fisika elektronika diperoleh skor 88,78% dan 84,52% instrumen penilaian
yang digunakan berada pada kategori sangat praktis. Hasil analisis respon siswa
terhadap modul diperoleh nilai rata-rata 78,45% dalam kategori praktis. Modul
yang baik tidak hanya menarik tetapi juga harus mampu menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa terhadap ilmu yang dipelajari.
Pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dan perbaikan yang harus
dilakukan guru setelah melakukan evaluasi. Dalam hal ini evaluasi alat pengukur
ketercapaian tujuan mata pelajaran, sebagai alat pengukur tujuan proses mengajar
dan menyelesaikan kesulitan belajar siswa (Laksono, 2018). Uji praktikalitas
dilakukan untuk menjadi alat ukur keterpakaian modul kimia berbasis creative
problem solving pada materi interaksi antar molekul. Peneliti melakukan uji coba
produk di UPT SMAN 25 Banyuasin untuk mengetahui praktikalitas modul
kimia berbasis creative problem solving dengan penilaian dari uji respon guru dan
uji rspon siswa. Penilaian dari tanggapan guru dan siswa untuk menenentukan
praktikalitas dari modul tersebut. Hasil analisis data pengamatan pengunaan
modul kimia berbasis creative problem solving pada materi interaksi molekul bisa
digunakan dalam proses pembelajaran kimia .

METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian kuantitatif
survei. Penelitian survei adalah penelitian kuantitatif, dalam penelitian survei
peneliti menanyakan ke beberapa orang yang disebut dengan responden.
Semua anggota sampel atau responden dalam penelitian survei menjawab
pertanyaan yang sama (Sugiyono, 2018). Penelitian ini melibatkan orang
sebagai responden yaitu guru dan siswa untuk melakukan uji praktikalitas
terhadap produk.
Pengujian terhadap praktikalitas sebuah produk yang bertujuan
meungkapkan tingkat praktikalitas produk dengan melakukan proses uji coba
(Yanto, 2019). Peneliti melakukan uji coba produk untuk mengetahui tingkat
praktikalitas terhadap modul kimia berbasis creative problem solving pada
materi interaksi antar molekul terhadap uji respon guru dan respon siswa.
2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X di UPT SMAN 25
Banyuasin. Dengan menggunakan lembar angket respon guru dan respon
siswa. Uji praktikalitas dengan lembar angket digunakan untuk uji coba produk
berupa modul kimia berbasis creative problem solving pada materi interaksi
antar molekul melibatkan sasaran penelitian yang diuraiannya sebagai berikut:
a. Uji coba kepada guru
Sasaran penelitian ini melibatkan satu orang guru bidang studi kimia di UPT
SMAN 25 Banyuasin.

136
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

b. Uji coba skala kecil


Sasaran penelitian ini kelas X.MIPA di UPT SMAN 25 Banyuasin untuk uji
coba produk diterapkan kepada siswa skala kecil mengambil 8 responden.
c. Uji coba skala menengah
Sasaran penelitian ini kelas X.MIPA 1 dan X.MIPA 2 di UPT SMAN 25
Banyuasin untuk uji coba produk diterapkan kepada siswa pada skala
menengah mengambil 34 responden.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
angket praktikalitas. Lembar angket praktikalitas yang digunakan dalam
penelitian ini disusun dengan mengacu kepada kisi-kisi angket. Tujuannya agar
instrument penelitian yang digunakan dapat mengukur dengan baik selama
penggunaan dalam penelitian (Yanto, 2019).
Lembar angket praktikalitas atau lembar angket respon sebagai instrumen
penelitian yang dilakukan dengan cara memberi pernyataan tertulis kepada
siswa dan guru untuk memberikan respon terhadap kemudahan dari
penggunaan modul. Lembar angket praktikalitas atau angket respon dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Lembar angket respon guru
Lembar angket respon guru terhadap praktikalitas modul kimia berbasis
creative problem solving pada materi interaksi antar molekul digunakan
untuk mengetahui tentang kepraktisan dan kemudahan dari produk. Kisi-kisi
lembar praktikalitas terhadap modul kimia disajikan di tabel 1.

Tabel 1. Kisi-kisi respon guru


Aspek Indikator Nomor butir
Aspek A. Komponen isi 1,2,3,4,5
pembelajaran B. Aspek penyajian 6,7,8,9,10
dengan modul C. Aspek bahasa 11,12
D. Kegrafisan 13,14,

b. Lembar angket respon siswa


Lembar angket respon siswa digunakan untuk memudahkan dalam
menginterprestasikan data. Angket respon terhadap modul kimia berbasis
creative problem solving interaksi antar molekul yang sudah dibuat. Kisi-
kisi lembar praktikalitas terhadap modul kimia disajikan di tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi respon siswa


Aspek Indikator Nomor butir
Aspek pembelajaran A. Ketertarikan 1,2,3,4,5,6
dengan modul
B. Materi 7,8,9,10,11,12
C. Bahasa 13,14,15

4. Teknik Analisis Data


Data yang terkumpul akan dianalisis untuk mengetahui kualitas produk
yang dihasilkan. Analisis data dalam penelitian ini mengenai uji praktikalitas
modul kimia berbasis creative problem solving pada materi interaksi antar
molekul dengan menggunakkan analisis kuantitatif survei. Analisis kuantitatif
penelitian, yaitu analisis angket respon guru dan siswa.

137
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

Data hasil lembar angket praktikalitas berisikan item-item sebagai


penilaian produk yang sudah dibuat. Analisis dilakukan untuk menjabarkan
data hasil dari praktikalitas modul kimia berbasis creative problem solving
pada materi interaksi antar molekul digunakan untuk mengetahui praktis atau
tidak modul yang telah dirancang. Data hasil penilaian guru dan siswa akan
dihitungan presentasenya uraiannya sebagai berikut:

Tabel 3. Pedoman penskoran Data Angket Respon


No Alternatif Jawaban Bobot skor
1. Sangat Baik (SB) 5
2. Baik (B) 4
3. Cukup (C) 3
4. Kurang (K) 2
5. Sangat Kurang (SK) 1
Rumus yang digunakan adalah :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Presentasi = 𝑥 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Untuk mempermudah data angket praktikalitas atau angket respon yang
sudah dihitung dan diberikan interval skor sebagai berikut.

Tabel 4. Kriteria Hasil Penskoran Data Angket


Presentase (%) Keterangan
0-20 Tidak Praktis
21-40 Kurang Praktis
41-60 Cukup Praktis
61-80 Praktis
81-100 Sangat Praktis
(Riduwan, 2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada desain penelitian kuantitatif
survei. Penelitian ini melibatkan orang sebagai responden yaitu guru dan siswa
untuk melakukan uji praktikalitas terhadap produk. Uji praktikalitas tujuannya
untuk mengetahui tingkat kepraktisan produk berupa modul kimia berbasis
creative problem solving pada materi interaksi antar molekul yang sudah
dirancang. Uji praktikalitas dilakukan di UPT SMAN 25 Banyuasin kepada
guru bidang studi kimia dan siswa kelas X.MIPA dalam proses pembelajaran
kimia.
a. Hasil Uji Praktikalitas Guru
Hasil uji coba diperoleh melalui pengisian angket agar mengetahui
respon guru bidang studi kimia di UPT SMAN 25 Banyuasin terhadap
praktikalitas modul kimia yang sudah di rancang. Peneliti melakukan uji
coba dengan angket respon yang di isi oleh guru bidang studi kimia setelah
membaca dan memahami modul kimia berbasis creative problem solving
pada materi interaksi antar molekul. Hasil uji praktikalitas guru diuraikan
pada tabel sebagai berikut:

138
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

Tabel 5. Hasil uji praktikalitas oleh guru


Aspek Jumlah skor Presentase Kriteria
Komponen isi
Aspek penyajian 58 82,8 % Sangat praktis
Aspek bahasa
Kegrafisan

Hasil uji praktikalitas oleh guru terdapat di tabel 5. ada penilaian


diperoleh jumlah skor sebesar 58 dan presentase skor sebesar 82,8% dengan
kategori “sangat praktis” berdasarkan aspek komponen isi, aspek penyajian,
aspek bahasa dan kegrafisan terhadap modul yang dikembangkan sehingga
sudah sangat baik.
b. Hasil Uji Praktikalitas Siswa dengan Skala Kecil
Pada uji praktikalitas dilakukan uji coba skala kecil untuk mengetahui
respon siswa terhadap praktikalitas modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul kelas X di UPT SMAN 25
Banyuasin, jumlah responden 8 orang siswa. Pada proses uji coba lapangan
skala kecil dengan melakukan pembelajaran kimia untuk materi interaksi
antar molekul dengan modul yang sudah dikembangkan. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul di kelas X.MIPA dapat dilihat
pada gambar 1. dibawah ini.

Gambar 1. Uji coba lapangan skala kecil


Proses uji coba lapangan skala kecil melibatkan siswa untuk mengisi
angket respon yang sudah disediakan oleh peneliti. Kegiatan pengisian
angket respon terhadap praktikalitas modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul di kelas X.MIPA dapat dilihat
pada gambar 2. dibawah ini.

Gambar 2. Pengisian angket

139
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

Hasil angket respon siswa terhadap praktikalitas modul kimia berbasis


creative problem solving pada materi interaksi antar molekul di kelas
X.MIPA UPT SMAN 25 Banyuasin, hasil penilaiannya diuraikan pada tabel
sebagai berikut:

Tabel 6. Skor dan presentase uji coba skala kecil


Aspek Rata-rata skor Presentase skor Kriteria
Ketertarikan
materi 64 85 % Sangat praktis
bahasa

Berdasarkan hasil angket respon praktikalitas siswa di tabel 4.7 ada


penilaian diperoleh jumlah skor sebesar 64 dan presentase skor sebesar
85% dengan kategori “sangat praktis” untuk modul kimia berbasis creative
problem solving dalam proses pembelajaran materi interaksi antar molekul
di UPT SMAN 25 Banyuasin.
c. Hasil Uji Praktikalitas Siswa dengan Skala Menengah
Pada uji coba skala menengah dilakukan untuk mengetahui respon siswa
terhadap praktikalitas modul kimia berbasis creative problem solving pada
materi interaksi antar molekul kelas X di UPT SMAN 25 Banyuasin, jumlah
responden 34 orang siswa. Pada proses uji coba lapangan skala menengah
dengan melakukan pembelajaran kimia untuk materi interaksi antar molekul
dengan modul yang sudah dikembangkan. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan modul kimia berbasis creative problem solving pada materi
interaksi antar molekul di kelas X.MIPA dapat dilihat pada gambar 3.
dibawah ini.

Gambar 3. uji coba lapangan skala menengah


Proses uji coba skala menengah melibatkan siswa untuk mengisi angket
respon yang sudah disediakan oleh peneliti. Kegiatan pengisian angket
respon terhadap praktikalitas modul kimia berbasis creative problem solving
pada materi interaksi antar molekul di kelas X.MIPA dapat dilihat pada
gambar 4. dibawah ini.

Gambar 4. Pengisian angket

140
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

Hasil angket respon siswa terhadap praktikalitas modul kimia berbasis


creative problem solving pada materi interaksi antar molekul di kelas
X.MIPA UPT SMAN 25 Banyuasin, hasil penilaiannya diuraikan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 7. Skor dan presentase uji coba skala menegah
Aspek Rata-rata skor Presentase skor Kriteria
Ketertarikan
Materi 60 85,7 % Sangat praktis
bahasa

Berdasarkan hasil angket respon praktikalitas siswa di tabel 7. ada


penilaian diperoleh jumlah rata-rata skor sebesar 60 dan presentase skor
sebesar 85,7% dengan kategori “sangat praktis” untuk modul kimia berbasis
creative problem solving dalam proses pembelajaran materi interaksi antar
molekul, sehingga siswa lebih mudah memahami materi secara mandiri atau
kelompok sistem pembelajaran dilakukan dengan tatap muka terbatas di
UPT SMAN 25 Banyuasin.
Hasil uji praktikalitas modul kimia berbasis creative problem solving
pada materi interaksi antar molekul melalui uji respon guru dan uji respon
siswa. Pada gambar 5. disajikan grafik hasil angket respon guru dan angket
respon siswa terhadap praktikalitas modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul.

Hasil Uji Praktikalitas


86.00%
85.50%
85.00%
84.50%
84.00%
83.50%
83.00%
82.50%
82.00%
81.50%
81.00%
Uji coba guru Uji coba siswa skala Uji coba siswa skala
kecil menengah

Gambar 5. Grafik hasil uji praktikalitas

Berdasarkan hasil uji praktikalitas siswa di grafik penilaian yang


diperoleh presentase dari uji coba guru sebesar 82,8%, uji coba siswa skala
kecil sebesar 85% dan uji coba siswa skala kecil menengah sebesar 85,7%
menujukkan modul kimia berbasis creative problem solving pada materi
interaksi antar molekul memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran
kimia.

141
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

2. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan sehingga perlu
penggunaan modul kimia berbasis creative problem solving pada materi
interaksi antar molekul untuk pembelajaran kimia kelas X DI UPT SMAN 25
Banyuasin. Modul yang dirancang dengan model pembelajaran creative
problem solving dikaitkan dengan peristiwa dikehidupan sehari-hari untuk
materi interaksi antar molekul. Menurut Wahyuddin & Satriani (2018) bahwa
model pembelajaran creative problem solving digunakan siswa untuk
merangsang siswa dalam berfikir karena dimulai pencarian masalah sampai
kepada penarikan kesimpulan.
Uji praktikalitas terhadap produk yang sudah dirancang berupa modul
kimia berbasis creative problem solving pada materi interaksi antar molekul
bertujuan untuk mengetahui praktikalitas modul yang dikembangkan
kemudahan dalam penggunaannya. Praktikalitas terhadap modul kimia berbasis
creative problem solving pada materi interaksi antar molekul dilihat dari uji
coba dalam proses pembelajaran di sekolah akan dinyatakan praktis
berdasarkan penilaian dari angket respon guru dan siswa. Penggunaan bahan
ajar berupa modul kimia masih langkah untuk pelaksanaan proses
pembelajaran di UPT SMAN 25 Banyuasin.
Bahan ajar yang efektif dan inovatif yang dikombinasikan dengan model
pembelajaran agar dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran serta
menuntut siswa lebih aktif mengembangkan pengetahuan secara mandiri
(Jayanti, 2018). Bahan ajar berupa modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul di uji praktikalitasnya untuk
memberikan maanfaat kepada guru dan siswa sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan dengan teratur.
Proses uji praktikalitas terhadap modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul melalui uji respon guru diperoleh
penilaiannya dengan presentase skor sebesar 82,8% dengan kategori “sangat
praktis”. Bahan ajar berupa modul kimia berbasis creative problem solving
memberi manfaat kepada guru bidang studi di UPT SMAN 25 Banyuasin
dengan adanya modul kimia ini dapat membuat waktu pembelajaran kimia
lebih efektif. Penggunaan modul kimia berbasis creative problem solving untuk
penyajian materi interaksi antar molekul disajikan dengan ringkas. Hal ini
sejalan dengan penelitian Hamidah, Alfiyandri, Maielfi, & Widya, (2021)
bahwa modul pembelajaran berbasis creative problem solving uji kepraktisan
dari penggunaan bahasa yang tepat dan efisien dalam bahan ajar dapat
mempercepat proses pembelajaran.
Pada uji coba skala dan skala menengah dilakukan untuk mengetahui
respon siswa terhadap praktikalitas modul kimia berbasis creative problem
solving pada materi interaksi antar molekul kelas X di UPT SMAN 25
Banyuasin. Hasil respon siswa terhadap praktikalitas modul dengan uji coba
skala kecil tingkat presentase skor sebesar 85% dan skor uji coba skala
menengah sebesar 85,7% dengan kategori “sangat praktis. Modul kimia
berbasis creative problem solving memberi kemudahan bagi siswa dalam
memecahkan permasalahan, memiliki keterampilan dalam berfikir kreatif.
Proses pembelajaran kimia sehingga dapat memahami materi interaksi antar
molekul dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

142
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan bahwa uji praktikalitas modul kimia berbasis creative
problem solving pada materi interaksi antar molekul di UPT SMAN 25 Banyuasin
yang menunjukkan hasil yang sangat praktis. Hasil uji praktikalitas oleh guru
diperoleh jumlah skor sebesar 58 dan presentase skor sebesar 82,8% dengan
kategori “sangat praktis”. Hasil respon siswa terhadap praktikalitas uji coba skala
kecil diperoleh jumlah skor sebesar 64 dan presentase skor sebesar 85% dan hasil
uji coba skala menengah diperoleh jumlah rata-rata skor sebesar 60 dan presentase
skor sebesar 85,7% dengan kategori “sangat praktis”.

DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Riduwan. (2007). Rumusan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Fernanda, H. (2019). Kefektifan Model Learning Cycle 7E Pada Materi Interaksi
Antar Molekul Di Man Aceh Barat. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Banda Aceh: Skripsi.
Gusta, R.Z. (2022). The Practicality of Electronic Physics Module Based on
Scientific Approach on Fluid Materials. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika,
7(2), 178-191.
Hamidah, W., Alfiyandri, Maielfi, D., & Widya. (2021). Creative Problem
Solving-Based Electronic Module Integrated With 21st Century Skills.
Indonesian Journal Of Science And Mathematics Education, 4(3), 334-
342.
Ikhwan, K., Zaturrahmi, Yusmanila, & Widya. (2022). Praktikalitas E-Module
Berbasis Model Creative Problem Solving (CPS) Untuk Materi Fluida
Dinamis Terintegrasi Keterampilan Abad 21. Jurnal Ilmu Pendidikan,
4(4). 5700-5707.
Irfadila, S. M. (2020). Praktikalitas Bahan Ajar Berbasis Peta Konsep Pada Mata
Kuliah Teori Pembelajaran Bahasa Dan IBM Mahasiswa Program Studi
PBSI FKIP UMSB. Inovasi Pendidikan , 76-83.
Jailani, Sugiman, Retnawati, H., Bukhori, Apino, E., Djidu, H., Et Al. (2017).
Desain Pembelajaran Matematika Untuk Melatih Higher Order Thinking
Skills. Yogyakarta : UNY PRESS.
Jayanti, E. (2018). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berbasis Poe
(Predict, Observe, Explain) Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non
Elektrolit. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(2), 1-11.
Karyanti, Fatchurahman, & Syarif, T. F. (2019). Teknik Creative. Yogyakarta:
Penerbit K-Media.
Laksono, J. P. (2018). Pengembangan Dan Penggunaan Instrumen Two-Tier
Multiple Choice Pada Materi Termokimia Untuk Mengukur Kemampuan
Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(2), 80-92.
Latifah, Y. (2020). Pengembangan E-Modul Berbasis Creative Problem Solving
(Cps) Pada Materi Momentum Impuls Dan Getaran Harmonis Kelas X
Sma/Ma. Institut Agama Islam Negeri Batu sangkar: Skripsi.
Mahsup, Sirajuddin, Pramita, D., & Rahmatin, N. (2019). Pengembangan Modul
Pembelajaran Bangun Ruangdengan Metode Creative Problem Solving
(Cps) Pada Siswa Kelas Viii Smp. Jurnal Teori Dan Aplikasi Matematika
(Jtam), 3(1), 27-33.
Musawwa, M. M., Febriana, W. B., & Arlianty, N. W. (2018). Analysis Of

143
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA 2022
“DESAIN MERDEKA BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KIMIA DAN INOVASI
PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19

Understanding Of First-Year Chemistry Education Students On


Intermolecular Forces (Imfs) Topic. International Journal Of Chemistry
Education Research, 2(2), 71-15.
Nurfebriani, W. (2013). Konstribusi Buku Ajar Interaksi Antar Molekul
Menggunakan Konteks Printer Inkjet Untuk Mencapai Literasi Sains
Siswa SMA. Universitas Pendidikan Indonesia: Skripsi.
Nurhamdiah, N., Maimunah, M., & Roza, Y. (2020). Praktikalitas Bahan Ajar
Matematika Terintegrasi Nilai Islam Menggunakan Pendekatan Saintifik
Untuk Pengembangan Karakter Peserta Didik . Jurnal Pendidikan
Matematika, 4(1), 193-201.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Prayitno, A. B., Masyuri, M., & Swestyani, S. (2017). Pengembangan Modul IPA
Berbasis Creative Problem Solving (CPS) Untuk MeningkatkKemampuan
Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pembelajaran Biologi, 6(2), 36-41.
Soeprodjo, & Nursiami, S. (2015). Keefektifan Model Pembelajaran Creative
Problem Solving Berbantuan Flash Interaktif Terhadap Hasil Belajar.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 9(1), 1440-1449.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Aflabeta.
Yanto, P. T. (2019). Praktikalitas Media Pembelajaran Interaktif Pada Proses
Pembelajaran Rangkaian Listrik. Jurnal Inovasi Vokasional Dan
Teknologi, 19(1), 75-82.
Yerimadesi, Bayharti, Handayani, F., & Legi, W. F. (2016). Pengembangan
Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Kelas
XI SMA/MA. Journal Of Sainstek, 8(1), 85-97.

144

Anda mungkin juga menyukai