Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023 1

Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS


ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 8 KOTA BENGKULU
Rarah Sanggita Rolenza1*, Elvinawati2, Dewi Handayani3
123
Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
* email: rarah160700@gmail.com
Abstrak
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan
menentukan model pembelajaran yang tepat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan metode Pra Eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 8 Kota
Bengkulu. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 2. Instrumen yang digunakan yaitu tes (pretest
dan posttest). Hasil tes (pretest) kelas eksperimen memperoleh data rata-rata yaitu 29 dan hasil tes
(posttest) memperoleh rata-rata yaitu 81,33. Dari serangkaian uji statistik hipotesis yang dilakukan
pada tes (pretest dan posttest) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan sebelum dan
sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar

Abstract
One of the efforts that can be made to improve student learning outcomes is to determine the right learning
model. This research is a quantitative research with the Pre-Experimental method which aims to determine the
effect of the STAD type cooperative learning model to improve the learning outcomes of grade XI science
students at SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. The sampling uses purposive sampling techniques so that the sample
used in this study is class XI Science 2. The instruments used are tests (pretest and posttest). The experimental
class pretest results obtained an average data of 29 and the test results (posttest) obtained an average of 81.33.
From a series of statistical tests of hypotheses conducted on tests (pretest and posttest) showed that there were
significant differences before and after the application of the STAD type cooperative learning model to student
learning outcomes.

Keywords: STAD type Cooperative Learning Model, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan inti dalam penyelenggaraan pendidikan
disekolah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa. Pembelajaran yang berkualitas bergantung pada komponen pendukung
seperti siswa, guru, tujuan pembelajaran, model, metode, sarana dan prasarana, evaluasi serta
lingkungan belajar (Komara, 2014). Tujuan pembelajaran yang didukung dengan komponen yang
baik akan membangun pembelajaran yang aktif dan terarah. Tercapainya tujaun pembelajaran juga
dipengaruh oleh dua faktor yaitu faktor internal berupa motivasi siswa sendiri juga dapat
2 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

menentukan keberhasilan proses pembelajaran sedangkan faktor eksternal yaitu metode guru
dalam mengajar, ruang kelas dan teman bergaul. Kegiatan pembelajaran dikelas setiap mata
pelajaran memiliki kesulitan yang tidak sama sehingga membutuhkan keterampilan khusus untuk
menyampaikan materi pelajaran agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa adalah maat pelajaran kimia.
Pelajaran kimia merupakan mata pelajaran di sekolah menengah atas yang dianggap sulit,
dikarenakan dalam mempelajari ilmu kimia mempelajari tentang struktur, komposisi, sifat, dan
perubahan materi. Pemahaman siswa tentang ilmu kimia haruslah berkaitan antar konsep kimia
(Adriani, 2017). Pada kenyataanya mata pelajaran kimia ini sering menimbulkan kesenjangan antara
pemahaman konsep dan penerapan konsep dalam memahami dan mengembangkan materi kimia
sehingga banyak siswa yang belum berhasil dalam mempelajari suatu materi dalam ilmu kimia
(Devitasari, 2017).
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran kimia di sekolah menengah atas
berdasarkan kurikulum 2013 adalah siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil belajar dapat
diartikan sebagai hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan, diciptakan, dan dicapai dengan kerja
keras baik individu maupun kelompok setelah mengikuti proses pembelajaran (Komariyah & Laili,
2018). Hasil belajar mencerminkan tingkat pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang telah
diperoleh oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kimia SMAN 8 Kota Bengkulu
didapatkan bahwa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu menggunakan kurikulum 2013 dengan nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran kimia adalah 75, selain itu diperoleh informasi
bahwa hasil belajar siswa pada materi pelajaran kimia masih tergolong rendah. Data yang diperoleh
dari SMAN 8 Kota Bengkulu pada Tabel 1.1 ternyata masih banyak siswa yang nilai rata-rata
ulangan harian masih dibawah nilai KKM khususnya pada materi Laju Reaksi.
TABEL 1.1 DAFTAR NILAI KELAS XI IPA
Kelas Nilai Rata-Rata
XI IPA 1 69
XI IPA 2 61
XI IPA 3 69
XI IPA 4 63

Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan
dengan siswa itu sendiri, lingkungan belajar, atau metode pembelajaran. Saat ini SMA Negeri 8 Kota
Bengkulu lebih sering menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah
sehingga siswa lebih banyak menerima apa yang disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu siswa
kebanyakan tidak memperhatikan, tidak bersemangat, dan sulit untuk fokus kepada guru dan materi
yang disampaikan. Guru juga belum menerapkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan
partisipasi siswa dan mengikutsertakan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan masalah diatas salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
cara menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang aktif dengan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023 3
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

melalui diskusi, kolaborasi, dan eksperimen. Model pembelajaran yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi maka perlu model yang dalam kegiatannya mengikutsertakan siswa secara langsung.
Keikutsertaaan siswa misalnya siswa lebih aktif baik dalam bertanya maupun menjawab setiap
pertanyaan yang berasal dari guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Model
pembelajaran yang dimaksud tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Rusman
(dalam Suwardi, 2018) Pembelajaran kooperatif itu sendiri merupakan strategi model pembelajaran
yang melibatkan siswa secara langsung dengan menempatkan mereka dalam kelompok untuk
berkolaborasi dan berinteraksi dengan anggota lainnya. Ada beberapa tipe model pembelajaran
kooperatif salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah
salah satu model pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada aktivitas dan interaksi
antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi maksimal (Sumarni, 2020). Model kooperatif tipe STAD ini mengutamakan
kerjasama dan partisipasi aktif setiap anggota tim. Melalui kerjasama dalam tim, siswa diajak untuk
membantu satu sama lain dalam memahami materi, sehingga menciptakan lingkungan
pembelajaran yang inklusif dan mendukung (Wulandari, 2022). Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang digunakan penelitian ini, karena model ini memiliki sintaks atau langkah-langkah
pembelajaran yang terstruktur untuk mendukung pelaksanaannya. Hasil belajar siswa akan
dikembangkan melalui kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang didorong dari
kolaborasi dan dukungan tim dan penguatan pemahaman konsep.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa model kooperatif
tipe STAD berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Siregar, 2020) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD demikian juga hal nya tanggapan
peserta didik yang sangat positif. Demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh (Bakhtiar dkk,
2016) menunjukkan bahwa model kooperatif tipe STAD berpengaruh positif terhadap peningkatan
hasil siswa dalam belajar. Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya dapat dilihat dari
metode yang digunakan dalam penelitian pada penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen
dan materi yang digunakan juga berbeda dari penelitian sebelumnya
Dengan adanya permasalahan yang muncul pada kegiatan pembelajaran maka peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul“ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri 8 Kota Bengkulu”.
4 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Pra Eksperimen. Design penelitian menggunakan One Group
Pretest-Posttest Design. Adapun model desainnya sebagai berikut :

TABEL 3.1 ONE GROUP PRETEST-POSTTEST DESIGN


Pretest Perlakuan Posttest

Q1 X Q2

(Sugiyono, 2021).

Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Tahap persiapan terdiri dari tahap melakukan observasi ke sekolah yang menjadi tempat penelitian,
menentukan waktu penelitin dan menentukkan kelas penelitian, menyusun rancangan perangkat
pembelajaran seperti RPP, dan tes (pretest dan posttest) dalam bentuk pilihan ganda. Selanjutnya
melakukan validasi intrumen penelitian.
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari setiap siswa dikelas padal awal pembelajaran akan
diberi tes awal (Pretest) sebelum proses pembelajaran dimulai. Selanjutnya tahap perlakuan, pada
kela XI IPA 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran pada kelas XI
IPA 2 berpedoman pada perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah disusun Setelah pemberian pelakuan selesai, maka siswa akan diberi tes akhir
(Posttest).
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu melakukan pengolahan data terhadap hasil pretest dan
postest, serta mengolah tes, membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat,
serta menyusun laporan akhir berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat.
Populasi dalam peneltiian ini ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 8 Kota
Bengkulu yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA 3,dan XI IPA 4 yang berjumlah
sebanya 127 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling sehingga
didapatkan sampel yaitu kelas XI IPA 2 (kelas eksperimen) yang terdirir dari 30 siswa. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2022 di kelas XI IPA
2SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes
(soal pretest dan posttest). Tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
suatu materi yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji
normalitas dan uji hipotesis. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 26 untuk mengetahui kenormalan data melalui rumus Kolmogorov-Smirnov
dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikasi atau nilai p > 0,05 maka terdistribusi
normal, sedangkan jika nilai signifikasi atau p < 0,05 maka terdistribusi tidak normal [8]. Pada uji
hipotesis menggunakan aplikasi SPSS versi 26 dengan uji paired samples test yang dilakukan
terhadap data tes dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikasi < 0,05.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023 5
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar siwa, jika dilihat dari hasil nilai pretest
memperoleh rata-rata 29 sedangkan hasil posttest memperoleh nilai 81,33. Pada penelitian ini proses
pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan memberikan materi laju reaksi
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data hasil pretest dapat dilihat pada Tabel
1 berikut.
TABEL 1 HASIL PRETEST
Penyebaran Data Skor
Skor terendah 0
Skor tertinggi 50
Mean 29
Median 30
Modus 40
Standar deviasi 13,4805
Jumlah siswa 30

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai pretest siswa sebelum diberikan perlakuan
masih di bawah KKM yaitu 29 hal ini dikarenakan siswa belum memiliki kesiapan untuk memulai
proses pembelajaran.
Proses pembelajaran diawali dengan menyampaikan fenomena oleh guru dan diperhatikan
oleh siswa. Fenomena yang disampaikan berkaitan dengan materi laju reaksi yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada proses pelarutan gula akan lebih cepat ketika
menggunakan air panas dibandingkan air dingin. Fenomena yang disampikan akan memunculkan
berbagai macam pertanyaan dari siswa. Peran guru dalam mengarahkan siswa sangat diperlukan,
karena masalah yang dimunculkan pada tahap ini sangat menentukan jalannya pembelajaran.
Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan secara lebih lanjut
mengenai permasalahan yang ada. Hipotesis yang dibuat oleh siswa belum tentu benar, tetapi
kebanyakan sudah mulai mengarah kepada jawaban yang sebenarnya.
Kerja kelompok yang dilakukan siswa tidak lepas dari bimbingan guru karena pada proses
kerja kelompok ini siswa cukup banyak mengajukan pertanyaan kepada guru. Guru tidak langsung
menjawab pertanyaan dari siswa dalam kegiatan kerja kelompok ini tetapi guru mengarahkan siswa
untuk mengeluarkan ide-ide dengan menggunakan pertanyaan yang mampu memancing siswa untuk
berpikir. Informasi yang telah diperoleh siswa selanjutnya dapat diolah untuk menjawab
permasalahan yang ada. Setelah kerja kelompok dilakukan siswa diminta untuk mempresentasikan
hasil yang diperoleh. Kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda dapat memberikan saran dan
masukan kepada kelompok yang lain. Perbedaan jawaban yang diperoleh siswa akan dibahas lebih
lanjut bersama guru sehingga didapatkan jawaban yang paling benar untuk disepakati.
6 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

Selanjutnya setelah kerja kelompok selesai siswa akan mengikuti tes individu (kuis). Pemberian
kuis dalam model STAD bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa selama belajar dalam
kelompok. Data hasil kuis setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Kuis
Penyebaran Data Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor terendah 75 75
Skor tertinggi 80 90
Mean 79,333 80,833
Median 80 80
Modus 75 80
Standar deviasi 4,866 4,749
Jumlah siswa 30 30

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai kuis pada pertemuan pertama adalah 79,333
dan pertemuan kedua adalah 80,833 ini menunjukkan bahwa setiap pertemuan nilai kuis mengalami
peningkatan. Kuis yang diberikan setiap pertemuan disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada
pertemuan tersebut. Jenis pertanyaan yang disajikan dalam kuis mencakup pemahaman siswa dari
tingkat terendah hingga tingkat tinggi untuk menguji pemahaman siswa secara menyeluruh terhadap
materi yang telah mereka pelajari pada pembelajaran di kelas. Tujuan utamanya adalah unuk
membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam dan meningkatkan prestasi akademik
siswa dari waktu ke waktu.
Pembelajaran dengan model STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah salah satu
pendekatan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Pendekatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kinerja akademis siswa melalui kerja sama kelompok yang efektif.
Sejalan dengan pendapat oleh Wardana dkk (2017) yang menyatakan bahwa Pembelajaran
kooperatif tipe STAD, bekerja dalam kelompok sehingga siswa dapat menumbuhkan kemauan kerja
sama, berpikir kritis, termotivasi, bertanggung jawab terhadap kelompok. Siswa memiliki kemampuan
untuk membantu teman dan terhadap diri sendiri dalam mengikuti kuis nantinya guna mencapai
suatu tujuan yaitu mendapatkan penghargaan tim yang super. Adanya evaluasi, siswa mampu
merangkum pelajaran yang diterima dari penjelasan guru maupun hasil kerja kelompok yang
dilakukan. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dimana siswa
tidak diperbolehkan bekerja sama.
Selanjutnya setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa diberikan
tes akhir (posttest) yang bertujuan untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Data hasil Posttest dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Posttest
Penyebaran Data Skor
Skor terendah 70
Skor tertinggi 100
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023 7
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

Mean 81,33
Median 80
Modus 80
Standar deviasi 8,995
Jumlah siswa 30

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest yang diperoleh lebih besar
dibandingkan pretest. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan dikelas. Sejalan dengan penelitian Handayani (2021) menunjukkan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata yang diperoleh.
Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan bahwa siswa mudah memahami materi pelajaran ketika
proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD. Proses pembelajaran yang
dilakukan dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division(STAD) memberikan
kesempatan untuk siswa saling berinteraksi dalam kelompok dalam menyelesaikan dan mempelajari
permasalahan yang diberikan. Setiap siswa harus bertanggungjawab untuk menguasai permasalahan
dan mengajarkan kepada sesama anggota kelompoknya.
Setelah diperoleh nilai postest selanjutnya dilakukan uji hipotesis berupa uji t untuk menguji
hipotesis yaitu ada tau tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa ditinjau dari nilai pretest dan
posttest yang diperoleh. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat berupa uji
normalitas dan uji homogenitas.Data uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4 dan
5.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
Perlakuan Kolmogorov – Smirnov Keputusan
Hasil belajar 0,054 Terdistribusi Normal

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-
Smirnov dengan taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal ketika skor > 0,05 sebaliknya jika skor < 0,05 maka data dikatakan tidak
terdistirbusi normal. Hasil Sig. data hasil belajar sebesar 0,054 sehingga keputusan yang bisa
diambil data terdistribusi normal.
Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas
Perlakuan sig α Keputusan
Hasil belajar 0,222 0,05 Homogen

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas dengan taraf signifikansi
yang digunakan yaitu 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa data bersifat homogen ketika skor > 0,05
sebaliknya jika skor < 0,05 maka data dikatakan tidak homogen. Hasil Sig. data hasil belajar sebesar
0,222 sehingga keputusan yang bisa diambil data bersifat homogen.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan pada data pretest dan posttest diperoleh data bahwa
data pretest dan posttest terdistribusi normal dan data bersifat homogen. Langkah selanjutnya
pengujian hipotesis dengan uji t dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai rata-
8 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

rata hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Data hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 6.
TABEL 6 HASIL UJI-T HASIL BELAJAR
Data Taraf sig. Sig.(2-tailed) Kesi
mpulan
Hasil belajar 0,05 0,000 Ha diterima

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh data hasil belajar memiliki nilai Sig. (2-
tailed) (0,000) < α (0,05) menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang menandakan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan bahwa Terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar yang signifikan sebelum dan
sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar
siswa yang didukung oleh uji hipotesis yang menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dengan
nilai uji t (0,000 < 0,05).

REFERENCES

Adriani, D. (2017). Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi dan Penguasaan
Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, 6 (2), 308-318
Buaton, R. A., Sitepu, A., & Tanjung, D. S. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. EDUKATIF :Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (6), 4066-
407
Devitasari, P. I.(2017). Pengaruh Pembelajaran Model Learning Cyle 5E Terhadap Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas XI SMKN 2 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Fisika, 6 (5), 13-24
Effendi. (2017). Hubungan Readiness (Kesiapan) Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Fisika Kelas X SMK Muhammadiyah 03
Sukaraja. JPF: Jurnal Pendidikan Fisika, 5 (1), 15-24
Komara, E. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung : PT Refika Aditama
Pakpahan, R. A. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Hasil
Belajar IPASiswa SMP. Jurnal ESTUPRO, 7(2), 1-6
Primadona, H., Nehru., & kurniawan, W. (2018). Perbandingan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Media
LectoraInspire dan Powerpoint pada Materi Momentum dan Implus Kelas X SMAN 3 Muaro Jambi. EduFisika, 3 (1),
43-54
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Press
Sugiyono. (2021). Metode penelitian dan Pengembangan. Bandung :Alfabeta
Sumarni, E. T., & Mansurdin. (2020). Model Kooperatif Tipe STAD Pada Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 4 (2) , 1309-1319
Suwardi, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Sekolah
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA RAFFLESIA 1 Tahun 2023 9
Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu

Dasar. Proceeding Biology Education Confeence, 15(1) : 53-56


Wardana, I., Banggali, T., & Husain, H.(2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelasn XI IPA Avigadro SMA Negeri 2 Pangkajene (Studi
Pada MateriAsam Basa). Chemica : Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia, 18 (1), 76-84
Wulandari, I. (2022). Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Dalam Pembelajaran MI. Jurnal
Papeda, , 4 (1), 17-23

Anda mungkin juga menyukai