Anda di halaman 1dari 10

Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2021 Vol. 4, No.

2 (164-
173), ISSN (e): 2597-9361 dan ISSN (p): 2597-4068. Homepage: http://ojs.unm.ac.id/CER
DOI: https://doi.org/10.26858/cer.v4i2.13315

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ikatan Kimia dengan


Model Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik SMA

Marliana Muttar
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: marlianamuttar@yahoo.co.id

Muhammad Danial
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: muhammaddanial@yahoo.com

Sugiarti Sugiarti
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: atisugiarti34@yahoo.co.id

(Diterima: 10-Januari-2021; direvisi: 11-Februari-2021; dipublikasikan: 28-Maret-2021)

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development)


yang bertujuan untuk: (1) mengetahui proses pengembangan perangkat pembelajaran ikatan
kimia dengan model kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
SMA, (2) mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan produk pengembangan
perangkat pembelajaran ikatan kimia dengan kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik SMA. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan
adalah model 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design),
tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Perangkat pembelajaran
yang dikembangkan adalah RPP, LKPD, BAPD, Media, dan THB. Setelah validasi,
dilakukan uji coba perangkat pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw di SMAN 7
Jeneponto pada kelas X.MIA 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw yang
dikembangkan menunjukkan kevalidan rata-rata 3,75 dengan kriteria sangat valid. Perangkat
pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dikatakan praktis, karena pada uji kepraktisan
yang berhubungan dengan: (1) keterlaksanaan perangkat pembelajaran model kooperatif tipe
Jigsaw berada pada nilai rata-rata M = 1,9 dalam kategori (1,5 M 2,0) yang artinya aspek
dan kriteria yang diamati pada pelaksanaan perangkat pembelajaran model kooperatif tipe
Jigsaw berada pada kategori terlaksana seluruhnya, (2) guru memberikan respon yang sangat
positif terhadap perangkat pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dengan persentase
92,59%, dan (3) peserta didik memberikan respon yang sangat positif terhadap perangkat
pembelajaran berbasis model kooperatif tipe Jigsaw dengan persentase 92,77%. Perangkat
pembelajaran ini dikatakan efektif karena memenuhi kriteria keefektifan, dengan hasil belajar
peserta didik diperoleh rata-rata persentase 81,91% dengan ketuntasan klasikal 87,50%,
sedangkan peningkatan hasil belajar berdasarkan uji N-gain sebesar 0,78 dengan kriteria
tinggi. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa produk perangkat
pembelajaran yang dikembangkan termasuk valid, praktis, dan efektif.

Kata kunci: Perangkat Pembelajaran; Kooperatif Tipe Jigsaw; Hasil Belajar.

Abstract: This study is development research (research and development) which aims at
examining (1) the development process of chemical bond learning devices using cooperative
164
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2021, Vol. 4, No. 2 (164-173)

model of Jigsaw type to improve learning outcomes of senior high school students, (2) the
level of validity, practicality, and effectiveness of development product of chemical bond
learning devices using cooperative model of Jigsaw type to improve learning outcomes of
senior high school students. The development model of learning devices employed in this
study was 4.D model which consisted of defining stage, design stage, development stage, and
dissemination stage.The learning devices developed in this study were RPP, LKPD, BAPD,
media, and THB. The chemical bond learning devices using cooperative model of Jigsaw type
was validated by two experts. After being validated, the test of cooperative model of Jigsaw
type was conducted at SMAN 7 Jeneponto in class X. MIA 1 with 35 students. The results of
the study reveal that the learning devices of cooperative model of Jigsaw type which had been
developed indicated that the average validity was 3,75 with very valid criteria. The learning
devices of cooperative model of Jigsaw type was stated as practical because the practicality
test which related to (1) the implementation of learning devices of cooperative model of
Jigsaw type was in average value M = 1.9 in category (1.5 ≤ M ≥ 2.0) which means that the
aspect and criteria being observed on the implementation of learning devices of cooperative
model of Jigsaw type is in implemented entirely category, (2) the teacher gave very positive
response on learning devices of cooperative model of Jigsaw type with 92.07 %, and (3) the
students gave very positive response on learning devices based on cooperative model of
Jigsaw type with 92.77 %. The learning devices is stated as effective because it has met
effective criteria with the learning outcomes obtained the average of 81.91 % and classical
completeness 87.50 %, whereas, the improvement of learning outcomes based on N-gain test
was 0,78 with high criteria. Therefore, the result of the study indicates that the product of
learning devices which had been developed is valid, practical, and effective.

Keywords: Learning Device; Cooperative of Jigsaw Type; Learning Outcomes.

PENDAHULUAN merupakan pengetahuan deklaratif dan


Tingkat pemahaman peserta didik membutuhkan pembuktian melalui
terhadap suatu materi pelajaran akan pengamatan. Selain itu materi ini banyak
banyak ditentukan oleh sejauh mana berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
terselenggaranya proses belajar mengajar sehingga peserta didik mampu menerapkan
dengan baik dalam kelas dan sesuai dengan dan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki
fungsi dan tujuan yang diharapkan. dengan kehidupan sehari-hari.
Sehingga untuk mencapai proses belajar Berdasarkan hal diatas menjadi
mengajar yang efektif dan efisien, tidak sebuah pertimbangan bagi seorang pendidik
mungkin dicapai dengan metode yang untuk memilih model pembelajaran dan
bersifat “teacher centered” atau komunikasi menyediakan alat bantu mengajar yang tepat
satu arah. Model pembelajaran yang harus sebagai faktor penunjang proses
diterapkan adalah metode multi arah, salah pembelajaran di kelas. Adapun alat bantu
satunya yaitu dengan pembelajaran yang dimaksud adalah perangkat
kooperatif, karena pembelajaran kooperatif pembelajaran. Perangkat pembelajaran
merupakan suatu upaya dalam perubahan sebagai penunjang pembelajaran berupa
pendidikan dan pembelajaran. RPP dipilih karena berfungsi sebagai
Ikatan Kimia menjadi salah satu pedoman guru dalam melaksanakan proses
materi pokok mata pelajaran kimia yang pembelajaran. LKPD dipilih karena
harus dipelajari oleh peserta didik SMA berfungsi sebagai sumber belajar pendukung
untuk mencapai kompetensi sikap, yang dapat memberikan kesempatan kepada
pengetahuan, dan keterampilan. Di dalam peserta didik untuk melakukan kegiatan
pokok bahasan ikatan kimia terdapat banyak penemuan secara mandiri maupun bekerja
informasi tentang fakta dan konsep yang sama. Perangkat pembelajaran perlu
165
Muttar, Danial, Sugiarti. Pengembangan perangkat pembelajaran….

diwarnai dengan model pembelajaran yang perangkat pembelajaran kurikulum 2013.


sesuai. Salah satu model pembelajaran yang Hal ini sesuai dengan penelitian yang
kiranya cocok digunakan dalam perangkat dilakukan oleh Luthfi, Danial, & Wijaya
pembelajaran di atas adalah model discovery (2016), menunjukkan bahwa hasil belajar
learning. peserta didik yang diberi tugas secara
Melalui model ini diharapkan peserta berkelompok dengan model pembelajaran
didik mampu mengembangkan kemampuan discovery learning lebih tinggi dengan nilai
pemecahan masalah yang dihadapinya rata-rata 73,80 dibandingkan dengan bekerja
dalam pembelajaran kimia yang berkaitan secara individu dengan nilai rata-rata hasil
dengan materi asam basa dan garam yang belajar 67,71. Selain itu, terdapat penelitian
sedang dipelajari. Kemampuan pemecahan Nurhasanah, Kania, & Sunendar (2018)
masalah merupakan bagian terpenting dari menunjukkan bahwa penggunaan model
peserta didik yang harus dikembangkan pembelajaran discovery learning dapat
melalui pembelajaran, dalam penelitian ini meningkatkan kemampuan pemecahan
guru hanya sebagai fasilitator yang berfungsi masalah matematis peserta didik SMP kelas
sebagai jembatan penghubung agar peserta VIII dengan kategori sangat baik. Hal ini
didik dapat memecahkan permasalahan dibuktikan dengan nilai rata-rata di akhir
kimia sendiri. Peserta didik akan pembelajaran sebesar 54 dari skor maksimal
mendapatkan kesempatan untuk menemukan 80 yang pada awalnya hanya memiliki rata-
dan mengembangkan ide-ide baru dalam rata 5,44 dari skor maksimal 80.
kegiatan memecahkan permasalahan
tersebut. METODE
Secara umum ada empat langkah Penelitian ini termasuk dalam jenis
yang harus dilakukan peserta didik untuk penelitian Research and Development
memahami masalah meliputi: (1) memahami (R&D) yang dikembangkan dengan
masalah, (2) merencanakan pemecahannya, menggunakan model pengembangan 4-D
(3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa (Define, Design, Develop, Disseminate) oleh
kembali prosedur dan hasil penyelesaian. Thiagarajan, Semmel, & Semmel (1974).
Model pengembangan yang digunakan yaitu Uji coba perangkat dilaksanakan di SMP
4-D, adapun alasan dipilihnya model ini Negeri 36 Makassar dengan subjek
karena peneliti menganggap model inilah penelitian kelas VII semester ganjil tahun
yang sesuai digunakan dalam pelajaran 2019/2020. Instrumen penelitian
mengembangkan perangkat pembelajaran yang digunakan adalah lembar validasi,
yang berbasis discovery learning. Model 4- lembar observasi keterlaksanaan
D ini memiliki beberapa kelebihan dengan pembelajaran, angket respon guru, angket
model-model lain diantaranya: (1) langkah- respon peserta didik, lembar kemampuan
langkah pengembangannya jelas, sistematis, pemecahan masalah, dan tes hasil belajar.
dan terarah sehingga menuntun setiap Teknik analisis data yang digunakan yakni
pengguna model ini untuk menggunakan teknik analisis statistik deskriptif.
langkah tersebut hingga proses akhir Data yang dianalisis adalah
penggunaan produk yang dihasilkan; (2) Analisis data kevalidan
hasil pengembangannya dapat mencapai apa perangkat pembelajaran, analisis data
yang diharapkan karena instrumen sudah kepraktisan perangkat pembelajaran, dan
teruji oleh ahli dan praktisi sebelum analisis data keefektifan perangkat
digunakan; (3) kajian pengembangan model pembelajaran.
ini mengarahkan pada produktivitas guru
dengan menghasilkan produk perangkat HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran yang lengkap; (4) prosedur 1. Proses Pengembangan Perangkat
pengembangan pembelajaran relevan dan Pembelajaran Berbasis Discovery
sesuai dengan prinsip pengembangan Learning

166
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2021, Vol. 4, No. 2 (164-173)

Proses pengembangan perangkat hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan


pembelajaran berbasis discovery learning ini sehari-hari.
menggunakan model 4D dari Thiagarajan Analisis materi, pada analisis ini
yang terdiri dari empat tahap yaitu define, diperoleh konsep-konsep utama dalam
design, develop, dan disseminate. Tahapan materi asam basa dan garam dan dibuat
yang dilakukan dimulai dari analisis awal dalam suatu urutan materi hirarkis. Analisis
akhir yang bertujuan untuk mengetahui dan tugas, setelah dilakukan analisis ini
menetapkan masalah dasar yang dihadapi diperoleh bahwa tugas yang diberikan dapat
dalam proses pembelajaran. Masalah memberikan pemahaman terhadap materi
mendasar dari SMP Negeri 36 Makassar yang sedang dipelajari. Tugas-tugas dalam
yaitu rendahnya kemampuan pemecahan LKPD dikerjakan secara berkelompok
masalah peserta didik yang berdampak pada selama pembelajaran berlangsung kemudian
rendahnya hasil belajar. Kegiatan dilanjutkan dengan kuis atau evaluasi yang
pembelajaran yang masih menggunakan dikerjakan secara individu. Analisis tujuan
model konvensional yang kurang melibatkan pembelajaran, tahap ini terdiri atas 3 langkah
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. yaitu (1) penyusunan tes, (2) pemilihan
Hal ini mengakibatkan peserta didik tidak media yang sesuai tujuan, (3) pemilihan
terbiasa mengkonstruk pengetahuan karena format, menentukan format isi perangkat
peserta didik hanya mendengar dan mencatat pembelajaran. Untuk itu dipilih format yang
materi yang disampaikan sehingga sesuai dengan karakteristik dan langkah-
mengakibatkan rasa bosan dan kurang langkah pembelajaran discovery learning
bersemangat dalam proses pembelajaran. tahapan selanjutnya adalah mengembangkan
Analisis peserta didik untuk mengetahui perangkat pembelajaran meliputi RPP,
karakteristik peserta didik yang sesuai LKPD, BAPD, Media, dan THB. Tahapan
dengan rancangan dan pengembangan terakhir adalah mengevaluasi perangkat
perangkat pembelajaran melalui observasi, pembelajaran melalui serangkaian proses,
hasil yang diperoleh bahwa peserta didik di yaitu validasi ahli, revisi, dan uji coba
SMP Negeri 36 Makassar memiliki perangkat sehingga dihasilkan perangkat
kemampuan heterogen yakni berkemampuan pembelajaran yang valid, praktis, dan
tinggi, sedang, dan rendah. Peserta didik efektif.
pada umumnya memiliki gaya belajar visual 2. Kualitas Perangkat Pembelajaran
yakni belajar dengan mengutamakan indera Berbasis Discovery Learning
pengelihatan dimana peserta didik lebih Secara umum, hasil penelitian
tertarik jika divisualisasikan baik melalui terhadap perangkat pembelajaran yang
gambar maupun dialami secara langsung meliputi RPP, LKPD, BAPD, Media, dan
seperti praktikum, dan diperlihatkan dengan THB dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman Hasil Validasi Perangkat


Rata-rata Skor
No. Perangkat Kategori
Validasi
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3,6 Sangat Valid
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 3,6 Sangat Valid
3. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 3,8 Sangat Valid
4. Media 3,7 Sangat Valid
5. Tes Hasil Belajar (THB) 3,8 Sangat Valid
Rata-rata Total 3,7 Sangat Valid

Hasil analisis terhadap RPP pada validator terhadap RPP dari aspek format
memperlihatkan bahwa rata-rata penilaian RPP, materi (isi) yang disajikan, bahasa,
167
Muttar, Danial, Sugiarti. Pengembangan perangkat pembelajaran….

alokasi waktu, manfaat/kegunaan RPP, dari aspek adalah format BAPD, bahasa, isi
sarana dan alat bantu pembelajaran adalah BAPD, dan manfaat/ kegunaan BAPD
3,6 dengan kategori sangat valid karena adalah 3,8 dengan kategori “sangat valid”
berada pada rentang 3,5 ≤ X/Y/Z ≤ 4. Hal ini yaitu berada pada rentang 3,5 ≤ X/Y/Z ≤ 4.
berarti bahwa RPP disusun sesuai dengan Hal ini berarti bahwa BAPD telah dapat
prinsip-prinsip pengembangan RPP dan digunakan sebagai bahan ajar dalam
seluruh komponen dalam penyusunan RPP kegiatan pembelajaran. Namun demikian
telah tercantum sehingga RPP ini dapat berdasarkan saran dan komentar validator
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. maka dilakukan revisi kecil untuk
Meskipun demikian ada beberapa aspek penyempurnaan perangkat bahan ajar
yang perlu diperhatikan agar dapat peserta didik. (1) sebaiknya dicantumkan
menghasilkan RPP yang lebih baik yakni indikator pembelajaran pada setiap BAPD
ketepatan penjabaran kompetensi dasar ke yang dikembangkan, (2) sebaiknya
indikator pencapaian kompetensi, dicantumkan setiap keterangan gambar jika
pengembangan indikator menjadi tujuan terdapat lebih dari satu gambar pada satu
pembelajaran, dan kesesuaian tujuan kesatuan gambar yang ditampilkan. Hasil
pembelajaran dengan tingkat perkembangan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
kognitif peserta didik. Hasil uji kelayakan yang dilakukan oleh Rahmawati, Mardiyana,
terhadap perangkat pembelajaran juga & Subanti (2014), diperoleh hasil validasi
dilakukan oleh Khomsiatun & Retnawati buku peserta didik yaitu semua komponen
(2015) hasil validasi RPP menunjukkan total penilaian berada dalam kategori “sangat
skor adalah 495 sehingga RPP termasuk baik” sehingga perangkat layak digunakan.
dalam kategori “valid” sehingga RPP yang Hasil analisis terhadap THB
dihasilkan layak digunakan setelah memperlihatkan bahwa rata-rata penilaian
dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai terhadap THB ditinjau dari aspek materi
aturan. soal, konstruksi, dan bahasa adalah 3,8
Hasil analisis terhadap LKPD dengan kategori “sangat valid” yaitu berada
memperlihatkan bahwa rata-rata penilaian pada rentang 3,5 ≤ X/Y/Z ≤ 4. Namun
terhadap LKPD ditinjau dari aspek format demikian, tes hasil belajar yang disusun
LKPD, bahasa, isi LKPD, waktu, tetap direvisi sedikit dengan memperhatikan
manfaat/kegunaan LKPD adalah 3,6 dengan indikator pencapaian kompetensi dimana
kategori “sangat valid” yaitu berada pada soal yang dibuat harus sesuai. Tes hasil
rentang 3,5 ≤ X/Y/Z ≤ 4. Hal ini berarti belajar yang telah direvisi diujcobakan
bahwa LKPD ini dapat digunakan sebagai sebelum pembelajaran kimia berbasis
bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran. discovery learning pada materi asam basa
Namun demikian berdasarkan saran dan dan garam untuk mengetahui kemampuan
komentar validator maka dilakukan revisi awal peserta didik dan setelah proses
kecil untuk penyempurnaan perangkat pembelajaran berabsis discovery learning
LKPD. (1) cantumkan indikator untuk mengukur kemampuan pemecahan
pembelajaran pada setiap LKPD, (2) masalah dan hasil belajar peserta didik
cantumkan keterangan gambar pada setiap setelah mengikuti proses pembelajaran.
gambar yang ditampilkan. Hasil uji Dalam proses pengembangan
kelayakan LKPD juga dilakukan oleh instrumen ini terdapat beberapa instrumen
Hutami & Wiyatmo (2018), berdasarkan pengumpulan data yang dikembangkan
penilaian validator LKPD yang dihasilkan melalui proses validasi. Instrumen yang
termasuk dalam kategori sangat baik dengan dimaksud adalah lembar keterlaksanaan
skor rata-rata sebesar 4,4. pembelajaran, lembar angket respon guru,
Hasil analisis terhadap BAPD lembar angket respon peserta didik, dan
memperlihatkan bahwa rata-rata penilaian lembar kemampuan pemecahan masalah.
terhadap bahan ajar peserta didik ditinjau Adapun rekapitulasi penilaian validator

168
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2021, Vol. 4, No. 2 (164-173)

terhadap instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Validasi terhadap Instrumen Penelitian


No. Perangkat Pembelajaran Penilaian Kategori
1. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran 3,9 Sangat Valid
2. Lembar angket respon guru 3,7 Sangat Valid
3. Lembar angket respon peserta didik 3,7 Sangat Valid
Rata-rata Total 3,8 Sangat Valid

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan digunakan dengan sedikit revisi. Tujuan


bahwa keseluruhan komponen lembar utama analisis data keterlaksanaan perangkat
keterlaksanaan pembelajaran, lembar angket pembelajaran adalah untuk melihat sejauh
respon guru, lembar angket respon peserta mana tingkat keterlaksanaan perangkat
didik, dan lembar kemampuan pemecahan dalam proses pembelajaran. Perangkat
masalah dinilai sangat valid yaitu berada berdasarkan hasil analisis data dan observasi
pada rentang 3,7 ≤ X/Y/Z ≤ 4. Penilaian pengamatan tentang keterlaksanaan
secara umum oleh para ahli untuk instrumen pembelajaran selama tiga pertemuan dapat
penelitian ini adalah baik dan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran


No. Aspek Penilaian Kategori
1. Sintaks 1,9 Terlaksana Seluruhnya
2. Interaksi Sosial 1,8 Terlaksana Seluruhnya
3. Prinsip Reaksi 1,9 Terlaksana Seluruhnya
4. Sistem Pendukung 1,9 Terlaksana Seluruhnya
Rata-rata Total 1,9 Terlaksana Seluruhnya

Berdasarkan analisis data yang kelas khususnya untuk materi asam


ditunjukkan pada tabel 3 nilai rata-rata basa dan garam. Berdasarkan hasil
keterlaksanaan perangkat pembelajaran penilaian pengamat dan hasil analisis
kimia berbasis discovery learning adalah 1,9 persentase kesepahaman dapat
dengan kategori terlaksana seluruhnya disimpulkan bahwa keterlaksanaan
karena berada pada rentang 1,5 ≤ M ≤ 2,0. perangkat pembelajaran kimia telah
Hal ini menunjukkan bahwa perangkat diujicobakan dan telah memenuhi kirteria
pembelajaran yang dikembangkan dapat praktis. Hasil analisis tersebut dapat
digunakan dalam pembelajaran kimia di dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis Respon Guru


No. Aspek Penilaian Kategori
1. Penilaian terhadap RPP 95,00 Sangat Positif
2. Peniilaian terhadap LKPD 95,00 Sangat Positif
3. Penilaian terhadap BAPD 87,50 Sangat Positif
4. Penilaian terhadap Media 90,00 Sangat Positif
5. Penilaian terhadap THB 92,86 Sangat Positif
Rata-rata Total 92,07 Sangat Positif

169
Muttar, Danial, Sugiarti. Pengembangan perangkat pembelajaran….

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dipelajari masih diperlukan penjelasan yang


pada tabel 4 rata-rata respon guru sebesar lebih lengkap. Hasil analisis respon guru
92,07 yaitu berada pada kategori sangat terhadap LKPD, yang perlu diperhatikan
positif. Hal ini berarti bahwa perangkat yaitu waktu yang dibutuhkan dalam setiap
pembelajaran yang telah dikembangkan kegiatan pada LKPD terutama pada saat
praktis dan dapat digunakan dalam pengolahan data, serta kemudahan
pembelajaran kimia berbasis discovery penggunaan LKPD berbasis discovery
learning. Hasil analisis respon guru terhadap learning, terutama dalam mengubah
RPP menunjukkan bahwa hal yang perlu kebiasaan peserta didik dalam belajar di
diperhatikan yaitu kesesuaian antara kelas. Angket respon peserta didik diberikan
banyaknya indikator dengan waktu yang setelah mengikuti kegiatan pembelajaran,
disediakan, rincian waktu yang digunakan respon peserta didik terhadap perangkat
dalam RPP cukup untuk setiap pertemuan. pembelajaran dibagi menjadi tiga aspek
Respon guru terhadap BAPD yang perlu yaitu respon terhadap perangkat
diperhatikan yaitu materi yang ada dalam pembelajaran dan proses pembelajaran,
buku peserta didik lengkap, menarik tetapi respon terhadap bahan ajar peserta didik,
masih ada beberapa bagian yang belum dan respon terhadap lembar kerja peserta
dipahami, gambar yang disajikan dalam didik. Hasil analisis data respon peserta
buku peserta didik belum sepenuhnya didik diisi oleh 32 peserta didik dan dapat
membantu dalam memahami materi yang dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Respon Peserta Didik


No. Aspek Rata-rata Persentase Keterangan
Respon terhadap perangkat
1. 94,18 Sangat Positif
pembelajaran dan proses pembelajaran
2. Respon terhadap BAPD 92,53 Sangat Positif
3. Respon terhadap LKPD 91,60 Sangat Positif
Rata-rata Total 92,77 Sangat Positif

Respon peserta didik terhadap minimal berada pada kategori positif,


pelaksanaan pembelajaran berdasarkan sehingga perangkat pembelajaran efektif
angket yang diberikan diperoleh persentase digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
sebesar 94,18%, respon peserta didik Dari analisis respon peserta didik,
terhadap bahan ajar peserta didik sebesar rata-rata peserta didik memberikan penilaian
92,53% dan respon terhadap LKPD sebesar dalam skala setuju, respon peserta didik
91,60%. Dari keseluruhan aspek yang positif terhadap kegiatan pembelajaran,
diamati rata-rata respon positif yang LKPD, BAPD berbasis discovery learning.
diberikan oleh peserta didik adalah 92,77%. Dengan pembelajaran berbasis discovery
Hal ini menunujukkan bahwa rata-rata learning minat belajar peserta didik lebih
peserta didik setuju terhadap pelaksanaan baik, terlibat aktif dalam belajar kelompok
pembelajaran berbasis discovery learning, untuk memperoleh pengetahuan, berdiskusi,
dan seluruh aspek yang ditanyakan dalam bertukar ide. Saran untuk LKPD yaitu perlu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penambahan ruang kosong untuk
menggunakan perangkat pembelajaran kimia menuliskan jawaban, peserta didik
berbasis discovery learning didapatkan menganggap ruang yang disediakan tidak
respon positif yang sangat tinggi atau sangat cukup untuk menuliskan beberapa jawaban.
positif. Dari persentase tersebut menunjukan Untuk BAPD diharapkan untuk didesain
bahwa kriteria perangkat pembelajaran lebih menarik sehingga peserta didik lebih
dikatakan efektif jika respon peserta didik termotivasi untuk belajar masih diperlukan

170
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2021, Vol. 4, No. 2 (164-173)

tambahan contoh soal sehingga bisa menjadi (3) melaksanakan rencana, dan (4)
referensi bagi peserta didik dalam memeriksa kembali prosedur dan hasil
menyelesaikan soal-soal yang terkait. penyelesaian. Instrumen ini digunakan untuk
Analisis kemampuan pemecahan mengukur kemampuan pemecahan masalah
masalah dilakukan dengan menggunakan peserta didik secara individu setelah
instrument berupa tes soal uraian yang dilakukan proses pembelajaran
mengukur empat item kemampuan menggunakan perangkat pembelajaran
pemecahan masalah yaitu: (1) memahami berbasis discovery learning. Adapun hasil
masalah, (2) merencanakan pemecahannya, yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Statistik Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik


Nilai Statistik
Variabel
Pre-test Post-test
Subjek Penelitian 32 32
Nilai Maksimum 33,33 83,89
Nilai Minimum 23,33 65,56
Rata-rata 27,22 74,50
Jumlah peserta didik tuntas 0 28
Jumlah peserta didik tidak tuntas 32 4

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan permasalahan mengenai bahan dilingkungan


bahwa kemampuan pemecahan masalah sekitar yang kemudian peserta didik diminta
peserta didik kelas VII SMP Negeri 36 untuk mengelompokkan berdasarkan konsep
Makassar terhadap pembelajaran kimia asam basa dan garam. Hasil analisis pada
berbasis discovery learning pada materi indikator 1 diperoleh nilai rata-rata untuk
asam basa dan garam diperoleh skor rata- soal nomor 1 yaitu 10,84 dan soal nomor 2
rata 74,50 dengan kategori baik. Hasil untuk yaitu 9,36.
masing-masing indikator yaitu untuk Pengkategorian hasil belajar
indikator 1 dalam tes kemampuan berdasarkan kategori diperoleh distribusi
pemecahan masalah terdapat pada butir 1 frekuensi dan persentase nilai hasil belajar
dan 3. Pada penilaian indikator 1 disajikan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar Kimia


Interval Pre-test Post-test
Predikat Keterangan
Nilai Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
93-100 A Sangat baik - - 4 12,50
85-92 B Baik - - 15 46,87
75-84 C Cukup - - 9 28,12
<75 D Kurang 32 100 4 12,50

Tabel 7, menunjukkan bahwa dari 32 pembelajaran berbasis discovery learning


peserta didik yang mengikuti tes hasil terdapat 12,50% pada kategori kurang
belajar sebelum dilakukan pembelajaran 28,12% pada kategori cukup, 46,87% pada
kimia berbasis discovery learning pada kategori baik, dan 12,50% pada kategori
materi asam basa dan garam 100% peserta sangat baik.
didik berada pada kategori kurang. Apabila hasil belajar peserta didik
Sedangkan setelah dilakukan proses dianalisis maka persentase ketuntasan hasil
pembelajaran menggunakan perangkat belajar dapat dilihat pada Tabel 8.

171
Muttar, Danial, Sugiarti. Pengembangan perangkat pembelajaran….

Tabel 8. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar


Interval Pre-test Post-test
Predikat Keterangan
Nilai Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
75-100 Tuntas Sangat Baik - - 28 87,50
Tidak
0-74 Baik 32 100% 4 12,50
Tuntas

Tabel 8, menunjukkan bahwa dari 32 tuntas. Pembelajaran dikatakan berhasil


peserta didik yang mengikuti tes hasil secara klasikal jika minimal 80% peserta
belajar sebelum dilakukan pembelajaran didik mencapai nilai minimal 75.
kimia berbasis discovery learning pada Pada dasarnya penelitian seperti ini
materi asam basa 100% peserta didik berada telah pernah dilakukan oleh peneliti
pada kategori tidak tuntas. Sedangkan sebelumnya Azzahro (2014). Dari hasil
setelah dilakukan proses pembelajaran penelitian diperoleh data menunjukkan
menggunakan perangkat pembelajaran bahwa secara klasikal, peserta didik
berbasis discovery learning terdapat 87,50% memperoleh pemahaman yang baik terhadap
peserta didik yang tuntas dan 12,50% materi yang disajikan dengan menggunakan
peserta didik yang tidak tuntas. perangkat pembelajaran kimia berbasis
Pembelajaran dikatakan berhasil secara discovery learning. Penelitian yang
klasikal jika minimal 80% peserta didik dilakukan oleh Luthfi, Danial, & Wijaya
mencapai nilai minimal yaitu 75. (2016) dengan demikian, perangkat
Berdasarkan persentase penguasaan tes hasil pembelajaran kimia berbasis discovery
belajar peserta didik memenuhi standar learning efektif digunakan pada
ketuntasan secara klasikal. pembelajaran asam basa dan garam.
Analisis peningkatan hasil belajar
peserta didik berdasarkan uji N-gain SIMPULAN DAN SARAN
diperoleh sebesar 0,82 maka dapat dikatakan Berdasarkan hasil penelitian dan
peningkatan hasil belajar dalam kategori pembahasan, maka dapat disimpulkan
tinggi setelah digunakan perangkat bahwa pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis discovery learning pembelajaran pada penelitian ini
pada proses pembelajarannya. menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4
Tes hasil belajar diberikan kepada tahap, yaitu pendefenisian (define),
peserta didik untuk memperoleh informasi perancangan (design), pengembangan
tentang penguasaan peserta didik terhadap (develop), dan tahap penyebaran
materi yang telah diajarkan. Hasil belajar (dessiminate). Secara umum hasil
peserta didik kelas VII SMP Negeri 36 pengembangan perangkat pembelajaran
Makassar terhadap pembelajaran kimia dalam penelitian ini valid, praktis dan
berbasis discovery learning pada materi efektif. (a) Valid, berdasarkan hasil validasi
asam basa dan garam diperoleh skor rata- oleh ahli pada perangkat pembelajaran
rata 83,48 dari skor maksimal 100. Skor berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
terendah 63,13 dan skor tertinggi 98,94 (RPP), Lembar Kegiatan Peserta Didik
dengan rentang skor 42,31. Berdasarkan (LKPD), Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD),
hasil analisis bahwa persentase hasil belajar media dan Tes Hasil Belajar (THB)
peserta didik sebesar 12,59% berada pada dikategorikan “Sangat Valid”, (b) praktis,
kategori sangat baik, 46,87% pada kategori berdasarkan hasil pengamatan oleh observer
baik, 28,12% berada pada kategori cukup, bahwa perangkat pembelajaran terlaksana
dan 12,50% pada kategori kurang. Dari 32 Seluruhnya” pada saat uji coba, sedangkan
peserta didik yang mengikuti tes hasil secara keseluruhan respon guru dan peserta
belajar, terdapat 87,50% peserta didik yang didik berada pada kategori “Sangat Positif”
tuntas, dan 12,50% peserta didik yang tidak
172
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2021, Vol. 4, No. 2 (164-173)

dan (c), efektif, kemampuan pemecahan Pembelajaran Discovery Learning


masalah peserta didik berada pada kategori terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
baik dan ketuntasan belajar peserta didik Kelas XI MIA SMAN 1 Tondong
secara klasikal tercapai. Tallasa Kab. Pangkep (Studi pada
Berdasarkan hasil yang diperoleh Materi Pokok Termokimia). Jurnal
dari penelitian ini, dapat dikemukakan Chemica, 17(1), 58-66.
beberapa saran yaitu pengembangan Nurhasanah, D. E., Kania, N., & Sunendar,
perangkat pembelajaran kimia berbasis A. 2018. Penggunaan Model
discovery learning hendaknya Pembelajaran Discovery Learning
dikembangkan untuk materi lain yang cocok untuk Meningkatkan Kemampuan
diajarkan dengan model ini, sehingga Pemecahan Masalah pada Siswa
peserta didik akan lebih termotivasi dan SMP. Jurnal Didactical
dapat mengkonstruksi sendiri Mathematics, 1(1), 21-32.
pengetahuannya. Bagi peneliti yang Rahmawati, Y., Mardiyana, & Subanti, S.
berminat mengembangkan lebih lanjut 2014. Pengembangan Perangkat
penelitian ini, diharapkan untuk melihat Pembelajaran Berbasis Penemuan
bagaimana kondisi peserta didik dan Terbimbing (Guided Discovery)
menggunakan observer yang disesuaikan dengan Pendekatan Somatic,
dengan banyaknya komponen yang diamati. Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
pada Materi Pokok Peluang Kelas IX
DAFTAR RUJUKAN SMP Tahun Ajaran 2013/2014.
Azzahro, I. F. 2014. Pengembangan Jurnal Elektronik Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran Berbasis Matematika, 2(4), 379-388.
Discovery Learning pada Sub Materi Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel,
Respirasi dan Fotosintesis Kelas VII M. I. 1974. Instructional
SMP. Pensa E-Jurnal: Pendidikan Development for Training Teachers
Sains, 2(3), 1-9. of Exceptional Children.
Hanafiah, Nanang, & Suhana, C. 2012. Minneapolis, Minnesota: Leadership
Konsep Strategi Pembelajaran. Training Institute/ Special Education,
Bandung: Refika Aditama. University of Minnesota.
Hutami, D. P., & Wiyatmo, Y. 2018.
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Guided
Discovery Learning untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep
dan Kemampuan Kerjasama Peserta
Didik. Jurnal Pendidikan Fisika,
7(1), 18-28.
Khomsiatun, S., & Retnawati, H. 2015.
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran dengan Penemuan
Terbimbing (Discovery Learning)
untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika, 2(1), 92-
106.
Luthfi, A. I., Danial, M., & Wijaya, M.
2016. Perbandingan Metode
Pemberian Tugas Kerja Kelompok
dan Kerja Individu pada Model
173

Anda mungkin juga menyukai